eps 3 ( Tentang Reformasi )

Indira memasuki rumah dengan langkah gontai dan tubuh berpeluh. Setelah istirahat sejenak Indira pun bergegas membersihkan diri.

Tepat saat jam menunjukkan pukul sembilan malam, listrik kembali 'on'. Terdengar seruan kelegaan bukan hanya dirumah Indira tapi juga di semua rumah.

Ali adik Indira bergegas menyalakan TV untuk meng-update berita hari itu. Semua anggota keluarga turut menonton televisi di ruang keluarga. Hampir semua chanel TV menayangkan peristiwa kerusuhan massal yang terjadi hari itu.

Ayah Indira ( yang saat itu masih menjadi anggota TNI aktif ), tak bisa pulang karena sedang bertugas menjaga keamanan di daerah Jakarta Pusat.

Setiap jeda iklan, Indira dan ketiga saudaranya bergantian menceritakan pengalaman masing-masing hari itu.

" Wah Lo bisa dibilang jadi saksi sejarah juga ya Mbak ...," kata Adi.

" Betul. Kondisi Jakarta yang dipenuhi kerusuhan ini juga lagi jadi bahan pembicaraan di manca negara lho," sambung Ali.

" Masa sih. Emang heboh banget ya sampe beritanya mendunia begitu ?" tanya Indira.

" Iya Mbak !" sahut Adi dan Ali bersamaan.

" Mudah-mudahan damai semua lah. Jangan sampe Sembako langka apalagi meroket harganya. Mudah-mudahan kerusuhannya juga cepet diatasi. Para pimpinan juga harusnya tau apa yang diinginkan sama rakyatnya. Jangan sampe keributan di atas merembet ke bawah. Ibu jadi takut kalo kaya gini. Inget jaman perang dulu," kata ibu Indira cemas.

" Sudah qodarullah Bu. Kan kalo mau berubah harus ada yang dikorbanin. Dengan kata lain ini memang sudah jalannya," sahut Indira.

" Semua menuntut Pak Harto segera mundur dari jabatannya. Apa prediksi Lo Mas Adi ?" tanya Ali sambil meremas ujung bajunya.

" Kalo menurut Gue sih yang terbaik beliau mundur untuk meredam kekacauan ini, selain karena udah sepuh, toh Beliau juga sudah terlalu lama memimpin negara Kita. Sebenernya dengan mundur beliau ga kalah kok, justru lebih terhormat karena memberi kesempatan yang lain untuk maju jadi pemimpin ...," celetuk Indira.

Ucapan Indira membuat Adi dan Ali tersenyum.

" Itu suara hati Lo atau Lo justru lagi mewakili suara temen-temen Lo Mbak. Dalem banget sih kayanya ...," kata Adi sambil mengunyah pisang goreng buatan sang ibu.

Indira terdiam. Dia ingat kejadian kemarin. Salah satu teman memberinya masker untuk melindungi diri dari serangan gas air mata yang dilontarkan petugas keamanan. Tapi Indira menolaknya saat itu. Selanjutnya sang teman menuduh Indira tak solider dan egois karena membiarkan teman-temannya 'turun gunung' untuk memperjuangkan haknya. Meski kecewa dengan sikap sang teman, Indira memilih diam.

Tanpa sepengetahuan sang teman tadi, Indira dan teman-temannya yang lain yang tak bisa ikut turun melakukan aksi demo, juga ikut memberi support dari belakang. Mereka mengumpulkan uang untuk dibelikan makanan, minuman dan obat-obatan. Kemudian barang-barang tersebut dikirim ke lapangan untuk membantu rekan-rekan yang sedang 'berjuang'.

Tiap hari ada saja cerita teman yang terluka akibat gas air mata, atau terjatuh karena menghindari kejaran petugas gabungan dari TNI dan POLRI.

Hingga akhirnya tepat tanggal 21 Mei 1998 , bapak Soeharto mundur dari jabatannya sebagai presiden. Ribuan mahasiswa yang menduduki gedung MPR/DPR RI saat itu bersorak gembira mendengar pernyataan itu.

Diiringi lagu Sorak Sorai Bergembira , mahasiswa mundur teratur. Hari itu juga menandakan berakhirnya era pemerintahan Orde Baru. Selanjutnya tampuk pimpinan (Presiden) dijabat oleh bapak B.J. Habibie yang sebelumnya menjabat sebagai WaPres.

Tumbangnya Orde Baru juga menumbangkan ekonomi masyarakat. Meski sesaat, tapi memberi dampak yang besar bagi masyarakat. Sisa penjarahan dan pembakaran masih terlihat dimana mana. Banyak korban yang jatuh. Selain korban meninggal, hilang, luka, juga banyak wanita etnis tertentu yang menjadi korban perkosaan. Hal itu menambah panjang deretan cerita kelam yang mengiringi proses tumbangnya Orde Baru.

