BENIH CINTA

Ricky bisa bernafas lega sejenak. Para pemegang saham memberi waktu 2 bulan dalam menangani masalah ini. Ricky yang merasa lelah karena hampir 3 jam membicarakan bisnis yang dia sendiri bahkan belum mengerti. Ricky duduk lemas di pantry. Dengan secangkir kopi hangat di tangannya.

"Pa, maafin Ricky, Ricky udah membuat keputusan yang salah. Dengan membawa Kak Ryan kemari justru malah memperburuk kondisi perusahaan." batin Ricky kembali sedih

Belum kering air matanya karena kehilangan kedua orang tua, Ricky harus dihadapkan pada kenyataan dimana kondisi usaha papanya yang hampir hancur.

Merasa sangat stres, Ricky memutuskan untuk pulang dan membolos kuliah lagi. Ricky berjalan ke arah mobil. Ketika hendak membuka pintu seseorang memanggilnya.

Ricky menoleh. Ryan menghampiri Ricky dan memberikan sekaleng kopi dingin padanya.

"Biar adem pikiran sama hatinya. Aku yakin pasti masalah ini cepat teratasi. Kamu yang tenang ya, kamu serahkan aja semuanya sama aku." ujar Ryan berpura-pura ramah.

Ricky menyeringai dan membanting kaleng minuman itu dengan kasar.

"Kamu nggak usah sok baik. Aku bakal nemuin buktinya dan masukin kamu ke penjara." ancam Ricky

Ryan tertawa. "Sepertinya kamu benci banget ya Ric sama aku. Padahal aku udah niat bantuin kamu ngurus usaha papa kamu loh. Ya, memang kondisinya saja yang belum stabil."

Ricky menatap tajam kedua mata hitam Ryan.

"Jangan bermain api Kak Ryan. Atau kakak akan terbakar dengan sendirinya." ujar Ricky dan langsung masuk ke dalam mobil

Ricky segera meninggalkan halaman kantor papanya. Berniat pulang dengan segera karena dia benar-benar sudah lelah. Ricky sedikit mengebut menerobos rintik hujan yang mulai turun siang itu.

Tepat di perempatan ringroad utara, Ricky menghentikan mobilnya. Ricky melihat Cintya yang baru keluar apotek dan menenteng bungkusan kotak dalam kresek hitam. Ricky menepikan mobilnya dan menghampiri Cintya.

"Cintya? Kamu ngapain disini?" tanya Ricky

Cintya berbalik dengan senyumnya yang manis.

"Beliin susu buat nenek biar tulangnya nggak sakit. Kamu kok disini Ric?" Cintya bertanya balik

"Aku cuman kebetulan lewat tadi. Terus lihat kamu jadi aku samperin." balas Ricky

"Owh, aku mau beli lauk Ric habis itu mau pulang. Nenek udah laper soalnya. Tadi nggak sarapan." terang Cintya

"Aku anterin ya?" tawar Ricky sambil membuka pintu mobilnya

Tanpa menjawab Cintya masuk ke dalam mobil. Lagi-lagi Ricky membantunya memasang sabuk pengaman Cintya. Deg.. Kembali jantung Cintya berdegup. Selalu seperti itu saat Ricky dekat dengannya.

Ricky menyisipkan rambut ikal Cintya ke telinganya dengan senyum yang menawan. Seketika pipi Cintya semerah tomat. Dia menunduk malu.

Ricky menyalakan mobilnya.

"Mau makan apa Cin? Nenekmu dibawain apa?" tanya Ricky

"Nenek pengen Bakmi Jawa Ric. Dibungkus aja ya. Nenek belum makan soalnya pagi tadi. Kalau dimakan disana kasihan nenek nunggu lama." ujar Cintya masih dengan wajah tertunduk

Ricky tersenyum. Merasa lucu melihat ekspresi malu Cintya. Tanpa bicara lagi Ricky mengarahkan mobilnya ke Mangkuduyan.

