Firman menghampiri Retha yang masih terduduk di lantai dengan dress yang belepotan. Firman jongkok dan membantunya berdiri. Seketika Retha tersenyum dengan bahagianya.
"Tha, kamu nggak apa kan? Baju kamu kotor Tha." ujar Firman sambil melihat noda di dress Retha
"Biarin aja. Asal aku bisa deket sama Ricky, mandi lumpur pun aku rela." balas Retha tersenyum
Firman menghela nafasnya. 'Ricky lagi yang kamu pikirin Tha. Nggak bisa apa kamu lihat aku.' pikirnya kesal
Pintu kamar Ricky terbuka. Ricky keluar kamar dengan rambut basah dan handuk putih di kepalanya. Retha pun menghambur ke arah Ricky dan memasang wajah sedih yang dibuat-buat.
"Ricky, baju aku kotor nih. Masak iya nanti aku pulang pake ini. Malu dilihatin orang." manja Retha
"Bentar. Tunggu di sini." ujar Ricky menuju sebuah ruangan dengan pintu putih bergagang emas.
Retha pun mengikutinya dari belakang. Ketika pintu terbuka. Tampaklah ranjang berukuran king size dengan bad cover biru bercorak bunga. Ada TV LED di tengah ruangan. Lampu tidur di kedua sisi tempat tidur dan lemari gantung besar di sisi ruangan.
"Ini kamar siapa Ric?" tanya Retha
"Mama." balas Ricky singkat.
Ricky membuka lemari dan mengambil sebuah dress cantik berwarna peach. Ricky memberikannya pada Retha.
"Ini punya mama. Kamu pake aja. Ganti baju kamu. Kamar mandinya disitu." ujar Ricky menunjuk ke arah pintu kecil di sudut kamar.
"Beneran nggak apa nih aku pake baju mama kamu?" tanya Retha memastikan
Ricky menggeleng. "Daripada kamu pulang pake baju kotor. Nanti baju kamu biar di cuci sama bibi."
Retha kegirangan dan langsung berlari ke kamar mandi. Ricky pun menunggu di kasur sambil melihat potret kedua orang tuanya. "Andai mama nggak nolongin Ricky mungkin mama masih ada disini." gumam Ricky kembali meneteskan air mata
Ceklek. Pintu kamar mandi terbuka. Retha tampak anggun dengan dress peach selutut tanpa lengan milik mama Ricky. Ricky tertegun sejenak.
"Ric, pantes nggak? Aku cantik kan?" tanya Retha sambil memutar tubuhnya
Ricky mengangguk kecil. "Ayo keluar. Kasihan Firman sendirian." ujar Ricky beranjak dari kasur
"Tunggu Ric." panggil Retha.
Retha memeluk Ricky dari belakang. Jari lentiknya merapat di perut Ricky. Kepalanya bersandar pada punggung tegap Ricky.
"Biarin seperti ini dulu Ric. Aku kangen." ujar Retha
Ricky pun terdiam sejenak.
"Aku suka banget sama kamu Ric. Aku harap kita bisa jadi pasangan yang paling bahagia selamanya." gumam Retha
Ricky melepas pelukan Retha dan berbalik," Sini baju kotormu biar aku kasihkan ke bibi."
Ricky menyahut baju Retha dan segera keluar kamar. Belum sampai membuka pintu Retha mengecup pipi Ricky.
"Makasih buat gaunnya ya." ujar Retha membuka pintu
Ricky yang merasa geram tak menghiraukannya lagi. Dia menuju dapur dan segera memasukkan baju Retha ke dalam keranjang. Ricky merasa gerah dengan perlakuan Retha yang menurutnya lancang.
Ricky meneguk kasar air dingin dari kulkasnya.
"Mas Ricky, mau dibuatin minum ?" tawar bibi
"Nggak bi. Aku ke dalam dulu ya." ujar Ricky singkat.
Ricky pun kembali menemui kedua temannya di ruang tamu.
Retha duduk dengan kaki menyilang sambil memainkan ponselnya. Sedangkan Firman sibuk bermain game. Ricky duduk dihadapan mereka tanpa suara.
"Kok diem aja sih Ric?" tanya Retha
"Nggak apa kok. Ngomong-ngomong kok kamu bisa sama Firman sih? Trus ngapain kalian ke sini tiba-tiba?" tanya Ricky heran
"Owh, tadi itu aku bosen di kampus, Nggak ada kamu sih. Jadi aku ngajak Firman buat nyalon trus mampir deh ke tempat kamu. Habisnya aku kangen." ujar Retha
"Owh. Fir, kamu makan gih pizzanya. Masih dua slice tu." ujar Ricky menyodorkan sisa pizza pada Firman
"Boleh nih buat Gue? Sikaaat.." ujar Firman
"Itu kan buat Ricky. Kamu sudah makan banyak lagi." Protes Retha
"Sudah makan aja Fir. Mubadzir. Aku sudah kenyang banget tadi makan sate." ujar Ricky
"Nggak ajak-ajak Ric. Pelit." Olok Firman
Ricky tertawa ringan. "Next time. Balik kampus aku traktir nanti."
"Aku diajakin juga dong. Eh by the way, emang kamu tadi makan sama siapa sih Ric? Cowok apa cewek?" tanya Retha penasaran
"Emang kenapa?" Ricky bertanya balik
"Nggak apa sih. Cuma penasaran aja." balas Retha kecewa
Jam menunjukkan hampir pukul lima. Retha dan Firman pun pamit. Setelahnya Ricky memilih untuk istirahat di kamarnya.
***
Minggu kedua di bulan Januari. Retha menikmati akhir pekan dengan mewarnai kukunya. Ditemani secangkir lemon segar dan suasana yang hangat.
Seorang pria berambut putih mengecup keningnya.
"Pagi kesayangan papa. Semakin hari papa lihat, kamu semakin cantik saja. Semakin mirip dengan mama kamu." ujar papa Retha
Retha pun merengut, "Retha lebih cantik dari mama. Papa tahu kan, Retha punya mata coklat yang indah. Kulit putih bersih juga tubuh yang ramping. Beda banget sama mama yang kulitnya coklat." sombong Retha
Papa Retha tertawa. "Papa akui, kamu memang sempurna. Tapi, papa bingung. Apa kamu sudah berhasil mendekati Ricky? Kenapa kamu nggak pernah cerita soal dia?"
Retha pun berdiri. Berjalan ke arah tepian balkon.
"Retha sudah dapetin hatinya. Ricky bahkan pernah ngasih Retha baju. Kita bahkan pernah sekamar pa." ujar Retha melebih-lebihkan
"Oh iya? Apa kamu tidur sama dia juga. No putriku. Kamu nggak boleh hamil duluan." balas papa Retha
"Makanya dong pa, cepat bertindak. Jodohin Ricky sama Retha. Nikahin segera. Biar Retha nggak sampai hamil di luar nikah." rengek Retha
"Baiklah sayang. Papa akan usahakan." ujar Papa Retha
"Thank papa." balas Retha sambil memeluk papanya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments