Chapter Eight

"Tu ... Tuan mau makan apa?" Pikiran Alfy buyar seketika saat Milla tiba-tiba masuk ke dalam kamarnya, 'apa dia tidak punya sopan santun? Kenapa dia masuk tanpa mengetuk pintu dulu?'

"Kamu gak bisa ketuk pintu dulu?"

Tanyanya tidak suka pada Milla, mood Alfy hilang karena perkataan Maria. Mau apa sebenarnya wanita itu dengan menyebut foto Yunna-nya. Sekarang, setelah menikah dengan Maria, Alfy merasa rumah seakan neraka.

Alfy selalu berusaha untuk baik pada wanita pilihan papanya, tapi lama-kelamaan ia muak dengan semua yang ada pada wanita itu dan Maria juga sudah terlalu banyak tahu tentang kehidupan Alfy, mungkin itu terjadi karena ia terlalu baik.

"Maaf tuan, tadi saya sudah mengetuk pintu. Saya kira tuan sedang tidur, tadi nyonya Maria menyuruh saya untuk melihat keadaannya tuan." Milla menatap lantai yang di injaknya.

Setiap kali mendengar nama wanita itu di sebut, membuat perut Alfy tidak enak, ada rasa ingin muntah. Kalau bukan karena papa nya, mana mungkin ia mau menikahi orang seperti Maria, Kucing juga kalau di suruh kawin dengan Maria pasti akan menolak.

Alfy lirik malas bubur yang ada di atas table stand sebelah ranjang tidurnya. Dari tampilannya memang lumayan, tapi mengingat siapa yang membawakannya, ia yakin rasanya pasti sangat buruk.

Alfy tidak akan berpura-pura lagi di dapannya. Kalau ia tidak suka, ia akan mengatakan 'aku tidak suka'.

Terserah bagaimana reaksi wanita itu nanti yabg Alfy hanya ingin bercerai dan kembali bersatu dengan Yunna.

Yunna seorang yang sangat spesial, Yunna yang paling mengerti Alfy dibanding dirinya sendiri. 'Yunna cinta pertama dan terakirku dan tidak ada yang bisa memisahkan aku dan Yunna, tuhan sekalipun tidak bisa memisahkan kita. Karena apapun yang terjadi, Yunna miliknya dan Ia milik Yunna.'

Bagi Alfy selama tiga bulan hidup satu atap dengan Maria adalah tiga bulan terburuk yang pernah di alaminya, yang akan selalu ia ingat sampai mati.

Maria tidak tahu apa-apa mengenai cinta, dia hanya makhluk yang haus akan kata cinta. Seperti itulah, Maria menurut pandangat Alfy.

Dia bahkan tidak tahu, kalau orang akan melakukan apapun demi mendapatkan orang yang di cintainya. Seperti Alfy, sekarang ia sedang berusaha untuk mendapatkan cintanya kembali. 'Yah ... Yunna akan kembali padaku.'

"Bawa bubur ini keluar dan buatkan saya nasi goreng, seperti biasa sarapan pagi saya!" Dengan menundukan kepalanya, Milla berjalan mendekati bubur yang di bawa Maria dan pergi dengan membawa nampan berisikan bubur.

Huft ...

'Semua orang yang ada di rumah ini sekarang menjadi menyebalkan. Semua ini gara-gara Maria Nuan Ollyfi.'

Tentang tadi pagi Alfy pikir Yunna yang menciumnya, karena setiap kali wanita itu membangunkan Alfy selalu ada bibir lembut Yunna membungkam bibirnya. Itu memang sudah menjadi ciri sendiri, dan baginya sekarang morning kiss itu menjadi suatu ke biasaan.

Pantas saja Alfy sempat merasa aneh, karena bentuk bibir yang Alfy kenal berubah. Ternyata Maria pemilik bibir itu. Ingin Alfy akui bibir Maria jauh lebih manis dari bibir Yunna, akan tetapi Yunna lebih tahu bagaimana cara berciuman.

Terbukti dengan cara Maria yang tidak membalas ciumannya. Kalau orang itu Yunna, ia pasti sudah melumat habis bibir Alfy. Alfy juga yakin, Maria terlalu muda untuk tahu bagaimana cara berciuman dan Maria terlalu polos untuk tahu berciuman seperti apa.

●°●

"Akkh ... shit ..."

Umpat Alfy kesal.

Kepala Alfy masih pusing. Tapi Rian sudah menyuruhnya masuk kantor. Rian mengancam akan resign dari perusahaannya, apabila ia tidak masuk hari ini. Dari semua orang yang bekerja di kantornya hanya Rian orang yang ia percaya.

"Pagi ... Alfy! Kamu udah mau berangkat kerja? Emang kamu udah gak pusing?" Maria datang, hilang sudah nafsu makannya pagi ini.

Maria mendekatkan tangannya ke dahi Alfy dan dengan sigap pria itu menangkis tangan Maria. Tanpa di sengaja tangannya berbenturan dengan meja makan.

