Pekerjaan.

dua bulan berlalu, Naira bekerja dengan sangat baik. semua rekan kerjanya menyukainya, bukan hanya dari kecerdasan dan kepintarannya tapi juga dengan kecantikannya. Naira dikenal sangat baik dikantor itu, dia selalu membantu orang jika membutuhkan bantuannya.

jika tidak ada pekerjaan Naira hanya duduk, dan melihat lihat ruangannya. hari ini Naira sedang duduk dengan tidak semangat di mejanya, Siska tersenyum saat melihat Naira.

"kamu kenapa?" tanya Siska, Naira mendongakkan kepala.

"aku sangat bosan, kenapa aku tidak ada pekerjaan. padahal hampir dua bulan, pekerjaanku hanya membantumu dan membantu yang lain!" saut Naira lalu menundukkan kepala lagi, Siska tertawa dan duduk didepan Naira.

"kamu ini aneh, kan enak gak ada pekerjaan tapi gajimu masih tetap berjalan. benarkan?" ucap Siska, Naira mendongakkan kepala lagi.

"gaji buta dong?" saut Naira, Siska semakin tertawa.

"kamu kan membantuku, tentu bukan gaji buta. lagi pula kamu perlu bersiap mulai sekarang!" ucap Siska lagi, Naira menegakkan tubuhnya karena penasaran dengan apa yang Siska katakan.

"kenapa, lagi pula aku sudah siap dari dulu." saut Naira, Siska tersenyum.

"bersiaplah, pekerjaanmu akan dimulai bersama pak direktur!" saut Siska, Naira terkejut dengan itu. tiba tiba saja Naira merasa takut, ada rasa takut dalam hatinya.

"eh serius, kapan?" tanya Naira, Siska memeriksa komputernya.

"besok lusa!" singkat Siska, Naira semakin penasaran.

"ihh,, yang jelas dong Siska!!" rengek Naira, Siska tertawa.

"besok lusa pak direktur datang, kamu harus bersiap. dia tidak pernah suka pada orang malas, gimana kalau pak direktur liat kamu malas kayak tadi, gimana tu..." ucap Siska menggoda Naira, Naira kesal dengan itu.

"haduh.. kamu jangan nakutin aku dong, aku kan gak malas hanya gak ada pekerjaan saja!" saut Naira yang ketakutan, Siska tertawa dengan itu.

"hahaha... aku hanya bercanda, ayo ikut aku." ucap Siska berdiri, Naira pun mengikutinya.

"mau kemana?" tanya Naira, mereka mulai masuk kedalam lift.

"ada berkas yang diperlukan pak Johan, kamu bisa membantuku kan?." ucap Siska, Naira menatapnya.

"kenapa aku, kamu harus mengambil sendiri dong. itukan pekerjaanmu!" saut Naira dengan ketus. Siska terkejut dengan perkataan Naira, karena Naira tidak biasanya menolak apalagi dengan kasar seperti itu.

"hm.. iya maaf, kamu boleh kembali kok!" saut Siska pelan. Naira tertawa dengan itu, Naira hanya ingin menggoda Siska.

"haha, maaf ya aku hanya bercanda. kenapa kamu tidak marah?" ucap Naira merangkul Siska, Siska kesal dengan itu.

"ya emang kan ini pekerjaanku, maaf ya aku tidak akan minta lagi." saut Siska, Naira merasa bersalah karena telah menyinggung Siska.

"Siska maafin aku, aku gak niat gitu kok. aku hanya bercanda, aku bersumpah. maafkan aku, jangan gitu ya. kamu bisa kok minta bantuanku kapanpun, aku pasti bantu." ucap Naira bersalah, Siska menahan tawa karena berhasil menggoda Naira balik.

"haha.. aku geli melihatmu, ayo cepat!" ucap Siska tertawa dan keluar dari lift, Naira kesal karena sadar Siska hanya menggodanya.

"Siska!!" teriak Naira berjalan cepat, Siska meledeknya dari jauh.

sejak hari pertama mereka telah berteman, mereka menjadi akrab karena pekerjaan yang selalu membuat mereka bersama. Naira dengan senang hati selalu membantu Siska, karena menurutnya untuk pengalaman kerja. begitupun Siska dengan senang hati, mengajarkan Naira tentang pekerjaan yang akan dilakukan oleh Naira.

tidak terasa hari semakin sore, Naira dan Siska asik bekerja sampai tidak ingat waktu. Siska melihat jam ditangannya, sudah menunjukkan waktu pulang. Siska melihat Naira yang fokus membolak balikkan berkas yang ia berikan, Siska berencana menggodanya.

kring kring kring...

telfon Naira berbunyi, Naira yang fokus tidak melihat telfon itu dan langsung mengangkatnya. Siska menahan tawa dengan itu, ia kembali menutup telfon nya.

