Awan hitam masih dengan setia menaungi Kota Pelajar di pagi itu. Rintik hujan belum reda sejak semalam. Dingin mulai merayapi tubuh Ricky yang terbaring nyenyak di ranjangnya. Tampak mukanya berkerut dalam tidurnya. Seperti sedang mimpi buruk Ricky menunjukkan ekspresi takutnya.
'Papa egois. Nggak seharusnya papa ngusir Cintya gitu aja. Papa tau kan dia temen deket Ricky. Sejak kecil Ricky kenal dia. Papa nggak seharusnya bersikap kayak gitu.' protes Ricky kesal
Sementara yang dipanggil papa hanya tertawa meledek. 'Memang bisa apa gadis seperti dia. Dia bahkan nggak lulus sekolah. Dia cuma orang miskin yang kerjanya cuma mlorotin uang kamu doang.'
'Papa! Cintya nggak seperti itu. Dia tulus temenan sama Ricky. Ricky kenal sama dia. Pokoknya papa harus minta maaf sama Cintya.' ucap Ricky
'Papa nggak sudi minta maaf sama gadis miskin seperti dia. Kamu jangan malu-maluin papa ya. Pokoknya besok kamu harus ketemu sama Retha. Kamu harus mau tunangan sama dia.' paksa papanya
'Nggak. Ricky masih muda pa. Masa depan Ricky masih panjang. Ricky nggak mau.' tolak Ricky
'Kamu harus mau. Papa sudah janji sama Pak Andrian untuk jodohin kamu sama anaknya.' balas papanya
'Nggak!' bentak Ricky
Aaah.. Ricky terbangun dari mimpinya. Keringat dingin bercucuran di dahinya. Itulah awal kali penyebab kecelakaan terjadi. Perdebatan kecil dengan ayahnya itu yang menyebabkan mobilnya hilang kendali.
"Ya Tuhan." gumam Ricky
Ricky melirik jam di meja samping tempat tidurnya. 06.35.
"Aku harus siap-siap buat kuliah." ujar Ricky lalu bergegas ke kamar mandi
Ricky mengguyur tubuhnya dengan air hangat. Berusaha menenangkan diri dan menghilangkan kilasan buruk tentang kematian orang tuanya. Dia meresapi setiap tetes air yang mengaliri tubuhnya. Sambil menghela nafas berkali-kali untuk bersiap memulai harinya.
Ricky keluar kamar mandi dengan lilitan handuk di pinggangnya. Tampak maskulin melihat tubuh putihnya terekspos. Ricky mengambil selembar baju berwarna abu. Tampilannya tampak segar dan tampan. Seolah terlihat baik-baik saja.
Tok tok.. pintu kamarnya terbuka. Seorang wanita bertubuh gemuk tampak di depan kamarnya.
"Mas Ricky mau sarapan di kamar apa di bawah?" tanyanya
"Di bawah aja bi. Aku ada kuliah hari ini." tukas Ricky
Wanita itu mengangguk dan pergi. Tak lama kemudian Ricky menuruni tangga dan menuju dapur. Mengoleskan mentega dan sedikit menaburi gula di atas roti tawarnya. Segera setelah menghabiskan susunya dia berangkat.
Mobil merah siap di halaman. Ricky memutuskan berkendara sendiri. Meski cuaca buruk dan hujan tak kunjung berhenti. Ricky tetap berangkat ke kampus.
Di perjalanan, Ricky sedikit melamun. Memikirkan bagaimana kematian orang tuanya tepat di depan matanya membuatnya tidak fokus dan Brak.. Mobilnya terhenti. Ricky menabrak seseorang. Segera setelah dia keluar, seorang gadis tergeletak tak sadarkan diri. Ricky berlari menghampirinya.
"Cintya?" panggilnya begitu mengenali wanita yang di tabraknya
"Cintya bangun. Cintya." panggilnya menepuk nepuk kecil pipi gadis itu.
Karna tak kunjung sadar Ricky membawanya ke mobil. Karena jarak ke kampusnya sudah dekat, Ricky membawa Cintya ke kampus. Mobil diparkirkan di belakang kampus. Ricky membopong tubuh kecil Cintya menuju UKS.
Seorang wanita yang bertugas disana terkejut, melihat pangeran kampus menggendong seorang perempuan di tengah hujan.
"Mas Ricky. Ini siapa? Kok dibawa ke sini?" tanyanya heran
"Aku nggak sengaja nabrak dia. Karena udah deket kampus aku bawa kesini. Tolong minyak kayu putih." balas Ricky sambil membaringkan tubuh Cintya.
Gadis membawa kotak P3K mendekat. Memberikan minyak kayu putih pada Ricky. Ricky menuangkan sedikit di telapak tangannya lalu mendekatkannya ke hidung Cintya. Dibantu pertugas di sana Ricky mengobati beberapa lecet di tubuh Cintya.
Mata Cintya bergerak-gerak. Tanda dia akan sadar.
"Dimana aku?" tanyanya begitu sadar
"Di kampusku." jawab Ricky sambil memasangkan plester di lengannya
"Kok aku bisa ada di sini?" tanya Cintya heran
Ricky menghela nafas. "Maaf ya, aku nggak sengaja nabrak kamu. Jadi aku bawa kesini buat diobati." jelas Ricky
Cintya tiba-tiba terbangun. "Aku harus pulang. Aku nggak mau ketemu kamu lagi." ujarnya mencoba turun dari kasur.
"Cintya hati-hati. Kamu terluka." terang Ricky
"Aku nggak apa-apa. Makasih." balas Cintya berlalu keluar UKS
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments