mencintaimu

keesokan harinya Naira terbangun dipagi hari, wajah Naira tampak begitu segar setelah tidur lebih awal. Naira tersenyum ketika melihat Adrian tidur nyenyak disofa, Naira merasakan hawa dingin menusuk kulitnya. Naira berjalan kearah Adrian dengan membawa selimut, Naira memakaikannya pada tubuh Adrian.

Naira menatap wajah Adrian, ia tersenyum sendiri. Naira ingat bagaimana Adrian membelanya, bahkan Adrian mengatakan nya beberapa kali.

"apakah aku sepenting itu, bagaimana bisa aku menjadi orang penting dalam hidupmu?" ucap Naira, ia menyentuh pipi Adrian yang terasa kenyal ditangannya.

"apa kau benar benar mencintaiku, ataukah kau hanya melihat parasku. aku akan tanya itu nanti, kita lihat apa jawabannya." ucap Naira lalu berdiri, saat bersamaan Adrian mendudukan dirinya dan langsung menarik tangan Naira. Naira terkejut dengan itu, tubuhnya menegang.

"apa kamu sedang meragukan cintaku?" ucap Adrian, Adrian mendengar semua yang dikatakan Naira. karena pasalnya Adrian tidak tidur untuk menjaga Naira, saat Adrian tertidur sebentar Naira memberinya selimut dan membuatnya terbangun.

"a..apa yang sedang anda lakukan, lepaskan saya. lagipula sejak kapan anda bangun?" ucap Naira, Adrian mengeratkan pelukannya dan menenggelamkan wajahnya pada rambut Naira.

"tanyakan apa yang ingin kamu tanyakan, aku akan menjawabnya dengan jujur!" ucap Adrian, Naira membiarkan apa yang dilakukan Adrian dibelakangnya.

"kenapa anda mencintai saya, diluaran sana banyak wanita yang menyukaimu. saya sering mendengar bahwa seorang Adrian tidak kekurangan wanita satu pun, lalu kenapa anda memilih saya?" tanya Naira, Adrian menunmpangkan dagunya pada pundak Naira.

"tapi kenapa kamu tidak tau, kalau seorang Adrian tidak pernah memilih wanita manapun. wanita yang dipilih oleh Adrian, adalah seseorang yang benar benar berharga untuknya. lalu kenapa aku memilihmu, karena dari awal aku sudah mencintaimu. melihat kepribadian mu, aku selalu ingin dekat dan mengenalmu lebih dalam. aku memilihmu bukan hanya karena kau cantik, tapi karena memang hatiku tepat memilih wanita sepertimu." jelas Adrian, Naira tampak belum puas dengan jawab Adrian.

"jadi, jika saya tidak cantik anda tidak memilihku?" tanya Naira, Adrian tersenyum dan memeluk Naira dengan erat.

"hm.. mungkin begitu, karena seorang Adrian tidak kekurangan wanita cantik!" Naira langsung menoleh dan menatap Adrian, Adrian tersenyum karena hanya menggoda Naira.

"bagaimana anda bicara seperti itu, memang semua pria hanya melihat fisiknya saja!" ketus Naira, Adrian tertawa melihat Naira kesal.

"aku akan memilihmu bagaimana pun bentukmu, karena memang hatiku telah memilihmu sejak awal dan sangat mencintaimu!" ucap Adrian memeluk Naira lagi, Naira tersenyum dengan itu.

"mulai sekarang kamu boleh memanggil namaku, dan tidak perlu terlalu sopan." ucap Adrian, Naira menoleh dan menatap Adrian.

"kalau saya tidak mau?" ucap Naira, Adrian menaikkan satu alisnya.

" hm.. begini (cup)" Naira terkejut saat Adrian mencium pipinya, wajah Naira menjadi merah padam dan hanya menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

"apa yang terjadi padamu?" tanya Adrian menahan tawa, Naira sangat kesal dengan itu.

"kamu menyebalkan, pergilah kamu bahkan belum mandi tapi sudah menciumku!" ucap Naira mendirikan tubuhnya, Adrian tertawa melihat wajah Naira yang memerah.

"tapi kau menikmati pelukanku, benar kan?" ucap Adrian, Naira mencubit tangan Adrian.

"ashh, Naira sakit!" ucap Adrian mengelus tangannya, Naira meledek Adrian.

"beraninya kamu mencubit Adrian, sepertinya aku harus memberimu hukuman!" ucap Adrian berdiri dari duduknya, Naira bingung entah harus pergi kemana untuk menghindari Adrian.

"hm.. berhenti disana, aku akan menggigitmu!" ucap Naira, Adrian mengunci Naira dengan kedua tangannya, Naira hanya meringis pada Adrian.

"baiklah gigit saja, atau aku yang menggigitmu?" ucap Adrian, Naira mendelik saat Adrian mendekati wajahnya.

"lepaskan aku pak, aku tidak berani lagi!" rengek Naira menutup mata, Adrian menatap wajah Naira. pandangan Adrian turun pada leher Naira yang terlihat bekas kissmark sudah hampir menghilang, Adrian mencium dahi Naira.

"kita pulang hari ini, berkemaslah. aku akan mengurus kepulangan kita!" ucap Adrian, Naira membuka mata dan memegangi keningnya.

"hm.. iya." ucap Naira mengangguk, Adrian tersenyum lalu berjalan menuju pintu.

"tunggu sebentar!" teriak Naira, dengan cepat Adrian menoleh kearah Naira.

"ada apa?" tanya Adrian, perlahan Naira mendekat kearah Adrian.

"ada sesuatu yang terlupa!" Adrian bingung dan tidak tahu apa yang sedang dikatakan Naira, Naira menjinjit dan mencium pipi Adrian. dengan cepat Naira berlari kearah kamar mandi meninggalkan Adrian yang terkejut, Adrian tersenyum dan memegang pipinya.

"pergilah, aku akan mandi sekarang!" teriak Naira, Adrian tersenyum. Adrian pun menutup pintu dan keluar dari kamar itu, Naira yang tidak mendengar suara Adrian ia membuka pintu kamar mandi dan melihat Adrian tidak ada disana.

"huhh Naira apa yang kamu lakukan, kamu berani sekali!" gumam Naira, ia pun masuk dalam kamar mandi dan mulai dengan ritual mandinya.

Adrian sendiri tersenyum dengan memegangi pipinya, ia berjalan untuk mencari keberadaan Johan. tanpa permisi Adrian membuka pintu kamar yang ditempati oleh Johan dan Siska. saat itu juga ia terkejut saat melihat Siska dan Johan tertidur dalam satu tempat tidur, terlihat Johan tidur dengan posisi duduk bersandar dan disampingnya Siska. mereka tertidur sangat pulas.

Adrian duduk disofa menunggu mereka bangun, dengan jail Adrian mengambil gambar mereka dengan hpnya. karena mendengar suara dari hp Adrian, Johan membuka mata dan ia terkejut melihat Adrian.

"kau!" ucap Johan, ia berdiri perlahan agar tidak membangunkan Siska.

"apa yang kau lakukan disini?" tanya Johan melangkah kearah Adrian, Adrian menatapnya.

"dengar aku tidak suka kau menatapku seperti itu, disaat kau menatapku seperti itu pasti kau sedang memikirkan pikiran kotor!" ucap Johan, Adrian pun tertawa membuat Siska terbangun dari tidurnya.

"apa yang kamu tertawakan Johan, jam berapa sekarang?" ucap Siska, Johan menggaruk kepalanya yang tidak gatal saat Adrian menatapnya. Siska terkejut ketika membuka mata dan memperjelas penglihatannya, ia melihat Johan berdiri dengan Adrian disampingnya. Siska segera berdiri dan tersenyum kaku dihadapan Adrian.

"selamat pagi pak, maaf ketidak sopanan saya tadi!" ucap Siska, Adrian hanya menggelengkan kepalanya.

"Siska bersihkan dirimu, setelah itu bantu Naira berkemas dikamarnya. hari ini kita berempat akan kembali, untuk sekarang saya akan bawa kekasihmu ini untuk mengurus hal penting!" ucap Adrian, Siska merasa sangat malu.

"kau menyebalkan, pergilah!" ucap Johan, Adrian tersenyum dan meninggalkan mereka.

"hm... aku gak tau kalau pak Adrian tadi disini!" ucap Siska, Johan tersenyum dan mengusap rambut Siska.

"pergilah mandi, aku akan pergi. jangan lupa Naira ya, mungkin dia masih takut." ucap Johan, Siska pun mengangguk dan tersenyum.

****

Naira yang telah selesai mandi, mengecek kopernya. tidak ada satu barangpun yang keluar dari koper itu, setelah mengganti baju Naira melihat hpnya. Naira sedikit terkejut saat melihat hpnya, karena terdapat foto Adrian disana.

"apaan ini, sejak kapan dia menggantinya!" ucap Naira meskipun kesal tapi wajahnya tampak tersenyum.

Tok tok tok~

mendengar itu Naira melangkah kearah pintu, Naira melihat dari lubang kecil pintu. terlihat Siska berdiri diluar, Naira segera membuka pintu itu.

"Naira!!" ucap Siska memeluk Naira, Naira tersenyum dengan itu.

"aku akan membantu mu," ucap Siska masuk kedalam kamar, Naira menutup pintu dan melangkah kearah Siska.

"eh, sudah selesai ya?" tanya Siska, Naira mengangguk. Naira terdiam dengan melihat walpaper di hpnya, foto Adrian tersenyum disana.

"apa kamu masih sakit?" tanya Siska, Naira menoleh dan tersenyum.

"nggak, aku baik baik saja. tenang saja, tapi apakah ada yang perlu dijelaskan padaku tentang kalian?" ucap Naira, Siska sedikit bingung dengan itu.

"jelasin apa?" tanya Siska, Naira mengambil hp Siska dan menyalakannya. terlihat walpaper itu foto Johan dan Siska foto dipulau itu, Naira menaikkan satu alisnya.

"em.. itu begini, kemarin saat makan malam kami jalan jalan. terus foto deh, karena suka jadi aku jadikan walpaper." ucap Siska membuat alasan, Naira tidak percaya dengan itu.

"jadi aku bukan sahabatmu lagu, sampai kau tidak menceritakan nya!" ucap Naira, Siska menyahut hp Naira.

"hei berikan!" ucap Naira, Siska berdiri diatas kasur dan melihat hp Naira. Siska membuka mulutnya saat melihat foto Adrian, Naira menutup wajahnya karena merasa malu.

"ayo jelaskan ini, maka akan kujelaskan juga!" ucap Siska duduk disamping Naira, Naira mengambil hpnya lagi.

"tidak ada yang perlu dijelaskan, semuanya sudah jelas. itu jawabannya!" ucap Naira, Siska kesal dengan itu.

"yasudah kalau begitu sama, semuanya sudah jelas jadi tidak perlu dijelaskan!" saut Siska, mereka saling menatap dan saling tertawa sedetik kemudian.

saat mereka saat asik tertawa, tidak menyadari Adrian membuka pintu dan melihat mereka. Adrian tersenyum melihat Naira sudah melupakan kejadian sebelumnya, Adrian pun melangkah masuk.

"apa yang sedang kalian bicarakan?" tanya Adrian, Siska dan Naira berdiri dan tersenyum pada Adrian.

"em.. tidak ada pak, kalau begitu saya akan menemui pak Johan dulu. Naira aku tinggal dulu ya.." Naira mengangguk, Siska pun tersenyum pada Adrian dan pergi dari sana.

