"Tu ... Tuan mau makan apa?" Pikiran Alfy buyar seketika saat Milla tiba-tiba masuk ke dalam kamarnya, 'apa dia tidak punya sopan santun? Kenapa dia masuk tanpa mengetuk pintu dulu?'
"Kamu gak bisa ketuk pintu dulu?"
Tanyanya tidak suka pada Milla, mood Alfy hilang karena perkataan Maria. Mau apa sebenarnya wanita itu dengan menyebut foto Yunna-nya. Sekarang, setelah menikah dengan Maria, Alfy merasa rumah seakan neraka.
Alfy selalu berusaha untuk baik pada wanita pilihan papanya, tapi lama-kelamaan ia muak dengan semua yang ada pada wanita itu dan Maria juga sudah terlalu banyak tahu tentang kehidupan Alfy, mungkin itu terjadi karena ia terlalu baik.
"Maaf tuan, tadi saya sudah mengetuk pintu. Saya kira tuan sedang tidur, tadi nyonya Maria menyuruh saya untuk melihat keadaannya tuan." Milla menatap lantai yang di injaknya.
Setiap kali mendengar nama wanita itu di sebut, membuat perut Alfy tidak enak, ada rasa ingin muntah. Kalau bukan karena papa nya, mana mungkin ia mau menikahi orang seperti Maria, Kucing juga kalau di suruh kawin dengan Maria pasti akan menolak.
Alfy lirik malas bubur yang ada di atas table stand sebelah ranjang tidurnya. Dari tampilannya memang lumayan, tapi mengingat siapa yang membawakannya, ia yakin rasanya pasti sangat buruk.
Alfy tidak akan berpura-pura lagi di dapannya. Kalau ia tidak suka, ia akan mengatakan 'aku tidak suka'.
Terserah bagaimana reaksi wanita itu nanti yabg Alfy hanya ingin bercerai dan kembali bersatu dengan Yunna.
Yunna seorang yang sangat spesial, Yunna yang paling mengerti Alfy dibanding dirinya sendiri. 'Yunna cinta pertama dan terakirku dan tidak ada yang bisa memisahkan aku dan Yunna, tuhan sekalipun tidak bisa memisahkan kita. Karena apapun yang terjadi, Yunna miliknya dan Ia milik Yunna.'
Bagi Alfy selama tiga bulan hidup satu atap dengan Maria adalah tiga bulan terburuk yang pernah di alaminya, yang akan selalu ia ingat sampai mati.
Maria tidak tahu apa-apa mengenai cinta, dia hanya makhluk yang haus akan kata cinta. Seperti itulah, Maria menurut pandangat Alfy.
Dia bahkan tidak tahu, kalau orang akan melakukan apapun demi mendapatkan orang yang di cintainya. Seperti Alfy, sekarang ia sedang berusaha untuk mendapatkan cintanya kembali. 'Yah ... Yunna akan kembali padaku.'
"Bawa bubur ini keluar dan buatkan saya nasi goreng, seperti biasa sarapan pagi saya!" Dengan menundukan kepalanya, Milla berjalan mendekati bubur yang di bawa Maria dan pergi dengan membawa nampan berisikan bubur.
Huft ...
'Semua orang yang ada di rumah ini sekarang menjadi menyebalkan. Semua ini gara-gara Maria Nuan Ollyfi.'
Tentang tadi pagi Alfy pikir Yunna yang menciumnya, karena setiap kali wanita itu membangunkan Alfy selalu ada bibir lembut Yunna membungkam bibirnya. Itu memang sudah menjadi ciri sendiri, dan baginya sekarang morning kiss itu menjadi suatu ke biasaan.
Pantas saja Alfy sempat merasa aneh, karena bentuk bibir yang Alfy kenal berubah. Ternyata Maria pemilik bibir itu. Ingin Alfy akui bibir Maria jauh lebih manis dari bibir Yunna, akan tetapi Yunna lebih tahu bagaimana cara berciuman.
Terbukti dengan cara Maria yang tidak membalas ciumannya. Kalau orang itu Yunna, ia pasti sudah melumat habis bibir Alfy. Alfy juga yakin, Maria terlalu muda untuk tahu bagaimana cara berciuman dan Maria terlalu polos untuk tahu berciuman seperti apa.
●°●
"Akkh ... shit ..."
Umpat Alfy kesal.
Kepala Alfy masih pusing. Tapi Rian sudah menyuruhnya masuk kantor. Rian mengancam akan resign dari perusahaannya, apabila ia tidak masuk hari ini. Dari semua orang yang bekerja di kantornya hanya Rian orang yang ia percaya.
"Pagi ... Alfy! Kamu udah mau berangkat kerja? Emang kamu udah gak pusing?" Maria datang, hilang sudah nafsu makannya pagi ini.
Maria mendekatkan tangannya ke dahi Alfy dan dengan sigap pria itu menangkis tangan Maria. Tanpa di sengaja tangannya berbenturan dengan meja makan.
'Lihat, dia adalah pengacau di setiap hariku. Hari ini semua orang membuatku muak mulai dari Rian sampai bu Mia, di tambah lagi wanita ini muncul di depanku.'
Perempuan itu hanya tersenyum, tapi senyumannya tidak seperti biasanya. Biasanya perempuan bernama Maria ini akan senyum sampai matanya tertutup. 'Memuakkan' itu satu kata yang selalu ingin keluar dari mulut Alfy setiap melihat senyuman Maria.
Alfy berdiri dari duduk dan pergi meninggalkan makanannya masih tersisa, nafsu makannya yang hilang saat melihat wajahnya. Bersifat manis padanya? Itu hal tidak akan mungkin Alfy lakukan karena ia tahu sekali Maria di kasih lampu kuning dia akan meminta lampu hijau, begitulah perempuan bodoh, sepertinya.
Alfy sangat yakin. Kalau ia memutar tubuhnua lagi, ia akan melihat Maria yang sedang menatap kepergiannya. Memang harusnya seperti ini dari awal, agar dia tidak meninggikan derajat kepercayaan dirinya terlalu jauh.
Pak Retno membukakan pintu mobil untuk Tuan besarnya, tanpa basa-basi pria berjas itu langsung masuk ke dalam mobil. Tapi baru saja duduk handphonenya berbunyi, dan inilah saatnya Alfy kembali ke dunia yang membosankan.
"Hallo mamah." kenapa pagi-pagi seperti ini mamahnya menelfon. 'apa mamah tidak tahu jam kerjaku?'
'Sayang ... kamu lagi dimana?' Seharusnya ibunya tahu dimana ia berada saat ini.
"Jalan ke kantor mah ..." jawab Alfy sambil melihat grafik keuangan yang masuk bulan lalu, grafiknya menurun artinya pendapadatan bulan lalu menurun. Walaupun hanya 0,8 %, ini termasuk kegagalan.
'Bukannya kamu lagi sakit sayang? Tadi Maria cerita sama mamah' Maria lagi-Maria lagi. Kenapa selalu nama Maria?
Tapi Alfy tidak boleh menunjukan ketidak sukaannya terhadap Maria, di depan ibunya. Ibunya termasuk orang nekat, ibunya akan melakukan apapun agar tujuannya tercapai. Sama seperti Alfy, hanya saja ia melakukannya untuk mendapatkan cintanya kembali.
'Kalo kamu memang sudah sembuh, nanti malam makan di rumah mamah ya? Jangan lupa bawa istri kamu' mamah melanjutkan omongannya, karena Alfy tidak membalas apapun ucapan mamah sebelumnya.
"Grafik perusahaan lagi menurun mah ... aku lagi sibuk buat ngeggantiin kerugian bulan kemarin. Jadi aku niat lembur hari ini."
Alfy tidak berbohong, hanya saja ada alasan di dalam alasan. Ia memeberikanalasan deperti itu pada mamah, karena ia malas bertemu dengan Maria. Apa lagi ia harus berpura-pura di depan mamah nanti.
'Gak ada alasan Alfy! Lagian kamu baru sembuh, kamu harusnya banyak istirahat. Bukanya malah mau lembur' perintah ibunya.
Perintah seorang ibu adalah suatu keharusan untuk di menjalaninya. Tapi Alfy benar-benar gerah jika harus berdekatan dengan Maria.
"Tapi mah__" 'kau dengar, tidak ada tapi-tapian Alfy!' mamahmya menyela ucapannya dan langsung mematikannya.
Ibunya memang orang yang paling keras kepala. Mau bagaimana lagi, keinginan ibunya memang harus di nomor satukan karena ibunyalah ia bisa berada di dunia ini.
Belum dapat 1 menit ibunya mematikan telefon, handphonenya kembali berbunyi lagi.
Huft ...
Alfy membuang nafas kasar, Penggangu.
"Ada apa? Aku sedang di jalan, apa kau tidak bisa menungguku sampai di kantor?" Alfy langsung to the point. Ini menyebalkan, ia merasa manjadi orang yang paling sibuk sedunia.
'Ini masih pagi Alfy. Kenapa loe udah marah-marah.' kata-kata Rian membuat Alfy sedikit merasa bersalah. Rian tidak salah, tapi ia malah membentaknya.
"Sorry Yan! Lagi mood gue hilang, hari ini." 'dan ini semua gara-gara perempuan itu' lanjutku dalam hati.
Perempuan menjijikan yang tinggal di rumahnya, yang selalu muncul dengam senyuman aneh di bibir manisnya.
Manis? Omong kosong, bibir itu tidak berguna karena belum bisa menggantikan posisi bibir Yunna nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
winter
ati2 lo ntar bucin.. bilang2 perempuan menjijikan
2021-09-27
0
Michelle Avantica
halaaaah sok kegantengan loe fy, gw kasih tau ya perbedaan benci sm cinta itu tipis jadi jangan loe terlalu benci yg pada akhirnya loe bakalan cinta tuh sm Maria..
2020-10-02
1
Hafsah Alwi Asyari
kasihan banget maria😭😭
2020-07-28
1