Adrian 4

lanjutan..

karena terus memikirkan kesalahan ku pada ibuku, aku menghukum diri dikamar mandi. entah berapa jam aku disana, saat keluar tubuhku sangat lemas dan juga tidak bertenaga, dan benar keesokan harinya diriku terserang demam tinggi. tapi aku sangat senang, disaat sakit Naira ada disampingku untuk menjaga dan mengurusku. hal yang tidak pernah aku rasakan, sekarang aku merasakannya. bagaimana dikhawatirkan, bagaimana diurus, dan bagaimana disayangi. mungkin hanya kurang untuk dicintai saja.

saat aku membuka mata, badanku sudah lumayan segar. aku melihat berkas yang dibawa Naira dan aku segera melakukan sesuai permintaan Naira. aku tidak tau apa yang sedang Naira lakukan, aku mencoba mencarinya.

"tuan muda, apa anda mencari nona Naira?" tanya seorang pelayan, aku pun mengangguk.

"nona sedang ada didekat kolam renang, tadi nona melihat lihat rumah ini!"

"iya, terima kasih!" ucapku lalu pergi menghampirinya, dan benar dia sedang berdiri dekat kolam. entah apa yang sedang dilakukan gadis itu, dia bergumam sendiri disana. saat aku ingin turun dari atas, tiba tiba terdengar suara benda tercebur dikolam dengan bersamaan suara Naira meminta tolong.

melihat dan mendengar itu aku langsung berdiri, dan tidak peduli dengan keadaanku yang belum sehat total. Naira sudah tenggelam didalamnya, aku menarik dan menaruhnya keluar dari kolam. tanpa sadar aku memanggil namanya, Nara. dia bahkan menatapku dan mengucapkan kata sebelum dia akhirnya tidak sadarkan diri. Kak Anan.

aku memanggil dokter dan membawanya kedalam kamarku, aku benar benar khawatir dengan keadaannya. akhirnya aku merasa lega saat dokter mengatakan tidak terjadi apa apa, hanya tidak sadarkan diri karena meminum banyak air kolam renang. aku memegang tangannya yang dingin, aku mengusapnya agar hangat. tanpa sadar aku mencium dahinya, tidak tega melihatnya pucat.

"Nara aku mencintaimu."

****

keesokan harinya aku menyuruh Naira untuk berangkat lebih pagi, tapi dipagi itu aku dikejutkan dengan Naira yang tidak memakai kalung ku. aku tidak menyukai itu, aku bertanya tanya kenapa Naira melepas kalung itu. entah sadar atau tidak, aku sedikit mendiamkannya.

banyak hal yang tidak ku sukai dihari itu, mulai dari Naira tidak memakai kalung nya, menjadi perhatian banyak orang karena kecantikannya, bahkan si Fandi brengsek itu mencoba menggodanya. untung saja Naira bukanlah wanita yang mudah digoda, aku sedikit senang dengan itu. bahkan Johan memperingatkanku untuk menjauhkannya dari Fandi, aku mengiyakan itu. Fandi pria brengsek beristri, tetapi setiap harinya membawa seorang wanita sexy disetiap hotel.

satu minggu aku mendiamkan Naira, entah ada apa denganku. bahkan saat ingin meminta bantuan aku tidak bisa, kekesalanku belum hilang tapi malah bertambah. Denis menggoda nya, dan merayunya. itu membuatku benar benar kesal, aku tidak suka saat seseorang mencoba menggoda Naira.

dengan perasaan kesal aku menjalani rapat, aku hanya diam dan membiarkan Johan bicara atas namaku. aku tetap mendiamkan Naira, sampai aku sadar untuk apa aku mendiamkan nya. jika itu berlanjut aku takut Naira semakin menjauh, itu tidak bisa. aku pun mengajak nya berbelanja dan jalan jalan sebentar, sebelum mengantarnya pulang.

keesokan harinya Naira datang dengan begitu cantik, aku sampai tertegun melihatnya. dihari itu juga perasaan kesal masih menyelimuti hatiku, semua orang berusaha untuk berkenalan pada Naira. jika aku tau seperti itu, aku tidak membawa Naira. bahkan terlihat disana juga ada Fandi, kenapa tidak pesta bisnis itu ia yang membuat rencana. aku mengobrol dengan beberapa investor, saat mereka menanyakan Naira aku sadar Naira tidak ada didekat ku. aku mencoba mencarinya, tapi dia tidak terlihat sama sekali.

beberapa menit terlihat Naira berjalan kearahku, terlihat wajahnya yang sedikit berbeda. aku pikir Naira tidak biasa dengan pesta seperti ini, aku mengajaknya untuk keluar dari pesta itu dan menikmati angin malam. Naira sangat menyukainya, aku lihat Naira tersenyum senang disana. bahkan senyum lebarnya terlihat tulus dideoanku, aku ikut senang dengan itu. aku juga bisa menikmati wajah cantiknya, tidak heran semua orang ingin mendekatinya.

saat malam hari waktunya untuk beristirahat, sebenarnya tidak pesta malam itu masih berlangsung setelah sampai dihotel. aku langsung menyuruh Naira dan Siska untuk masuk dan istirahat, sedangkan aku dan Johan menemui beberapa orang penting.

"Adnan, Naira dan Siska belum makan malam. kita harus aja mereka turun dan makan!" ucap Johan aku pun teringat itu.

"iya kamu ajak saja Siska, untuk Naira aku akan menjemputnya setelah kamu jemput Siska!" jawabku, Johan pun mengangguk.

"iya, aku pergi dulu!" ucap Johan lalu pergi dariku, saat itu juga aku melihat Fandi sedang sibuk dengan beberapa wanita yang diyakini semua orang itu adalah sekretaris.

"hei Adrian!!" panggil seseorang, aku menoleh terlihat seorang wanita berjalan kearahku.

"Adrian apa kabarmu!" ucapnya lalu memelukku, aku terkejut dan langsung mendorongnya.

"siapa kau, kenapa menyentuhku!"

"ini aku, Lana. kau tidak ingat, jahat sekali!" ucapnya merajuk, aku mencoba untuk mengingatnya. dan teringat Lana adalah teman ku di universitas, satu kelas denganku dan juga Johan.

"oh Lana, iya aku mengingatmu!" ucapku, Lana terlihat tersenyum bahagia.

"pasti dengan Johan kesini, dimana dia?" tanya nya, aku pun berusaha tersenyum. karena memang dari dulu dia menyukai Johan, tapi Johan hanya menganggapnya sebagai teman.

"Johan dengan kekasihnya, lihat itu!" ucapku yang secara bersamaan Johan membawa Siska turun tangga, terlihat Johan menggandeng tangan Siska dan saling tersenyum.

"i..itu kan sekretarisnya?" tanya Lana, sepertinya dia terkejut.

"hm.. iya. tapi sekarang berbeda, mereka pasangan!"

"ahh.. benar benar, memang Johan tidak akan menyukaiku." ucapnya, aku pikir dia akan marah tapi tidak dia bahkan tersenyum bahagia padaku.

"bagaimana denganmu?" tanyanya, aku hanya tersenyum dan memberikan minum padanya.

"dia ada didalam, sedang istirahat."

"kenapa, aku ingin tahu seperti apa wanitamu. panggil dia, kita makan bersama!" ucapnya memaksa, aku pun menekan nama Naira dan mulai memanggilnya.

"halo pak!"

"Naira kamu dimana?"

"saya ada dikamar, saya selesai mandi!"

"oke sekarang kamu temui saya dibawah ya, saya menunggu kamu untuk makan malam."

"oh iya pak, saya segera kesana!"

setelah mengatakan itu Naira tidak menutup telfon nya, aku membiarkan itu, aku ingin mendengar apa saja yang ingin dia lakukan.

"kenapa bicaramu seperti dengan sekretaris?" tanya Lana seperti penasaran.

"iya dia memang sekretarisku!"

"oh tuhan, kalian berdua ini benar benar. semuanya tertarik pada sekretaris, kenapa bosku tidak tertarik padaku?" perkataannya membuatku tertawa, kami pun tertawa bersama.

"maaf anda cari siapa?" tiba tiba terdengar suara Naira dari telfonku, aku memeberikan isyarat pada Lana untuk menghentikan tawanya.

"ada apa?" bisik Lana, aku fokus mendengarkan suara Naira.

"tidak pak, apa ada yang bisa saya bantu?" ucap Naira lagi, aku tidak bisa mendengar suara lawan bicaranya, mungkin hp Naira jauh dari orang itu.

"maaf pak, saya sudah akan pergi dengan pak Adrian!"

"maaf pak, mungkin karena itu pak Adrian menyuruh saya untuk turun. kalau begitu maafkan saya, lain kali saja."

aku tidak mendengar suara lagi setelah itu, aku berdiri dari dudukku. aku merasa akan terjadi sesuatu pada Naira, aku segera melangkah untuk menemui Naira.

"Adrian kenapa sih?" tanya Lana, aku terus melangkah tidak memperhatikannya

"Adrian!!!" panggilnya, aku pun terdiam dan menatapnya.

"maaf pak, seharusnya anda tidak masuk kemari. tolong anda keluar dari sini, ini tidak sopan!"

suara Naira terdengar kembali, bahkan Lana juga mendengar teriakan itu. aku dan Lana saling menatap, aku segera memencet tombol lift tapi lama tidak terbuka.

"kalau saya tidak mau?"

suara itu terdengar suara familiar, benar dugaanku itu suara Fandi. Fandi brengsek, aku ceroboh meninggalkan Naira sendiri. aku tidak sabar menunggu lift terbuka, aku melewati tangga darurat disana. dalam pikirku aku tidak peduli lantai berapapun Naira berada, aku harus tepat waktu disana agar aku tidak menyesal. aku berlari sekuat tenagaku, suara Naira membuatku semakin membuat diriku tidak bisa dikendalikan.

"Naira, Naira dengarkan aku!" ucapku ditengah berlari, tidak ada jawaban aku hanya mendengar beberapa barang terjatuh dan teriakan Naira.

"tenang Naira jangan menangis, kamu akan menyukai nya setelah ini."

setelah mendengar itu, panggilan terputus. tidak berpikir lagi aku mulai berlari menaiki tangga, aku sudah tidak tahan ingin menghancurkan Fandi yang membuat Naira menangis. aku merasakan Naira sedang memanggilku, dia sedang meminta pertolonganku dan mencari perlindungan.

***

tanpa mengatur nafas, aky langsung menuju kamar Naira. tidak terdengar suara apapun didalam, dengan sisa tenaga aku menendang pintu itu hingga hancur terbuka. aku melihat pemandangan yang membuatku semakin menggila, kamar porak poranda dan sibrengsek Fandi mencoba melecehkan Naira. dia melihatku dengan berkeringat, tanpa bicara aku menghajarnya. entah dari mana datangnya tenaga ku yang sebelumnya habis, sekarang menjadi terisi.

semakin dia membela diri, semakin aku menjadi murka. sudah tahu salah, tapi masih tidak mengakui salah. aku sadar bahwa beberapa orang mencoba menghentikanku, tapi terbayang dikepalaku dengan apa yang dia lakukan pada Naira.

setelah puas menghajar Fandi aku membawa Naira kedalam kamarku, aku menyuruh Johan untuk menyiapkan kepulangan kita semua. aku memandang tubuh Naira, aku benar benar kesal karena terlambat datang dan membuat Naira ketakutan. tanpa sadar aku mengeluarkan air mata, aku merasa menyesal.

lanjutan off...

***

Keesokan harinya, Naira masih terlelap tidur. Adrian yang tidur duduk disamping Naira pun tidur nyenyak, terlihat wajah lelah disana. Johan datang dan melihat mereka masih tertidur, saat Johan ingin pergi Adrian terbangun dari tidurnya dan melihat Johan.

"kau sudah bangun, ada seorang dokter yang ingin memeriksa Naira." ucap Johan, Adrian menutupi leher Naira yang berbekas kissmark.

"siapa dokter itu?" tanya Adrian, Johan mempersilahkan seseorang masuk.

"halo tuan, saya Agung. saya dokter pribadi tuan Fandi, saya dipinta kemari untuk memeriksa nona itu." ucap dokter itu, Adrian menatap dokter itu ketika ia mendengar nama Fandi.

"aku tidak butuh, Johan kita harus kembali!" saut Adrian, saat Adrian ingin menelfon seseorang Johan mencegah itu.

"tidak ada waktu Adrian, lihat lah Naira. bahkan dia belum bangun sejak semalam, jika kita membawanya pulang itu membutuhkan waktu lama. biarkan dokter ini memeriksanya, dan memberikan obat padanya." ucap Johan, Adrian menatap Naira dan berpikir apa yang dikatakan Johan benar adanya.

"baiklah, periksa saja!" ucap Adrian, dokter itu mengangguk dan mulai mengecek kondisi Naira. terlihat Adrian, Johan dan Siska menunggu kabar dokter dengan sesikit panik.

setelah beberapa menit dokter itu telah menyuntik Naira, dan memberikan beberapa vitamin pada Adrian.

"nona ini hanya merasa ketakutan, aku sudah menyuntiknya dia akan melupakan ketekutannya saat dia terbangun nanti. dan ini vitamin untuknya, untuk mengembalikan daya tahan tubuhnya!" ucap dokter itu, Adrian langsung berjalan kearah Naira tanpa perduli pada dokter itu.

"baiklah dokter, Terimakasih. " ucap Johan menerima pemberian dokter, dokter itu mengangguk dan pergi dari sana.

"aku harap saat kamu bangun, kamu melupakan segalanya Naira. melupakan apa yang terjadi padamu semalam, aku tidak bisa melihatmu seperti ini." ucap Adrian mencium tangan Naira, Siska melihat itu terkejut. Siska berpikir kenapa Adrian begiti dekat dengan Naira, bahkan presdirnya itu menjadi lemah saat bersama Naira. Johan memeluk pundak Siska, Siska menatap Johan yang tersenyum dan mengangguk. akhirnya Siska mengerti semuanya, dan paham bahwa Adrian dan Naira itu adalah pasangan.

****

sebelumnya terima kasih, sudah setia membaca. dan juga terima kasih yang sudah memberikan vote, itu semua menjadi semangat untuk author. kenapa kok diulang, karena dalam episode itu adalah peran Adrian bercerita. jadi author sedikit mengulang, eh bukan sedikit tapi agak dikit. hehe... jangan bosen ya...

