Chapter Nine

Rasa sakit di dadaku sudah berkurang dan kesadaranku pun mulai kembali. Aku membuka mataku dan melihat ke arah ruangan yang sangatku kenal.

Ya, kamarku. Mau kamar siapa lagi?

Kamar Alfy? Itu mustahil, Alfy saja menyuruhku agar tidak masuk ke kamarnya.

"Nyonya sudah sadar?" Aku tidak tahu Milla berada di depanku dengan wajah cemasnya, dan itu membuat wajah terlihat menggemaskan.

"Yah, saya sudah sadar. Bagaimana Alfy? Apa dia sudah makan dan meminum obatnya?" Milla menjawabku dengan anggukan. Syukurlah kalau suamiku ingin makan dan minum obat, itu sudah membuat sakit di dadaku berkurang.

Aku penasaran seperti apa wajahnya saat makan masakanku. Dia akan memujiku atau malah memarahi bukan urusanku yang penting dia makan dan minum obat, itu cukup.

Obat! Aku teringat obat yang di pegang Milla, sebelumku pingsan. Dari mana dia medapatkan obat itu? Jangan-jangan aku teledor menaruhnya.

"Apa ini benar milik nyonya?" Milla menujukan botol obat putih polos. Yes, that's mine.

"Dimana kamu dapat obat itu?" Tanyaku sambil mengambil botol obat yang di genggamnya.

Aku tidak pernah teledor saat manaruh benda ini, benda yang bisa membuatku tenang dan tidak merasa kesakitan yang berlebihan.

Obat berwarna putih lonjong ini hanya boleh di beli dengan surat keterangan dokter, jadi tidak sembarangan orang yang bisa membeli obat ini.

"Waktu saya ke kamarnya tuan Alfy, saya melihat ada botol obat itu. Setahu saya tuan Alfy tidak memiliki sakit apapun dan melihat wajah nyonya yang pucat, saya berfikir obat itu milik nyonya." ya, aku ingat tadi malam, tiba-tiba saja dadaku sakit tanpa sebab. Karena itu aku minum obat dan botol obatnya ketinggalan di kamar Alfy

"Apa Alfy lihat botol ini?"

"Sepertinya tidak nyonya, tuan Alfy sedang melamun ketika saya masuk ke dalan kamar tuan Alfy untuk memeriksanya." untung saja Alfy tidak menyadari botol obatku di kamarnya.

"Nyonya, tangan nyonya berdarah," Milla mengambil tangan kananku, lalu membalut lukaku dengan perban. Aku tidak tahu dari mana luka ini berasal. Aku sangat kalap akan sakit di dadaku, hingga aku tidak menyadari kalau tanganku terluka.

Lukanya memang tidak terlalu besar, tapi banyak darah yang keluar. Bahkan sampai menembus perbannya dengan cepat, sepertinya lukaku dalam Tapi aku tidak merasa sakit.

"Nyonya. Darahnya tidak berhenti, kayanya luka nyonya sangat dalam. Apa nyonya mau saya panggilin dokter?" Milla memberi saran.

Saran yang di berika Milla memang tidak buruk, akan tetapi bagaimana nanti kalau Alfy tahu. Semua orang di rumah ini akan tahu penyakit yang ku derita.

Alfy memang sedang tidur, bagaimana nanti dia terbangun dan melihat ada dokter di rumahnya. Dia pasti akan marah sekali.

Maria tahu, Alfy tidak suka dengan sesuatu yang berbau rumah sakit, apalagi dokter.

Jadi, saran yang di berikan Milla, tidak baik untuk saat ini.

"Enggak usah. Kamu ambilin waslap sama es batu ya, Mil?" Milla mengangguk, pergi mengambil barang yangku minta.

Mamih yang pernah memberitahuku, saat luka banyak sekali mengeluarkan darah, jalan pintasnya dengan mengompres lukanya dengan es.

Mamih memang seseorang yang sangat hebat. Mamih bukan seorang dokter tapi mamih bisa menyembuhkan luka.

Mamih bukan seorang hero tapi mamih selalu bisa menolongku, saat butuh pertolongan.

Aku ingin menjadi sepertu mamih.

Bagiku mamih adalah malaikat yang menyamar menjadi manusia untuk melindungiku dari setiap iblis yang ingin menyakitiku.

Sekarang, sosok angel itu sudah kembali kepada pemiliknya. Mungkin tuhan terlalu mencitai my angel, sehingga dia mengabil mamih begitu dengan begitu cepat.

Aku juga yakin mamih sangat bahagia berada di samping sang maha kuasa.

