About My Pain
Alfy Mansion | 06:00 AM
Sinar mentari pagi menyeruak masuk ke dalam ruangan gelap melalui cela horden coklat pastel dan berhasil membangunkan sang pemilik kamar.
"Mmm.." keluhan kecil keluar dari mulut wanita itu, tangannya bergerak mengambil bantal untuk menutupi wajahnya dari cahaya matahari.
Beberapa detik kemudian, bayangan wajah pria tampan berjas pakaian kantornya muncul, membuatnya kembali melempar jauh bantal mahal yang terbuat dari bulu angsa itu.
'Aku harus cepat bangun! biar bisa bantuin bu Mia buatin sarapannya Alfy.' Bisikan batin wanita cantik bernama Maria Nuan Ollyfi yang baru saja terpaksa bangun dari tidurnya.
Maria lirik kasur sebelah kirinya. Kosong. Seharusnya di Alfy ada disebelahnya, sedang memeluknya. Tapi kemungkinan itu tidak mungkin ada. Alfy terlalu jauh.
Tanpa butuh waktu lama mengambalikan kesadarannya -Maria bangkit dari tidurnya dan memasuki kamar mandi yang tersedia di kamarnya.
"Salamat pagi bu Mia." wanita dewasa yang sedang sibuk memotong wortel mengalihkan pandangannya, melihat ke arah Maria yang baru saja turun dari kamar dengan pakaian rumahannya.
Bu Mia sudah lama bekerja sebagai kepala asisten di Mansion besar, milik Alfy. Memang tidak sedikit asisten di Mansion. Penyebabnya, karena rumah ini terlalu besar.
"Selamat pagi nyonya?" Bu Mia tersenyum memperlihatkan semua gigi, memberikan senyuman terbaik yang bu Mia miliki untuk istri Tuannya.
'Nyonya lagi.' gerutu Maria dalam hati. Maria tidak suka panggilan itu, terdengar seperti wanita paruh baya yang suka marah-marah pada asisten rumah tanggannya.
"Ibu, aku dan Alfy sudah menikah 3 bulan. Alfy sudah menganggap ibu -ibunya sendiri jadi anggap aku anak ibu juga ya?" Maria memperlihatkan wajah kecewanya. "Panggil aku dengan nama aku, bu. Maria atau Ria." Lanjut Maria.
Ibu Mia adalah orang paling tua di rumah ini. Maria tidak bisa melakukan pekerjaan rumah, tapi demi suaminya Maria ingin belajar semua pekerjaan itu, terutama memasak, Maria ingin sekali belajar masak dari ibu Mia.
"Iya deh, Ria." jawabnya tanpa berhenti memotong wortel, mengelus pipi Maria dengan senyuman yang terukir jelas di bibirnya.
"Aku mau bantu bu Mia." Maria mengambil alih sepatula, berjalan mendekati kompor, dan membalik ikan yang sedang di goreng.
Bergaya di depan kamera adalah keahlian Maria karena itu tidak sedikit perusahaan fashion menggunakan jasanya. Tapi memasak, itu masuk ke dalam salah satu ketidak ahliannya.
Sebab itu pelajaran memasak pertama yang harus Maria pelajari, membalik ikan atau ayam yang sedang di goreng. Tantangannya, cipratan minyak yang akan membuatnya memekik kaget.
"Aw!" Cepat-cepat Maria meninggalkan sepatulanya ke wetafel membasuh lengan yangan terkena cipratan minyak.
"Apa yang kau lakukan?"
Maria mematikan keran, lalu memutarkan tubuhnya, dan mendapati pria berperawakan tinggi berdiri tepat di depannya.
Ya, suara maskulin itu milik Alfy Zael Yoan -suami Maria. Orang pertama yang bisa mengambil hati Maria dengan satu tatapannya.
Jantung Maria yang awalnya normal mulai berdetak lebih cepat dari biasanya. Sudah 3 bulan Maria menikah dengan Alfy. Tetapi, masih saja jantungnya bertingkah abnormal saat Alfy berada di dekatnya.
