Chapter Five

Maria menghirup aroma parfum Alfy yang menempel di bed kingnya. Sudah tiga hari Alfy tidak pulang ke rumah. Entah di mana pria itu berada, sekarang.

Maria mengobati rasa rindunya pada Alfy, dengan tidur di kamar Yang harusnya kasur besar itu milik Maria juga, karena Maria istrinya.

Setelah pertengkaran pertama dalan 3 bulan pernikahannya, Alfy pergi dari rumah sudah tiga hari. Rian bilang Alfy juga tidak pergi bekerja dan pada kahirnya semua pekerjaan Alfy, Rian yang mengerjakan.

Maria inin sekali menghubunginya tapi ia takut Alfy akan maraj jika Matia menelfonya. Alfy termasuk kedalam kelompok pria yang tidak suka di bantah. Dia akan sangat marah sekali, kalau perkataannya tidak di turuti.

'Mungkin dia bersama wanita bingkai yang cantik itu. Benarkah seperti itu? Mungkin. She is so perfact jadi memang patut untuk di perjuangkan.' Itu yang di katakan Maria dalam hatinya.

Maria berani memasuki kamar Alfy hanya saat pria itu tidak ada rumah. Kamar Alfy di dominasi dengan warna hitam, semua orang mungkin akan merasakan terintimidasi saat memasuki kamar Alfy, walau begitu semua yang ada di kamar Alfy tertata dengan sangat rapih.

Bahkan spery yang di gunakan untuk menutupi kasurnya saja berwarna hitam. 'Apa hitam adalah warna kesukaan Alfy?'

Bagaimanapun juga Alfy seorang pria suka dengan yang simple-simple, jadi hal lumrah jika Alfy menyukai warna hitam.

Jam menunjukan pukul 06:30.

"Seharusnya sekarang kau sudah ada di meja makan, Alfy." Maria mengoceh untuk dirinya sendiri. Bangun dari tidur, Maria bawa tubuhnya menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.

Selesai Maria membersihkan tubuhnya. Ia turun ke bawah untuk sarapan pagi dengan pakaian dress santai yang biasanya digunakan dirumah.

Seseorang sudah berdiri di sanah. Postur tubuh yang sudah tidak asing untuk mata Maria. Seorang itu berbalik melihat ke arah Maria dan tak lupa tersenyum dengan manisnya. Senyum manis itu yang membuat Maria bertahan di rumah besar dan semembosankan.

Itu adalah senyum dari bu Mia. Bu Mia selalu menyambut istri Tuannya dengan senyuman hangat di bibirnya. Dan karena senyum itu juga yang mambuat Maria teringat dengan almarhum Mitha _ibu_ yang melahirkan Maria ke dunia.

Mitha meminggal karena penyakit jantung. Dulu Rayon selalu membentak dan berkata kasar pada Mitha, tapi sejak Rayon tahu Mitha meninggal karena penyakit jantung. Ia sangat menyesal sudah berteriak dan berkata kasar pada istrinya. Tapi Marua yakin sudah memaafkan karena ibunya sangat mencintai ayahnya. Begitupun sabaliknya.

'Apa aku harus seperti mamih dulu baru Alfy akan menyesal, karena sudah banyak mengecewakanku?

Tapi jika di lihat dari sudut lain. Mungkin Alfy tidak akan menyesal sedikitpun. karena tidak adanya aku, dia bisa kembali ke wanita bingkai itu.'

Wanita bingkai? Maria manggilnya wanita bingkai. Bukan kah itu sedikit kasar? Tapi mau bagaimana lagi Maria tidak tahu siapa nama wanita itu. Apa Maria harus mencari tahu? Bagaimana Alfy marah, kalau Maria mencari tahu urusan pribadinya.

"Bu mia masak apa?" Bu mia kembali fokus pada masakan yang di masaknya.

"Onigiri."

"Onigiri? Wahh... boleh juga selera makan bu Mia." Maria tidak menyangka kalau selera makannya bu mia tinggi. Bahkan ia belum pernah makan origini untuk breakfast.

Bu Mia sedang membentuk nasi menjadi segitiga setelah masukan irisan ikan tuna ke dalam nasinya.

"Bukan buat ibu, Maria. Tapi buat Tuan Alfy" mendagar nama Alfy yang keluar dari mukut bu mia. Maria mengalihkan pandangannya dari tangan bu mia, mencari keberadaan suaminya.

'Alfy? Dia sudah pulang? Kalau belum pulang kenapa bu mia membuat makanan untuk Alfy? Berarti dia sudah pulang.'

"Alfy sudah pulang bu?" Tidak ada basa basi Maria langsung bertanya, dari Maria berdebat dengan otaknya.

Bu mia manganggukan kepalanya.

"Sudah. Mas Alfy nunggu di sofa ruang TV__" tanpa mendengarkan jawaban bu mia sampai selesai. Maria berjalan perlahan mendekati ruang TV yang memang tidak jauh dari dapur.

Maria tahu pasti bu Mia langsung menggeleng kepalanya, melihat tingkah Maria yang seperti anak kecil baru di belikan mainan baru.

Di sana, Maria melihat Alfy yang sedang memejamkan matanya. Wajah tampan yang dingin sudah berubah menjadi wajah yang tenang walau sedikit ada kerutan di dahinya.

Maria berjalan mendekati Alfy secara perlahan agar tidak membagunkan Alfy.

Alfy belum menyadari keberadaan Maria di depannya. Buktinya pria itu belum membuka matanya. 'Apa dia tidur? Kenapa dia tidak tidur di kamar?'

'Ya tuhan, apa aku dosa mencium suamiku sendiri?

Tidak kan?' Maria bertanya dan menjawab sendiri dalam hatinya.

Perlahan wajah Matia mendekati wajahnya pria yang tertidur tenang, dengan sedikit membungkukan tubunya, Maria menutup matanya saat jaraknya tinggal satu centi meter lagi bibir Maria dan bibir Alfy akan menyatu.

Cup

'Apa yang kau lakukan Maria? Sadarkan dirimu Maria! Kau mau Alfy membuhuhmu? Jauhkan dirimu dari Alfy. SEKARANG!' suara itu mengingatkan Maria atas apa yang sedang dilakukan

Apa yang aku lakukan? Apa Maria sedang menggali kubuarnya sendiri? Alfy pasti akan mengamuk jika dia tahu, Maria mencium tepat di bibirnya.

Setelah pikirannya sudah kembali Maria lansung menarik wajahnya menjauh wajah Alfy dengan perlahan, Maria takut Alfy terbangun kerena gerakannya. Di tampah lagi bisa di pastikan, Maria akan kena amukan plus kata-kata kasar yang keluar dari mulut manis Alfy.

Baru tiga centi meter Maria mengambil jarak. Maria membuka matanya saat tangan besar Alfy menarik tengkuknya, sehingga bibir Maria menempel dengan bibir merah alaminya Alfy.

'Alfy tidak membuka matanya. Apa yang Alfy lakukan? Apa ini benar-banar Alfy suamiku? Ada apa dengannya?'

Marau menutup matanya kembali, dan menikmati kehangatan bibir Alfy yang menjelajahi seluruh isi mulutnya. Maria tidak membiarkan kesempatan indah itu, lepas begitu saja. Pasti akan jarang sekali atau bahkan tidak akan pernah Maria bisa merasakannya ciuman Alfy.

Alfy terus memperdalam ciumannya. Ini pertama kalinya untuk Maria berciuman, jadi ia hanya mengikuti jalan main bibirnya Alfy. Ciuman Alfy sangat lembut dan lama kelamaan ciuman Alfy menjadi lebih menuntut dan lidahnya mulai masuk ke dalam mulutku. Lidahnya, seperti menghitung semua gigi Maria.

Dari mana Alfy belajar berciuman? Apa Alfy berlatih berciuman dengan wanita bingkai? Pantas saja Alfy tahu bagaimana caranya berciuman yang baik dan benar.

Tangan lain yang tidak digunakan memegang tenguk Maria, Sudah berjalan mengelus tangan kanan Maria. Sentuhan Alfy membuatnya merinding. Tangan Maria yang awalnya hanya diam, kini sudah mengelus lembut dada keras Alfy. Baru kali ini Matia memegang tubuh Alfy, bisa sedakat ini dan seintim ini.

Hanya dengan sentuhannya saja bisa membuat Maria seakan benar-benar sedang terbang.

Biasanya Alfy akan memegang tubuhnya saat pria tampan itu sedang marah. Tapi sekarang tidak ada lagi sentuhan kasar, hanya sentuhan-sentuhan lembut yang menyelimuti kulit halusnya Maria.

Nafas Maria sudah mulai habis karena Alfy sama sekali tidak memberikannya jeda waktu untuknya mengambil nafas.

Seakan sadar bahwa Maria sudah kehabisan nafas, Alfy melepas pautan bibirnya.

Maria membuka matanya dan melihat Afy yang baru membuka matanya. Mata coklat milik Alfy bertemu dengan mata hitam milik Maria.

Bruk

Saat Alfy menyadari bahwa wajah Maria yang berada di depannya, dia langsung mendorong tubuh Maria jatuh ke sofa yang ada di belakannya. Alfy berdiri dengan wajah memerah padam.

Haish...

Alfy membuang nafas kasar, sambil mengacak-acak rambut belakangnya. Lalu berjalan pergi sambil menghentakan kakinya.

'Ada apa ini? Apa dia menyesal sudah menciumku? Apa dia kecewa karena aku bukan wanita bingkai?

Apa saat berciuman dia berfikir aku ini adalah wanita di bingkai itu?

Kalau bukan, kenapa dia bisa semarah itu?'

'Pasti wanita bingkai itu sangat spesial. Sehingga dia mencium istrinya sendiri, seperti perbuatan dosa yang sangat besar. Seperti dia mencampakan permpuan yang di cintainnya.'