●°●

Ku lepas perban yang menutupi lukaku, Alfy akan curiga kalau tanganku di perban. Lagi pula darahnya sudah berhenti, hanya menyisakan bekas luka.

Alfy sudah terduduk dengan makanan di depannya, dia sudah rapih dengan pakaian formalnya.

"Pagi ... Alfy! Kamu udah mau berangkat kerja? Emang kamu udah gak pusing?" tanyaku sambil mendekatkan tangan kananku ke keningnya. Tapi belum sampai di keningnya, tanganku sudah di tangkis dengan tangan besarnya dan tanganku terkena meja.

Awhh...

Kenapa rasa sakit di lenganku baru kerasanya sekarang? Aku tidak berani melihat ke arah lenganku, Alfy akan curiga dengan hal itu. Jadi aku hanya memberikan senyum mendapat perlakuannya.

Dan aku rasa luka di tanganku terbuka lagi, karena aku merasa ada yang mengalir di leganku.

Alfy langsung berdiri dari duduknya, makanannyapun di tinggal tanpa di habiskan. Aku merasa, akhir-akhir ini dia sangat sering memperlihatkan ke tidak sukaannya terhadapku.

Alfy langsung masuk ke dalam mobil, karena pak Retno sudah membukakannya pintu. Tanpa menoleh ke arahku.

Mungkin dia sedang sibuk dengan pekerjaannya, jadi moodnya menurun. Dia sangat menyemaramkan, dengan mata yang mengisayaratkan agar aku jauh-jauh darinya.

'Bagus Alfy. Jangan menoleh ke arahku di saat kau tidak menginginkannya dan menolehlah ke arahku saat kau menginginkannya. Karena aku akan selalu berusaha untuk ada di tempatku, saat kau ingin menoleh ke arahku'

'Aku akan menunggumu Alfy' ujarku dalam hati, aku dan Alfy sudah terikat dengan janji pernikahan. Jadi sebisa mungkin, aku akan mencoba memepertahankan pernikahan ini.

Aku sangat bahagia bisa menikah dengan Alfy, apalagi kalau aku bisa mamiliki Alfy sepenunya. Alfy, merupakan harta karun yang di cari seluruh wanita di dunia ini dan aku bangga bisa medapatkannya status istri dari Alfy.

"Nyonya! Tangan nyonya berdarah lagi." Suara Milla menyadarkanku bahwa mobil yang di naiki Alfy sudah pergi dari beberapa saat lalu.

Aku duduk di kursi sebelah kursi yang biasanya Alfy gunakan dan aku baru menyadari, selama tiga bulan menikah dengan Alfy, aku belum pernah duduk berdua sambil berbincang-bincang lama membicarakan suatu hal. Alfy selalu menghindariku, saat aku mencoba untuk mendekatinya.

Milla mengambil kotak P3K dan langsung membalut lukaku dengan perban putih.

Rasa sakit di lengan, tidak ada artinya saat rasa sakit di dadaku kembali muncul.

Setiap hentakan dari Alfy, selalu memiliki dampak bagi tubuhku.

"Ria ... handphone kamu bunyi tuh." suara bu mia membuatku tersadar, Milla sudah selesai memperban lenganku dan sekarang di ganti dengan keberadaan bu Mia di sampingku.

__Mamah__ nama mamah yang muncul di layar handphoneku.

"Hallo mah," sapaku duluan, aku tidak ingin membuat mertuaku curiga dengan ke diamanku.

'Hallo sayang, bagaimana kabar kamu sayang?' Mamah memang orang yang sangat baik dan memiliki tutur bahasa yang lembut.

"Baik kok mah, Alfy yang lagi sakit mah. Kalo mamah bagaimana?" Aku penasaran bagaimana reaksi mamah mendengar anaknya sakit. Aku memang menantu yang tidak berguna.

'Mamah baik. Alfy sakit? Ternyata anak itu bisa sakit juga. Hehehe.' aku mendengar suara kekehan mamah, sidikit membuat moodku berubah.

Aku akan menjaga sebaik-baiknya yangku milik sekarang. Sesuatu yang berharga dan tidak ada satu orangpun yang bisa menggantikan, yangku miliki sekarang.

Terpopuler

Comments

Ande Pesik

Ande Pesik

thor jgn bikin maria kyk org bodoh krn bucin ah

2021-04-17

0

Nazma

Nazma

bikin alfi jaut cinta sama maria thor

2020-02-22

1

Adek Ayak

Adek Ayak

bodoh ny maria ak jd gemess

2019-10-01

5

lihat semua
Episodes
1 Chapter One
2 Chapter Two
3 Chapter Three
4 Chapter Four
5 Chapter Five
6 Chapter Six
7 Chapter Seven
8 Chapter Eight
9 Chapter Nine
10 Chapter Ten
11 Chapter Eleven
12 Chapter Twelve
13 Chapter Thirteen
14 Chapter Fourteen
15 Chapter Fifteen
16 Chapter Sixteen
17 Chapter Seventeen
18 Chapter Eighteen
19 Chapter Nineteen
20 Chapter Twenty
21 Chapter Twenty One
22 Chapter Twenty Two
23 Chapter Twenty Three
24 Chapter Twenty Four
25 Chapter Twenty Five
26 Chapter Twenty Six
27 Chapter Twenty Seven
28 Chapter Twenty Eight
29 Chapter Twenty Nine
30 Chapter Thirty
31 Chapter Thirty One
32 Chapter Thirty Two
33 Chapter Thirty Three
34 Chapter Thirty Four
35 Chaprer Thirty Five
36 Chapter Thirty Six
37 Chapter Thirty Seven
38 Chapter Thirty Eight
39 Chapter Thirty Nine
40 Chapter Fourty
41 Chapter Fourty One
42 Chapter Fourty Two
43 Chapter Fourty Three
44 Chapter Fourty Four
45 Chapter Fourty Five
46 Chapter Fourty Six
47 Chapter Fourty Seven
48 Chapter Fourty Eight
49 Chapter Fourty Nine
50 Chapter Fifty
51 Chapter Fifty One
52 Chapter Fifty Two
53 Chapter Fifty Three
54 Chapter Fifty Four
55 Chapter Fifty Five
56 Chapter Fifty Six
57 Chapter Fifty Seven
58 Chapter Fifty Eight
59 Chapter Fifty Nine
60 Chapter Sixty
61 Chapter Sixty One
62 Chapter Sixty Two
63 Chapter Sixty Three
64 Chapter Sixty Four
65 Chapter Sixty Five
66 Chapter Sixty Six
67 Chapter Sixty Seven
68 Chapter Sixty Eight
69 Chapter 68.5
70 Chapter Sixty Nine
71 Chapter Seventy
72 Chapter Seventy One
73 Chapter Seventy Two
74 Dear Pembacaku
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Chapter One
2
Chapter Two
3
Chapter Three
4
Chapter Four
5
Chapter Five
6
Chapter Six
7
Chapter Seven
8
Chapter Eight
9
Chapter Nine
10
Chapter Ten
11
Chapter Eleven
12
Chapter Twelve
13
Chapter Thirteen
14
Chapter Fourteen
15
Chapter Fifteen
16
Chapter Sixteen
17
Chapter Seventeen
18
Chapter Eighteen
19
Chapter Nineteen
20
Chapter Twenty
21
Chapter Twenty One
22
Chapter Twenty Two
23
Chapter Twenty Three
24
Chapter Twenty Four
25
Chapter Twenty Five
26
Chapter Twenty Six
27
Chapter Twenty Seven
28
Chapter Twenty Eight
29
Chapter Twenty Nine
30
Chapter Thirty
31
Chapter Thirty One
32
Chapter Thirty Two
33
Chapter Thirty Three
34
Chapter Thirty Four
35
Chaprer Thirty Five
36
Chapter Thirty Six
37
Chapter Thirty Seven
38
Chapter Thirty Eight
39
Chapter Thirty Nine
40
Chapter Fourty
41
Chapter Fourty One
42
Chapter Fourty Two
43
Chapter Fourty Three
44
Chapter Fourty Four
45
Chapter Fourty Five
46
Chapter Fourty Six
47
Chapter Fourty Seven
48
Chapter Fourty Eight
49
Chapter Fourty Nine
50
Chapter Fifty
51
Chapter Fifty One
52
Chapter Fifty Two
53
Chapter Fifty Three
54
Chapter Fifty Four
55
Chapter Fifty Five
56
Chapter Fifty Six
57
Chapter Fifty Seven
58
Chapter Fifty Eight
59
Chapter Fifty Nine
60
Chapter Sixty
61
Chapter Sixty One
62
Chapter Sixty Two
63
Chapter Sixty Three
64
Chapter Sixty Four
65
Chapter Sixty Five
66
Chapter Sixty Six
67
Chapter Sixty Seven
68
Chapter Sixty Eight
69
Chapter 68.5
70
Chapter Sixty Nine
71
Chapter Seventy
72
Chapter Seventy One
73
Chapter Seventy Two
74
Dear Pembacaku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!