eps 20 ( Hati-hati )

Hari-hari di pabrik tetap berjalan seperti biasa. Indira mulai bersiap menghadapi hari dimana kontrak kerja Sofia berakhir. Walau hatinya merasa tak nyaman, tapi apa boleh buat.

Sedangkan hubungan Sofia dan Yogi semakin dekat. Tapi Indira agak kawatir dengan kedekatan Sofia dengan Yogi. Indira merasa hubungan mereka agak 'lebay'. Indira coba mengingatkan Sofia agar tak melangkah terlalu jauh. Seringkali Sofia mengabaikan peringatan Indira, seperti hari itu.

" Sof, Gue ngeri deh liat gaya pacaran Lo...," kata Indira kawatir.

" Apaan sih, Dir. Tenang aja, Gue kan bukan Anak kecil, sampe segitunya Lo...," sungut Sofia.

" Justru karna Lo bukan Anak kecil, Sof. Makanya harus tau batasan kalo pacaran...!" kata Indira dengan nada tinggi.

" Iya iya, cerewet banget sih Lo...!," kata Sofia tak mau kalah.

" Harta perempuan yang berharga selain keperawanan, apaan lagi sih Sof...?" tanya Indira sarkas.

" Buset dah si Dira !, pagi-pagi udah ngomong gituan. Ga malu lo Dir...?!" tanya Sofia sambil celingukan.

" Abisnya Lo tuh ya, dikawatirin sama temen malah kaya gitu. Gue tuh ga mau Lo nyesel ntar...," kata Indira dengan galak.

" Lo mah marah ga kira-kira Dir. Liat-liat dong, bikin Gue malu aja...," kata Sofia melotot, " Gue tanggung jawab lah sama ulah Gue sendiri. Lo tenang aja...," kata Sofia dengan nada rendah.

Mustahil bagi Sofia terus meladeni kemarahan Indira saat itu. Walau belum lama berteman, Sofia dan teman segenknya sudah hapal sifat keras Indira.

" Ntar kalo ada apa-apa, jangan ngeluh sama Gue ya...," ancam Indira.

Sofia bungkam. Ia agak ngeri juga dengan ancaman Indira. Meskipun galak, tapi Indira adalah tempat curhat yang tepat buat Sofia. Hampir semua kisah hidup Sofia diketahui Indira. Sebenarnya Sofia sadar, kemarahan Indira adalah ungkapan sayang Indira padanya.

\=\=\=\=\=\=

Indira terkantuk-kantuk di dalam bus yang melaju menuju arah pulang. Agak terkejut ketika seseorang menduduki kursi kosong di sebelahnya. Tampak seorang perempuan paruh baya berbaju kuning tersenyum padanya.

" Maaf, ngagetin ya...," katanya.

" Gapapa Bu...," jawab Indira.

" Capek Saya, daritadi nungguin bis ga ada yang lewat...," celoteh ibu berbaju kuning.

" Ooo...," jawab Indira enggan. Sebenarnya Indira sangat ingin memejamkan mata sejenak, tapi ocehan ibu berbaju kuning itu terus berlanjut.

" Mau kue ga Dik, atau permen, atau...,"

" Ga usah Bu, makasih...," sahut Indira cepat.

" Takut dihipnotis ya Dik...," kata ibu berbaju kuning sambil tersenyum.

" Ga, Bu. Saya juga lagi makan permen...," kata Indira sambil menunjukkan permen yang ada dalam mulutnya saat itu.

" Ooo, ya udah gapapa...," sahut ibu itu lagi.

Saat kernet mulai menagih ongkos bus, si ibu berbaju kuning terlihat gelisah. Indira menyadari itu dan bertanya, "Kenapa Bu...?".

" Saya ga punya uang buat bayar ongkos...," bisik ibu berbaju kuning.

" Biar sama Saya aja sekalian...," kata Indira menawarkan.

" Makasih ya Dik, semoga Tuhan membalas kebaikanmu...," ucap ibu berbaju kuning terdengar tulus.

" Aamiin...," jawab Indira, " Dua ya Pak...," kata Indira menyodorkan uang pas kepada kernet bus. Kernet bus sejenak memperhatikan Indira dan ibu berbaju kuning, lalu segera berlalu.

Bus melaju membelah jalan raya yang mulai padat sore itu. Jam 5 sore memang jalan di Jakarta kembali padat, akibat arus balik para pekerja. Si ibu berbaju kuning terus bercerita panjang lebar. Indira yang tak fokus mendengarnya, hanya menganggukkan kepalanya sesekali. Hingga hal yang cukup mengejutkan Indira terjadi.

" Sebenernya Saya lagi butuh uang, bisa ga Adik pinjemin Saya uang...?" tanya si ibu berbaju kuning.

" Buat apa Bu...?", tanya Indira.

