eps 9 ( Aris Makin Dekat )

Mengingat percakapannya dengan Asti membuat Indira dilema. Di pabrik itu perempuan mana sih yang bisa menolak pesona Aris. Jika Aris dibilang tampan, masih banyak yang lebih tampan. Mungkin karena Aris ramah. Itu sebabnya dia memiliki penggemar, yang merupakan karyawati pabrik, yang juga lumayan jumlahnya. Tapi di pabrik itu hanya Indira satu-satunya wanita yang enggan berdekatan dengan Aris.

Namun sekeras apa pun Indira mencoba menjauh, toh dia tak bisa mengelak dari takdir. Sebuah kejadian justru membuat Indira dan Aris menjadi dekat.

Suatu hari angkot gratis yang ditumpangi Indira mogok. Dia dan penumpang lain terpaksa turun di tengah jalan, padahal perjalanan masih lumayan jauh. Tanpa Indira sadari ternyata ada Aris juga diantara para penumpang. Kemudian Indira dan karyawan lain melanjutkan perjalanan dengan jalan kaki.

Karena semua searah, maka sisa perjalanan yang ditempuh terasa ringan dan menyenangkan. Apalagi jumlah mereka cukup banyak yaitu dua belas orang, membuat suasana jadi ramai karena diisi dengan candaan dan obrolan seru.

Dan satu per satu mulai memisahkan diri setelah tiba di tujuan masing-masing. Tinggal Indira, Aris dan seorang temannya yang masih melanjutkan perjalanan. Tak lama kemudian teman Aris juga tiba di tempat tujuannya hingga hanya tersisa Aris dan Indira.

" Capek Dir ?. Kalo aus Kita beli minum dulu yuk. Tuh depan sana udah sampe halte, Lo bisa naik bus dari sana," kata Aris mencoba mencairkan suasana.

" Iya, capek banget Gue. Minum dulu deh sambil nunggu bus," sahut Indira hingga membuat Aris tersenyum.

Kemudian keduanya mampir di sebuah warung untuk membeli minuman kemasan.

" Rumah Lo masih jauh ya Dirr ...?" tanya Aris sesaat kemudian.

" Iya," sahut Indira cepat.

" Gue bingung kok bisa-bisanya Lo terdampar kerja di daerah sini sih Dir," kata Aris setelah meneguk air minumnya.

" Terdampar gimana maksud Lo ?. Setau Gue banyak juga karyawan yang rumahnya lebih jauh dari Gue," sahut Indira.

" Iyaaa ..., tapi mereka kan cowok, beda sama Lo. Emangnya di deket rumah Lo ga ada lowongan pekerjaan ?" tanya Aris penasaran.

" Yang buka lowongan kerja mah banyak, tapi sayangnya mereka ga nerima Gue. Terus gimana dong. Mungkin ini yang namanya takdir. Di wilayah sendiri ditolak, tapi di wilayah orang lain malah diterima. Nasib ... nasib ...," sahut Indira dengan mimik wajah lucu.

Entah mengapa jawaban sederhana Indira justru membuat Aris tertawa.

" Ternyata Lo lucu juga ya Dir. Kalo orang ga kenal mah pasti nyangkanya Lo tuh sombong lho Dir," kata Aris sambil tertawa.

Indira hanya tersenyum pahit mendengar ucapan Aris. Tak lama kemudian mereka tiba di halte.

" Busnya udah dateng tuh. Gue cabut duluan ya Ris. Makasih udah nemenin Gue sampe ke sini. Padahal Lo bisa aja langsung masuk ke gang rumah Lo waktu Kita lewat sana tadi ...," kata Indira.

" Iya sama-sama. Gapapa Dir, anggep aja yang Gue lakuin ini semacam latihan," sahut Aris sambil tersenyum penuh makna.

" Latihan apaan ?" tanya Indira tak mengerti.

" Latihan antar jemput pacar. Ntar kalo Lo jadi cewek Gue, pasti bakal begini juga kan ...," sahut Aris santai.

Indira pura-pura tak mendengarnya. Dia bergegas naik bus lalu duduk dikursi dekat jendela. Indira tak menoleh lagi hingga bus mulai melaju meninggalkan Aris yang masih setia memandangi bus itu.

Setelah bus menghilang dari pandangannya, Aris pun membalikkan tubuhnya lalu mulai melangkah. Aris tersenyum kecil mengingat ekspresi wajah Indira saat dia mengungkapkan perasaannya tadi. Aris yakin suatu saat dia akan berhasil meluluhkan hati Indira.

Aris memang sudah lama 'mengejar' Indira. Sejak hari pertama Indira masuk di pabrik tempat mereka bekerja lebih tepatnya. Kehadiran Indira begitu menyita perhatiannya hingga dia tak bisa berpaling kepada yang lain. Indira gadis yang cuek, itu lah kesan pertama Aris saat pertama kali melihatnya.

Aris pun kembali mengingat saat pertama kali dia melihat Indira.

" Wooii ..., ada karyawan baru lagi diajak keliling sama supervisor ...!" seru Yanyan yang merupakan teman sedivisi Aris.

" Ada ceweknya ga ?" tanya Abeng.

" Banyak, cakep-cakep lagi. Seger dah jadinya nih pabrik," sahut Yanyan sambil mengacungkan jempolnya.

Dan tak lama kemudian karyawan baru yang dimaksud Yanyan pun terlihat memasuki tiap divisi.

" Wahhh ... bener juga kata si Yanyan. Boleh tuh yang pake baju pink, imut banget !" seru Abeng disambut tawa Yanyan dan rekan-rekan mereka.

Aris yang sedang bekerja di sudut ruangan pun terusik dengan 'kehebohan' yang terjadi. Karena penasaran, Aris pun bertanya.

" Lagi liat apaan sih Lo pada. Heboh amat keliatannya ?" tanya Aris.

" Tuh ...," sahut Abeng sambil menunjuk kearah kerumunan karyawan baru yang sedang diajak berkeliling pabrik.

Aris ikut menatap kearah yang ditunjuk Abeng. Dan di barisan paling belakang dia melihat sosok yang sedikit berbeda dari yang lain.

Menurut Aris karyawati baru itu tampak terlalu cerdas untuk jadi buruh pabrik seperti dirinya. Selain itu Aris juga merasa karyawati baru itu sedikit pendiam, jutek dan tomboy, meski pun sangat manis saat tersenyum. Aris pun tersenyum sambil mengamati sosok yang kemudian hari diketahuinya bernama Indira itu.

Tanpa Indira sadari Aris selalu memperhatikan gerak-geriknya. Aris kagum dengan sikap tenang Indira saat menghadapi rayuan maut dari karyawan pria yang acap kali menggodanya. Cara bicara Indira, sikap santunnya pada senior atau orang yang lebih tua usianya dan semua hal yang ada padanya membuat Aris tertarik. Bertemu Indira membuat Aris merasa bahagia seolah menemukan 'dunianya' kembali setelah percintaannya yang kandas setahun lalu.

Awalnya Aris kecewa ketika Yuni memutuskan hubungan yang telah terjalin dua tahun lebih. Kekecewaan Aris beralasan karena dia punya khayalan tinggi untuk bisa bersanding dengan Yuni. Tapi ucapan Yuni menyadarkan Aris betapa tak berharganya dia dihadapan sang kekasih. Dan Aris menerima keputusan Yuni tanpa penolakan.

Bagi Aris cukup sudah dia menghabiskan waktunya hanya untuk sebuah hubungan konyol. Aris patah hati ? Tidak. Dia tetap membuka hati untuk kehadiran cinta yang lain. Tapi ternyata sulit menemukan gadis yang bisa menyentuh hatinya. Hingga kehadiran Indira seolah memberi warna baru di kehidupan Aris. Dan Aris pun bertekad mendapatkannya.

Aris tahu Indira memiliki beberapa 'penggemar' rahasia. Tapi Aris tak ambil pusing. Indira memang tergolong ramah untuk sekedar menyapa, tapi Aris yakin hati Indira tak cukup ramah untuk menerima pria yang coba mengusik hatinya. Dan Aris ingin 'bersaing sehat' dengan para penggemar Indira itu.