"ada apa?" tanya Siska, Naira menoleh.

"aku tidak tahu, jangan ganggu ah. aku sedang fokus!" saut Naira, Siska hanya mengangguk dan menahan tawa. Siska kembali menelfonnya lagi, dia berusaha menahan tawa.

"halo siapa ini, kenapa hanya diam!" kesal Naira, Siska langsung tertawa dengan itu. Naira mendengar suara Siska yang tertawa di telfon, Naira menutup telfon dan berjalan kearah meja Siska.

"Siska kamu kok gangguin aku!" ucap Naira kesal, Siska terus tertawa.

"haduh aku sampai menangis mendengarnya, maafkan aku. kamu sih terlalu serius, jadi aku tertawa." ucap Siska disela tawanya, Naira semakin kesal.

"kamu.. (tok tok tok)"

setelah mendengar suara ketukan pintu, Naira tidak meneruskan perkataannya. bahkan Siska menghentikan tawanya, dan berdiri. terlihat Johan datang menghampiri mereka, Naira dan Siska memberikan hormat.

"selamat sore pak!" ucap Naira dan Siska bersamaan, Johan tersenyum.

"selamat sore, sepertinya kalian sedang santai." Naira dan Siska tersenyum.

"kalian boleh pulang lebih awal hari ini." saut Johan, mereka berdua terkejut.

"maaf pak, tapi kenapa. apa ada sesuatu, kami bisa membantu!" ucap Siska, Naira mengangguk kuat.

"tidak perlu, presdir akan datang besok. harinya di maju kan, saya sudah menyuruh karyawan yang lain pulang. jadi kalian juga pulang, siapkan diri kalian untuk menyambut presdir. untukmu Naira, pekerjaanmu akan dimulai besok." tegas Johan, Naira mengangguk pelan.

"jadi itu saja, hati hati saat pulang. selamat sore!" ucap Johan lalu pergi dari sana, Siska melihat wajah Naira yang berubah tegang.

"ayo pulang, jangan tegang dong!" ucap Siska, Naira mengangguk lalu membersihkan mejanya.

mereka keluar dari ruangan, mereka berjalan menuju lift. mereka menjadi perhatian beberapa karyawan yang belum pulang, Naira merasa tidak enak saat menjadi perhatian.

"ada apa?" tanya Siska, Naira menggelengkan kepala.

"tidak apa, aku sudah bekerja selama 2 bulan. tapi mereka masih saja melihatku seperti itu!" saut Naira, mereka menunggu lift terbuka.

"mereka sudah mendengar Presdir datang, jadi dia ingin melihat reaksimu ketakutan atau tidak!" ucap Siska tertawa, Naira hanya kesal melihat Siska tertawa.

setelah keluar dari lift Naira mencoba menghubungi mang Didin, tapi tidak ada respon. Naira terus mencoba menghubunginya, Siska menggelengkan kepala.

"sudahlah, ayo naik mobilku!" ucap Siska, Naira menoleh dan tersenyum.

"tidak biasanya supirku seperti ini!" saut Naira, Siska langsung menarik tangan Naira.

"sudahlah, ayo kuantar pulang. biar aku tahu rumahmu, biarkan temanmu ini yang mengantar ya?." ucap Siska, Naira tersenyum dan mengiyakan permintaan Siska.

setelah beberapa menit perjalanan, mereka sampai dirumah besar milik Kara. saat masuk kedalam gerbang seorang satpam membukakan pagar itu, dan menunduk hormat pada Naira. Siska bingung dengan itu, pasalanya tidak pernah tahu temannya itu anak orang kaya.

"ayo masuk dulu, jangan sungkan!" ucap Naira, Siska tersenyum dan berjalan dibelakang Naira.

Naira membawa Siska kedalam rumahnya, Siska melihat rumah itu cukup besar. Siska melihat sekelilingnya, terdapat foto keluarga pada tembok terpajang berukuran besar. Naira mencari cari keberadaan semua orang, tapi hanya melihat prt di dapur.