Adrian menatap Naira yang tersenyum kearahnya, Adrian teringat Naira yang tiba tiba mencium pipinya. Naira pun teringat dengan keberaniannya, ia tidak berani menatap Adrian terlalu lama.

"em.. jangan menatapku seperti itu,!" ucap Naira membelakangi Adrian, Adrian tersenyum dan mendekat kearah Naira.

"kenapa, apa aku tidak boleh menatap mu?" tanya Adrian memeluk Naira dari belakang, Naira yang belum terbiasa masih sedikit terkejut dengan perlakuan Adrian.

"sejak kapan ini berubah, kenapa aku tidak tahu?" ucap Naira menunjukan hpnya, Adrian melepas pelukannya dan mengambil hp Naira.

"em.. mungkin kemarin malam, aku hanya iseng karena jarang sekali aku tersenyum lebar seperti itu!" saut Adrian, mereka saling menatap dan tersenyum.

"oh iya aku tidak punya fotomu, ayo aku akan memfotomu!" ucap Adrian mengeluarkan hpnya, Naira menutup wajahnya.

"tidak aku tidak mau difoto, aku punya banyak foto nanti akan ku kasih!" ucap Naira, Adrian tetap memotret Naira.

Tok tok tok~

Naira dan Adrian menoleh kearah pintu, terlihat Johan mengetuk pintu dan melangkah kearah mereka. Adrian memasukkan hpnya, Naira pun berdiri dan Siska berada disampingnya.

"kita tidak bisa pulang hari ini Adrian!" ucap Johan, Adrian terkejut dengan itu.

"kenapa, kita harus pulang sekrang. Naira harus aku bawa kedokter, aku takut terjadi sesuatu padanya!" ucap Adrian, Johan memegang pundak Adrian.

"begini, jika kita kembali ke kota kita melewati laut. sekarang dan dua hari kedepan terjadi cuaca pancaroba, tidak ada yang tau tentang cuaca. aku khawatir akan membahayakan kita, jadi kita tidak di ijinkan untuk kembali." jelas Johan, secara bersamaan Naira menyentuh punggung Adrian, ia tersenyum kearah Adrian.

"aku baik baik saja, tidak perlu memaksa pulang. pak Johan benar, cuaca pancaroba itu bahaya. kita bisa pulang saat cuaca sudah normal, agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan." ucap Naira, Adrian terdiam dengan itu.

"itung itung, kita sedang berlibur gimana?" ucap Naira, Siska mengangguk setuju.

"kamu yakin baik baik saja?" tanya Adrian, Naira mengangguk.

"baiklah, jika kamu merasa sesuatu langsung bilang padaku ataupun Johan. oke?" ucap Adrian lagi memegang kedua pipi Naira, Naira mengangguk malu dan tersenyum.

"haih.. kenapa aku sangat jijik melihatmu seromantis itu, tidak cocok dengan kepribadianmu!" ucap Johan, Naira dan Siska menahan tawa ketika melihat Adrian kesal pada Johan.

"baiklah, mari kita turun. sudah hampir siang, kita bahkan belum sarapan." ucap Adrian, mereka bertiga mengangguk.

"Siska ayo ikut aku, kita harus urus sesuatu!" ucap Johan, Siska mengerti dengan maksud Johan.

"iya pak, Naira aku pergi dulu!" ucap Siska, Naira mengangguk. Siska dan Johan pergi dari sana, meninggalkan Naira dan Adrian.

"jadi ini liburan pertama kita?" tanya Adrian, Naira tersenyum dan mengangguk.

"iya, ayo mereka akan menunggu kita." ucap Naira, Adrian tersenyum dan menggandeng tangan Naira.

"duduklah sini, aku ingin memberikan sesuatu padamu!" ucap Adrian, Naira menurut dan duduk dikursi.

"tutup matamu!" ucap Adrian, Naira tersenyum dan menurut.

"apa yang ingin kamu berikan, kenapa aku harus menutup mata?" tanya Naira, Adrian memakaikan kalung berbentuk hati pada Naira. Adrian melihat pantulan Naira dan dirinya didepan cermin, Adrian tersenyum melihat kalung yang ia beli sangat cocok untuk Naira.

"buka matamu!" ucap Adrian, Naira membuka mata dan langsung melihat kalung yang dipakaikan Adrian.

"ini,, sangat cantik!" ucap Naira berdiri dan berbalik kearah Adrian, Adrian tersenyum.

"aku memesan ini khusus untukmu, terukir disana A&N. kamu suka?" saut Adrian, Naira mengingat kalung yang sama dengan pemberian Adnan.

"suka tidak, jika tidak lepas saja!" ucap Adrian lagi, Naira tersenyum dan menggelengkan kepala.

"sangat suka, terima kasih pak. terima kasih!" ucap Naira, Adrian memeluk tubuh Naira.

"tidak perlu terimakasih, aku bisa memberikan apapun padamu. hanya satu yang tidak bisa kuberikan!" ucap Adrian, Naira mendorong tubuh Adrian dan menatapnya.

"apa yang tidak bisa kamu berikan, bukankah kamu bilang apapun?" ucap Naira, Adrian tersenyum dan memegang kedua pipi Naira.

"aku tidak bisa memberikan hatimu yang sudah kuambil, aku tidak bisa mengembalikan nya padamu. aku sudah mengunci hatimu pada hatiku, tolong jangan memintanya kembali. karena aku tidak akan sanggup, jika harus mengembalikan hatimu!" ucap Adrian, Naira tertawa dan memeluk Adrian erat.

"aku tidak akan memintanya, bahkan hatimu juga tersimpan dihatiku. terima kasih Adrian, aku mencintaimu. aku tidak pernah merasa sebehagia ini, terima kasih!" ucap Naira, Adrian terkejut saat Naira memanggil namanya dan mengucapkan cinta.

"iya, aku juga sangat mencintaimu. aku akan selalu membuatmu bahagia, aku berjanji itu!" ucap Adrian, mereka saling mengeratkan pelukan mereka. Naira merasakan kebahagiaan yang belum pernah ia rasakan, begitu juga dengan Adrian yang merasakan hal sama. dimalam hari Adrian menemani Naira tertidur dikamar nya, dan Naira merasa nyaman ketika tidur dalam pelukan Adrian.

****

terima kasih yang sudah mendukung Author, terima kasih yang telah memberikan vote juga😍. kalian bisa memberikan saran dan kritikan kalian di kolom komentar, terima kasih.😇

jangan lupa like dan komen sebanyak banyak nya, dan juga vote sesuka kalian😍

Terpopuler

Comments

Novianta Milala

Novianta Milala

sweet

2020-05-10

0

Ocha Tran

Ocha Tran

lanjuuuuut

2020-02-01

2

Fitriyani II

Fitriyani II

ko up nya dikit" thor

2020-01-31

0

lihat semua
Episodes
1 Naira Putri.
2 Sekretaris.
3 Pekerjaan.
4 Presdir.
5 Presdir 2.
6 Presdir 3
7 Terkilir
8 Demam
9 Tolong
10 Nara
11 Gadisnya
12 perjalanan
13 Lepaskan
14 lepaskan 2
15 Adrian
16 Adrian 2
17 Adrian 3
18 Adrian 4
19 Kisah cinta
20 mencintaimu
21 cegukan
22 papa
23 mama
24 mama 2
25 gelang
26 maafkan aku
27 pengunduran diri
28 sekretaris lagi
29 Daniel
30 Lift
31 ingatan Naira
32 Kesedihan Adrian.
33 Sikap acuh.
34 kesal Naira.
35 Tunangan.
36 Sonia.
37 jangan takut.
38 tidak takut.
39 Berjanji.
40 marry me?
41 Bertemu lagi.
42 hasil tes Naira.
43 pernikahan.
44 pagi hari.
45 Mencari tahu.
46 Hati Naira.
47 teriak Naira.
48 teriak Adrian.
49 Permen kapas.
50 siapa?.
51 Mengingat.
52 Supermarket
53 Perubahan.
54 Empat bulan.
55 Empat bulan 2.
56 empat bulan 3.
57 ke khawatiran Naira.
58 merindukan.
59 menyukaimu.
60 dengan cinta.
61 aku ingat.
62 mengingatmu.
63 Mimpi.
64 mimpi 2.
65 dikagumi.
66 Kecemburuan.
67 memulai kembali.
68 bukan cinta.
69 masa lalu.
70 bermanja.
71 menangis.
72 Kakek.
73 semuanya salahku.
74 Kesedihan Riana.
75 Sikembar.
76 kepercayaan.
77 sebuah perhatian.
78 pertemanan.
79 cemburu.
80 teman sma.
81 terpeleset
82 terpeleset 2.
83 Rumit.
84 Marah.
85 rumah baru.
86 lahiran.
87 kelahiran sikembar.
88 bayi Adnan dan Nadira.
89 Riana Daniel Story
90 Daniel Riana Story 2.
91 Riana Daniel Story 3.
92 Daniel Riana Story 4.
93 Akhir dari semua kisah.
94 Halo semuanya ...
95 kisah baruu.
96 Nadira dan Adnan.
97 Love Story of Twins
Episodes

Updated 97 Episodes

1
Naira Putri.
2
Sekretaris.
3
Pekerjaan.
4
Presdir.
5
Presdir 2.
6
Presdir 3
7
Terkilir
8
Demam
9
Tolong
10
Nara
11
Gadisnya
12
perjalanan
13
Lepaskan
14
lepaskan 2
15
Adrian
16
Adrian 2
17
Adrian 3
18
Adrian 4
19
Kisah cinta
20
mencintaimu
21
cegukan
22
papa
23
mama
24
mama 2
25
gelang
26
maafkan aku
27
pengunduran diri
28
sekretaris lagi
29
Daniel
30
Lift
31
ingatan Naira
32
Kesedihan Adrian.
33
Sikap acuh.
34
kesal Naira.
35
Tunangan.
36
Sonia.
37
jangan takut.
38
tidak takut.
39
Berjanji.
40
marry me?
41
Bertemu lagi.
42
hasil tes Naira.
43
pernikahan.
44
pagi hari.
45
Mencari tahu.
46
Hati Naira.
47
teriak Naira.
48
teriak Adrian.
49
Permen kapas.
50
siapa?.
51
Mengingat.
52
Supermarket
53
Perubahan.
54
Empat bulan.
55
Empat bulan 2.
56
empat bulan 3.
57
ke khawatiran Naira.
58
merindukan.
59
menyukaimu.
60
dengan cinta.
61
aku ingat.
62
mengingatmu.
63
Mimpi.
64
mimpi 2.
65
dikagumi.
66
Kecemburuan.
67
memulai kembali.
68
bukan cinta.
69
masa lalu.
70
bermanja.
71
menangis.
72
Kakek.
73
semuanya salahku.
74
Kesedihan Riana.
75
Sikembar.
76
kepercayaan.
77
sebuah perhatian.
78
pertemanan.
79
cemburu.
80
teman sma.
81
terpeleset
82
terpeleset 2.
83
Rumit.
84
Marah.
85
rumah baru.
86
lahiran.
87
kelahiran sikembar.
88
bayi Adnan dan Nadira.
89
Riana Daniel Story
90
Daniel Riana Story 2.
91
Riana Daniel Story 3.
92
Daniel Riana Story 4.
93
Akhir dari semua kisah.
94
Halo semuanya ...
95
kisah baruu.
96
Nadira dan Adnan.
97
Love Story of Twins

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!