jangan lupa like dan komen kalian, jika mau vote juga hehe😍

Terpopuler

Comments

linda lintong

linda lintong

mulai ngerti ...... lanjut

2020-07-17

0

Novianta Milala

Novianta Milala

sweet

2020-05-10

0

Marcel

Marcel

seru banget makin suka baca nya...lanjut thor

2020-01-31

2

lihat semua
Episodes
1 Naira Putri.
2 Sekretaris.
3 Pekerjaan.
4 Presdir.
5 Presdir 2.
6 Presdir 3
7 Terkilir
8 Demam
9 Tolong
10 Nara
11 Gadisnya
12 perjalanan
13 Lepaskan
14 lepaskan 2
15 Adrian
16 Adrian 2
17 Adrian 3
18 Adrian 4
19 Kisah cinta
20 mencintaimu
21 cegukan
22 papa
23 mama
24 mama 2
25 gelang
26 maafkan aku
27 pengunduran diri
28 sekretaris lagi
29 Daniel
30 Lift
31 ingatan Naira
32 Kesedihan Adrian.
33 Sikap acuh.
34 kesal Naira.
35 Tunangan.
36 Sonia.
37 jangan takut.
38 tidak takut.
39 Berjanji.
40 marry me?
41 Bertemu lagi.
42 hasil tes Naira.
43 pernikahan.
44 pagi hari.
45 Mencari tahu.
46 Hati Naira.
47 teriak Naira.
48 teriak Adrian.
49 Permen kapas.
50 siapa?.
51 Mengingat.
52 Supermarket
53 Perubahan.
54 Empat bulan.
55 Empat bulan 2.
56 empat bulan 3.
57 ke khawatiran Naira.
58 merindukan.
59 menyukaimu.
60 dengan cinta.
61 aku ingat.
62 mengingatmu.
63 Mimpi.
64 mimpi 2.
65 dikagumi.
66 Kecemburuan.
67 memulai kembali.
68 bukan cinta.
69 masa lalu.
70 bermanja.
71 menangis.
72 Kakek.
73 semuanya salahku.
74 Kesedihan Riana.
75 Sikembar.
76 kepercayaan.
77 sebuah perhatian.
78 pertemanan.
79 cemburu.
80 teman sma.
81 terpeleset
82 terpeleset 2.
83 Rumit.
84 Marah.
85 rumah baru.
86 lahiran.
87 kelahiran sikembar.
88 bayi Adnan dan Nadira.
89 Riana Daniel Story
90 Daniel Riana Story 2.
91 Riana Daniel Story 3.
92 Daniel Riana Story 4.
93 Akhir dari semua kisah.
94 Halo semuanya ...
95 kisah baruu.
96 Nadira dan Adnan.
97 Love Story of Twins
Episodes

Updated 97 Episodes

1
Naira Putri.
2
Sekretaris.
3
Pekerjaan.
4
Presdir.
5
Presdir 2.
6
Presdir 3
7
Terkilir
8
Demam
9
Tolong
10
Nara
11
Gadisnya
12
perjalanan
13
Lepaskan
14
lepaskan 2
15
Adrian
16
Adrian 2
17
Adrian 3
18
Adrian 4
19
Kisah cinta
20
mencintaimu
21
cegukan
22
papa
23
mama
24
mama 2
25
gelang
26
maafkan aku
27
pengunduran diri
28
sekretaris lagi
29
Daniel
30
Lift
31
ingatan Naira
32
Kesedihan Adrian.
33
Sikap acuh.
34
kesal Naira.
35
Tunangan.
36
Sonia.
37
jangan takut.
38
tidak takut.
39
Berjanji.
40
marry me?
41
Bertemu lagi.
42
hasil tes Naira.
43
pernikahan.
44
pagi hari.
45
Mencari tahu.
46
Hati Naira.
47
teriak Naira.
48
teriak Adrian.
49
Permen kapas.
50
siapa?.
51
Mengingat.
52
Supermarket
53
Perubahan.
54
Empat bulan.
55
Empat bulan 2.
56
empat bulan 3.
57
ke khawatiran Naira.
58
merindukan.
59
menyukaimu.
60
dengan cinta.
61
aku ingat.
62
mengingatmu.
63
Mimpi.
64
mimpi 2.
65
dikagumi.
66
Kecemburuan.
67
memulai kembali.
68
bukan cinta.
69
masa lalu.
70
bermanja.
71
menangis.
72
Kakek.
73
semuanya salahku.
74
Kesedihan Riana.
75
Sikembar.
76
kepercayaan.
77
sebuah perhatian.
78
pertemanan.
79
cemburu.
80
teman sma.
81
terpeleset
82
terpeleset 2.
83
Rumit.
84
Marah.
85
rumah baru.
86
lahiran.
87
kelahiran sikembar.
88
bayi Adnan dan Nadira.
89
Riana Daniel Story
90
Daniel Riana Story 2.
91
Riana Daniel Story 3.
92
Daniel Riana Story 4.
93
Akhir dari semua kisah.
94
Halo semuanya ...
95
kisah baruu.
96
Nadira dan Adnan.
97
Love Story of Twins

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!