Stay With Me

Stay With Me

PROLOG

Ricky menatap sedih kedua gundukan tanah tempat dimana kedua orang tuanya telah dimakamkan. Hatinya merasa sakit saat teringat kembali bagaimana kecelakaan maut itu merenggang nyawa mereka. Ricky ada di sana. Ada di dalam mobil yang terbalik di lereng jurang dan nyaris terbakar seluruhnya. Dia mendengar sendiri rintihan sakit dari mamanya yang justru membantu mengeluarkannya dari mobil itu. Menyelamatkannya untuk yang terakhir kali. Ricky melihat pemandangan pilu saat mobil itu terhempas jatuh dan meledak. Hanya dia satu-satunya yang selamat.

Wajah tampannya penuh air mata. Seolah frustasi dengan keadaan dia berteriak memohon agar semuanya kembali seperti dulu. Namun itu tidak mungkin lagi. Semuanya sudah terjadi. Hanya dia yang harus bertanggung jawab untuk ini.

“Tuan, kita harus kembali. Sebentar lagi hujan.” Ujar seorang laki-laki di sampingnya

“Aku tidak ingin pergi. Aku ingin di sini bersama mereka.” Ucap Ricky lirih

“Tuan, saya mengkhawatirkan kesehatan anda. Langitnya sangat gelap. Saya harus memastikan tuan sampai di rumah sebelum hujan turun”. Ucap laki-laki itu lagi

“Kenapa kamu begitu peduli denganku? Apa yang sebenarnya kamu inginkan dariku?” ucap Ricky tanpa menoleh

Laki-laki itu menunduk mensejajarkan tubuhnya dengan telinga Ricky.

“Aku hanya ingin tuan baik-baik saja. Luka di tubuh tuan belum sepenuhnya kering. Jika terkena hujan, saya khawatir akan infeksi nanti. Tolong mengertilah tuan. Nyonya tidak akan senang melihat tuan seperti ini.” Terang laki-laki itu

Ricky menghela nafas. “Lalu apa yang diinginkan orang tuaku? Bahkan aku sebagai putra satu-satunya tidak bisa menyelamatkan mereka dari kecelakaan itu. Aku benar-benar menyesal, kenapa tidak aku saja yang mati. Kenapa harus orang-orang yang aku sayangi?”

Laki-laki itu memegang bahu Ricky yang bergetar menahan isakannya.

“Tidak ada yang bisa merubah masa lalu Tuan. Tuan harus merelakan semuanya. Inilah jalan hidup yang harus tuan hadapi. Suka tidak suka tuan harus kuat.” Balas laki-laki itu kemudian memeluk Ricky.

Tangisnya semakin menjadi. Dialah maid yang paling dekat dengannya. Meski hanya seorang sopir, Ricky sudah menganggapnya seperti pamannya sendiri.

Tak lama setelahnya titik-titik air mulai berjatuhan. Seolah mengerti dengan apa yang Ricky alami. Langit pun ikut bersedih. Ricky dan laki-laki itu berlari memasuki mobil dan melaju ke rumahnya.

Ricky menatap gusar jalanan basah dan derasnya air dari kaca mobilnya. Merasa sedih dan marah atas kejadian ini. Ingin dia memaki bahkan dia sangat membenci dirinya atas kematian orang tuanya.

Andai saja ibunya tak membantunya keluar mungkin ibunya tidak akan meninggal. Andai saja ayahnya tidak bertengkar dengannya mungkin tidak akan menabrak pembatas jalan di lereng itu. Andai saja dia tidak ikut dalam perjalanan itu mungkin orang tuanya tidak akan meninggal. Semua ini karena dirinya.

Mobil itu melaju melewati derasnya hujan hingga tiba di sebuah rumah besar yang kini hanya dihuni Ricky seorang diri. Ricky berlari dan masuk ke dalam rumahnya. Dengan sedikit basah dan rambut yang berantakan Ricky membuka pintu. Tampaklah sisa-sisa kedukaan disana. Bunga bertebaran dan beberapa ungkapan turut berduka cita yang berjajar di sepanjang ruang tamunya.

Mata tajamnya tertuju pada sebuah lukisan bertuliskan "Selamat berpulang ke rumah Bapa di Surga. Tn dan Ny Wijaya."

"Selamat jalan papa, mama." ucap Ricky mengusap lukisan itu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!