'Lihat, dia adalah pengacau di setiap hariku. Hari ini semua orang membuatku muak mulai dari Rian sampai bu Mia, di tambah lagi wanita ini muncul di depanku.'

Perempuan itu hanya tersenyum, tapi senyumannya tidak seperti biasanya. Biasanya perempuan bernama Maria ini akan senyum sampai matanya tertutup. 'Memuakkan' itu satu kata yang selalu ingin keluar dari mulut Alfy setiap melihat senyuman Maria.

Alfy berdiri dari duduk dan pergi meninggalkan makanannya masih tersisa, nafsu makannya yang hilang saat melihat wajahnya. Bersifat manis padanya? Itu hal tidak akan mungkin Alfy lakukan karena ia tahu sekali Maria di kasih lampu kuning dia akan meminta lampu hijau, begitulah perempuan bodoh, sepertinya.

Alfy sangat yakin. Kalau ia memutar tubuhnua lagi, ia akan melihat Maria yang sedang menatap kepergiannya. Memang harusnya seperti ini dari awal, agar dia tidak meninggikan derajat kepercayaan dirinya terlalu jauh.

Pak Retno membukakan pintu mobil untuk Tuan besarnya, tanpa basa-basi pria berjas itu langsung masuk ke dalam mobil. Tapi baru saja duduk handphonenya berbunyi, dan inilah saatnya Alfy kembali ke dunia yang membosankan.

"Hallo mamah." kenapa pagi-pagi seperti ini mamahnya menelfon. 'apa mamah tidak tahu jam kerjaku?'

'Sayang ... kamu lagi dimana?' Seharusnya ibunya tahu dimana ia berada saat ini.

"Jalan ke kantor mah ..." jawab Alfy sambil melihat grafik keuangan yang masuk bulan lalu, grafiknya menurun artinya pendapadatan bulan lalu menurun. Walaupun hanya 0,8 %, ini termasuk kegagalan.

'Bukannya kamu lagi sakit sayang? Tadi Maria cerita sama mamah' Maria lagi-Maria lagi. Kenapa selalu nama Maria?

Tapi Alfy tidak boleh menunjukan ketidak sukaannya terhadap Maria, di depan ibunya. Ibunya termasuk orang nekat, ibunya akan melakukan apapun agar tujuannya tercapai. Sama seperti Alfy, hanya saja ia melakukannya untuk mendapatkan cintanya kembali.

'Kalo kamu memang sudah sembuh, nanti malam makan di rumah mamah ya? Jangan lupa bawa istri kamu' mamah melanjutkan omongannya, karena Alfy tidak membalas apapun ucapan mamah sebelumnya.

"Grafik perusahaan lagi menurun mah ... aku lagi sibuk buat ngeggantiin kerugian bulan kemarin. Jadi aku niat lembur hari ini."

Alfy tidak berbohong, hanya saja ada alasan di dalam alasan. Ia memeberikanalasan deperti itu pada mamah, karena ia malas bertemu dengan Maria. Apa lagi ia harus berpura-pura di depan mamah nanti.

'Gak ada alasan Alfy! Lagian kamu baru sembuh, kamu harusnya banyak istirahat. Bukanya malah mau lembur' perintah ibunya.

Perintah seorang ibu adalah suatu keharusan untuk di menjalaninya. Tapi Alfy benar-benar gerah jika harus berdekatan dengan Maria.

"Tapi mah__" 'kau dengar, tidak ada tapi-tapian Alfy!' mamahmya menyela ucapannya dan langsung mematikannya.

Ibunya memang orang yang paling keras kepala. Mau bagaimana lagi, keinginan ibunya memang harus di nomor satukan karena ibunyalah ia bisa berada di dunia ini.

Belum dapat 1 menit ibunya mematikan telefon, handphonenya kembali berbunyi lagi.

Huft ...

Alfy membuang nafas kasar, Penggangu.

"Ada apa? Aku sedang di jalan, apa kau tidak bisa menungguku sampai di kantor?" Alfy langsung to the point. Ini menyebalkan, ia merasa manjadi orang yang paling sibuk sedunia.

'Ini masih pagi Alfy. Kenapa loe udah marah-marah.' kata-kata Rian membuat Alfy sedikit merasa bersalah. Rian tidak salah, tapi ia malah membentaknya.

"Sorry Yan! Lagi mood gue hilang, hari ini." 'dan ini semua gara-gara perempuan itu' lanjutku dalam hati.

Perempuan menjijikan yang tinggal di rumahnya, yang selalu muncul dengam senyuman aneh di bibir manisnya.

Manis? Omong kosong, bibir itu tidak berguna karena belum bisa menggantikan posisi bibir Yunna nya.