Mungkin ada wajah yang sangat tampan, tubuh yang ideal menjadi penyongkong jantung Maria berdetak tidak normal.
Kalau saja Maria tidak punya malu dan Alfy tidak akan memarahinya, ia ingin sekali memeluk, menghirup sebanyak-banyaknya harum parfum bercampur harum tubuh Alfy yang sudah sedikit tercium dari jarak dua meter darinya.
"Sekarang. Apa yang sedang kau pikirkan?" Ujarnya sambil menyentil kening putih dan mulus Maria. Sedangkan Maria mengelus keningnya yang sedikit memerah, karena sentilan jari Alfy.
Terbuat dari apa jari Alfy? Karena Maria merasakan kesakitan hanya dengan sentilan Alfy.
Alfy berjalan mendekati meja makan dan berjalan menjauhi Maria yang masih terdiam. Setelan kerja seperti yang Maria bayangkan tadi pagi sudah melekat di tubuh Alfy dengan sempurna. Potongan rambut undercutnya tersisir rapih ke belakang.
Meninggalkan harum Parfum black code dari Giorgio armaninya. Dan Maria sudah ke habisan kata untuk mengaggumi keindahan yang Alfy miliki.
"Alfy, kamu mau berangkat kerja sepagi ini?" Maria dengan piring dua piring sarapan berjalan mendekati Alfy yang sedang fokus dengan iPad di tangannya.
"Ada rapat penting " jawab Alfy tanpa menoleh ke arah Maria.
Dari samping Alfy terlihat begitu perfect, dengan hidung mancung langkanya yang akan sangat mengganggu saat berciuman.
Bibir yang tipis Alfy, menandakan tipe orang yang cakatan dan tegas. 'Oh my god. Bisa kalian bayangkan bagaimana bibir Alfy? Apa lagi saat ada smirk di bibirnya. Masih pagi Maria, jangan berpikiran aneh!'
Jarak mata dan alisnya berjauhan, seperti orang yang sedang marahan dan itu menandakan pria yang playboy. Tapi sepertinya tidak semua pria yang memiliki mata yang jauh dari alis itu playboy, buktinya Alfy hanya mempunyai satu istri dan satu kekasih.
Kekasih? Ya, begitulah. Alfy memiliki kekasih hatinya, kerena itu Maria hanya bisa menjadi pemilik statusnya dan tidak dengan hatinya.
Bagaimana mereka berdua bisa menikah? Itu karena, peraturan kuno yang masih di gunakan orang tua Maria dan Alfy -perjodohan sederajat. Kekasihnya Alfy tidak sekaya Alfy, maka dari itu orang tua Alfy atau mertua Maria tidak merestui Alfy dengan kekasihnya itu.
Tapi walipun hanya bisa memiliki statusnya saja, Maria tetap senang menjadi istrinya Alfy. Karena Maria bisa malihat wajah tampan Alfy setiap hari. Walaupun sikap manisnya hanya di tunjukan kepada kekasihnya semata dan sikap dinginnya hanya di tunjukan untuk orang asing, seperti Maria.
'Liat sini dong Al liat, liat, liatttt...'
"Berhenti melihatku seperti itu!" Suara bariton itu membuat Maria mengalihkan matanya melihat ke arah lain, meregangkan tubuhnya, seolah-olah Maria tidak mengerti apa yang Alfy katakan. Maria hanya memperhatikan, bukan melihat.
"Ehmm... kamu gak mau makan, makanan sudah ada di depanmu? Kamu bilang ada rapat penting." mengalihkan pembicaraan adalah hal yang tepat untuk keadaan ini.
"Jangan mengalihkan pembicaraan." Alfy menaruh iPadnya, melihat Maria dua detik, lalu memakan makanan di depannya.
Alfy menyuapkan makan ke dalam mulutnya. Tapi di mata Maria seakan dia sedang melakukan slow motion yang membuat Maria rugi untuk melewatkannya.
