Ricky tiba di kampus pukul 08.05. Lewat 5 menit dari jam masuk kelasnya. Ricky memarkirkan mobil dengan asal dan segera keluar dari mobil.
Retha pun ikut menyusulnya. Namun dia berjalan pelan seolah sengaja memamerkan penampilannya. Dress ungu itu bergerak pelan terkena angin. Mata sipit dengan hidung yang mancung membuatnya tampak sempurna. Balutan dress yang kontras dengan kulit putihnya pun menambah kecantikannya. Retha tampak menikmati keterlambatannya. Dia pun masuk ke kelas tanpa merasa bersalah.
Ricky sudah berada di dalam dan memohon maaf pada dosen pembimbing.
"Ehem.." gumam singkat Retha
Ricky dan yang lain menoleh.
"Maaf Pak Johan,kami terjebak macet. Jadi tolong dimaklumi ya." ujar Retha menghampiri Ricky
Pak Johan menatap mereka sejenak.
"Ricky duduk. Retha, karena kamu mahasiswi baru tolong perkenalkan dirimu dulu." ujar Pak Johan
Retha berdiri di tengah ruangan.
"Kenalin aku Margaretha. Kalian bisa panggil aku Retha. Aku baru pindah dari Singapura. Senang bisa berkenalan dengan kalian." ujar Retha disambut hangat oleh beberapa pria disana
Ricky hanya membuang muka.
"Silahkan duduk Retha. Ada dua bangku kosong di belakang." ujar Pak Johan
"Emm, saya punya permintaan Mr. Johan. Saya ingin duduk di bangku sebelah Ricky. Jadi saya ingin, dia pindah ke belakang." ujar Retha menunjuk pada Firman
Pak Johan menatap Firman sejenak. Seolah mengerti, Firman memberesi barangnya dan pindah ke belakang. Ricky semakin merasa kesal. Retha seolah ingin mendapatkannya.
Retha duduk dengan senyum di bibirnya.
"I got you, beb." bisiknya
Ricky tak menggubrisnya. Dia memilih diam dan mengikuti materi hari ini sampai akhir jam nanti.
Sementara Retha hanya fokus padanya saja. Seolah Retha kuliah disini hanya untuknya. Retha terus saja mencoba mengalihkan pandangan Ricky padanya. Agar Ricky bisa melihat betapa memukaunya dia.
Ricky yang merasa risih segera mengacungkan tangannya.
"Pak, saya mau ke toilet." ujarnya
Ricky keluar kelas. Dia hanya ingin menghindar dari Retha yang sok akrab dengannya. Baru kemarin mereka bertemu dan Retha sudah membuat ulah.
Ricky menuju ke halaman belakang. Duduk di balkon yang menghadap langsung ke jalan. Berusaha menikmati hembusan angin agar dirinya sedikit lebih tenang.
Flashback
Cintya celingukan mencari sosok Ricky di gerbang rumahnya. Rumah itu tampak lengang. Namun Cintya dengan setia menunggu. Cintya berjanji pada Ricky untuk mentraktirnya ketika dia gajian untuk yang pertama kali. Cukup lama dia menunggu, hingga mobil merah berhenti tepat di depan pagar. Cintya berdiri dan mengetuk kaca mobilnya.
"Ricky, ayo makan. Aku udah gajian." ujar Cintya
Karena gelap, Cintya menempelkan mukanya ke kaca samping mobil. Dan seketika terbuka. Namun bukan Ricky yang di dalam melainkan papa dan mamanya.
Tuan Wijaya pun turun dan menampakkan setelan jas mahal dan sepatu kulitnya yang mengkilap. Disusul perempuan cantik di sebelahnya.
"Kamu? Untuk apa kamu kesini lagi?" hardik Tuan Wijaya
"Aku.. Aku mau ketemu Ricky Pak. Aku sudah janji mau mentraktirnya makan hari ini." balas Cintya menunduk takut
"Kamu kira Ricky orang kere sampe harus kamu traktir makan segala. Uangmu itu nggak akan cukup buat beli makanan yang biasa Ricky makan. Harusnya kamu tau diri dan lihat diri kamu ini. Kamu nggak pantas disebut sebagai temannya Ricky. Jangan pernah membuat malu Ricky karena kehadiranmu disini. Jadi cepat pergi dan jangan pernah kembali lagi." usir Tuan Wijaya sambil kembali masuk ke mobilnya
Sementara istrinya masih di luar dan berbicara lembut, "Tolong ya jangan kesini lagi. Aku nggak ingin lihat kamu dihina lagi. Tolong jaga juga harga diri Ricky. Aku nggak mau kalian berdua jadi bahan gunjingan. Pulang ya."
Tes.. air mata Cintya menetes. Dia menjatuhkan amplop berisi gajinya. Merasa rendah dan tak berguna. Dia tau dia bukanlah orang mampu namun dia juga punya hati yang tidak seharusnya disakiti.
Cintya menunduk. Sepasang tangan menangkup wajahnya. Mengusap air matanya. Laki-laki itu juga berjongkok mengambil amplop yang dijatuhkannya.
Cintya menatap sahabatnya itu.
"Aku cuma ingin nepati janjiku Ric. Tapi papa kamu nggak izinin. Ini kamu ambil aja gajiku semua. Kamu beli makanan sendiri ya. Kamu pasti malu makan sama aku." ujarnya kembali terisak
Ricky memeluk tubuh pendek Cintya.
"Hey, siapa bilang aku malu. Kamu sahabatku kan. Ayo makan sama-sama. Di ujung sana ada penjual oseng mercon yang enak banget. Kamu kan suka pedes jadi harus coba." balas Ricky
"Tapi Rick.." tolak Cintya
"Udah ayok." Ricky menarik tangan kecil Cintya.
Flasback End
Retha diam-diam mengamati Ricky yang tersenyum. Dia mengendap dan memeluk Ricky dari belakang.
"Senyum-senyum. Mikirin aku ya?" tanya Retha
Ricky yang terkejut pun langsung berdiri dan melepaskan pelukan Retha.
"Ini di kampus Retha. Tolong jaga sikap kamu." balas Ricky kesal
Retha duduk di hadapan Ricky.
"Gitu aja marah. Aku cuma mau mastiin aja. Kok ke toilet lama banget. Eh nggak taunya kamu ngelamun disini." balas Retha dengan senyum manisnya
"Lain kali nggak usah ikutin kemana aku pergi. Kita baru kenal kemarin, harusnya kamu bisa mengerti keadaan. Jangan seperti ini lagi. Aku nggak suka." balas Ricky pergi
Retha tersenyum miring. "Ricky.. Ricky.. Kamu boleh bilang gitu sekarang tapi besok-besok aku nggak menerima penolakan."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments