eps 16 ( Ketemu Lagi )

Akhirnya Remon dan Aris dibawa ke dalam pabrik. Mereka berdua disidang dihadapan para supervisor. Mereka terkejut mengetahui duduk perkara yang sebenarnya. Remon yang sudah lebam di sekujur wajahnya,hanya tertunduk malu.

" Waahh, akhirnya ketauan siapa biang kerok sebenernya. Jadi itu ulah Kamu Remon...?" tanya sang supervisor jengkel.

" Maaf Pak, Saya cuma iseng aja...," kata Remon.

" Iseng kok nyelakain orang. Oke sekarang Kamu masuk dalam daftar blacklist perusahaan, dan mulai sekarang segala gerak-gerikmu akan diawasi...!" kata supervisor lagi.

" Beruntung Lo ga langsung dipecat Mon...," kata mandor.

Aris yang mendengar percakapan mereka hanya diam mendengarkan. Sementara Remon cuma menganggukkan kepalanya saat 'petuah bijak' keluar dari mulut sang mandor. Sambil mengerang kesakitan sesekali Remon melirik Aris.

Setelah 'sidang' ringan itu semua beranjak untuk segera pulang. Sebelum pergi Remon berbalik dan menghampiri Aris.

" Sorry Ris, Gue...," kata Remon sambil mengulurkan tangannya mencoba menjabat tangan Aris.

" Udah lupain aja, Gue ingetin Lo jangan kaya gini lagi. Yang laen mungkin bisa diem aja, tapi Gue ga. Lo salah milih lawan Men...," gertak Aris sambil menjabat tangan Remon.

Remon menunduk malu. Saat ia berjabat tangan dengan Aris, di luar pabrik puluhan orang masih menunggu mereka keluar. Remon melangkah gontai diiringi tatapan tajam dari karyawan yang menyaksikan 'kekalahannya' tadi. Aris mengekor tak jauh di belakang Remon.

Saat langkah Aris tiba di luar gerbang pabrik, terdengar sorakan seolah menyambut kemenangan Aris. Karyawan yang berjumlah puluhan itu menyalami Aris bak pahlawan pulang perang. Beberapa orang menepuk pundak Aris tanda kebanggan mereka dengan sikap Aris.

" Bagus Ris. Gue salut sama Lo, ga banyak orang yang berani berjuang kaya Lo...," kata seorang karyawan.

" Makasih dukungannya...," sambut Aris tersenyum.

" Biar kapok tuh si Remon, sering banget bikin ulah, temen Gue juga pernah jadi korbannya...," kata yang lain lagi.

" Ya, semoga abis ini dia sadar dan ga ngelakuin lagi...," ucap Aris tulus.

Satu per satu mereka mulai membubarkan diri dari depan pabrik.

Dukungan terus mengalir untuk Aris di hari-hari berikutnya. Sedang Remon, seakan tak punya nyali untuk sekedar menyapa Aris.

Aris menghela nafas panjang. Hal itu tak luput dari perhatian Indira.

" Kenapa Ris, capek Lo...?" tanya Indira.

" Ga kok, cuma lagi inget memory jaman baheula...," jawab Aris sambil menahan senyum.

" Tau ah, diajak ngomong malah kaya gitu...," sungut Indira sebal.

" Lo tuh kalo lagi ngambek gini tambah manis tau ga Dirr...?" gombal Aris.

Seketika wajah Indira merah karena malu. Bukan kali ini saja Aris mengeluarkan jurus gombalannya, tapi entah kenapa hati Indira terasa hangat mendengarnya. Indira memalingkan wajahnya menghadap jendela angkot yang ditumpanginya. Angin sore yang berhembus menerpa wajahnya seakan belaian tangan ibunya, yang membuatnya mengantuk.

" Udah sampe Dirr...," kata Aris mengejutkan Indira.

" Eh iya...," kata Indira gugup.

Seperti biasa Indira & Aris duduk di halte menunggu kedatangan bus.

" Lo penasaran sama sikap Remon tadi...?" tanya Aris membuka percakapan.

" Sedikit, tapi kalo Lo males cerita ya gapapa. Gue ga maksa...," jawab Indira.

" Gue pernah ribut besar dulu sama dia...," kata Aris menerawang.

" Ooo, Gue juga udah mikir gitu tadi. Pasti pernah ada something deh Lo berdua...," sela Indira.

" Kejadiannya udah lama, dua tahunan yang lalu. Lo belom nongol di sini. Awalnya...," Aris memulai ceritanya.

Indira menyimak cerita Aris. Walaupun bus tujuan Indira sudah dua kali lewat, tapi Indira mengacuhkannya. Hingga Aris menyelesaikan ceritanya.

" Tapi tadi ngapain Lo marah waktu Remon negor Gue...?" tanya Indira.

" Gue ga suka dia nyoba ngusik orang yang Gue sayang...," sahut Aris sambil menatap Indira.

" Maksud Lo, Gue...?" tanya Indira lagi.

" Iya, Gue masih sayang sama Lo Dir, ga tau kenapa. Gue kan pernah bilang kaya gini juga dulu, sebelom Lo jadian sama si Thoriq...," kata Aris memalingkan wajahnya dari Indira.

Indira membisu, ia bingung bagaimana menjawab ucapan Aris. Indira tahu Aris masih setia dengan perasaannya, tapi ia juga masih enggan 'terikat' lagi. Indira masih ingin memberi waktu pada hatinya untuk rehat sejenak dari urusan cinta.

Bus tujuan Indira berhenti tepat di depannya. Indira berdiri dan meninggalkan Aris yang masih duduk di halte itu. Aris memandang bus yang ditumpangi Indira hingga tak terlihat lagi. Tapi sepeninggal Indira Aris masih enggan beranjak dari tempatnya. Hingga seseorang menepuk pundaknya.

" Wooiii..., udah jauh kali orangnya, masih diliatin aja...!" teriak seseorang.

" Eehh lo Gar..., kirain siapa...," Aris menoleh.

" Ehm, cewek Lo...?" tanya Garang.

" Maunya sih gitu, tapi sayangnya belom...," ucap Aris sambil nyengir.

" Ha ha ha, tumbeno lama banget. Biasanya cewek-cewek langsung tepar sama rayuan maut Lo...," kata Garang sambil tertawa.

" Yang ini beda Gar...," kata Aris lagi.

" Masa sih, keluarinlah jurus pamungkas Lo...," kata Garang sambil mulai menyulut rokok.

Garang menawarkan rokoknya, Aris pun mengambil rokok yang diulurkan Garang padanya. Sambil merokok mereka mulai nostalgia.

" Kita pertama ketemu di sini juga kan Gar...?" tanya Aris.

" Iya, sama-sama masih ABG, masih banyak tingkah, ha ha ha." jawab Garang di sela tawanya.

" Masih culun juga...," tawa Aris.

Garang dan Aris bersahabat sejak mereka duduk di bangku SMP. Awal pertemuan mereka sedikit memancing tawa. Garang & Aris yang tumbuh di lingkungan 'brong' terbiasa hidup bebas, tanpa aturan. Bayangkan 2 orang dengan karakter dan kepribadian yang sama ada di satu tempat yang sama. Seperti itulah yang terjadi.

Mereka bertemu di halte tempat mereka duduk sekarang. Keduanya sama-sama menganggap halte itu sebagai 'basecamp' mereka. Mereka sering berkumpul dengan teman segenk mereka masing-masing di basecamp itu. Merokok, belajar minum alkohol, bahkan merencanakan sebuah 'kenakalan' remaja mereka lakukan di halte itu.

Hingga mereka bertemu tepat di waktu yang menjadi sejarah buat mereka.

" Eh Anak mana Lo, ngapain di sini...?" tanya Garang segarang namanya.

" Apa urusan Lo, Anak sini Gue, Lo yang ngapain di sini...?" tanya balik Aris.

" Eit dah nih bocah. Lo ga tau siapa Gue, Gue yang megang tempat ini, sono Lo jauh-jauh dari sini...!" bentak Garang.

" Ini punya Gue, jangan sok ngaku-ngaku Lo...!" balas Aris tak kalah sengit.

Mereka pun terlibat adu omong yang cukup sengit. Tak ada yang mau mengalah, bahkan posisi mereka berdiri pun seolah sudah siap 'tempur'. Orang-orang yang berada di halte tak ada yang berani melerai. Mereka menyingkir dari halte. Di kejauhan tampak 2 kelompok dari arah berlawanan mulai mendekati halte. Mereka bertemu tepat di halte. Saling menatap dengan wajah sangar.

Hal ini membuat panik. Apalagi para wanita yang mulai menjauh sambil berteriak hingga memancing perhatian warga sekitar. Baku hantam pun terjadi antara 2 kelompok preman ABG itu. Warga mulai berdatangan untuk melerai. Beberapa petugas polisi dengan mobil patroli juga terlihat mulai merangsek maju.

Setelah berhasil dilerai oleh polisi dan warga, suasana kembali tenang. Lalu dengan kawalan belasan warga, para preman ABG itu dibawa ke pos polisi terdekat. Di sana mereka mendapat pengarahan dari petugas, apa yang seharusnya dilakukan oleh mereka diusia mereka yang masih belia itu.

bersambung

Episodes
1 eps 1 (Indira)
2 eps 2 ( Kerusuhan Massal )
3 eps 3 ( Tentang Reformasi )
4 eps 4 ( Dijodohin )
5 eps 5 ( Pupus )
6 eps 6 ( Mencoba Bangkit )
7 eps 7 ( Ngeliat Kuntilanak )
8 eps 8 ( Harus Lembur )
9 eps 9 ( Aris Makin Dekat )
10 eps 10 ( Pengakuan Aris )
11 eps 11 ( Hubungan Toxic )
12 eps 12 ( Kecolongan )
13 eps 13 ( Traktiran )
14 eps 14 ( Diganggu Juga )
15 eps 15 ( Kenangan Buruk )
16 eps 16 ( Ketemu Lagi )
17 eps 17 ( Tambah ? )
18 eps 18 ( Sedih Atau Bahagia )
19 eps 19 ( Jerri )
20 eps 20 ( Hati-hati )
21 eps 21 ( Membuka Hati )
22 eps 22 ( Triple Date ? )
23 eps 23 ( Refreshing )
24 eps 24 ( Minta Ijin )
25 eps 25 ( Pernikahan Dewi )
26 eps 26 ( Berangkat )
27 eps 27 ( Nenek Asti )
28 eps 28 ( Kesempatan Baru )
29 eps 29 ( Tempat Baru )
30 eps 30 ( Mulai Dari Awal Lagi )
31 eps 31 ( Penghuni Senior )
32 eps 32 ( Shift Malam )
33 eps 33 ( Diangkat )
34 eps 34 ( Ga Tahan )
35 eps 35 ( Pulang... )
36 eps 36 ( Dimusuhi )
37 eps 37 ( Menunggu )
38 eps 38 ( Ada Yang Aneh )
39 eps 39 ( Malunya...)
40 eps 40 ( Kamar Terlarang )
41 eps 41 ( Berubah )
42 eps 42 ( Sakit )
43 eps 43 ( Sofia..., Oh Sofia )
44 eps 44 ( Lelah )
45 eps 45 ( Ikhtiar )
46 eps 46 ( Siapkan Amunisi )
47 eps 47 ( Mencekam )
48 eps 48 ( Maaf )
49 eps 49 ( Lari Jauh )
50 eps 50 ( Kangen )
51 eps 51 ( Syukuran )
52 eps 52 ( Kembali )
53 eps 53 ( Berita Duka )
54 eps 54 ( Ada Rival )
55 eps 55 ( Berjuang )
56 eps 56 ( Menikahimu )
57 eps 57 ( Ini Tentang Kita )
Episodes

Updated 57 Episodes

1
eps 1 (Indira)
2
eps 2 ( Kerusuhan Massal )
3
eps 3 ( Tentang Reformasi )
4
eps 4 ( Dijodohin )
5
eps 5 ( Pupus )
6
eps 6 ( Mencoba Bangkit )
7
eps 7 ( Ngeliat Kuntilanak )
8
eps 8 ( Harus Lembur )
9
eps 9 ( Aris Makin Dekat )
10
eps 10 ( Pengakuan Aris )
11
eps 11 ( Hubungan Toxic )
12
eps 12 ( Kecolongan )
13
eps 13 ( Traktiran )
14
eps 14 ( Diganggu Juga )
15
eps 15 ( Kenangan Buruk )
16
eps 16 ( Ketemu Lagi )
17
eps 17 ( Tambah ? )
18
eps 18 ( Sedih Atau Bahagia )
19
eps 19 ( Jerri )
20
eps 20 ( Hati-hati )
21
eps 21 ( Membuka Hati )
22
eps 22 ( Triple Date ? )
23
eps 23 ( Refreshing )
24
eps 24 ( Minta Ijin )
25
eps 25 ( Pernikahan Dewi )
26
eps 26 ( Berangkat )
27
eps 27 ( Nenek Asti )
28
eps 28 ( Kesempatan Baru )
29
eps 29 ( Tempat Baru )
30
eps 30 ( Mulai Dari Awal Lagi )
31
eps 31 ( Penghuni Senior )
32
eps 32 ( Shift Malam )
33
eps 33 ( Diangkat )
34
eps 34 ( Ga Tahan )
35
eps 35 ( Pulang... )
36
eps 36 ( Dimusuhi )
37
eps 37 ( Menunggu )
38
eps 38 ( Ada Yang Aneh )
39
eps 39 ( Malunya...)
40
eps 40 ( Kamar Terlarang )
41
eps 41 ( Berubah )
42
eps 42 ( Sakit )
43
eps 43 ( Sofia..., Oh Sofia )
44
eps 44 ( Lelah )
45
eps 45 ( Ikhtiar )
46
eps 46 ( Siapkan Amunisi )
47
eps 47 ( Mencekam )
48
eps 48 ( Maaf )
49
eps 49 ( Lari Jauh )
50
eps 50 ( Kangen )
51
eps 51 ( Syukuran )
52
eps 52 ( Kembali )
53
eps 53 ( Berita Duka )
54
eps 54 ( Ada Rival )
55
eps 55 ( Berjuang )
56
eps 56 ( Menikahimu )
57
eps 57 ( Ini Tentang Kita )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!