Semua yang di lakukan Alfy sungguh mengaggumkan. Mulai dari Makan, fokus pada pekerjaannya, berjalan, memakai dasi, dan memakai jam di tanganya, itu salah satu kesukaan Maria. Apa lagi, saat melihat Akfy tersenyum.
Maria mengalihkan pandangannya ke arah lain, setelah Alfy memergoki Maria sedang memperhatikannya, lagi.
Maria melirik alfy yang menarik sesikit bibir kanannya. Akh! Senyuman kecil itu sangat manis. Walau Maria hanya melihatnya sebentar.
Alfy melanjutkan memasukan makanan ke dalam mulutnya, menghabisi yang masih tersisa di piringnya.
Setelah piringnya sudah kosong, pria itu bangkit dari duduknya dan membawa semua perlengkapan yang mau di bawa ke kantor kemudian Maria berdiri menyusulnya. Siapa tau Alfy mau mencium keningnya, seperti pasangan suami istri biasanya.
"Behenti berharap!" Alfy meneloyor kepala Maria dan kalimat yang keluar dari mulutnya tadi membuat Maria menjatuhkan tubuhnya ke kursi tempatnya duduk tadi.
Alfy selalu saja bisa menebak jalan pikiran Maria. 'Dari mana dia mendapatkan pelajaran menebak isi kepala orang? Aku ingin belajar pelajaran itu.'
Cup!
Dengan cepat Alfy mencium kening Maria, dengan cepat juga Alfy menjauhkan dirinya dari Maria. Tanpa sadar sebuah senyuman melengkung, tercetak manis di bibir Alfy.
TubuhMaria menegang saat merasakan bibir lembut Alfy menyentuh keningnya. Seakanjantungnya berhenti dan detik ini Maria meninggal karena kecupan dati suaminyadi kening. Maria mengigit bibir bawahnya dan wajahnya bersemu.
__
Hampir semua saluran televisi manyirakan penghitungan vote suara gubernur Jakarta dan Banten. Maria melihat jari kelingkingnya yang berwarna ungu, tanda sudah ikut pemilihan gubernur untuk Jakarta.
Salah satu chanel swasta sedang menayangkan film Diraemon: stand by me, Maria bukan anak kecil yang suka film animasi itu. Sedangkan yang lain menanyangkan senetron India dan Maria juga bukan ibu-ibu yang suka salah satu serial dari India itu. Di tambah lagi Maria penasaran siapa pasangan ketua dan wakil gubernur yang menang di pemilihan kali ini. Apa Ali dan Salim akan menang? Atau Ariq yang akan menang?
Maria memilih nomor urut 3 Ali dan Salim. karena menutunya, hanya mereka yang bersih, tanpa konflik. Kalau nomor urut 2 ada Ariq dan Dadang, Maria dengar mereka sedang ada masalah penistaan agama sebelum pemilihan. Nomor urut 1 ada Agis dan Saluma, Maria tidak suka karena berpasangan dengan Saluma. 'Seharusnya Agis bersamaku. Hahahaha.... aku hanya bercanda.'
"Maria!!!" suara nyaring masuk ke dalam telingaku.
Maria mencari orang yang memanggilnya dengan suara cempeng itu.
'Apa rumah ini hutan? Kenapa dia harus berteriak. Memang aku tidak punya telinga untuk mendengarnya berbicara pelan.'
Seseorang muncul dari pintu putih yang menjulang tinggi. Oh my god! Wajah cantik itu yang keluar dari sana. 'Maafkan aku membicarakanmu dalam hati.'. "Mamah." Rene yang keluar dari pintu besar itu -mamahnya Alfy.
Mamah Alfy memiliki wajah yang awet muda. Mungkin dari mamahnyalah Alfy mendapatkan wajah yang awet muda.
"O..oh, hai mah!" Untung saja Maria membicarakannya di dalam hati tadi, jadi mamah Alfy tidak tahu.