" Buat modal pulang kampung, ntar balikin uangnya saya transfer dari sana. Saya punya kebun jagung satu hektar, Dik. Ada tambak ikan juga.Rumah Saya besar, Anak saya kuliah sama kerja juga di Jakarta...," celoteh ibu berbaju kuning.

" Di Jakarta, Anak Ibu kerja dimana...?" tanya Indira lagi.

" Di Bank B** Dik, udah Manager juga...," kata ibu berbaju kuning meyakinkan, " Gajinya besar, udah punya rumah juga. Kalo Adiknya kuliah semester 7 sekarang, kerja sambil kuliah. Kerja di kantor pajak,bagian Cleaning Service...," lanjutnya bangga.

Indira tersenyum sambil menggelengkan kepala. Dalam hati ia ingin percaya ucapan si ibu berbaju kuning. Andai benar 'kemewahan' yang diceritakannya tadi, bagaimana mungkin untuk ongkos bus saja ia tak mampu bayar. Penampilannya yang lusuh, menandakan sepertinya ia orang kurang mampu.

Indira tak ingin suudzon, maka ia memilih tak menggubris ucapan ibu berbaju kuning. Sekedar menjaga diri agar tetap waspada. Bukan tak mungkin jika si ibu berbaju kuning adalah seorang penipu.

Si ibu berbaju kuning terus bicara tanpa jeda, hingga ia terbengong saat melihat Indira bersiap berdiri lalu turun dari bus.

Dari jendela bus, si ibu berbaju kuning menatap Indira dengan tatapan tajam. Tapi hanya sebentar. Saat seseorang kembali duduk di sebelahnya, sang ibu mulai teralihkan.

\=\=\=\=\=\=

Indira baru saja selesai mandi, saat sang kakak menoel bahunya.

" Ada apaan rame banget di luar...?" tanya Amar.

" Ga tau, Mas. Gue baru kelar mandi. Coba Gue liat dulu...," jawab Indira sambil melenggang keluar.

Di luar rumah, tampak tetangga mereka, Bu Dahlia sedang bercerita dengan heboh. Semua orang yang kebetulan lewat berhenti untuk sekedar mendengar ceritanya.

" Masa, sih Bu Lia...," kata bu Usman.

" Beneran Bu Usman, wong Saya yang jadi korban kok...," kata bu Dahlia coba meyakinkan.

" Korban apa sih Tante...?" tanya Indira ikut nimbrung.

" Ini lho Dir, Tante kena hipnotis deh kayanya...," keluh bu Dahlia.

" Kok, bisa...?" tanya ibu Indira dan bu Usman bersamaan.

" Ga tau deh, Saya tadi bawa dompet ini isinya tuh banyak. Ada KTP, Kartu ATM, uang tunai ratusan delapan lembar, lima puluhan tujuh lembar, sama uang kecil sepuluh ribu-an. Saya taruh di dompet. Saya baru aja keluar ke A*** mar* di dekat lampu merah. Belom belanja apa-apa, tau-tau Saya kok udah ada di depan gang masuk rumah Kita...," cerita bu Dahlia berapi-api.

" Tante Lia sempet ngobrol sama siapa...?" tanya Indira.

" Seinget Tante, seabis turun dari angkot, Tante langsung masuk. Eh, ga deh. Tadi ada Ibu-ibu agak tua yang ngajak ngobrol Tante sebelum masuk gerbang A*** m**t...," kata Bu Dahlia.

" Terus...?" tanya bu Usman.

" Terus..., Saya ga inget Bu. Tau-tau Saya udah sampe depan gebang. Itu juga kalo ga dikagetin sama Anak-anak kecil, Saya belom sadar kali. Aduh gimana ya, Saya kena hipnotis kali atau...," kata bu Dahlia dengan wajah pucat.

" Ya, bisa jadi kena hipnotis Bu...," kata orang-orang yang mendengar ceritanya.

" Sekarang Kita mah harus ati-ati Bu. Bisa jadi orang yang punya niat jahat, tapi ga keliatan kalo dia orang jahat...," kata ibu Indira lagi.

Semua orang turut prihatin atas kejadian yang menimpa bu Dahlia. Satu per satu mereka, beserta bu Dahlia mulai meninggalkan depan rumah Indira. Sambil masuk ke dalam rumah, Indira teringat kejadian yang hampir serupa yang dialaminya beberapa jam lalu.

