BRAK!!!
Adrian mendobrak pintu kamar Naira dengan kasar, Fandi berdiri dan berkeringat melihat Adrian. Adrian melihat kejadian yang dilakukan Fandi, ia berjalan cepat kearah Fandi.
bugh
bugh
tanpa bicara Adrian memberikan pukulan pada Fandi, Adrian teihat sangat marah matanya sudah terpancar kegelapan.
"beraninya kau!! (bugh) berani sekali kau menyentuhnya!(bugh) berani sekali kau!(bugh) siapa kau, berani melecehkannya!(bugh)" ucap Adrian disela menghajar Fandi, saat Fandi menghindar Adrian menariknya dan melemparnya.
"Adrian dengarkan aku!(bugh)" Adrian tidak memberikan kesempatan bicara untuk Fandi, terlihat Fandi sudah mengeluarkan darah dihidung dan mulutnya.
"Adrian kamu punya proyek besar untukmu!" teriak Fandi, Adrian tidak mendengar itu. Adrian tetap memukuli Fandi.
"(bugh) proyek, aku bisa mendapatkan proyek mana pun! (bugh)" Fandi terlepas dari cengkraman Adrian, Adrian yang sudah kacau tidak peduli dengan apapun. pandangan hanya gelap, karena sesuatu yang berharga miliknya disentuh orang lain tanpa ijin.
"demi gadis itu.., kau menghajarku.. kau akan kehilangan proyekmu Adrian." Adrian berjalan kearah Fandi dan memberikan dua pukulan, Adrian mengangkat kera baju Fandi.
"dengarkan aku baik baik!!. aku tidak peduli jika harus kehilangan proyek besar apapun, bukan hanya proyek! aku bahkan rela kehilangan hartaku diseluruh dunia ini, tapi tidak dengan dia. dia hartaku yang berharga, dia lebih berharga dari proyek yang kau punya, dia lebih berharga dari harta seluruh dunia pun. kau telah menyentuhnya, kau menyentuh milik Adrian Pratama!" ucap Adrian dengan mata merah marah, Fandi tidak bisa melakukan apapun.
"Adrian kau akan menyesal!" Adrian bertambah kesal karena Fandi masih tidak mau mengakui kesalahannya.
"(bugh) aku meyesal (bugh) benar aku menyesal!, menyesal telah bekerja sama denganmu!!(bugh) aku menyesalinya!!(bugh) (bugh)" pukulan bertubi tubi dilimpahkan pada Fandi, beberapa menit kemudian Johan dan Siska datang. Johan melarang Siska untuk masuk, Johan berusaha untuk menghentikan Adrian.
"Adrian stop!, hentikan!" ucap Johan, Adrian mendorong tubuh Johan. Johan tetap berusaha menghentikan Adrian, Johan tidak peduli semarah apapun temannya itu.
"Adrian hentikan, dia akan mati!. aku bilang hentikan, sudah!" teriak Johan, bahkan beberapa orang disana mencoba menarik tubuh Adrian. Adrian pun menghentikan tindakannya, terlihat Fandi sudah lemas di sudut tembok.
"bantu dia, lukanya cukup serius!" ucap seseorang, beberapa pelayan pun menggotong tubuh Fandi yang sudah tidak bertenaga untuk berdiri.
Adrian sadar dengan keadaan Naira, Adrian mercoba mencari Naira. Adrian mendengar suara tangisan, ia sangat yakin suara itu pasti Naira. Adrian mencari asal suara tangisan itu, Adrian terkejut saat melihat Naira meringkuk disamping lemari dengan memeluk lututnya sendiri. Adrian mencoba menenangkan dirinya, ia pun berjalan menghampiri Naira.
"lepaskan aku, aku tidak mau. lepaskan saya mohon pak!!" teriak Naira ketika Adrian memegang tangannya, Adrian langsung menarik tangan Naira.
"akhh lepaskan, lepaskan!!"
"ini aku, buka matamu!" teriak Adrian, Naira membuka mata dan menatap Adrian. terlihat wajah sendu Naira menatap Adrian, Adrian menatap Naira dan tersenyum.
"pak Adrian tolong saya!, dia ingin menyentuh saya. itu menjijikan hiks.. hiks... pak tolong saya, tolong!!" rengek Naira memeluk Adrian, Adrian berusaha menenangkan Naira.
"maaf, maafkan aku. aku terlambat, maafkan aku Nara!" ucap Adrian memeluk Naira dengan erat, Naira menangis dalam pelukan Adrian.
"Naira tenanglah, sudah tidak apa. aku ada disini, aku tidak akan biarkan siapapun menyakitimu. aku berjanji padamu, aku berjanji!" ucap Adrian, Naira tetap menangis hingga tidak sadarkan diri.
Adrian menggendong Naira untuk membawanya kekamarnya, terlihat disana Johan dan Siska berdiri. Adrian melewati mereka dengan menggendong Naira, Johan dan Siska mengikuti Adrian. Adrian menidurkan Naira, dan menyelimutinya.
"Siska bereskan pakaianmu dan pakaiannya, taruh pakaianya dikamarku!" ucap Adrian, Siska menyeka air matanya dan mengangguk.
"iya pak, saya akan lakukan!" ucap Siska.
"tidurlah dikamar Johan malam ini, besok kita harus kembali dan membawanya kerumah sakit." ucap Adrian lagi, ia tetap menatap Naira yang tertidur.
"baik pak!" ucap Siska, ia pun pergi dari sana.
"tenangkan dirimu, aku akan mengurus kepulangan kita." ucap Johan, ia pun menelfon seseorang dan pergi dari sana.
Adrian meneteskan air mata dan langsung menyeka air mata itu. Adrian masih benar benar marah, ketika melihat wajah Naira ia sangat tidak berdaya.
"maafkan aku Nara, maafkan aku!" ucap Adrian duduk disamping Naira, ia mencium kening Naira.
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Euis Herlina
knp g jujur sih klu dia adnan,
2020-10-29
0
Siti Rahayu Yayuk
😭😭😭😭😭
2020-06-08
0
Novianta Milala
seru bgt
2020-05-10
1