Restoran Mie itu tampak ramai. Memang sudah masuk jam makan siang. Ricky pun turun diikuti dengan Cintya yang masih tertunduk. Memang mukanya tidak lagi memerah tapi dia masih merasa malu.

"Cintya, Kamu ngapain sih nunduk terus? Kamu malu ya?" tanya Ricky

Cintya menggeleng cepat.

"Aku.. Aku pengen nasi goreng. Nenek.. Nenek Bakmie Jawa aja."ujar Cintya mengalihkan pembicaraan.

Ricky tertawa ringan.

Ricky merangkul tubuh pendek Cintya dan mengajaknya masuk. Setelah memesan makanan Ricky dan Cintya duduk di kursi kecil yang memang biasa digunakan untuk mengantri.

Ricky terlihat diam. Kembali memikirkan jalan keluar dari masalahnya. Wajahnya kembali lesu. Menjadi tidak bersemangat, bahkan sekedar untuk bicara. Cintya yang tahu itu menepuk pelan bahu Ricky.

"Ric, kamu marah? Aku buat kamu sedih ya?" tanya Cintya pelan

Ricky tersenyum. "Aku nggak marah kok. Aku cuman lagi ada masalah." ujar Ricky

"Kenapa Ric? Kamu punya masalah sama siapa? Apa aku bisa bantu kamu?" tanya Cintya tulus

"Masalah kantor Cin. Nanti aja di mobil aku critain ya." balas Ricky

Cintya mengangguk paham. Setelah itu mereka hening dalam pikiran masing-masing.

"Mas pesanannya udah jadi." panggil salah satu waitress

Ricky pun berdiri dan membayar makanan mereka. Lalu segera keluar dan berjalan ke arah mobil merah Ricky.

"Cin, kantor papaku hampir bangkrut." ujar Ricky

Cinty menghentikan langkahnya.

"Kok bisa Ric? Apa nggak laku? Apa ada yang ngambil barang dari kantor papa kamu? Apa ada yang nyuri uangnya?" tanya Cintya polos

Ricky tersenyum. " Ini yang aku suka dari kamu Cin. Kamu selalu tau perasaanku dan bisa nebak apa yang aku pikirkan."

Cintya terdiam berusaha mencerna kalimat Ricky.

"Kakak sepupuku, dia yang makai uang kantornya papa. Tapi aku harus nyari bukti biar dia bisa dipenjara dan kantor papa bisa kembali seperti dulu." terang Ricky dengan bahasa yang sederhana agar Cintya mengerti.

"Dia saudaramu. Tapi dia nyuri uang papamu. Kok jahat ya? Seharusnya dia bantuin kamu Ric." balas Cintya sedih

Ricky menggandeng tangan Cintya.

"Kita harus pulang sekarang. Lain kali kita bahas lagi masalah ini."

Dalam perjalanan pulang mereka hanya diam. Tampak Cintya yang mulai mengantuk. Ricky pun segera mempercepat laju kendaraannya. Khawatir Cintya ketiduran di mobil. Sesampainya di rumah kecil itu. Ricky mengantarkan Cintya sampai depan pintu.

"Makasih ya Ric." ucap Cintya

"Sama-sama. Ya udah dimakan gih. Keburu dingin nggak enak loh. Aku pamit ya." balas Ricky hendak berbalik ke mobil

"Ricky." panggil Cintya

Ricky kembali menoleh.

"Apapun yang terjadi tetap senyum ya. Aku yakin kamu pasti bisa menyelesaikan semua masalah ini. Kamu sahabatku yang terbaik Ric. Semoga Tuhan selalu memberimu yang terbaik." ucap Cintya dengan seulas senyum

Ricky merasa tersanjung. Kalimat itu singkat tapi begitu dalam. Tanpa sadar Ricky menarik Cintya ke dalam pelukannya. Meluapkan tangisnya seolah hanya Cintyalah yang mengerti segala perasaannya. Rasa nyaman menguak dari dalam hatinya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!