"mbak, dimana mama dan tante?" tanya Naira mengambil air minum, prt itu menoleh kearah Naira.

"eh non Naira sudah pulang. nyonya Nadia masih dirumah sakit, kalau nyonya Risa sedang pergi dengan non Riana!" ucap prt itu, Naira hanya mengangguk. Naira mengambil beberapa minuman, tapi dicegah oleh prtnya.

"non ada tamu ya, sini biar mbak aja yang bawa. non duduk aja nemenin temen non." ucap prt itu,

"baiklah, minuman dingin aja ya mbak. oh iya sama beberapa cemilan deh, sekalian hehe..." saut Naira.

"siap non!"

Naira menghampiri Siska yang sedang melihat beberapa foto diruang tamu, Naira datang tanpa bersuara.

"wah anak ini manis sekali!" gumam Siska, Naira melihat Siska sedang memegang foto kecilnya.

"tentu, aku sangat manis dari dulu." saut Naira, Siska terkejut dengan itu.

"kamu ini, membuatku terkejut saja!" saut Siska meletakkan foto itu, Naira tertawa lalu duduk disofa diikuti Siska.

"Nai kenapa rumah sebesar ini ga ada penghuninya sih?" tanya Siska, Naira sibuk dengan hp nya.

"ada kok, cuman lagi gak ada dirumah semua." saut Naira, Siska melihat sebuah foto di dinding.

"sepertinya kalian dari keluarga kaya, benarkah?" Naira mengangguk.

"aku pernah melihatnya!" ucap Siska menunjuk salah satu foto, Naira melihat kearah yang ditunjuk Siska.

"oh itu kakak tertuaku, Bagas." jawab Naira, Siska menatap Naira.

"serius?" Naira mengangguk.

"KR Group's" ucap Naira, Siska hanya mengangguk mengerti.

"aku pernah bertemu dengannya, rapat dua bulan lalu. aku gak menyangka dia kakakmu, tapi aku heran!" ucap Siska terhenti ketika seorang prt datang menyerahkan minum, dan beberapa cemilan.

"terima kasih mbak, heran kenapa Siska?" tanya Naira, Siska meminum minumannya.

"kenapa cari pekerjaan, kenapa tidak bekerja ditempat keluargamu saja?." tanya Siska, Naira tersenyum lagi.

"hehe pengen yang beda aja, udah minumlah. anggap rumah sendiri." saut Naira, Siska pun memakan cemilan yang disuguhkan. saat menikmati itu, Siska tertuju pada kalung yang dipakai oleh Naira.

"eh bagus, beli dimana?" tanya Siska, Naira menyentuh kalung yang ia pakai.

"tidak beli, seseorang membuatkannya khusus untukku." ucap Naira tersenyum, Siska menyentuh kalung itu. saat itu Siska melihat sebuah nama tertera disana, Nara & Anan.

"Anan?" ucap Siska, Naira mengangguk.

"iya, Kak Anan!" saut Naira tersenyum, Siska penasaran dengan siapa Anan itu.

"siapa dia?" tanya Siska lagi, Naira menunjuk foto yang ada di dinding. Naira menunjuk foto Adnan kecil yang bergandengan dengan nya dulu.

"teman masa kecilku!" saut Naira,

"pasti ada cerita dibalik kalung itu?" tanya Siska, Naira mengangguk.

"ada!"

"sepertinya menarik, coba ceritakan!" ucap Siska senang, Naira terkejut dengan itu.

"tidak sekarang, akan aku ceritakan lain kali!" saut Naira, Siska kesal dengan itu.

belum Siska menjawab lagi, hp nya berdering. Siska sedikit menjauh untuk mengangkat telfon, Naira masih dengan pikirannya melihat kalungnya.

"Nai aku pulang dulu ya, ada perlu." ucap Siska mengambil tasnya, Naira berdiri mengikuti langkah Siska.

"hm.. iya hati hati ya, terima kasih." ucap Naira, Siska mengangguk didalam mobilnya.

"tidak ada kata terima kasih dan maaf dalam persahabatan, jadi santai saja!" ucap Siska, Naira tersenyum dan mengangguk.

"jangan lupa ya, besok harus cerita!" ucap Siska lagi.

