Presdir 2.

setelah perkenalan Naira duduk didalam ruangannya, Naira melamun memikirkan Presdir nya itu. Naira merasa seperti pernah mengenalnya, memang benar pernah bertemu saat di supermarket. tapi perasaan Naira berbeda, ia merasa seperti sudah dekat dengan Adrian. Naira merasakan pusing memikirkan semua itu, ia menundukkan kepala dan memejamkan mata. Siska melihat itu hanya tersenyum dan menggelengkan kepala.

Tok tok tok~

suara pintu ruangan itu diketuk, Naira mendongakkan kepala. terlihat Denis melangkah menghampiri mereka, Siska berdiri dari duduknya.

"ada perlu apa Denis?" tanya Siska, Naira kembali menundukkan kepala.

"ada dua kabar dariku, mau yang mana?" ucap Denis, Siska melihat kearah Naira yang tidak tertarik dengan kabar Denis.

"terserah kamu deh, mau yang mana aja!" ucap Siska, Denis tertawa.

"kabar baiknya, hari ini Naira akan mulai bekerja bersama pak presdir!." ucap Denis bertepuk tangan, Naira langsung menatap Denis dengan tajam.

"haha... oke oke aku hanya bercanda, Naira kamu dipanggil presdir sekarang." ucap Denis mulai serius, Naira menatap Denis seakan tidak percaya.

"aku serius Naira, pergilah." saur Denis melihat tidak kepercayaan Naira, Naira pun langsung berdiri dan keluar dari ruangannya.

"bohong ya?" tanya Siska, Denis menatap Siska.

"tidak, serius kok!" saut Denis, Siska pun hanya beroh saja.

Naira berhenti didepan pintu ruang presdir atau Adrian, Naira ragu untuk masuk kedalam ruangan itu. tapi perlahan Naira mengetuk pintu itu dan masuk kedalamnya, terlihat Adrian sedang duduk dengan fokus dihadapan komputer. perlahan Naira melangkah dengan senyumnya menghampiri Adrian itu, Adrian hanya melihat Naira datang.

kenapa hatiku selalu berkata aku pernah mengenalnya, kita pernah bersama. kenapa aku berpikir itu, aku bahkan baru bertemu dengannya beberapa jam yang lalu. apa karena sudah pernah bertemu dengannya waktu itu, atau mungkin ada hal lain yang tidak aku mengerti.

"apa pak Adrian memanggilku?" ucap Naira, Adrian menutup buku yang ia pegang dan beralih menatap Naira.

"iya kamu sekretaris saya kan?" tanya Adrian balik, Naira mengangguk.

"iya pak saya, apa anda perlu sesuatu?" ucap Naira, Adrian hanya menatap Naira dari atas kebawah.

"kamu juga yang ada di supermarket?" tanya Adrian lagi. Naira mengangguk sekali lagi.

"eh iya pak, saya minta maaf kejadian itu. saya sudah membeli salep kemarin, tapi saat saya datang anda sudah tidak ada." jelas Naira, Adrian berdiri dari duduknya. ia berjalan kearah sofa dengan berjalan pelan, Naira melihat itu sangat merasa bersalah dengan yang ia lakukan.

"pak apa kaki anda masih sakit?" tanya Naira ingin membantu, tapi Adrian tersenyum padanya.

eh dia tersenyum, tidak tidak.

"lumayan. kemarin saya menunggu kamu tapi mobil saya datang jadi langsung pulang saja." jelas Adrian, Naira hanya mengangguk.

"saya akan bawakan salepnya besok pak, mungkin lukanya bisa sedikit sembuh!" ucap Naira, Adrian hanya mengangguk setuju.

"saya sudah membaca CV mu sebelumnya, apa kamu berpengalaman?" tanya Adrian,

"tapi CV saya sudah terlihat jelas, kalau saya baru saja lulus dan masih belum berpengalaman bekerja." jelas Naira menenangkan dirinya,

"iya saya sudah baca, apa kamu kesal dengan saya?" tanya Adrian lagi, Naira sudah benar benar tidak tahan dengan itu.

"tidak pak, kenapa saya harus kesal. anda atasan saya jadi anda berhak bertanya apapun!" ucap Naira memaksa senyum, Adrian sadar bahwa senyuman itu dipaksakan.

iya benar bagaimana bisa aku mengenalnya, aku bahkan tidak pernah bertemu orang menyebalkan sepertinya.

"pria tua, gendut, mesum. apakah aku seperti itu?" tanya Adrian menaikkan alisnya, Naira terkejut sudah pernah mengatakan itu.