Terpopuler

Comments

winter

winter

ati2 lo ntar bucin.. bilang2 perempuan menjijikan

2021-09-27

0

Michelle Avantica

Michelle Avantica

halaaaah sok kegantengan loe fy, gw kasih tau ya perbedaan benci sm cinta itu tipis jadi jangan loe terlalu benci yg pada akhirnya loe bakalan cinta tuh sm Maria..

2020-10-02

1

Hafsah Alwi Asyari

Hafsah Alwi Asyari

kasihan banget maria😭😭

2020-07-28

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter One
2 Chapter Two
3 Chapter Three
4 Chapter Four
5 Chapter Five
6 Chapter Six
7 Chapter Seven
8 Chapter Eight
9 Chapter Nine
10 Chapter Ten
11 Chapter Eleven
12 Chapter Twelve
13 Chapter Thirteen
14 Chapter Fourteen
15 Chapter Fifteen
16 Chapter Sixteen
17 Chapter Seventeen
18 Chapter Eighteen
19 Chapter Nineteen
20 Chapter Twenty
21 Chapter Twenty One
22 Chapter Twenty Two
23 Chapter Twenty Three
24 Chapter Twenty Four
25 Chapter Twenty Five
26 Chapter Twenty Six
27 Chapter Twenty Seven
28 Chapter Twenty Eight
29 Chapter Twenty Nine
30 Chapter Thirty
31 Chapter Thirty One
32 Chapter Thirty Two
33 Chapter Thirty Three
34 Chapter Thirty Four
35 Chaprer Thirty Five
36 Chapter Thirty Six
37 Chapter Thirty Seven
38 Chapter Thirty Eight
39 Chapter Thirty Nine
40 Chapter Fourty
41 Chapter Fourty One
42 Chapter Fourty Two
43 Chapter Fourty Three
44 Chapter Fourty Four
45 Chapter Fourty Five
46 Chapter Fourty Six
47 Chapter Fourty Seven
48 Chapter Fourty Eight
49 Chapter Fourty Nine
50 Chapter Fifty
51 Chapter Fifty One
52 Chapter Fifty Two
53 Chapter Fifty Three
54 Chapter Fifty Four
55 Chapter Fifty Five
56 Chapter Fifty Six
57 Chapter Fifty Seven
58 Chapter Fifty Eight
59 Chapter Fifty Nine
60 Chapter Sixty
61 Chapter Sixty One
62 Chapter Sixty Two
63 Chapter Sixty Three
64 Chapter Sixty Four
65 Chapter Sixty Five
66 Chapter Sixty Six
67 Chapter Sixty Seven
68 Chapter Sixty Eight
69 Chapter 68.5
70 Chapter Sixty Nine
71 Chapter Seventy
72 Chapter Seventy One
73 Chapter Seventy Two
74 Dear Pembacaku
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Chapter One
2
Chapter Two
3
Chapter Three
4
Chapter Four
5
Chapter Five
6
Chapter Six
7
Chapter Seven
8
Chapter Eight
9
Chapter Nine
10
Chapter Ten
11
Chapter Eleven
12
Chapter Twelve
13
Chapter Thirteen
14
Chapter Fourteen
15
Chapter Fifteen
16
Chapter Sixteen
17
Chapter Seventeen
18
Chapter Eighteen
19
Chapter Nineteen
20
Chapter Twenty
21
Chapter Twenty One
22
Chapter Twenty Two
23
Chapter Twenty Three
24
Chapter Twenty Four
25
Chapter Twenty Five
26
Chapter Twenty Six
27
Chapter Twenty Seven
28
Chapter Twenty Eight
29
Chapter Twenty Nine
30
Chapter Thirty
31
Chapter Thirty One
32
Chapter Thirty Two
33
Chapter Thirty Three
34
Chapter Thirty Four
35
Chaprer Thirty Five
36
Chapter Thirty Six
37
Chapter Thirty Seven
38
Chapter Thirty Eight
39
Chapter Thirty Nine
40
Chapter Fourty
41
Chapter Fourty One
42
Chapter Fourty Two
43
Chapter Fourty Three
44
Chapter Fourty Four
45
Chapter Fourty Five
46
Chapter Fourty Six
47
Chapter Fourty Seven
48
Chapter Fourty Eight
49
Chapter Fourty Nine
50
Chapter Fifty
51
Chapter Fifty One
52
Chapter Fifty Two
53
Chapter Fifty Three
54
Chapter Fifty Four
55
Chapter Fifty Five
56
Chapter Fifty Six
57
Chapter Fifty Seven
58
Chapter Fifty Eight
59
Chapter Fifty Nine
60
Chapter Sixty
61
Chapter Sixty One
62
Chapter Sixty Two
63
Chapter Sixty Three
64
Chapter Sixty Four
65
Chapter Sixty Five
66
Chapter Sixty Six
67
Chapter Sixty Seven
68
Chapter Sixty Eight
69
Chapter 68.5
70
Chapter Sixty Nine
71
Chapter Seventy
72
Chapter Seventy One
73
Chapter Seventy Two
74
Dear Pembacaku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!