Jakarta seolah lumpuh. Peristiwa dengan berbagai 'rasa' itu pun menjadi catatan sejarah untuk dikenang dan diceritakan pada anak cucu kita kelak.

Life must go on, hidup harus terus berjalan. Yang telah terjadi biar lah terjadi. Slogan ini setidaknya cukup mewakili perasaan rakyat Indonesia saat itu.

Dengan perlahan tapi pasti Indonesia pun bangkit dari keterpurukan. Semua orang, termasuk pemerintah dan warga masyarakat, saling bekerjasama untuk mengembalikan keadaan agar normal kembali. Dan perlahan tapi pasti juga akhirnya Indonesia berhasil melewati masa kelam itu.

Bangkit dan berjayalah terus Indonesiaku 🇮🇩.

\=\=\=\=\=\=

Setelah masa reformasi, kehidupan normal kembali dijalani oleh masyarakat, termasuk Indira dan keluarganya. Dan Indira masih bisa menikmati perannya sebagai mahasiswi kala itu.

Indira nampak berjalan cepat menyusuri koridor kelas. Karena tergesa-gesa Indira tak memperhatikan jalan di depannya dan hampir menabrak seseorang. Begitu orang tersebut menoleh, Indira pun tersenyum.

" Tumben telat. Pak Yunus udah dateng daritadi Dir ...," sapa Elmo.

Ucapan Elmo membuat hati Indira berbunga-bunga. Bagaimana tidak, dari ucapannya Elmo jelas memperlihatkan perhatian yang tak biasa kepada Indira.

" Kok Lo tau kalo Gue mau masuk kelas pak Yunus, El ...?" tanya Indira basa-basi.

" Cuma nebak aja kok. Emang bener ya ?" tanya Elmo.

" Iya ...," sahut Indira.

" Kalo emang Lo mau masuk kelas Pak Yunus, bareng Gue aja. Gue juga mau ke kelasnya Pak Yunus karena Gue kan ngulang matkul nya semester ini," kata Elmo.

"Ooo ... gitu. Ayo buruan El. Ini salah satu matkul favorit sekaligus tersulit buat Gue. Makanya Gue harus extra serius supaya ga ngulang kaya Lo," ajak Indira antusias.

" Ok. Ntar duduk deket gue ya Dir," pinta Elmo.

" Iya ...," sahut Indira santai.

Kemudian Indira dan Elmo berjalan beriringan lalu masuk ke dalam kelas. Keduanya menuju kursi kosong di bagian belakang. Karena mata kuliah ini banyak peminatnya, maka tak heran 2/3 kursi yang tersedia sudah terisi meski pelajaran baru saja dimulai.

Teman sekelas Indira nampak kasak kusuk melihat kedekatannya dengan senior yang bernama Elmo itu. Indira sudah bisa memastikan akan ada gosip yang bakal beredar setelah ini. Tapi Indira tampak tenang karena dia yakin Elmo tak memiliki kekasih. Jadi tak salah kan dekat dengan lawan jenis yang juga sedang jomblo ?.

Indira berkenalan dengan Elmo di semester satu di halte bus. Indira yang punya selera khusus dalam menentukan pasangan pun tertegun saat pertama kali melihat Elmo. Indira merasa apa yang dicarinya selama ini dijumpainya pada sosok Elmo. Awalnya Indira tak menduga jika Elmo kuliah di kampus dan fakultas yang sama dengannya.

Dan setelah berapa kali pertemuan di halte bus, akhirnya Indira memberanikan diri menyapa Elmo dan berkenalan dengannya. Hal ini jelas berbeda dengan sifat dan kebiasaan Indira. Nampaknya kehadiran Elmo telah mampu menghancurkan dinding yang Indira bangun susah payah.

Kala itu Indira yang baru saja naik bus nampak kebingungan mencari kursi kosong. Saat melihat kursi kosong di samping Elmo, Indira pun bergegas menghampiri.

" Kursi ini kosong kan ya ...?" tanya Indira.

" Iya," sahut Elmo sambil menepi agar Indira bisa duduk.

" Alhamdulillah, akhirnya dapet duduk juga. Biasanya hampir sampe baru dapet duduk," gumam Indira sambil tersenyum.

" Ketauan yang jarang dapet duduk. Segitu senengnya bisa duduk saat tujuan masih jauh," ledek Elmo sambil tersenyum.

" Iya dong. Norak ?, bodo amat," sahut Indira.

Elmo tersenyum sambil menggelengkan kepala melihat sikap cuek Indira.

Entah dapat keberanian darimana, tiba-tiba Indira menoleh lalu memperkenalkan diri.

" Gue Indira, semester satu Teknik Arsitektur," kata Indira.