\=\=\=\=\=\=

Terpopuler

Comments

senja

senja

kenapa gak pake baju bagus ya? kok pake baju begitu kan bikin orang atau kernet td mikir

2022-03-31

0

lihat semua
Episodes
1 eps 1 (Indira)
2 eps 2 ( Kerusuhan Massal )
3 eps 3 ( Tentang Reformasi )
4 eps 4 ( Dijodohin )
5 eps 5 ( Pupus )
6 eps 6 ( Mencoba Bangkit )
7 eps 7 ( Ngeliat Kuntilanak )
8 eps 8 ( Harus Lembur )
9 eps 9 ( Aris Makin Dekat )
10 eps 10 ( Jujur )
11 eps 11 ( Beralih )
12 eps 12 ( Kecolongan )
13 eps 13 ( Yahh Ketauan )
14 eps 14 ( Diganggu Juga )
15 eps 15 ( Kenangan Buruk )
16 eps 16 ( Ketemu Lagi )
17 eps 17 ( Tambah ? )
18 eps 18 ( Sedih Atau Bahagia )
19 eps 19 ( Jerri )
20 eps 20 ( Hati-hati )
21 eps 21 ( Membuka Hati )
22 eps 22 ( Triple Date ? )
23 eps 23 ( Refreshing )
24 eps 24 ( Minta Ijin )
25 eps 25 ( Pernikahan Dewi )
26 eps 26 ( Berangkat )
27 eps 27 ( Nenek Asti )
28 eps 28 ( Kesempatan Baru )
29 eps 29 ( Tempat Baru )
30 eps 30 ( Mulai Dari Awal Lagi )
31 eps 31 ( Penghuni Senior )
32 eps 32 ( Shift Malam )
33 eps 33 ( Diangkat )
34 eps 34 ( Ga Tahan )
35 eps 35 ( Pulang... )
36 eps 36 ( Dimusuhi )
37 eps 37 ( Menunggu )
38 eps 38 ( Ada Yang Aneh )
39 eps 39 ( Malunya...)
40 eps 40 ( Kamar Terlarang )
41 eps 41 ( Berubah )
42 eps 42 ( Sakit )
43 eps 43 ( Sofia..., Oh Sofia )
44 eps 44 ( Lelah )
45 eps 45 ( Ikhtiar )
46 eps 46 ( Siapkan Amunisi )
47 eps 47 ( Mencekam )
48 eps 48 ( Maaf )
49 eps 49 ( Lari Jauh )
50 eps 50 ( Kangen )
51 eps 51 ( Syukuran )
52 eps 52 ( Kembali )
53 eps 53 ( Berita Duka )
54 eps 54 ( Ada Rival )
55 eps 55 ( Berjuang )
56 eps 56 ( Menikahimu )
57 eps 57 ( Ini Tentang Kita )
Episodes

Updated 57 Episodes

1
eps 1 (Indira)
2
eps 2 ( Kerusuhan Massal )
3
eps 3 ( Tentang Reformasi )
4
eps 4 ( Dijodohin )
5
eps 5 ( Pupus )
6
eps 6 ( Mencoba Bangkit )
7
eps 7 ( Ngeliat Kuntilanak )
8
eps 8 ( Harus Lembur )
9
eps 9 ( Aris Makin Dekat )
10
eps 10 ( Jujur )
11
eps 11 ( Beralih )
12
eps 12 ( Kecolongan )
13
eps 13 ( Yahh Ketauan )
14
eps 14 ( Diganggu Juga )
15
eps 15 ( Kenangan Buruk )
16
eps 16 ( Ketemu Lagi )
17
eps 17 ( Tambah ? )
18
eps 18 ( Sedih Atau Bahagia )
19
eps 19 ( Jerri )
20
eps 20 ( Hati-hati )
21
eps 21 ( Membuka Hati )
22
eps 22 ( Triple Date ? )
23
eps 23 ( Refreshing )
24
eps 24 ( Minta Ijin )
25
eps 25 ( Pernikahan Dewi )
26
eps 26 ( Berangkat )
27
eps 27 ( Nenek Asti )
28
eps 28 ( Kesempatan Baru )
29
eps 29 ( Tempat Baru )
30
eps 30 ( Mulai Dari Awal Lagi )
31
eps 31 ( Penghuni Senior )
32
eps 32 ( Shift Malam )
33
eps 33 ( Diangkat )
34
eps 34 ( Ga Tahan )
35
eps 35 ( Pulang... )
36
eps 36 ( Dimusuhi )
37
eps 37 ( Menunggu )
38
eps 38 ( Ada Yang Aneh )
39
eps 39 ( Malunya...)
40
eps 40 ( Kamar Terlarang )
41
eps 41 ( Berubah )
42
eps 42 ( Sakit )
43
eps 43 ( Sofia..., Oh Sofia )
44
eps 44 ( Lelah )
45
eps 45 ( Ikhtiar )
46
eps 46 ( Siapkan Amunisi )
47
eps 47 ( Mencekam )
48
eps 48 ( Maaf )
49
eps 49 ( Lari Jauh )
50
eps 50 ( Kangen )
51
eps 51 ( Syukuran )
52
eps 52 ( Kembali )
53
eps 53 ( Berita Duka )
54
eps 54 ( Ada Rival )
55
eps 55 ( Berjuang )
56
eps 56 ( Menikahimu )
57
eps 57 ( Ini Tentang Kita )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!