Mamah Alfy sudah duduk si samping Maria.
"Sayang, kamu udah nyoblos?" Rene menunjukan jari kelingking berwarna ungu di ujung jarinya.
"Udah dong mah" Maria menujukan jari tengah, jari manis, jari kelingking dan berbentuk O untuk jari telunjuk dan ibu jarinya.
"Ouh... kamu pilih AS?"
"AS? AS yang mana mah? Agis Saluma atau Ali Salim?" AS siapa yang di maksud mertua tercintaku kali ini. Kebiasaan mamah, mulai. Rene memang selalu menyingkat-menyingkat kata. Apa pun itu.
Apa lagi saat saling mengirim pesan pada Maria. Maria harus bertanya dulu pada Alfy atau bu Mia. Baru Maria bisa membalas pesan Rene.
"Oh.. iya ya?! Maksud mamah itu, Ali Salim." Maria menganggukan kepalanya, mendengar penjelasannya.
"Iya, aku pilih Ali dan Salim. Menurut aku mereka yang paling lurus, mah. Ga belok-belok, hmph.." ujar Maria sambil menunjuk televisi di depannya dan berusaha untuk tidak tertawa.
"Ck... lurus apanya?" Suara Alfy menyambung ke dalam percakapan Maria dan Rene.
Alfy memang seperti malaikat yang datang dan pergi tanpa sepengetahuan orang. Terbukti dengan Alfy yang sudah duduk di sofa.
Alfy duduk di single sofa, bersebelahan dengan sofa Yang diduduki Maria. 'Kapan dia datang? Apa dia mendengar semua percakapan aku dan mamah?'
Maria bergidik bahu karena tiba-tiba bayangan Alfy yang mencium keningnya lewat.
"Emangnya kamu pilih siapa Al?" Maria melihat Rene lalu beralih ke arah Alfy. menggu Alfy menjawab pertanyaan mamahnya.
"Ariq lah, mah! Soalnya Ariq bakalan membuat Jakarta ini menjadi Jakarta jadi lebih maju." jawab Alfy sambil melihat ke arah iphone yang di genggamnya saat ini.
Alfy selalu saja sibuk dengan pekejan-pekerjaannya. Bagaimana bisa ada anak bayi di rumah ini, sedangkan dia hanya sibuk dengan semua pekerjaannya. Ya, Maria bahwa tahu Alfy adalah orang tersibuk di Indonesia ini.
Semua pengusaha di Indonesia tahu siapa Alfy. Pangeran ice yang tampan dengan harta yang tidak terhitung. Saking kayanya Alfy computer pun penat untuk menghitung uangnya.
Jadi sudah pasti banyak orang yang ingin menyaingi kekayaan Alfy dan ingin menjatuhkannya. Tapi tidak bisa karena perusahaan Alfy sudah menjadi sekutu perusahaan ayahnya Maria. Perusahaan terkaya kedua setelah perusahaan yang Alfy pegang.
"Bagaimana kalau kita taruhan?" Fikiran itu tiba-tiba muncul saja di otak Maria. Mungkin untuk menarik perhatian Alfy.
Wajah Alfy sudah tidak lagi melihat ke iphone yang di genggamnya dan Ia melihat ke arah Maria sambil mempertunjukan senyumah smirknya.
"Siapa takut." jawab Alfy dengan begitu simple.
"Okeh. Kalau aku aku menang, dalam satu bulan kamu harus menurut dengan semua perkataan aku dan sebaliknya."
Alfy mengangguk, sambil bangkit dan pergi menjauhi Maria dan mamahnya yang sedang melihat bingung ke arahnya.
Apa seyakin itu Alfy bisa menang? 'Hahahaha... aku adalah ratu taruhan di SMA. Kita lihat siapa yang akan memenangkan taruhannya.'
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
sakura
. ....
2024-12-14
0
Novi Safitri
good
2022-06-18
0
Yuna
aq selalu suka novel yg part nya panjang..😍
2020-12-04
0