Chapter Twelve

"Yunna, bisa kamu pergi dari Alfy?"

Saat ini Maria berada di dalam cafe bersama Yunna, kakasih Alfy. Tanpa Maria sadari ternyata neighbor apartemennya adalah Yunna, jadi selama ini Alfy selalu pergi ke apartemen yang Maria tinggali, hanya saja berbeda ruangan.Kenyataan itu membuat jantungnya sakit.

Karena itu, saat ini Maria bisa bersama Yunna. Maria mengajak Yunna berbicara hanya untuk memintanya untuk menjauh dari Alfy. Alfy suaminya, jadi tidak masalah bukan? Kalau Maria meminta Yunna untuk menjauh dari suaminya.

Walaupun pada kenyataannya adalah Maria orang yang hadir di tengah mereka. Merusak hubungan yang mereka jalin sejak lama, merusak pertahanan yang mereka buat untuk menghadapi orang-orang seperti Maria.

"Aku tidak bisa Maria. Aku sangat memcintai Alfy. Dia seorang yang sangat spesial untukku dan aku sangat membutuhkan Alfy untuk hidupku." Yunna menjawab dengan sangat cepat, seperti dia sudah menyiapkan jawaban sebelum Maria bertanya padanya.

Mereka sama-sama mencintai, Maria juga mencintai Alfy. Walaupun Maria orang baru, tapi cinta yang di miliki Maria adalah cinta seorang istri kepada suaminya, bukan cinta seorang kepada kekasih yang belum tentu bisa menjadi pasangan hidupnya.

Cinta Maria lebih besar di bandingkan cinta yang di miliki Yunna. Alfy memang mencintai Yunna, tapi Maria adalah istrinya, Maria adalah orang yang berhak memiliki cintanya Alfy.

"Yunna, Alfy sudah menikah denganku dan dia sudah berjanji kepada tuhan untuk mencintaiku. Kalau kamu masih ada di dalam hidupnya, Alfy tidak akan pernah bisa mencintaiku" Yunna menunduk melihat ke arah tangannya yang sedang meremas baju yang di kenakannya.

"Alfy akan berdosa karena menjalin hubungan denganmu, walaupun aku tahu kalian berdua saling mencintai. Aku menikah bukan untuk bercerai. Apa kamu bisa pergi dari hidup Alfy dan kembali saat aku sudah mati? Kalian boleh bersama tapi saat aku sudah mati, apa kau siap menunggu hingga hari itu tiba?"

Lanjut Maria dengan emosi yang sudah meninggi, Maria mencoba untuk tidak terbawa emosinya. Ia tidak ingin menyakiti siapapun dan ia juga tidak ingin di sakiti.

"Tidak bisa Maria. Seharusnya kamu yang menjauhi Alfy. Kau merubutnya dariku dengan menyetujui perjodohan kalian."

Deg__

Apa yang berusan wanita ini katakan?

Perkataan Yunna memang benar. Maria yang menggunakan perjodohannya dengan Alfy, agar ia bisa merebut cintanya Alfy.

Maria berdiri dari duduknya, tangannya sudah berjan mendekat ke arah kerah baju milik Yunna, lalu menariknya. Yunna tersentak dengan tarikan kecil tangan Maria. Maria sudah tidak bisa menahan emosinya yang meluap.

"Yunna!!! Aku ini sudah terlanjur menjadi istrinya, seharusnya kamu menjauhi Alfy karena Alfy sudah menikah denganku. Jadi kau harus sadar diri dan menjauhi Alfy."

Maria berteriak tapat di depan wajah wanita itu. Maria sudah tidak peduli dengan orang-orang yang ada di cafe ini melihat aneh ke arahnya. Mungkin mereka menganggap Maria orang gila nyasar. Tak lupa beberapa orang yang mengenalnya mengambil gambar atau video dan Maria sudah menyiapkan dirinya untuk menghadapi wartawan-wartawan yang haus berita berkumpul di depan rumah Alfy.

Badan Yunna bergemetar mendengar teriakan Maria dan air matanya hangat sudah membasahi seluruh pipi Yunna.

Wanita ini menangis? Maria bahkan sudah tidak bisa menangis karena mendengar apa yang di ucapkannya tadi.

'Tahan amarahmu sayang' suara mamihnya menyadarkan Maria dari emosi yang sedang menguasai tubuh Maria.

Baru saja Maria ingin melepas tarikannya. "Maria apa yang kamu lakukan." Alfy datang dan dengan keras melepaskan tangan Maria dari kerah milik Yunna. Wajah Alfy terlihat sangat marah, tapi di sini seharusnya Maria yang marah. Mengtahui suaminya membela orang lain di depan umum seperti ini.

