eps 8 ( Harus Lembur )

Sejak mendengar cerita Nurbaiti secara langsung, Indira mulai lebih hati-hati berucap dan bertindak.

Dan hari yang paling dinanti semua karyawan di belahan dunia manapun tiba. Itu adalah hari saat pembagian upah kerja alias gajian. Sejak pagi sudah terlihat wajah-wajah ceria para karyawan hampir di semua divisi. Indira yang kebetulan masuk shift pagi juga turut merasa gembira. Walaupun ia tahu gajinya tidak besar, tapi itu cukup menghibur baginya.

Indira baru pertama kali gajian, jadi dia mengekor saja dibelakang teman-temannya. Indira mengamati meja mana saja yang harus didatangi agar bisa segera memperoleh haknya. Tampak antrian yang mengular didepan loket pengambilan gaji. Dan Indira ada di dalam antrian itu.

" Eh, abis gajian Kita jalan yuk," ajak Asti tiba-tiba.

" Boleh tuh. Kemana ya enaknya," kata Sofia.

" Liat ntar aja. Eh, ajak si Indira sekalian, siapa tau mau gabung. Biar tambah seru kalo banyak orang," sela Maya.

" Jangan ke mall lagi ya, soalnya abis gajian bulan kemaren Kita kan udah ke mall. Lo ada ide ga Dirr ...?" tanya Dewi.

" Gue kan ga paham daerah sini, jadi terserah Lo pada, Gue mah ikut aja," sahut Indira.

Sebenarnya Indira ingin langsung pulang untuk memberitahu orangtuanya kalo hari ini gajian pertamanya. Indira ingin berbagi kebahagiaannya dengan keluarganya lebih dulu. Tapi ia tak bisa mengelak ajakan teman-temannya, apalagi besok hari minggu, hari libur kerja juga. Supaya praktis tak harus keluar rumah saat libur kerja maka Indira memilih menghabiskan waktunya hari ini juga.

Akhirnya mereka memutuskan jalan-jalan ke mall yang dekat dari pabrik. Tiba disana mereka menuju gerai perlengkapan wanita. Asti dan Maya terlihat asyik mencoba make up yang ditawarkan penjaga gerai make up. Sementara Dewi, Sofia dan Indira pergi melihat lihat pakaian model terbaru yang dipajang di etalase. Setelah lelah berkeliling mall, merekapun makan baso di kafe tenda dekat mall.

Mereka berpisah di depan mall untuk kembali kerumah masing-masing.

Tiba dirumah Indira membelikan keluarganya sate yang dibeli di pedagang sate yang kebetulan lewat didepan rumahnya.

" Wahhh ..., gajian Lo ya Mbak," celoteh Ali sambil makan sate dengan lahap.

" Alhamdulillah ..., ini gaji pertama Gue kerja di pabrik," sahut Indira.

" Gede gajinya Dirr ...?" tanya Amar.

" Yahhh gimana ya ..., ga kaya gaji Lo sih Mas, tapi lumayan deh daripada Gue nganggur...," sahut Indira malu.

" Gapapa Dir, sedikit juga tetap harus disyukuri," hibur ayah yang diangguki semua orang termasuk Indira.

" Boleh nih Mbak kalo Gue minta jatah, ga banyak kok, buat jajan aja," kata Adi tiba-tiba.

" Eh, apa-apaan sih Di, Mbakmu tuh gajinya kecil, paling cuma cukup buat keperluan pribadinya aja. Ga usah ngerecokin bisa kan," kata ibu memarahi Adi.

" Tau nih Adi, emang uang yang Mas kasih buat Lo tiap bulan masih kurang?, jangan terlalu boros lah, belajar hemat dikit. Lagian Lo ga malu ya minta sama cewek ?" kata Amar membenarkan ucapan ibunya.

" Lah ngapain malu, Mbak Dira kan Kakak Gue, wajar dong Gue minta jatah," sahut Adi membela diri.

" Maunya Mas Adi tuh karena Kakaknya ada dua, udah kerja semua, makanya dapat jatahnya juga dua, gitu kan Mas," kata Ali mencoba memprovokasi.

" Jangan serakah ya, liat-liat juga yang mau dipalakin tuh orangnya gimana. Wong Mbakmu buat keperluan sendiri aja pas-pasan apalagi buat ngasih orang. Dan orangnya Kamu lagi," kata ibu kesal.

" Ssstt ... udah deh, malu didenger orang. Ntar mereka pikir keluarga Pak Surya tuh ribut terus tiap hari. Apaan yang diributin juga ga jelas, ga capek ya, yang dengerin aja capek...," lerai pak Surya.

Indira yang terlalu lelah nampak enggan berkomentar. Dia menyingkir lebih dulu lalu tidur cepat setelah sholat isya.

\=\=\=\=\=\=

Sudah setengah tahun lebih Indira bekerja di pabrik kayu. Meskipun begitu dia masih enggan jika harus kerja lembur. Berbeda dengan teman-temannya yang semangat jika ada tawaran kerja lembur. Dengan kerja lembur karyawan merasa diuntungkan. Karena lembur dibayar per jam, beda dengan harian. Dan itupun tidak semua karyawan bisa ikut lembur karena biasanya mandor yang menentukan siapa saja yang bisa lembur.

Kepala divisi atau di pabrik tempat Indira bekerja disebut mandor, biasanya hanya akan memilih karyawan tertentu untuk lembur. Atau mereka bisa mendaftarkan diri jika ada lembur. Dan karyawan yang memiliki catatan lembur paling banyak harus memberi kesempatan pada karyawan lain untuk lembur.Begitupun di divisi packing.

Tapi Indira bahkan tak pernah masuk dalam catatan lembur sang mandor. Karena merasa heran sang mandor menegur Indira.

" Diraaa ..., Kamu kapan mau lembur, hari ini ya, kok Saya perhatikan kamu belum pernah lembur sama sekali. Padahal yang laen aja udah bolak balik lembur," kata sang mandor.

" Eh ... itu Pak, Saya ga usah lembur ya. Tolong kasih yang laen aja Pak, Saya ga suka lembur," tolak Indira.

" Kok gitu sih, kenapa ?. Padahal lembur itu ada uangnya lho Dir. Itungannya juga beda sama yang harian karena lembur diitung perjam," kata mandor sambil melanjutkan menulis.

" Saya tau Pak. Tapi maaf, Saya ga tertarik," sahut Indira.

" Ini bisa buat tambahan penghasilan juga Dir. Kaya si Abeng tuh, uang lemburannya lebih gede dari gaji pokoknya," bujuk sang mandor lagi.

" Makasih Pak ," sahut Indira sambil menggeleng.

" Ya udah Pak buat Saya aja. Lagian Bapak aneh banget sih, orang ga mau lembur kok dipaksa," sela Daus tiba-tiba.

Rupanya sejak tadi Daus ikut mendengarkan pembicaraan sang mandor dengan Indira. Nampaknya Daus kesal karena sang mandor begitu keukeuh membujuk Indira yang jelas menolak untuk lembur. Bukan kah seharusnya lembur bisa dialihkan pada karyawan lain yang memang berminat ?.

" Ah kamu Us, ga usah pake disuruh juga udah nyosor duluan kalo ada lemburan," kata mandor sambil berlalu.

Indira memang enggan lembur. Apalagi setelah beberapa hari yang lalu mendengar ada salah seorang mandor melihat sosok perempuan di atas meja potong kayu menjelang jam tujuh malam. Padahal semua orang tahu, selain divisi pemotongan tak punya karyawan perempuan, mesin potong kayu di pabrik juga hanya beroperasi hingga jam lima sore setiap harinya.

Setelah menolak jatah lembur, Indira pun bergegas keluar dari pabrik. Di halaman dia berpapasan dengan Aris, seorang karyawan dari divisi lain. Indira pun tersenyum saat Aris menyapanya.

Indira sengaja membatasi interaksinya dengan Aris demi Asti karena Aris adalah pria yang disukai Asti. Bahkan Asti pernah meminta Indira membantunya berkenalan lebih dekat dengan Aris.

Waktu itu Indira tak keberatan membantu. Dengan senang hati dia mengatur waktu untuk pertemuan Asti dan Aris. Di luar dugaan, Aris malah lebih tertarik pada Indira dibanding Asti. Untuk menghindari pertengkaran yang dapat menghancurkan pertemanannya dengan Asti, Indira pun menjaga jarak dengan Aris. Tapi Aris justru merasa tertantang dan mulai gigih mengejar Indira.

Dan bertemu Aris sore itu membuat Indira teringat percakapannya dengan Asti tadi pagi.

" Gimana kabar si Aris ya Dir, udah lama Gue ga liat dia," kata Asti.

" Gue ga tau Ti. Gue ga pernah ngobrol lagi sama dia. Paling say hello aja kalo pas ketemu ...," sahut Indira.

" Keliatannya Aris emang ga suka sama Gue ya Dirr. Kok sampe sekarang dia ga pernah nyoba nyari atau nemuin Gue. Jangan-jangan Aris ga suka sama Gue karena dia lebih suka sama Lo. Makanya dia ga enak nemuin Lo karena Kita kan temenan," kata Asti sedih.

" Kok, Lo ngomong gitu sih Ti. Itu perasaan Lo aja kali," sahut Indira tak enak hati.

" Awalnya Gue juga ngira gitu Dir. Tapi waktu Gue denger sendiri dia nanyain Lo sama temen-temen di divisi Kita, Gue jadi yakin dia suka sama Lo. Gue juga liat gimana cara dia natap Lo, itu tuh beda banget Dir ...," kata Asti.

" Masa sih, tapi ga ada yang bilang sama Gue kalo Aris nyariin Gue tuh," sahut Indira tak percaya.

Asti pun tersenyum mendengar jawaban Indira.

" Kalo Aris emang suka sama Lo, Gue gapapa kok Dir. Cinta kan ga bisa dipaksa. Kali aja setelah ini Gue bisa nemuin yang lebih baik dari dia," ucap Asti menutup pembicaraan.

Indira pun terdiam karena bingung harus merespon bagaimana. Di satu sisi dia iba melihat cinta Asti bertepuk sebelah tangan. Tapi dia juga tak bisa memaksa Aris untuk mencintai Asti bukan ?.

\=\=\=\=\=

Terpopuler

Comments

Shyfa Andira Rahmi

Shyfa Andira Rahmi

👍👍

2023-09-19

1

lihat semua
Episodes
1 eps 1 (Indira)
2 eps 2 ( Kerusuhan Massal )
3 eps 3 ( Tentang Reformasi )
4 eps 4 ( Dijodohin )
5 eps 5 ( Pupus )
6 eps 6 ( Mencoba Bangkit )
7 eps 7 ( Ngeliat Kuntilanak )
8 eps 8 ( Harus Lembur )
9 eps 9 ( Aris Makin Dekat )
10 eps 10 ( Jujur )
11 eps 11 ( Beralih )
12 eps 12 ( Kecolongan )
13 eps 13 ( Yahh Ketauan )
14 eps 14 ( Diganggu Juga )
15 eps 15 ( Kenangan Buruk )
16 eps 16 ( Ketemu Lagi )
17 eps 17 ( Tambah ? )
18 eps 18 ( Sedih Atau Bahagia )
19 eps 19 ( Jerri )
20 eps 20 ( Hati-hati )
21 eps 21 ( Membuka Hati )
22 eps 22 ( Triple Date ? )
23 eps 23 ( Refreshing )
24 eps 24 ( Minta Ijin )
25 eps 25 ( Pernikahan Dewi )
26 eps 26 ( Berangkat )
27 eps 27 ( Nenek Asti )
28 eps 28 ( Kesempatan Baru )
29 eps 29 ( Tempat Baru )
30 eps 30 ( Mulai Dari Awal Lagi )
31 eps 31 ( Penghuni Senior )
32 eps 32 ( Shift Malam )
33 eps 33 ( Diangkat )
34 eps 34 ( Ga Tahan )
35 eps 35 ( Pulang... )
36 eps 36 ( Dimusuhi )
37 eps 37 ( Menunggu )
38 eps 38 ( Ada Yang Aneh )
39 eps 39 ( Malunya...)
40 eps 40 ( Kamar Terlarang )
41 eps 41 ( Berubah )
42 eps 42 ( Sakit )
43 eps 43 ( Sofia..., Oh Sofia )
44 eps 44 ( Lelah )
45 eps 45 ( Ikhtiar )
46 eps 46 ( Siapkan Amunisi )
47 eps 47 ( Mencekam )
48 eps 48 ( Maaf )
49 eps 49 ( Lari Jauh )
50 eps 50 ( Kangen )
51 eps 51 ( Syukuran )
52 eps 52 ( Kembali )
53 eps 53 ( Berita Duka )
54 eps 54 ( Ada Rival )
55 eps 55 ( Berjuang )
56 eps 56 ( Menikahimu )
57 eps 57 ( Ini Tentang Kita )
Episodes

Updated 57 Episodes

1
eps 1 (Indira)
2
eps 2 ( Kerusuhan Massal )
3
eps 3 ( Tentang Reformasi )
4
eps 4 ( Dijodohin )
5
eps 5 ( Pupus )
6
eps 6 ( Mencoba Bangkit )
7
eps 7 ( Ngeliat Kuntilanak )
8
eps 8 ( Harus Lembur )
9
eps 9 ( Aris Makin Dekat )
10
eps 10 ( Jujur )
11
eps 11 ( Beralih )
12
eps 12 ( Kecolongan )
13
eps 13 ( Yahh Ketauan )
14
eps 14 ( Diganggu Juga )
15
eps 15 ( Kenangan Buruk )
16
eps 16 ( Ketemu Lagi )
17
eps 17 ( Tambah ? )
18
eps 18 ( Sedih Atau Bahagia )
19
eps 19 ( Jerri )
20
eps 20 ( Hati-hati )
21
eps 21 ( Membuka Hati )
22
eps 22 ( Triple Date ? )
23
eps 23 ( Refreshing )
24
eps 24 ( Minta Ijin )
25
eps 25 ( Pernikahan Dewi )
26
eps 26 ( Berangkat )
27
eps 27 ( Nenek Asti )
28
eps 28 ( Kesempatan Baru )
29
eps 29 ( Tempat Baru )
30
eps 30 ( Mulai Dari Awal Lagi )
31
eps 31 ( Penghuni Senior )
32
eps 32 ( Shift Malam )
33
eps 33 ( Diangkat )
34
eps 34 ( Ga Tahan )
35
eps 35 ( Pulang... )
36
eps 36 ( Dimusuhi )
37
eps 37 ( Menunggu )
38
eps 38 ( Ada Yang Aneh )
39
eps 39 ( Malunya...)
40
eps 40 ( Kamar Terlarang )
41
eps 41 ( Berubah )
42
eps 42 ( Sakit )
43
eps 43 ( Sofia..., Oh Sofia )
44
eps 44 ( Lelah )
45
eps 45 ( Ikhtiar )
46
eps 46 ( Siapkan Amunisi )
47
eps 47 ( Mencekam )
48
eps 48 ( Maaf )
49
eps 49 ( Lari Jauh )
50
eps 50 ( Kangen )
51
eps 51 ( Syukuran )
52
eps 52 ( Kembali )
53
eps 53 ( Berita Duka )
54
eps 54 ( Ada Rival )
55
eps 55 ( Berjuang )
56
eps 56 ( Menikahimu )
57
eps 57 ( Ini Tentang Kita )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!