"iya iya, akan aku ceritakan besok." saut Naira, Siska tersenyum lalu pergi dari rumah Naira. Naira menunggu sampai mobil Siska sudah pergi jauh, dalam hatinya ia sangat senang memiliki teman seperti Siska bahkan dirinya sudah dianggap sahabat oleh Siska.

***

melihat rumahnya sepi, Naira berniat untuk pergi jalan jalan saja. Naira mengeluarkan mobil miliknya, ia berniat untuk naik mobil sendiri saja tanpa disupiri.

"pak, nanti kalau papa datang bilang saya sedang belanja ya!" ucap Naira pada satpam disana.

"siap non, hati hati ya!" Naira mengangguk lalu keluar dari rumahnya, melajukan mobilnya dengan perlahan.

Naira masuk dalam sebuah supermarket terbesar dikota, Naira mengambil troli dan mulai memilih yang akan ia beli, Naira berhenti disebuah rak berisi kebutuhan wanita.

"kenapa tidak ada yang aku cari, dimana ya.." ucap Naira melihat satu persatu barang disana, sampai dia menemukan sesuatu yang ia cari.

"kamu yang aku cari, tapi kenapa tinggi sekali." ucap Naira lagi, ia merasa kecil saat barang yang ia butuhkan tidak sampai ia capai.

Naira melihat sekeliling tapi tidak melihat orang yang bisa membantunya. Naira sangat malu jika meminta tolong pada seorang pria, bahkan pegawai disana kebanyakan seorang pria. Naira berusaha menggapai apa yang ia inginkan, meskipun berjinjit Naira terus berusaha.

"ayo sedikit lagi, karena itu... mama.. se...lalu bilang.. minum susu.. agar tinggi... tapi kamu... gak mau minum Naira, sekarang... lihatlah kamu sangat.. pendek." ucap Naira disela selanya berusaha menggapai

setelah beberapa menit Naira menggapainya, Naira berhasil menyentuh itu. Naira segera menarik barang itu, tapi sayang kakinya tergelincir. hingga membuat beberapa barang lainnya terjatuh, Naira terkejut dengan itu.

"akhh gawat!" ucap Naira memungut satu persatu barang yang berserakan, barang yang dibutuhkan Naira telah dapat tapi benda itu berguling hingga berhenti pada kaki seorang pria. Naira terkejut dengan itu, ia sangat merasa malu saat pria itu mengambil benda itu.

"milikmu?" ucap pria itu, Naira mengangguk pelan.

"iya, itu milikku." saut Naira lalu mengambil benda itu, dengan cepat Naira mendorong trolinya. tapi sayang roda troli itu mengenai kaki pria itu, hingga pria itu kesakitan.

"akhh!!" teriak pria itu, Naira terkejut dengan itu.

"maafkan aku, aku benar benar minta maaf." ucap Naira, pria itu meringis kesakitan.

"tidak apa, jangan khawatir." ucap pria itu, Naira sangat merasa bersalah. pria itu hendak pergi, tapi ia berjalan tidak benar.

"akan kubantu!" ucap Naira menawarkan bantuan, pria itu menerima bantuan itu. Naira membawa pria itu, ia mendudukan pria itu dikursi depan supermarket itu.

"tunggu sebentar, aku akan kembali." ucap Naira, ia masuk ke dalam supermarket untuk membayar semua belanjaannya. dengan segera Naira keluar dari supermarket, tapi ia tidak melihat pria itu.

"eh kemana dia?" tanya Naira melihat sekelilingnya, tapi tidak melihat pria itu.

"pasti sudah pergi, ya sudahlah!" ucap Naira, lalu pergi mengambil mobilnya. Naira masih saja melihat sekelilingnya, tapi pria itu tetap tidak ditemukan.

****

Terpopuler

Comments

Nurhasanah

Nurhasanah

mungkin itu Adnan kli y?? udah lma pisah, JD muka seperti apa gitu,, secara 15 thn GK ketemu

2023-08-22

0

Novianta Milala

Novianta Milala

next

2020-05-10

2

lihat semua
Episodes
1 Naira Putri.
2 Sekretaris.
3 Pekerjaan.
4 Presdir.
5 Presdir 2.
6 Presdir 3
7 Terkilir
8 Demam
9 Tolong
10 Nara
11 Gadisnya
12 perjalanan
13 Lepaskan
14 lepaskan 2
15 Adrian
16 Adrian 2
17 Adrian 3
18 Adrian 4
19 Kisah cinta
20 mencintaimu
21 cegukan
22 papa
23 mama
24 mama 2
25 gelang
26 maafkan aku
27 pengunduran diri
28 sekretaris lagi
29 Daniel
30 Lift
31 ingatan Naira
32 Kesedihan Adrian.
33 Sikap acuh.
34 kesal Naira.
35 Tunangan.
36 Sonia.
37 jangan takut.
38 tidak takut.
39 Berjanji.
40 marry me?
41 Bertemu lagi.
42 hasil tes Naira.
43 pernikahan.
44 pagi hari.
45 Mencari tahu.
46 Hati Naira.
47 teriak Naira.
48 teriak Adrian.
49 Permen kapas.
50 siapa?.
51 Mengingat.
52 Supermarket
53 Perubahan.
54 Empat bulan.
55 Empat bulan 2.
56 empat bulan 3.
57 ke khawatiran Naira.
58 merindukan.
59 menyukaimu.
60 dengan cinta.
61 aku ingat.
62 mengingatmu.
63 Mimpi.
64 mimpi 2.
65 dikagumi.
66 Kecemburuan.
67 memulai kembali.
68 bukan cinta.
69 masa lalu.
70 bermanja.
71 menangis.
72 Kakek.
73 semuanya salahku.
74 Kesedihan Riana.
75 Sikembar.
76 kepercayaan.
77 sebuah perhatian.
78 pertemanan.
79 cemburu.
80 teman sma.
81 terpeleset
82 terpeleset 2.
83 Rumit.
84 Marah.
85 rumah baru.
86 lahiran.
87 kelahiran sikembar.
88 bayi Adnan dan Nadira.
89 Riana Daniel Story
90 Daniel Riana Story 2.
91 Riana Daniel Story 3.
92 Daniel Riana Story 4.
93 Akhir dari semua kisah.
94 Halo semuanya ...
95 kisah baruu.
96 Nadira dan Adnan.
97 Love Story of Twins
Episodes

Updated 97 Episodes

1
Naira Putri.
2
Sekretaris.
3
Pekerjaan.
4
Presdir.
5
Presdir 2.
6
Presdir 3
7
Terkilir
8
Demam
9
Tolong
10
Nara
11
Gadisnya
12
perjalanan
13
Lepaskan
14
lepaskan 2
15
Adrian
16
Adrian 2
17
Adrian 3
18
Adrian 4
19
Kisah cinta
20
mencintaimu
21
cegukan
22
papa
23
mama
24
mama 2
25
gelang
26
maafkan aku
27
pengunduran diri
28
sekretaris lagi
29
Daniel
30
Lift
31
ingatan Naira
32
Kesedihan Adrian.
33
Sikap acuh.
34
kesal Naira.
35
Tunangan.
36
Sonia.
37
jangan takut.
38
tidak takut.
39
Berjanji.
40
marry me?
41
Bertemu lagi.
42
hasil tes Naira.
43
pernikahan.
44
pagi hari.
45
Mencari tahu.
46
Hati Naira.
47
teriak Naira.
48
teriak Adrian.
49
Permen kapas.
50
siapa?.
51
Mengingat.
52
Supermarket
53
Perubahan.
54
Empat bulan.
55
Empat bulan 2.
56
empat bulan 3.
57
ke khawatiran Naira.
58
merindukan.
59
menyukaimu.
60
dengan cinta.
61
aku ingat.
62
mengingatmu.
63
Mimpi.
64
mimpi 2.
65
dikagumi.
66
Kecemburuan.
67
memulai kembali.
68
bukan cinta.
69
masa lalu.
70
bermanja.
71
menangis.
72
Kakek.
73
semuanya salahku.
74
Kesedihan Riana.
75
Sikembar.
76
kepercayaan.
77
sebuah perhatian.
78
pertemanan.
79
cemburu.
80
teman sma.
81
terpeleset
82
terpeleset 2.
83
Rumit.
84
Marah.
85
rumah baru.
86
lahiran.
87
kelahiran sikembar.
88
bayi Adnan dan Nadira.
89
Riana Daniel Story
90
Daniel Riana Story 2.
91
Riana Daniel Story 3.
92
Daniel Riana Story 4.
93
Akhir dari semua kisah.
94
Halo semuanya ...
95
kisah baruu.
96
Nadira dan Adnan.
97
Love Story of Twins

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!