"A.. Alfy." entah kenapa suara Maria menjadi bergetar, padahal Maria sudah berusaha agar suaranya tidak terdengar bergetar.

Alfy menatapnya dengan mata yang peruh rasa kebencian. Tangan besarnya menarik kerah Maria, seolah dia memberikannya karma atas apa yang sudah di lakukannya.

Kaki Maria berjinjit hampir tetangkat semua dengan sekali tarikan dari tangannya, sedikit membuatnya susah bernafas. Alfy sangat menyeramkan saat ini, bukan seperti Alfy yang biasanya. Alfy yang ada di depannya saat ini, Alfy yang sangat membuat Marua takut sekaligus terkejut.

Jatung Maria sudah berdetak tidak sesuai iramanya lagi dan itu menimbulkan rasa sakit yang amat sangat. Alfy mengeraskan rahangnya seperti orang yang sedang menahan amarahnya yang sedang berkoar. Maria memjamkan matanya, ia sudah tidak bisa lagi melihat mata kemarahan Alfy.

'Hentikan Alfy, lepaskan tanganmu atau aku aku mati di tanganmu dengan cara seperti ini.' Maria ingin mengeluarkan suaranya tetapi tidak bisa. Maria mencoba melepaskan tangan besar Alfy dari kerahnya, tapi kekuatannya sudah habis karena berteriak kepada Yunna.

'Lepaskan tanganmu! Tangan besarmu, seharusnya tangan untuk memlukku. Tangan, yang menarikku agar menjadi lebih dekat denganmu. Tangan, yang seharusnya menarik tengkukku untuk memeperdalam ciumanmu.'

'Bukan tangan untuk menolak uluran tanganku, bukan tangan untuk menarik kerah bajuku seperti ini.'

"Jangan pernah kamu nyentuh Yunna lagi! Kalo kamu masih nyentuh, kamu akan tahu apa yang bakal aku perbuat buat untuk kamu." Alfy melepaskan tangannyaa dari kerah Maria dan mendorong sedikit Maria. lalu menarik tangan Yunna untuk pergi meninggalkan Maria.

Tanpa terasa air mata Maria jatuh.

"ALFY!" panggilnya tapi Alfy sama sekali tidak berbalik ke arahku.

"ALFY!!!"

Panggilnya lagi, alfy sudah benar-benar meninggalkan Maria. Dia sudah memilih rumahnya sendiri, memilih Yunna di bandingkan dengan istrinya sendiri.

'Ini menyakitkan Alfy, di tambah lagi dengan jantungku yang kembali sakit saat kau membuaku kaget dengan cara menarik kerah bajuku.'

Perkataaan, tindakan, teriakan, dan hentakan Alfy. Semua itu membuat Maria sakit, membuat Maria menginginkan pergi dari dunia ini, untuk bertemu dan tinggal bersama mamihnya. Dan sekarang Maria menyadari bahwa semua yang ada pada diri Alfy adalah benda tajam yang akan selalu membuatnya terluka.

Karena Maria sudah tidak tahu lagi, bagaimana cara membuat Alfy agar bisa mencintainya, agar bisa menjadi guardian yang bisa melindunginya, agar bisa menjadi dokter yang mengobati lukanya. Maria sudah tidak berguna lagi di dunia ini, Maria ingin mencari dunia yang beru di mana seseorang akan memperjuangkan cintanya sabagaimana ia pernah memperjuangkan cintanya Alfy.

Akhh...

Rasa sakitnya makin manjadi-jadi, ia harus segera meminum obatnya. Maria merangkak mendekati tas yang ada di permukaan meja.

Tapi mata dan kepalanya menjadi berat. Tubuhnya seakan mati rasa dan tidak bisa Maria gerakan lagi. Seseorang mendekati Maria membalikan tubuhnya dan di sana Maria bisa melihat wajah guardian yang selalu menjadi penyelamatnya.

"Yogi." lalu semuanya gelap dan Maria lagi -lagi terlelap karena rasa sakit yang berlebih.

Terpopuler

Comments

Anonymous

Anonymous

Maria wanita bodoh tolol

2025-02-26

0

Dezna Yanti Tanjung

Dezna Yanti Tanjung

Kenapa ga ditinggalin aja sih, udah tahu ada penyakitnya harusnya jangan menantang diri sendiri membuat diri sendiri stress dan drop. Ayo Maria sayangi dirimu sendiri, tetaplah kuat

2021-07-11

0

Michelle Avantica

Michelle Avantica

mantap nih thor..dah buat emosi jiwa readers bergejolak termasuk gw ..Maria gak salah sih Krn dia berjuang mempertahankan rumah tangga yg dibangun diatas janji pernikahan dihadapan Tuhan, tapi kalo yg diperjuangkan gak peduli malah menolak mentah-mentah ya buat apa lagi dipertahankan..emang sakit bertepuk sebelah tangan itu 😢

