Do You Remember?

Do You Remember?

Naira Putri.

Apakah aku salah jika mengharapkanmu untuk kembali...

Apakah aku salah jika menunggumu...

salahkan jika aku berharap kau mencintaiku...

Baru saja kita berbagi cerita...

Canda tawa kita yang selalu ku ingat...

Yang bisa aku lakukan hanyalah menunggumu...

Aku selalu datang kak...

Datang dimana tempat terkahir aku melihatmu...

Aku selalu berharap bisa menjadi orang pertama...

Orang pertama yang melihatmu muncul kembali...

Aku benar benar merindukanmu...

Dan tanpa aku sadari, aku telah jatuh cinta padamu...

Jatuh cinta meskipun kau tidak berada disisiku...

Apakah kamu merasakan hal yang sama?...

Merasa mencintaiku juga...

Kak.. aku menyayangimu, mencintaimu, selalu...

 

Angin sore hari sangat sejuk membuat hatiku begitu damai, aku berdiri menikmati angin dikala senja datang dengan hujan yang sedikit deras. Aku selalu mengharapkan sebuah keajaiban datang, datang dengan membawamu dihadapanku. Aku sangat ingin memelukmu, aku ingin mengatakan bahwa aku tidak pernah lelah menunggumu.

"Akan kah kamu kembali kak, jika kejadian 15 tahun yang lalu aku mencegahmu pergi. Aku tidak akan kehilanganmu, aku tidak perlu mengharapmu untuk kembali." ucapku yang selalu berharap dia kembali, terkadang aku akan menangis jika merasakan rindu yang teramat padanya.

Tahun ini beda dengan beberapa tahun yang lalu, 4 bulan yang lalu adalah hari dimana aku telah mendapatkan gelar sarjana. Aku telah berusaha untuk menjadi orang yang berguna, bukan hanya keluarga bahkan teman temanku selalu mendukung ku. Usiaku sekarang 22 tahun, tidak ada harapan apapun disetiap tahunya. Setiap tahun berganti, harapanku tetap menunggu dia kembali.

Malam ini adalah malam yang indah untuk menikmati kotaku yang sangat indah dimalam hari, aku berjalan menikmati kota yang telah diguyur hujan beberapa jam yang lalu.

Semasa kuliah aku menjadi siswa terbaik dan berprestasi di Universitas Jakarta, aku menjadi orang yang paling dikagumi oleh teman temanku. Menurut mereka bukan hanya cantik dan baik, tapi aku juga sangat cerdas dan pintar membuat siapapun iri. Banyak juga yang bilang sifatku menurun pada kedua orang tuaku, kenapa tidak aku adalah anak mereka dan itu wajar.

"Ukhh dingin sekali.." ucapku duduk disebuah bangku taman, aku merasa dingin ketika udara malam membuat kulitku menggigil. Entah aku ini salah atau tidak pergi malam malam sendirian, hanya membawa tas kecil berisi hp dan dompet. Bahkan memakai jaket saja tidak, hanya memakai kaos biasa dengan celana sepanjang lutut.

Saat aku sedang memejamkan mata untuk merasakan dingin, tiba tiba saja tubuhku menjadi hangat. Dengan cepat aku membuka mata, aku melihat sebuah jas yang menghangatkan tubuhku. Karena terkejut aku berdiri dari dudukku, aku melihat tidak ada siapapun disana.

"Nara aku disini!"

Suara seseorang mengejutkanku, Nara. Hanya dia yang memanggilku Nara, suara yang asing tidak membuatku percaya bahwa dia yang datang. Dengan cepat aku berbalik badan untuk melihat yang bicara, alangkah terkejutnya aku ketika melihat seorang pria yang berdiri dihadapanku.

entah kenapa aku merasa itu adalah kak Anan, tidak mungkin dia disini. Tapi aku sangat yakin pria itu adalah dia, perlahan aku mendekat kearahnya. Saat tepat dihadapannya antara percaya tidak percaya dengan menatap matanya aku melihat itu dia.

"Ini aku!" ucapnya, aku meneteskan air mata tapi dia menyeka airmata dipipiku.

"Kak Anan, kamu kak Anan?" ucapku memegang kedua pipinya, pria itu tersenyum dan mengangguk.

"Iya ini aku, aku kembali." ucapnya yang membuatku sangat senang dan langsung memeluknya.

"Aku merindukanmu, sangat rindu padamu kak. Kenapa kamu meninggalkan aku, kenapa kak." ucap menangis dalam pelukannya, ia hanya membalas pelukanku tidak mengatakan apapun.

"Berjanjilah tidak akan meninggalkanku lagi?" ucap ku, kak Anan melepas pelukan itu dia menyeka air mata ku.

"Aku janji, tidak akan pergi lagi." ucapnya membuatku bahagia, aku tersenyum padanya.

"Ayo kita temui papa Vano, tante Amelia sangat merindukanmu. Mereka pasti senang bertemu denganmu, ayo..." ucapku senang langsung menarik tangannya.

Karena senang, aku tidak melihat langkahku. Jalan yang licin karena hujan membuatku tergelincir dan tidak bisa menopang diriku sendiri. Aku terjatuh dan tidak sempat berpegangan pada kak Anan.

"Akhh!!!" teriakku menutup mata.

\*Bugh..

Bugh\*..

Aku terjatuh dan merasakan sakit pada punggung ku, saat aku membuka mata semuanya berubah. Aku melihat sekelilingnya tidak tampak seperti jalan malam itu, tapi seperti ruangan yang tidak asing untukku.

"Anak gadis baru bangun, katanya mau cari pekerjaan!" ucap seorang wanita sedikit serak membuatku sadar, dia adalah ibuku dan ruangan ini adalah kamarku. Lebih tepatnya semuanya hanya mimpi, dia hanya hadir dimimpiku. Ada perasaan kesal dihatiku, karena lagi lagi aku mimpi kehadirannya.

"Naira malah melamun, ayo mandi dan sarapan. Papamu sudah mencarimu dari tadi, kamu jatuh lagi ya.." ucap ibuku dengan membuka gorden jendela dikamarku, membuatku bangun dan duduk diatas kasur.

"Iya ma, tadi aku mimpi tapi bangun bangun malah jatuh dari kasur!" ucapku sedikit malas, ibuku mengelus kepalaku.

"Yasudah cepat mandi, semuanya sudah siap sarapan." ucapnya lembut, aku pun membalas itu dengan senyuman.

"Iya ma." balasku dengan melangkah kearah kamar mandi, perasaan kesal masih menyelimuti hatiku karena mimpi itu. Anehnya aku tidak bisa mengingat wajahnya, aku tidak bisa melihat wajahnya lagi. aku merasakan itu sangat nyata, bahkan aku merasakan sentuhannya ditanganku.

setelah beberapa menit aku selsai dari kamar mandi, hari ini ada interview disebuah perusahaan. Aku memakai pakaian yang sangat sederhana dan polesan make up natural tidak terlalu mencolok. Aku keluar dari kamar untuk menemui yang lain, terlihat semua orang sudah duduk diruang makan.

"Pagi semuanya?" ucap ku menyapa semuanya tersenyum melihatku.

"Jadi mau cari kerja sekarang?" tanya Riana, aku mengangguk dan duduk disampingnya.

"Oke semoga berhasil, jangan lupa traktir aku nanti." ucapnya lagi tersenyum, kami pun bertos. Riana dan aku sudah seperti seorang sahabat, dia segalanya untukku begitupun sebaliknya.

"Kenapa sih mau cari kerja, kerja ditempat papa kan enak." ucap ibuku menyodorkan sepiring sarapan padaku, aku pun menerima itu dan tersenyum.

"Iya kamu bisa kerja sama aku, lagian disana aku juga butuh sekretaris." saut kak Bagas, aku hanya bisa tersenyum.

"Ya kan kakak disana jadi wakil papa, kakak cari sekretaris aja jangan aku." sautku singkat, Riana melihatku lalu melihat Kak Bagas.

"Jangankan cari sekretaris, kakak harus cari istri dulu. Siapa tahu nanti istrimu jadi sekretarismu." celetuk Riana, semua orang tertawa disana termasuk aku.

"Atau cari sekretaris dulu Rin, nanti sekretarisnya jadi istrinya." timpalku lagi, kali ini aku dan Riana tertawa puas berhasil membuat Kak Bagas kesal.

"Kalian jahat sekali meledekku, kalian tidak ingat bahwa aku yang mengurus kalian saat kecil." ucap Kak Bagas berpura pura sedih, tidak membuat kami diam. Aku dan Riana semakin tertawa.

"Sudah sudah. nanti buat Riana saja kerja dengan Bagas." ucap om Riyan, Riana malah terdiam dan batuk.

"Tapi Riana gak tertarik pa, Riana kan mau jadi guru." ucap Riana dengan senyum menunjukan gigi.

"Naira bilang sama papa, kenapa kamu tidak mau kerja dengan papa atau papa Vano?" kali ini pertanyaan papaku dengan serius.

"Pa Naira ingin mandiri, Naira gak pengen kerja sama papa karena akan membuat perbedaan antara Naira dan karyawan lain. Naira pengen merasakan jadi karyawan terus menjadi terbaik dan bertanggung jawab atas kerja keras Naira sendiri. Bukan karena Naira ini anak papa atau pun papa Vano, Naira tidak mau di istimewa karena status Naira." jelasku, aku harap papa menyetujui itu. Melihat semuanya tersenyum, aku yakin mereka semua setuju.

"Wahh!!! Naira hebat, Naira semakin dewasa dan tidak manja." aku terkejut dengan suara kak Bagas dengan tepuk tangan, seperti anak kecil.

"Naira dewasa, kenapa kamu tambah kecil kak!" celetuk Riana membuat kak Bagas kesal lagi.

"Kamu benar benar adik yang jahat!" ucapnya kesal, aku hanya tertawa pelan.

"Ya sudah kami semua selalu mendukung keputusan kalian, apapun yang baik untuk kalian kami selalu mendukung." ucap om Riyan membuatku senang.

"Naira kalau sudah seperti itu, papa terima keputusan kamu. Kalau butuh apapun datang pada papa." ucap papa tersenyum, aku pun mengangguk dan tersenyum.

"Bagas hari ini ada rapat, kamu yang pergi ya.." ucap papa lagi pada kak Bagas

"Iya om, nanti Bagas yang urus." saut kak Bagas dengan tegas.

Ya, kak Bagas bekerja sebagai wakil direktur di perusahaan papa. Papa sangat percaya padanya, kak Bagas pun bertanggung jawab dan tidak pernah mengecewakan papa. Kami juga suka sekali menggodanya, apalagi masalah mengejek tentang mempunyai istri.

Kalau Riana dia sedikit centil, tapi cantiknya tidak kalah denganku. Menurutku Riana itu sangat cantik, tapi semua orang dirumah bilang aku lebih cantik dari Riana, bahkan Riana mengakui itu. Riana bercita cita menjadi guru, dan dosen seperti om Riyan, Riana berbeda dariku. Kalau aku lebih keinginan dibidang perkantoran , kalau Riana lebih suka dengan persoalan mengajar.

Itulah keluargaku, yang harmonis. Rumah menjadi menyenangkan, damai dan juga nyaman. Meskipun kami dari keluarga yang bisa dibilang kaya, tapi kami tidak pernah menunjukkan itu. Kami selalu bersifat mandiri dan tidak terlalu mewah dalam hidup.

\*

Hari ini adalah hari dimana aku harus interview kerja, aku tidak ingin terlambat dihari pertama aku harus menunjukkan kesan yang baik. Seperti biasa aku pergi dengan mang Didin, setelah sampai di perusahaan itu mang Didin kusuruh untuk pulang.

Aku mendengar perusahaan yang aku datangi adalah perusahaan baru, dengan kehebatan direktur itu membuat perusahaan barunya menjadi trending topik no 1 dalam waktu satu bulan saja.

Dua bulan lalu aku mendengar bahwa perusahaan itu membutuhkan sekretaris untuk direkturnya, aku beranikan diri untuk mengirim surat lamaran kerjaku. Aku juga tidak terlalu berharap, tapi tidak kusangka mereka mengirim pesan pada email ku untuk datang interview.

Aku mulai masuk perusahaan itu, terlihat sangat besar dan indah didalam. Serasa seperti perusahaan yang aku impikan, tapi itu cita cita seorang anak kecil dulu. Benar saja orang bilang, perusahaan itu tidak menerima orang biasa untuk bekerja.

"apa ada yang bisa kami bantu?" tanya seorang wanita, aku tersenyum.

"Ini saya dipanggil untuk interview, dimana ya itu?" tanyaku, wanita itu memeriksa surat yang bawa.

"Iya nona silahkan naik kelantai 5, anda bisa menunggu nama anda untuk dipanggil." ucap wanita itu dengan sopan dan ramah.

"Iya terima kasih." ucapku tersenyum lalu aku pergi dari sana.

Aku menunggu lift terbuka, terlihat beberapa orang sangat ramah dan saling bertegur sapa. Aku pikir sangat menyenangkan bekerja disini, tidak terlalu menegangkan. Lift terbuka dan aku siap naik pada lantai yang dikatakan wanita itu, sampai dilantai lima terlihat beberapa wanita dengan pakaian cantik lebih tepatnya seksi.

Aku pikir mereka adalah sama sepertiku, menunggu namanya dipanggil untuk interview. Aku duduk disamping seorang wanita, terlihat wanita itu sedang dandan. Aku duduk merasakan sangat gugup, karena ini untuk pertama kalinya aku melakukan interview.

"Naira Putri!"

"Saya?"

"Giliranmu!"

Ucap orang itu membuatku menjadi sangat tegang, aku meremas surat yang aku pegang di dadaku.

"Naira Putri!"

"Eh iya?"

"Kenapa melamun, giliranmu ayo ikuti aku." ucapnya, aku pun mengangguk pelan dan melangkah mengikutinya.

"Huftt... Jangan gugup Naira, semangat!" gumamku pelan,

"Yang sopan ya!" ucap lembut orang yang membawaku, aku mengangguk pelan.

Aku berhadapan dengan seseorang yang duduk membelakangiku, teertera nama diatas meja itu, Wakil Direktur

"Perkenalkan nama saya Naira Putri, umur saya 22 tahun. Saya lulusan universitas Jakarta, jurusan management." ucapku dengan lancar, Syukurlah.

"aku sudah membaca CV mu, kamu sangat berprestasi ternyata." ucap seorang pria lalu berbalik menatapku, aku sedikit takut dan memaksa untuk tersenyum.

"iya pak terima kasih." jawabku sopan.

"baru lulus?" tanya lagi, aku pun mengangguk sopan.

"iya pak, saya baru lulus beberapa bulan yang lalu." ucapku sopan.

"oh iya perkenalkan nama saya Johan, saya adalah wakil direktur." kami pun bersalaman.

"terima kasih sudah menempatkan diri untuk datang tepat waktu." ucapnya, aku tetap tersenyum.

"iya pak, terima kasih sudah memberikan saya kesempatan untuk datang."

"baiklah perusahaan kami akan mengirim pesan pada emailmu, kamu bisa menunggu keputusan dari kami, berdoa lah." ucapnya aku pun lega mendengar itu, memang belum seberapa lega.

"terima kasih pak, kalau begitu saya permisi." ucapku lalu keluar dari ruangan itu.

Aku segera keluar dari perusahaan itu dan pulang kerumah untuk menunggu kabar dari mereka, aku berharap mereka menerimaku untuk bergabung di perusahaan mereka.

\*

**jangan lupa like, komen dan vote kalian😍**

 

Terpopuler

Comments

Jumadin Adin

Jumadin Adin

aku lupa di judul apa ya adnan dan naira

2022-12-05

0

Priska Anita

Priska Anita

Like dari Rona Cinta mendarat disini 💜

2020-08-08

0

Nursidah Febrianti

Nursidah Febrianti

Rekomendasi Novel yang sangat bagus untukmu, "Kesalahan Kedua"

di jamin cerita unik silahkan nnti feedback

2020-07-18

0

lihat semua
Episodes
1 Naira Putri.
2 Sekretaris.
3 Pekerjaan.
4 Presdir.
5 Presdir 2.
6 Presdir 3
7 Terkilir
8 Demam
9 Tolong
10 Nara
11 Gadisnya
12 perjalanan
13 Lepaskan
14 lepaskan 2
15 Adrian
16 Adrian 2
17 Adrian 3
18 Adrian 4
19 Kisah cinta
20 mencintaimu
21 cegukan
22 papa
23 mama
24 mama 2
25 gelang
26 maafkan aku
27 pengunduran diri
28 sekretaris lagi
29 Daniel
30 Lift
31 ingatan Naira
32 Kesedihan Adrian.
33 Sikap acuh.
34 kesal Naira.
35 Tunangan.
36 Sonia.
37 jangan takut.
38 tidak takut.
39 Berjanji.
40 marry me?
41 Bertemu lagi.
42 hasil tes Naira.
43 pernikahan.
44 pagi hari.
45 Mencari tahu.
46 Hati Naira.
47 teriak Naira.
48 teriak Adrian.
49 Permen kapas.
50 siapa?.
51 Mengingat.
52 Supermarket
53 Perubahan.
54 Empat bulan.
55 Empat bulan 2.
56 empat bulan 3.
57 ke khawatiran Naira.
58 merindukan.
59 menyukaimu.
60 dengan cinta.
61 aku ingat.
62 mengingatmu.
63 Mimpi.
64 mimpi 2.
65 dikagumi.
66 Kecemburuan.
67 memulai kembali.
68 bukan cinta.
69 masa lalu.
70 bermanja.
71 menangis.
72 Kakek.
73 semuanya salahku.
74 Kesedihan Riana.
75 Sikembar.
76 kepercayaan.
77 sebuah perhatian.
78 pertemanan.
79 cemburu.
80 teman sma.
81 terpeleset
82 terpeleset 2.
83 Rumit.
84 Marah.
85 rumah baru.
86 lahiran.
87 kelahiran sikembar.
88 bayi Adnan dan Nadira.
89 Riana Daniel Story
90 Daniel Riana Story 2.
91 Riana Daniel Story 3.
92 Daniel Riana Story 4.
93 Akhir dari semua kisah.
94 Halo semuanya ...
95 kisah baruu.
96 Nadira dan Adnan.
97 Love Story of Twins
Episodes

Updated 97 Episodes

1
Naira Putri.
2
Sekretaris.
3
Pekerjaan.
4
Presdir.
5
Presdir 2.
6
Presdir 3
7
Terkilir
8
Demam
9
Tolong
10
Nara
11
Gadisnya
12
perjalanan
13
Lepaskan
14
lepaskan 2
15
Adrian
16
Adrian 2
17
Adrian 3
18
Adrian 4
19
Kisah cinta
20
mencintaimu
21
cegukan
22
papa
23
mama
24
mama 2
25
gelang
26
maafkan aku
27
pengunduran diri
28
sekretaris lagi
29
Daniel
30
Lift
31
ingatan Naira
32
Kesedihan Adrian.
33
Sikap acuh.
34
kesal Naira.
35
Tunangan.
36
Sonia.
37
jangan takut.
38
tidak takut.
39
Berjanji.
40
marry me?
41
Bertemu lagi.
42
hasil tes Naira.
43
pernikahan.
44
pagi hari.
45
Mencari tahu.
46
Hati Naira.
47
teriak Naira.
48
teriak Adrian.
49
Permen kapas.
50
siapa?.
51
Mengingat.
52
Supermarket
53
Perubahan.
54
Empat bulan.
55
Empat bulan 2.
56
empat bulan 3.
57
ke khawatiran Naira.
58
merindukan.
59
menyukaimu.
60
dengan cinta.
61
aku ingat.
62
mengingatmu.
63
Mimpi.
64
mimpi 2.
65
dikagumi.
66
Kecemburuan.
67
memulai kembali.
68
bukan cinta.
69
masa lalu.
70
bermanja.
71
menangis.
72
Kakek.
73
semuanya salahku.
74
Kesedihan Riana.
75
Sikembar.
76
kepercayaan.
77
sebuah perhatian.
78
pertemanan.
79
cemburu.
80
teman sma.
81
terpeleset
82
terpeleset 2.
83
Rumit.
84
Marah.
85
rumah baru.
86
lahiran.
87
kelahiran sikembar.
88
bayi Adnan dan Nadira.
89
Riana Daniel Story
90
Daniel Riana Story 2.
91
Riana Daniel Story 3.
92
Daniel Riana Story 4.
93
Akhir dari semua kisah.
94
Halo semuanya ...
95
kisah baruu.
96
Nadira dan Adnan.
97
Love Story of Twins

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!