Chapter Four

*Sudah tiga bulan menikah dengan pengusaha terkenal dan sudah tiga bulan pula, Maria Nuan tidak tertangkap kamera. Model cantik multitalen ini terlihat memasuki mobil mewah milik putra ke-dua Ghibran Yukka yang saat ini sedang menjadi perbincangan panas dunia bisnis.

Telihat seperti wanita gila harta. Maria mandapatkan kritik dan komentar pedas dari netizen di semua media sosial miliknya.

Bagaimana sebenarnya*_

Tilit...

Maria mematikan TV hitam menempel di dinding yang berada di ruang keluarga, sambil melempar remote control ke sebelah sofanya. Maria membung nafas kasar. Sekarang Maria tahu apa yang di maksud Yogi dengan masalah.

Flastback on...

"Masalah. Sepertinya kita akan mendapat masalah."

Maria yang sedang sibuk melihat telepon genggamnya, kini teralihkan fokusnya dengan apa yang di bicarakan Yogi. Terlihat kerutan halus dikening Maria.

"Masalah? Apa maksud lo dengan masalah?" Maria tidak mengerti apa yang di maksud Yogi.

"Lo harus matiin handphone lo! Dan lihat apa yang akan terjadi besok"

Setelah sampai di rumah, Maria langsung mematikan handphonenya seperti apa yang di katakan Yogi.

Flastback off...

Jadi inilah yang di maksud Yogi. Paparazi kurang kerjaan, mengambil foto tanpa sepengetahuannya dan membuat berita yang tidak berguna.

Yeah. Maria tahu, mereka mendapatkan uang dari mencari berita. Tapi ini bukan topik yang menurut Maria bisa dijadikan bahan berita, mereka bisa mencari berita lain.

Terkadang Maria merasa tidak suka dengan apa yang dialaminya, tapi mau bagaimana lagi ini pekerjaan yang ia suka dan ia bisa. Jadi dia harus menerima positive, negative yang didapatnya atas pekerjaannya sebagai public figure.

Sejak tadi pagi beberapa wartawan berkumpul di depan mension Alfy. Untung saja Alfy pergi lebih pagi sebelum wartawan datang.

"Apa-apaan ini. Kau kenal Rael?" Suara berat itu membuat pikiran Maria terbelah menjadi dua dan suara berat itu juga yang membuat pikirannya teralihkan. Maria seperti menghayal mendengar suara Alfy, tidak mungkin sekali pria itu berada di rumah jam kerja seperti ini.

Tapi tidak, ini kenyataan. Alfy melepar kasar tas kerjanya ke sofa singel di sebelah kursi yang di dudukinya sekarang. "A..apa?" Tanya Maria. Ia sedikit melamun sehingga yidak mendengarkan jelas apa yang Alfy katakan.

Alfy mengenduskan nafas kasarnya, ia sebal karena Maria tidak mendengarkannya bicara. Atau jangan-jangan Maria sengaja menahannya lebih lama, agar membuat Alfy lebih banyak berbicara.

"Kamu kenal Rael?" Tanya ulang Alfy.

Maria mengerutkan keningnya, ia tidak kenal siapa orang yang dibicarakan Alfy. Nama itu terlalu asing di telinganya. "Rael? Rael siapa? Aku gak kenal."

"Bukankah kemarin kamu pergi dia? Bahkan kamu membiarkan media mendapatkan fotomu yang masuk kedalam mobil mewahnya. Kamu gak kenal?" Tatapan elangnya tidak kunjung pergi dari matanya.

Maria baru menyadari siapa Rael yang dimakud Alfy. "Maksudmu Yogi?"

"Yah. Yogi Abrael Yukka. Apa kamu pengen membuat bisnisku hancur, karena berita sampahmu dengannya?" Alfy melepas jasnya dan melempat ke lantai.

Sebenarnya Alfy sudah geram melihat berita Maria dengan Yogi, di tambah lagi kumpulan wartawan di depan perusahaannya. Tentu dengan banyaknya wartawan yang berkumpul dipintu utama akan menghambat para klien atau investor keluar masuk kantornya. Apa lagi saat ini ia sedang dapat proyek besar.

Padahal Alfy sudah memerintahkan seluruh bodyguard nya untuk mengusir wartawan dari pintu utama, tapi bodyguard milik Alfy kalah banyak dengan wartawan yang kelaparan aku berita.

"Aku dan Yogi berteman sejak SMA. Apa ada masalah aku jalan dengannya?" Maria sedikit meninggikan nada suaranya. Ia tidak suka Alfy berbicara berbicara seperti itu. Seolah semua ini salahnya, padahal pada kenyataannya semua ini salahnya. Alfy tidak ada di kantornya dan itu sudah membuat Maria uring-uringan, jadi Ia mamilih meminta Yogi untuk menemaninya.

Alfy tidak puas dengan jawaban Maria. "SEHARUSNYA KAU LEBIH BERHATI-HATI. Apa kau tidak ingat? Kau dan aku adalah sorotan public.

Emosi Alfy tidak bisa lagi di tahan. Emosinya naik turun, Ia berteriak sekencang-kencangnya. Sehingga semua orang di rumah besar Alfy, dapat mendengarnya.

Sedangkan Maria menundukkan wajahnya, tidak berani melihat wajah Alfy yang sedang marah. Ia sangat takut pada Alfy saat pria itu sudah tidak bisa menahan emosinya lagi. Maria takut Alfy akan memukulnya tanpa sadar.

MAU TARUH DIMANA NAMA KELUARGAKU, kalau media sampai menayangkan berita 'ISTRI KETURUNAN YOAN TERTANGKAP KAMERA SEDANG BERSELINGKUH DENGAN TEMAN LAMANYA'. "

Masih dalam ketakutanyan, mata Maria melebar saat mendengar kata 'berselingkuh' dari mulut Afy.

'Apa kau bilang? Aku dan Yogi berselingkuh? Asal kau tahu. Jangankan aku berselingkuh memiliki niatnya saja aku tidak pernah.'

Sambil menahan sakit di dadanya, plus air mata yang ingin menerobos pertahanan yang di buatnya. Maria menarik nafasnya, agar tubuhnya tenang dan tidak mengerang kesakitan.

"Aku sudah bilang Alfy. Aku dan Yogi hanya teman. Kita bukan selingkuh. Lagi pula, kau tidak membaca semua isi surat kabar itukan? Kalau kau membacanya sampai selesai kau akan tahu dimana aku menunggu Yogi menjeputku. Dan satu lagi, kau tahu? Perkataanmu sangat kasar." di akhir kalimat, suara Maria melemah dia tidak ada lagi tenaga untuk meninggikan suaranya pada Alfy.

Maria langsung pergi ke kamarnya, menjauhi Alfy yang terdiam memikirkan apa yang dikatakan Maria. Sedikit rasa bersalah bersarang di hatinya. Alfy baru menyadari dengan apa yang dikatakannya tadi sangat kasar untuk seorang wanita.

Maria mencari botol berwana putih miliknya dan ia mendapati benda itu di laci meja tidurnya. Mengambil beberapa butir, lalu memasukannya kedalam mulut di elan bersama air yang di minumnya.

Maria menidurkan tubuhnya ke kasur, rasa kantuk muncul seperti biasa saat ia selesai meminum obatnya, dengan perlahan matanya menutup dan hitam.

Sedangkan Alfy terdiam memikirkan perkataan Maria. Apa benar? perkataannya terlalu kasar untuk seorang wanita? Tapi dia hanya berbicara apa yang ada di dalam kepalanya, tentang permasalahan ini. Sebab Alfy yakin ayahnya akan kecewa melihat berita ini, karena dulu ayahnya lah yang keukeuh menikahkannya dengan Maria.

Membaca berita itu sampai selesai? Dia hanya membaca judul berita tersebut.

Alfy termendung dengan perkataan Maria tentang 'dimana aku menunggu yogi menjemputku' . Memang ada dimana dia menunggu Yogi?

Terpopuler

Comments

Michelle Avantica

Michelle Avantica

Ah fix nih gw favoritin deh thor 👍

2020-10-01

1

sam uni

sam uni

akan ku lanjutkan bacanya Thor,,seruuu..

2020-07-06

1

AML_DY

AML_DY

Halo ka thor novelnya Bagus
Aku udah mampir lho
Mampir juga ya ke novelku judulnya:
#Ailemra's Love Story
#Gadis Pemberani
🙏♥️♥️♥️

2020-05-23

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter One
2 Chapter Two
3 Chapter Three
4 Chapter Four
5 Chapter Five
6 Chapter Six
7 Chapter Seven
8 Chapter Eight
9 Chapter Nine
10 Chapter Ten
11 Chapter Eleven
12 Chapter Twelve
13 Chapter Thirteen
14 Chapter Fourteen
15 Chapter Fifteen
16 Chapter Sixteen
17 Chapter Seventeen
18 Chapter Eighteen
19 Chapter Nineteen
20 Chapter Twenty
21 Chapter Twenty One
22 Chapter Twenty Two
23 Chapter Twenty Three
24 Chapter Twenty Four
25 Chapter Twenty Five
26 Chapter Twenty Six
27 Chapter Twenty Seven
28 Chapter Twenty Eight
29 Chapter Twenty Nine
30 Chapter Thirty
31 Chapter Thirty One
32 Chapter Thirty Two
33 Chapter Thirty Three
34 Chapter Thirty Four
35 Chaprer Thirty Five
36 Chapter Thirty Six
37 Chapter Thirty Seven
38 Chapter Thirty Eight
39 Chapter Thirty Nine
40 Chapter Fourty
41 Chapter Fourty One
42 Chapter Fourty Two
43 Chapter Fourty Three
44 Chapter Fourty Four
45 Chapter Fourty Five
46 Chapter Fourty Six
47 Chapter Fourty Seven
48 Chapter Fourty Eight
49 Chapter Fourty Nine
50 Chapter Fifty
51 Chapter Fifty One
52 Chapter Fifty Two
53 Chapter Fifty Three
54 Chapter Fifty Four
55 Chapter Fifty Five
56 Chapter Fifty Six
57 Chapter Fifty Seven
58 Chapter Fifty Eight
59 Chapter Fifty Nine
60 Chapter Sixty
61 Chapter Sixty One
62 Chapter Sixty Two
63 Chapter Sixty Three
64 Chapter Sixty Four
65 Chapter Sixty Five
66 Chapter Sixty Six
67 Chapter Sixty Seven
68 Chapter Sixty Eight
69 Chapter 68.5
70 Chapter Sixty Nine
71 Chapter Seventy
72 Chapter Seventy One
73 Chapter Seventy Two
74 Dear Pembacaku
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Chapter One
2
Chapter Two
3
Chapter Three
4
Chapter Four
5
Chapter Five
6
Chapter Six
7
Chapter Seven
8
Chapter Eight
9
Chapter Nine
10
Chapter Ten
11
Chapter Eleven
12
Chapter Twelve
13
Chapter Thirteen
14
Chapter Fourteen
15
Chapter Fifteen
16
Chapter Sixteen
17
Chapter Seventeen
18
Chapter Eighteen
19
Chapter Nineteen
20
Chapter Twenty
21
Chapter Twenty One
22
Chapter Twenty Two
23
Chapter Twenty Three
24
Chapter Twenty Four
25
Chapter Twenty Five
26
Chapter Twenty Six
27
Chapter Twenty Seven
28
Chapter Twenty Eight
29
Chapter Twenty Nine
30
Chapter Thirty
31
Chapter Thirty One
32
Chapter Thirty Two
33
Chapter Thirty Three
34
Chapter Thirty Four
35
Chaprer Thirty Five
36
Chapter Thirty Six
37
Chapter Thirty Seven
38
Chapter Thirty Eight
39
Chapter Thirty Nine
40
Chapter Fourty
41
Chapter Fourty One
42
Chapter Fourty Two
43
Chapter Fourty Three
44
Chapter Fourty Four
45
Chapter Fourty Five
46
Chapter Fourty Six
47
Chapter Fourty Seven
48
Chapter Fourty Eight
49
Chapter Fourty Nine
50
Chapter Fifty
51
Chapter Fifty One
52
Chapter Fifty Two
53
Chapter Fifty Three
54
Chapter Fifty Four
55
Chapter Fifty Five
56
Chapter Fifty Six
57
Chapter Fifty Seven
58
Chapter Fifty Eight
59
Chapter Fifty Nine
60
Chapter Sixty
61
Chapter Sixty One
62
Chapter Sixty Two
63
Chapter Sixty Three
64
Chapter Sixty Four
65
Chapter Sixty Five
66
Chapter Sixty Six
67
Chapter Sixty Seven
68
Chapter Sixty Eight
69
Chapter 68.5
70
Chapter Sixty Nine
71
Chapter Seventy
72
Chapter Seventy One
73
Chapter Seventy Two
74
Dear Pembacaku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!