2020-10-02

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter One
2 Chapter Two
3 Chapter Three
4 Chapter Four
5 Chapter Five
6 Chapter Six
7 Chapter Seven
8 Chapter Eight
9 Chapter Nine
10 Chapter Ten
11 Chapter Eleven
12 Chapter Twelve
13 Chapter Thirteen
14 Chapter Fourteen
15 Chapter Fifteen
16 Chapter Sixteen
17 Chapter Seventeen
18 Chapter Eighteen
19 Chapter Nineteen
20 Chapter Twenty
21 Chapter Twenty One
22 Chapter Twenty Two
23 Chapter Twenty Three
24 Chapter Twenty Four
25 Chapter Twenty Five
26 Chapter Twenty Six
27 Chapter Twenty Seven
28 Chapter Twenty Eight
29 Chapter Twenty Nine
30 Chapter Thirty
31 Chapter Thirty One
32 Chapter Thirty Two
33 Chapter Thirty Three
34 Chapter Thirty Four
35 Chaprer Thirty Five
36 Chapter Thirty Six
37 Chapter Thirty Seven
38 Chapter Thirty Eight
39 Chapter Thirty Nine
40 Chapter Fourty
41 Chapter Fourty One
42 Chapter Fourty Two
43 Chapter Fourty Three
44 Chapter Fourty Four
45 Chapter Fourty Five
46 Chapter Fourty Six
47 Chapter Fourty Seven
48 Chapter Fourty Eight
49 Chapter Fourty Nine
50 Chapter Fifty
51 Chapter Fifty One
52 Chapter Fifty Two
53 Chapter Fifty Three
54 Chapter Fifty Four
55 Chapter Fifty Five
56 Chapter Fifty Six
57 Chapter Fifty Seven
58 Chapter Fifty Eight
59 Chapter Fifty Nine
60 Chapter Sixty
61 Chapter Sixty One
62 Chapter Sixty Two
63 Chapter Sixty Three
64 Chapter Sixty Four
65 Chapter Sixty Five
66 Chapter Sixty Six
67 Chapter Sixty Seven
68 Chapter Sixty Eight
69 Chapter 68.5
70 Chapter Sixty Nine
71 Chapter Seventy
72 Chapter Seventy One
73 Chapter Seventy Two
74 Dear Pembacaku
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Chapter One
2
Chapter Two
3
Chapter Three
4
Chapter Four
5
Chapter Five
6
Chapter Six
7
Chapter Seven
8
Chapter Eight
9
Chapter Nine
10
Chapter Ten
11
Chapter Eleven
12
Chapter Twelve
13
Chapter Thirteen
14
Chapter Fourteen
15
Chapter Fifteen
16
Chapter Sixteen
17
Chapter Seventeen
18
Chapter Eighteen
19
Chapter Nineteen
20
Chapter Twenty
21
Chapter Twenty One
22
Chapter Twenty Two
23
Chapter Twenty Three
24
Chapter Twenty Four
25
Chapter Twenty Five
26
Chapter Twenty Six
27
Chapter Twenty Seven
28
Chapter Twenty Eight
29
Chapter Twenty Nine
30
Chapter Thirty
31
Chapter Thirty One
32
Chapter Thirty Two
33
Chapter Thirty Three
34
Chapter Thirty Four
35
Chaprer Thirty Five
36
Chapter Thirty Six
37
Chapter Thirty Seven
38
Chapter Thirty Eight
39
Chapter Thirty Nine
40
Chapter Fourty
41
Chapter Fourty One
42
Chapter Fourty Two
43
Chapter Fourty Three
44
Chapter Fourty Four
45
Chapter Fourty Five
46
Chapter Fourty Six
47
Chapter Fourty Seven
48
Chapter Fourty Eight
49
Chapter Fourty Nine
50
Chapter Fifty
51
Chapter Fifty One
52
Chapter Fifty Two
53
Chapter Fifty Three
54
Chapter Fifty Four
55
Chapter Fifty Five
56
Chapter Fifty Six
57
Chapter Fifty Seven
58
Chapter Fifty Eight
59
Chapter Fifty Nine
60
Chapter Sixty
61
Chapter Sixty One
62
Chapter Sixty Two
63
Chapter Sixty Three
64
Chapter Sixty Four
65
Chapter Sixty Five
66
Chapter Sixty Six
67
Chapter Sixty Seven
68
Chapter Sixty Eight
69
Chapter 68.5
70
Chapter Sixty Nine
71
Chapter Seventy
72
Chapter Seventy One
73
Chapter Seventy Two
74
Dear Pembacaku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!