"pak maaf, saya tidak bermaksud seperti itu. saya kan cuma menebak, kalau presdir itu pria tua, gendut dan juga mesum. kebanyakan seperti itu kok, dan siapa yang tau juga kalau anda sangat muda dan juga tidak gendut." jelas Naira panjang lebar, Adrian menatap Naira yang terus bicara.

"jadi saya mesum?" tanya Adrian, Naira kembali diam. karena tidak tau sifat dari Presdir nya itu, Naira hanya tersenyum biasa.

"baiklah. saya akan kasih tau jadwal yang harus kamu kerjakan setiap hari, apa kesukaan saya, apa yang saya lakukan, dan apa yang saya inginkan." ucap Adrian tanpa henti, Naira hanya terdiam dengan pikirannya sendiri.

"lakukan semua dengan perintah saya, ini pelajari buku ini. kamu akan tau banyak hal tentang saya, lewat buku ini. sebelumnya sekretaris saya seorang laki laki, tapi saya ingin mencoba seperti apa sekretaris perempuan." ucap Adrian, Naira mengambil buku yang diberikan Adrian.

"baik pak saya akan buktikan, nanti anda pasti mengatakan kalau saya terbaik." ucap Naira dengan yakin, Adrian tersenyum dengan itu.

"oke buktikan, dan dengar jangan memakai span terlalu pendek." ucap Adrian melihat span yang dipakai Naira, Naira melihat kearah spannya sendiri.

"kenapa pak, bukankah yang lain juga seperti ini?" ucap Naira, Adrian berdiri dan melepas jasnya. Naira terkejut saat Adrian melangkah kearah nya dan memakaikan jas itu untuk menutupi kaki Naira yang terlihat putih dan mulus.

"saya tidak suka jika kamu pakai span pendek, besok pakai span sepanjang lutut. kalau tidak nurut, gaji akan dipotong." ucap Adrian, Naira terkejut dengan itu. Naira langsung mengangguk kuat dan berpamit keluar.

"baik pak, kalau begitu saya akan pelajari ini." ucap Naira lalu berlalu keluar meninggalkan Adrian yang terus menatapnya, Adrian tersenyum melihat kepergian Naira.

Naira yang sudah diluar pintu ruangan Adrian, ia memegangi dadanya sendiri. lalu berjalan cepat menuju ruangannya sendiri,

"kamu kenapa?" tanya Siska saat melihat Naira meminum air putih sekali teguk,

"aku akan terkena serangan jantung jika bersama presdir itu terus." ucap Naira, Siska tertawa dengan kelucuan Naira.

"kenapa memangnya?" tanya Siska. Naira meletakkan buku yang diberikan Adrian. Siska membuka buku itu dan merasa heran.

"buku ini dari siapa?" tanya Siska lagi, Naira menoleh kearahnya.

"pak Adrian!" saut Naira, Siska hanya mengangguk dan membuka buka buku itu.

"apa spanku terlalu pendek?" tanya Naira, Siska menoleh dan melihat span milik Naira. lalu Siska tertegun ketika melihat sebuah jas, menutupi span Naira. Naira langsung melepas jas itu, dan melemparkannya ke atas sofa.

"ini milik pak Adrian, lihatlah apakah spanku terlalu pendek?" ucap Naira lagi, Siska membandingkan span miliknya dan milik Naira.

"tidak, lihat punyaku bahkan lebih pendek darimu!" saut Siska,

"tuh kan, orang ini gak pendek kok." ucap Naira, Siska bingung dengan apa yang dimaksud Naira.

"ceritakan deh!" ucap Siska tersenyum, Naira hanya menggelengkan kepala nya.

Naira pun menenangkan dirinya, lalu mulai bercerita pada Siska tentang apa yang terjadi di ruangan Adrian. Siska malah tertawa untuk meledek Naira, Naira bertambah kesal dengan itu.

***

waktu sudah menunjukkan jam 7 malam, Presdir mereka masih sibuk dengan pekerjaan didalam ruangannya. Naira dan Siska sangat kesal dengan itu, Siska menghampiri Naira yang sedang melamun.

"Nai kamu gak mau nemuin pak Adrian?" ucap Siska, naira menggelengkan kepala.

"jika kamu gak kesana, kita tidak akan pulang. bahkan lihat semua karyawan lainnya juga belum pulang, Naira ayo dong!" rengek Siska, Naira menghela nafasnya.

"dibuku ini tertulis jika pak Adrian sedang sibuk, siapapun termasuk sekretarisnya tidak boleh menganggu, jadi aku gak mau ganggu sebelum dia yang nyuruh aku kesana!" saut Naira, belum berhenti bicara telfon Naira berdering.

Kring Kring Kring~

Naira terkejut dengan itu, bukannya menjawab Naira malah terdiam memandang telfon diatas meja. pada akhirnya Siska langsung menyahut telfon itu,

"halo, ada yang bisa saya bantu?" ucap Siska pada telfon itu.

"kamu siapa, saya cari sekretaris saya." Siska terkejut ketika mendengar suara Adrian, Siska langsung memberikannya pada Naira yang masih melamun.

"i..itu pak Adrian!" ucap Siska, dengan ragu Naira menempelkan telfon itu pada telinganya.

"halo pak, saya Naira. apa yang bisa saya lakukan?" ucap Naira berusaha tenang.

"bawa berkas A keruangan saya, segera."

"baik pak, saya segera kesana!" tegas Naira lalu menutup telfon, Naira segera mencari berkas A yang dimaksud oleh Adrian. Siska menemukan berkas itu dan langsung diberikan pada Naira, setelah Naira menerimanya ia langsung berjalan keluar.

Tok tok tok~

"masuk!" ucap Adrian dari dalam ruangan, Naira langsung membuka pintu.

terlihat Adrian sangat serius mengerjakan pekerjaannya, Naira melangkah perlahan mendekat kearah Adrian. entah apa yang dipikirkan Naira, ia menatap Adrian tanpa berkedip.

kenapa dengan diriku, perasaan ini datang lagi.

Adrian sadar saat Naira masuk tapi malah melamun, Adrian menatap Naira yang terus berjalan kearahnya.

"apa wajah saya ganteng?" tanya Adrian, Naira tersadar dari lamunannya dan tersenyum ke arah Adrian.

"tentu saja anda ganteng, banyak wanita yang tertarik dengan anda." saut Naira dengan meletakkan berkas dimeja Adrian, Adrian mengangguk dengan itu.

"jadi termasuk kamu?" ucap Adrian membuka berkas yang ia minta pada Naira, Adrian tidak tahu kalau Naira ingin sekali memukul wajahnya. Naira menatap Adrian lagi dengan perasaan yang sama seperti sebelumnya, kemudian Naira teringat kalau waktu semakin malam.

"hm.. pak, apakah karyawan lain tidak dipulangkan?" ucap Naira mengalihkan pembicaraan, Adrian melihat jam ditangannya.

"iya saya lupa, lain kali ingatkan!" ucap Adrian berdiri dan melangkah ke arah pintu, Naira berjalan mengikuti Adrian dibelakangnya. saat Naira berada dibelakang Adrian, Adrian berhenti dan berbalik dengan cepat. membuat Naira terhempas kebelakang, tapi dengan cepat juga Adrian menangkap tubuh Naira sehingga tidak membuatnya terjatuh.

"akhh!!" teriak Naira memejamkan mata, ia tidak sadar bahwa Adrian sudah menangkap tubuhnya.

"jangan berteriak!" ucap Adrian, Naira membuka mata dan langsung melihat wajah Adrian dari jarak yang begitu dekat. sepasang mata mereka saling menatap, perasaan Naira kembali seperti sebelumnya. dengan melihat mata Adrian, Naira merasa sangat yakin pernah bertemu orang itu.

deg deg deg~

"ehem!" ucap Adrian, Naira tersadar lalu menegakkan tubuhnya. Adrian merapikan jasnya, begitupun Naira yang merapikan kemeja nya.

"pak biar saya yang sampaikan." ucap Naira, Adrian pun mengangguk lalu berjalan keluar menuju toilet. Naira bernafas lega, dia segera memberitahu karyawan untuk segera pulang. Adrian sendiri berada ditoilet sedang bercermin melihat dirinya sendiri, Adrian mengeluarkan barang yang selama ini menjadi barang berharganya.

"maafkan aku, aku belum bisa mengatakan semuanya."

****

jangan lupa like, komen dan juga vote kalian😍

beri ranting bintang 5🤩

Terpopuler

Comments

Jumadin Adin

Jumadin Adin

apakah adrian=adnan=anan

2022-12-05

0

Sifana Cahaya Exstrada

Sifana Cahaya Exstrada

sepertinya anan dah tau kalau Naira tmn masa kecilnya

2020-08-01

0

🅺ɪོᴋᴏ❦⃟ ⃟ ࿐

🅺ɪོᴋᴏ❦⃟ ⃟ ࿐

jujur aja sama naira klw kamu itu anan

2020-07-25

0

lihat semua
Episodes
1 Naira Putri.
2 Sekretaris.
3 Pekerjaan.
4 Presdir.
5 Presdir 2.
6 Presdir 3
7 Terkilir
8 Demam
9 Tolong
10 Nara
11 Gadisnya
12 perjalanan
13 Lepaskan
14 lepaskan 2
15 Adrian
16 Adrian 2
17 Adrian 3
18 Adrian 4
19 Kisah cinta
20 mencintaimu
21 cegukan
22 papa
23 mama
24 mama 2
25 gelang
26 maafkan aku
27 pengunduran diri
28 sekretaris lagi
29 Daniel
30 Lift
31 ingatan Naira
32 Kesedihan Adrian.
33 Sikap acuh.
34 kesal Naira.
35 Tunangan.
36 Sonia.
37 jangan takut.
38 tidak takut.
39 Berjanji.
40 marry me?
41 Bertemu lagi.
42 hasil tes Naira.
43 pernikahan.
44 pagi hari.
45 Mencari tahu.
46 Hati Naira.
47 teriak Naira.
48 teriak Adrian.
49 Permen kapas.
50 siapa?.
51 Mengingat.
52 Supermarket
53 Perubahan.
54 Empat bulan.
55 Empat bulan 2.
56 empat bulan 3.
57 ke khawatiran Naira.
58 merindukan.
59 menyukaimu.
60 dengan cinta.
61 aku ingat.
62 mengingatmu.
63 Mimpi.
64 mimpi 2.
65 dikagumi.
66 Kecemburuan.
67 memulai kembali.
68 bukan cinta.
69 masa lalu.
70 bermanja.
71 menangis.
72 Kakek.
73 semuanya salahku.
74 Kesedihan Riana.
75 Sikembar.
76 kepercayaan.
77 sebuah perhatian.
78 pertemanan.
79 cemburu.
80 teman sma.
81 terpeleset
82 terpeleset 2.
83 Rumit.
84 Marah.
85 rumah baru.
86 lahiran.
87 kelahiran sikembar.
88 bayi Adnan dan Nadira.
89 Riana Daniel Story
90 Daniel Riana Story 2.
91 Riana Daniel Story 3.
92 Daniel Riana Story 4.
93 Akhir dari semua kisah.
94 Halo semuanya ...
95 kisah baruu.
96 Nadira dan Adnan.
97 Love Story of Twins
Episodes

Updated 97 Episodes

1
Naira Putri.
2
Sekretaris.
3
Pekerjaan.
4
Presdir.
5
Presdir 2.
6
Presdir 3
7
Terkilir
8
Demam
9
Tolong
10
Nara
11
Gadisnya
12
perjalanan
13
Lepaskan
14
lepaskan 2
15
Adrian
16
Adrian 2
17
Adrian 3
18
Adrian 4
19
Kisah cinta
20
mencintaimu
21
cegukan
22
papa
23
mama
24
mama 2
25
gelang
26
maafkan aku
27
pengunduran diri
28
sekretaris lagi
29
Daniel
30
Lift
31
ingatan Naira
32
Kesedihan Adrian.
33
Sikap acuh.
34
kesal Naira.
35
Tunangan.
36
Sonia.
37
jangan takut.
38
tidak takut.
39
Berjanji.
40
marry me?
41
Bertemu lagi.
42
hasil tes Naira.
43
pernikahan.
44
pagi hari.
45
Mencari tahu.
46
Hati Naira.
47
teriak Naira.
48
teriak Adrian.
49
Permen kapas.
50
siapa?.
51
Mengingat.
52
Supermarket
53
Perubahan.
54
Empat bulan.
55
Empat bulan 2.
56
empat bulan 3.
57
ke khawatiran Naira.
58
merindukan.
59
menyukaimu.
60
dengan cinta.
61
aku ingat.
62
mengingatmu.
63
Mimpi.
64
mimpi 2.
65
dikagumi.
66
Kecemburuan.
67
memulai kembali.
68
bukan cinta.
69
masa lalu.
70
bermanja.
71
menangis.
72
Kakek.
73
semuanya salahku.
74
Kesedihan Riana.
75
Sikembar.
76
kepercayaan.
77
sebuah perhatian.
78
pertemanan.
79
cemburu.
80
teman sma.
81
terpeleset
82
terpeleset 2.
83
Rumit.
84
Marah.
85
rumah baru.
86
lahiran.
87
kelahiran sikembar.
88
bayi Adnan dan Nadira.
89
Riana Daniel Story
90
Daniel Riana Story 2.
91
Riana Daniel Story 3.
92
Daniel Riana Story 4.
93
Akhir dari semua kisah.
94
Halo semuanya ...
95
kisah baruu.
96
Nadira dan Adnan.
97
Love Story of Twins

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!