Terpopuler

Comments

Jihan Silvia Husein

Jihan Silvia Husein

kelamaan ni

2020-09-25

0

Dea Deau

Dea Deau

bodohnya thor seorang model terkenal kayak perempuan murahan , jg pake atas nama istri krn itu cuma kata 2 kiasan buat sosokistri yg sedikit mahal thor jgn murahan

2020-07-15

2

Suci Az'zahrah

Suci Az'zahrah

gue kira gue aja yg gk bisa buka gambarnya
smpai di pencet kuat2 pun sma.
hufft untungnya gk jebol di hp

2020-07-10

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter One
2 Chapter Two
3 Chapter Three
4 Chapter Four
5 Chapter Five
6 Chapter Six
7 Chapter Seven
8 Chapter Eight
9 Chapter Nine
10 Chapter Ten
11 Chapter Eleven
12 Chapter Twelve
13 Chapter Thirteen
14 Chapter Fourteen
15 Chapter Fifteen
16 Chapter Sixteen
17 Chapter Seventeen
18 Chapter Eighteen
19 Chapter Nineteen
20 Chapter Twenty
21 Chapter Twenty One
22 Chapter Twenty Two
23 Chapter Twenty Three
24 Chapter Twenty Four
25 Chapter Twenty Five
26 Chapter Twenty Six
27 Chapter Twenty Seven
28 Chapter Twenty Eight
29 Chapter Twenty Nine
30 Chapter Thirty
31 Chapter Thirty One
32 Chapter Thirty Two
33 Chapter Thirty Three
34 Chapter Thirty Four
35 Chaprer Thirty Five
36 Chapter Thirty Six
37 Chapter Thirty Seven
38 Chapter Thirty Eight
39 Chapter Thirty Nine
40 Chapter Fourty
41 Chapter Fourty One
42 Chapter Fourty Two
43 Chapter Fourty Three
44 Chapter Fourty Four
45 Chapter Fourty Five
46 Chapter Fourty Six
47 Chapter Fourty Seven
48 Chapter Fourty Eight
49 Chapter Fourty Nine
50 Chapter Fifty
51 Chapter Fifty One
52 Chapter Fifty Two
53 Chapter Fifty Three
54 Chapter Fifty Four
55 Chapter Fifty Five
56 Chapter Fifty Six
57 Chapter Fifty Seven
58 Chapter Fifty Eight
59 Chapter Fifty Nine
60 Chapter Sixty
61 Chapter Sixty One
62 Chapter Sixty Two
63 Chapter Sixty Three
64 Chapter Sixty Four
65 Chapter Sixty Five
66 Chapter Sixty Six
67 Chapter Sixty Seven
68 Chapter Sixty Eight
69 Chapter 68.5
70 Chapter Sixty Nine
71 Chapter Seventy
72 Chapter Seventy One
73 Chapter Seventy Two
74 Dear Pembacaku
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Chapter One
2
Chapter Two
3
Chapter Three
4
Chapter Four
5
Chapter Five
6
Chapter Six
7
Chapter Seven
8
Chapter Eight
9
Chapter Nine
10
Chapter Ten
11
Chapter Eleven
12
Chapter Twelve
13
Chapter Thirteen
14
Chapter Fourteen
15
Chapter Fifteen
16
Chapter Sixteen
17
Chapter Seventeen
18
Chapter Eighteen
19
Chapter Nineteen
20
Chapter Twenty
21
Chapter Twenty One
22
Chapter Twenty Two
23
Chapter Twenty Three
24
Chapter Twenty Four
25
Chapter Twenty Five
26
Chapter Twenty Six
27
Chapter Twenty Seven
28
Chapter Twenty Eight
29
Chapter Twenty Nine
30
Chapter Thirty
31
Chapter Thirty One
32
Chapter Thirty Two
33
Chapter Thirty Three
34
Chapter Thirty Four
35
Chaprer Thirty Five
36
Chapter Thirty Six
37
Chapter Thirty Seven
38
Chapter Thirty Eight
39
Chapter Thirty Nine
40
Chapter Fourty
41
Chapter Fourty One
42
Chapter Fourty Two
43
Chapter Fourty Three
44
Chapter Fourty Four
45
Chapter Fourty Five
46
Chapter Fourty Six
47
Chapter Fourty Seven
48
Chapter Fourty Eight
49
Chapter Fourty Nine
50
Chapter Fifty
51
Chapter Fifty One
52
Chapter Fifty Two
53
Chapter Fifty Three
54
Chapter Fifty Four
55
Chapter Fifty Five
56
Chapter Fifty Six
57
Chapter Fifty Seven
58
Chapter Fifty Eight
59
Chapter Fifty Nine
60
Chapter Sixty
61
Chapter Sixty One
62
Chapter Sixty Two
63
Chapter Sixty Three
64
Chapter Sixty Four
65
Chapter Sixty Five
66
Chapter Sixty Six
67
Chapter Sixty Seven
68
Chapter Sixty Eight
69
Chapter 68.5
70
Chapter Sixty Nine
71
Chapter Seventy
72
Chapter Seventy One
73
Chapter Seventy Two
74
Dear Pembacaku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!