Love him

Ricky menyusuri jalanan siang itu dengan pelan. Takut kalau nanti dia melamun lagi dan menabrak orang lain. Dia masih memikirkan Cintya, sahabatnya yang masih terluka karena tertabrak olehnya.

Retha tampak duduk tenang, Menikmati wajah tampan Ricky yang sedang fokus ke jalan.

"Ricky, kamu tinggal sendirian di rumah nggak kesepian apa?" tanya Retha sambil mengusap pelan tangan Ricky

Ricky melirik Retha yang tersenyum manis padanya.

"Sepi sih. Aku masih keinget papa sama mama. Baru juga kemarin aku ditinggal. Jadi masih belum terbiasa." balas Ricky

"Ric, kamu harus kuat ya. Harus ekstra berusaha buat move on. Buat Om sama tante Wijaya bangga sama kamu." kata Retha mengusap pelan bahu Ricky

"Hmm.. by the way.. aku cuma tahu jalan ke arah perumahan kamu. Tapi aku nggak tau rumah kamu yang mana." ujar Ricky memasuki kawasan Vinezia Mension dimana termasuk kawasan perumahan elite

"Gampang kok lurus aja sampe pertigaan belok kanan. Rumah no 3 dari belokan." jelas Retha menunjuk arah yang dimaksud

Ricky berhenti tepat di depan rumah bercat putih dengan pilar tinggi di kedua sisinya.

"Ini rumahku Ric. Kan kamu sudah tau nih, So, kalau lagi kesepian atau lagi butuh teman ngobrol boleh kok main-main kesini." tawarnya

"Thank Tha. Ya udah kamu masuk. Aku mau langsung pulang aja." ujar Ricky

"Okay. Before that, save no aku ya. Siniin handphone kamu." ujar Retha

Ricky berniat menolak tapi Retha mengambil ponsel Ricky di dasboard. Mengetik angka dan menyimpannya dengan nama "Margaretha".

"Kapanpun kamu mau. Call me." ujarnya sambil keluar mobil

"Bye Ricky sayang. Be carefull beb." ujar Retha sambil melambaikan tangan

Ricky bergumam singkat. Merasa risih dengan sikap genit Retha. Ricky pun melaju kembali. Namun bukan ke arah rumahnya, melainkan ke toko gerabah di dekat simpang lima yang biasa dia lewati. Ricky berniat melihat kondisi sahabatnya itu.

Toko itu tampak sepi. Hanya ada sang pemilik dan wanita paruh baya yang sedang mendisplay barang. Ricky menghampirinya dan bertanya sopan.

"Buk, Cintya ada?" tanyanya

"Cintyanya nggak masuk. Tadi kesini pamit katanya habis jatuh. Mau istirahat sehari." balas wanita itu

"Owh begitu ya bu. Ya sudah bu terima kasih."pamitnya

Ricky pun memutuskan untuk pulang. Anehnya adalah meski bersahabat sejak kecil, Ricky bahkan tidak pernah tau dimana Cintya tinggal. Mereka kenal secara kebetulan dan kemudian akrab hingga sekarang. Namun semakin hari orang tuanya tampak sangat menentang persahabatan ini sehingga membuat mereka tak sedekat dulu.

Keesokan harinya, Ricky mendapat panggilan dari nomor tidak dikenal. Setelah menekan tombol hijau. Terdengar suara nyaring yang tak asing baginya.

"Pagi Ricky sayang. Are you busy now?" ujar suara di seberang sana

"Retha? Kenapa nelpon pagi-pagi?" tanya Ricky

"Miss you. Aku mau bareng kamu deh ke kampusnya." ujar Retha

"Tapi rumahku sama rumahmu nggak searah ke kampus. Emang kamu nggak bisa bawa mobil sendiri?" tanya Ricky

"Mager. Enakan dijemput kamu. Please, pick up me." ujar Retha manja

Ricky menghela nafas. "Iya deh. Cepat siap-siap. Aku nggak mau kesiangan."

"Oke beb. I'm waiting for you. muach." balasnya genit

Ricky mematikan telfonnya. 'Ni anak kenapa ya? Tingkahnya aneh banget.' pikir Ricky

Segera Ricky mandi dan melewatkan sarapan. Karena harus menjemput Retha, Ricky harus terburu-buru pagi ini. Jalanan masih sepi. Baru pukul 07.15. Masih ada 45 menit lagi untuk jam pertama. Namun karena arah rumah Retha melewati kampus Ricky harus bolak balik.

Retha sudah menanti di depan dengan dress ungu bermotif bunga tanpa lengan. Ricky menatapnya sejenak.

"Why beb? Terpesonakah dengan penampilanku?" tanya Retha merasa diperhatikan.

"Bajunya bagus. Cocok dipakai sama kamu." ujar Ricky

Retha mencium pipi Ricky. Untuk pertama kalinya Ricky merasa aneh.

"Kamu apa-apaan sih nyium aku tanpa ijin?" protes Ricky

"Ya ampun bebebku Ricky. Kamu tu naif banget sih. Cuma dicium aja kok. Lagian dengan kamu bilang aku cocok pake baju ini itu sudah nunjukin kamu suka sama aku. So, nggak ada salahnya kan aku cium kamu." jelas Retha

Ricky membuang nafas kasar. "Terserah"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!