\=\=\=\=\=\=

Hari itu beberapa karyawan senior, termasuk Aris, dipanggil pimpinan perusahaan. Rupanya perusahaan bermaksud mengangkat para karyawan tersebut menjadi karyawan tetap. Perusahaan tempat Indira bekerja memang menerapkan sistem kontrak dalam perekrutan karyawan. Sistem kontrak selama tahun pertama bekerja dan dapat diperpanjang tiap tahunnya. Karyawan yang akan diperpanjang kontraknya harus memenuhi syarat diantaranya kinerjanya baik dan absensi kehadiran lengkap.

Sedangkan Aris sudah hampir 3 tahun bekerja di perusahaan itu dengan dua kali perpanjangan kontrak kerja.

Hingga berita pengangkatan karyawan itu tersebar ke seantero pabrik. Pengangkatan karyawan otomatis meningkatkan pendapatan mereka perbulannya. Akan ada beberapa bentuk tunjangan yang dijanjikan perusahaan, juga upah harian dan lemburan yang berbeda dari karyawan kontrak. Hal ini tentu saja membuat iri karyawan lainnya.

Semua orang memberi selamat, tak terkecuali teman sedivisi Indira yang mengenal Aris.

" Eh Dir, si Aris kan diangkat jadi karyawan tetap lho," kata Asti.

" Oh ya. Lo kata siapa Ti ?" tanya Indira.

" Kata cowok Gue lah. Kalo Aris diangkat jadi karyawan tetap, artinya Kita bisa minta traktiran sama dia Dir," sahut Asti yang ternyata sudah move on dari cinta yang tak terbalas oleh Aris.

Indira hanya tersenyum karena tak tertarik dengan ajakan Asti.

" Kalo gitu ayo kita palakin Aris rame-rame !" seru Maya tiba-tiba.

" Kasian Kak Aris, jangan lahh ...," kata Dewi.

" Cieee ..., pake panggil Kakak segala, jangan-jangan Lo ada apa-apa nih sama si Aris," celetuk Sofia dan Maya bersamaan.

Jika semua orang tertawa mendengar ucapan Sofia dan Maya, maka Dewi justru terlihat kesal.

" Ngomong apaan sih Lo Sof. Kak Aris kan umurnya lebih tua dari Kita, senior lagi. Wajar lah kalo Gue panggil Kakak," kata Dewi membela diri.

Ucapan Dewi kembali membuat semua orang tertawa. Tawa yang menggema di divisi packing itu membuat sang mandor melotot. Sadar telah bertingkah berlebihan, semua karyawan pun kembali fokus dengan pekerjaan masing-masing.

Dan tiga hari setelah kabar pengangkatannya beredar, Aris tak juga menerima ucapan selamat dari Indira. Karenanya Aris sengaja menunggu Indira di dekat gerbang pabrik. Dia penasaran mengapa Indira belum juga memberinya selamat saat teman lainnya sudah kenyang karena traktirannya kemarin.

Tak lama kemudian Aris melihat Indira berjalan bersama kelompoknya menuju pintu gerbang. Karena berbeda arah pulang, Indira nampak memisahkan diri dengan teman-temannya.

Aris pun bergegas mengikuti Indira yang sedang melangkah cepat kearah angkot.

\=\=\=\=\=

Episodes
1 eps 1 (Indira)
2 eps 2 ( Kerusuhan Massal )
3 eps 3 ( Tentang Reformasi )
4 eps 4 ( Dijodohin )
5 eps 5 ( Pupus )
6 eps 6 ( Mencoba Bangkit )
7 eps 7 ( Ngeliat Kuntilanak )
8 eps 8 ( Harus Lembur )
9 eps 9 ( Aris Makin Dekat )
10 eps 10 ( Jujur )
11 eps 11 ( Beralih )
12 eps 12 ( Kecolongan )
13 eps 13 ( Yahh Ketauan )
14 eps 14 ( Diganggu Juga )
15 eps 15 ( Kenangan Buruk )
16 eps 16 ( Ketemu Lagi )
17 eps 17 ( Tambah ? )
18 eps 18 ( Sedih Atau Bahagia )
19 eps 19 ( Jerri )
20 eps 20 ( Hati-hati )
21 eps 21 ( Membuka Hati )
22 eps 22 ( Triple Date ? )
23 eps 23 ( Refreshing )
24 eps 24 ( Minta Ijin )
25 eps 25 ( Pernikahan Dewi )
26 eps 26 ( Berangkat )
27 eps 27 ( Nenek Asti )
28 eps 28 ( Kesempatan Baru )
29 eps 29 ( Tempat Baru )
30 eps 30 ( Mulai Dari Awal Lagi )
31 eps 31 ( Penghuni Senior )
32 eps 32 ( Shift Malam )
33 eps 33 ( Diangkat )
34 eps 34 ( Ga Tahan )
35 eps 35 ( Pulang... )
36 eps 36 ( Dimusuhi )
37 eps 37 ( Menunggu )
38 eps 38 ( Ada Yang Aneh )
39 eps 39 ( Malunya...)
40 eps 40 ( Kamar Terlarang )
41 eps 41 ( Berubah )
42 eps 42 ( Sakit )
43 eps 43 ( Sofia..., Oh Sofia )
44 eps 44 ( Lelah )
45 eps 45 ( Ikhtiar )
46 eps 46 ( Siapkan Amunisi )
47 eps 47 ( Mencekam )
48 eps 48 ( Maaf )
49 eps 49 ( Lari Jauh )
50 eps 50 ( Kangen )
51 eps 51 ( Syukuran )
52 eps 52 ( Kembali )
53 eps 53 ( Berita Duka )
54 eps 54 ( Ada Rival )
55 eps 55 ( Berjuang )
56 eps 56 ( Menikahimu )
57 eps 57 ( Ini Tentang Kita )
Episodes

Updated 57 Episodes

1
eps 1 (Indira)
2
eps 2 ( Kerusuhan Massal )
3
eps 3 ( Tentang Reformasi )
4
eps 4 ( Dijodohin )
5
eps 5 ( Pupus )
6
eps 6 ( Mencoba Bangkit )
7
eps 7 ( Ngeliat Kuntilanak )
8
eps 8 ( Harus Lembur )
9
eps 9 ( Aris Makin Dekat )
10
eps 10 ( Jujur )
11
eps 11 ( Beralih )
12
eps 12 ( Kecolongan )
13
eps 13 ( Yahh Ketauan )
14
eps 14 ( Diganggu Juga )
15
eps 15 ( Kenangan Buruk )
16
eps 16 ( Ketemu Lagi )
17
eps 17 ( Tambah ? )
18
eps 18 ( Sedih Atau Bahagia )
19
eps 19 ( Jerri )
20
eps 20 ( Hati-hati )
21
eps 21 ( Membuka Hati )
22
eps 22 ( Triple Date ? )
23
eps 23 ( Refreshing )
24
eps 24 ( Minta Ijin )
25
eps 25 ( Pernikahan Dewi )
26
eps 26 ( Berangkat )
27
eps 27 ( Nenek Asti )
28
eps 28 ( Kesempatan Baru )
29
eps 29 ( Tempat Baru )
30
eps 30 ( Mulai Dari Awal Lagi )
31
eps 31 ( Penghuni Senior )
32
eps 32 ( Shift Malam )
33
eps 33 ( Diangkat )
34
eps 34 ( Ga Tahan )
35
eps 35 ( Pulang... )
36
eps 36 ( Dimusuhi )
37
eps 37 ( Menunggu )
38
eps 38 ( Ada Yang Aneh )
39
eps 39 ( Malunya...)
40
eps 40 ( Kamar Terlarang )
41
eps 41 ( Berubah )
42
eps 42 ( Sakit )
43
eps 43 ( Sofia..., Oh Sofia )
44
eps 44 ( Lelah )
45
eps 45 ( Ikhtiar )
46
eps 46 ( Siapkan Amunisi )
47
eps 47 ( Mencekam )
48
eps 48 ( Maaf )
49
eps 49 ( Lari Jauh )
50
eps 50 ( Kangen )
51
eps 51 ( Syukuran )
52
eps 52 ( Kembali )
53
eps 53 ( Berita Duka )
54
eps 54 ( Ada Rival )
55
eps 55 ( Berjuang )
56
eps 56 ( Menikahimu )
57
eps 57 ( Ini Tentang Kita )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!