" Gue Elmo, semester tiga Teknik Arsitektur," sahut Elmo sambil tersenyum.

Sejak saat itu Indira dan Elmo kian dekat meski tanpa status. Indira tahu Elmo menyukainya, begitu pun sebaliknya. Tapi sayang Elmo tak punya keberanian mengungkapkan perasaannya. Sikap pasif Elmo itu membuat Indira ragu dan mulai menjauh.

" Masa Gue juga yang harus duluan nembak, ga mau ah, tengsin Gue. Kenalan Gue yang mulai, masa yang ginian juga Gue yang mulai sih," batin Indira setiap kali bertemu Elmo.

Hingga akhirnya, Indira yang lelah menunggu pun mulai berpaling dan mencari tambatan hati yang lain.

Rupanya reformasi tak hanya terjadi pada bangsa Indonesia tapi juga hati Indira. 😊

\=\=\=\=\=

Terpopuler

Comments

🥀princes_novel❤️🥀

🥀princes_novel❤️🥀

1998 umurku masih 1tahun Thor jdi ga tau mksih ya berkat author tau sejarah jaman pak Suharto dlu🙏🙏🙏🤭🤭🤭
sukses slalu author ku syg 😘😘❤️😘❤️

2023-08-03

1

senja

senja

ngeri sekali masa itu pasti, luka yg di dpt dr sesama warga Indonesia, smoga . . . yg terbaik utk kita smua

2022-03-31

0

Andie Anna

Andie Anna

tahun 1998 ya aq masih kls 1 smp

2021-05-01

2

lihat semua
Episodes
1 eps 1 (Indira)
2 eps 2 ( Kerusuhan Massal )
3 eps 3 ( Tentang Reformasi )
4 eps 4 ( Dijodohin )
5 eps 5 ( Pupus )
6 eps 6 ( Mencoba Bangkit )
7 eps 7 ( Ngeliat Kuntilanak )
8 eps 8 ( Harus Lembur )
9 eps 9 ( Aris Makin Dekat )
10 eps 10 ( Jujur )
11 eps 11 ( Beralih )
12 eps 12 ( Kecolongan )
13 eps 13 ( Yahh Ketauan )
14 eps 14 ( Diganggu Juga )
15 eps 15 ( Kenangan Buruk )
16 eps 16 ( Ketemu Lagi )
17 eps 17 ( Tambah ? )
18 eps 18 ( Sedih Atau Bahagia )
19 eps 19 ( Jerri )
20 eps 20 ( Hati-hati )
21 eps 21 ( Membuka Hati )
22 eps 22 ( Triple Date ? )
23 eps 23 ( Refreshing )
24 eps 24 ( Minta Ijin )
25 eps 25 ( Pernikahan Dewi )
26 eps 26 ( Berangkat )
27 eps 27 ( Nenek Asti )
28 eps 28 ( Kesempatan Baru )
29 eps 29 ( Tempat Baru )
30 eps 30 ( Mulai Dari Awal Lagi )
31 eps 31 ( Penghuni Senior )
32 eps 32 ( Shift Malam )
33 eps 33 ( Diangkat )
34 eps 34 ( Ga Tahan )
35 eps 35 ( Pulang... )
36 eps 36 ( Dimusuhi )
37 eps 37 ( Menunggu )
38 eps 38 ( Ada Yang Aneh )
39 eps 39 ( Malunya...)
40 eps 40 ( Kamar Terlarang )
41 eps 41 ( Berubah )
42 eps 42 ( Sakit )
43 eps 43 ( Sofia..., Oh Sofia )
44 eps 44 ( Lelah )
45 eps 45 ( Ikhtiar )
46 eps 46 ( Siapkan Amunisi )
47 eps 47 ( Mencekam )
48 eps 48 ( Maaf )
49 eps 49 ( Lari Jauh )
50 eps 50 ( Kangen )
51 eps 51 ( Syukuran )
52 eps 52 ( Kembali )
53 eps 53 ( Berita Duka )
54 eps 54 ( Ada Rival )
55 eps 55 ( Berjuang )
56 eps 56 ( Menikahimu )
57 eps 57 ( Ini Tentang Kita )
Episodes

Updated 57 Episodes

1
eps 1 (Indira)
2
eps 2 ( Kerusuhan Massal )
3
eps 3 ( Tentang Reformasi )
4
eps 4 ( Dijodohin )
5
eps 5 ( Pupus )
6
eps 6 ( Mencoba Bangkit )
7
eps 7 ( Ngeliat Kuntilanak )
8
eps 8 ( Harus Lembur )
9
eps 9 ( Aris Makin Dekat )
10
eps 10 ( Jujur )
11
eps 11 ( Beralih )
12
eps 12 ( Kecolongan )
13
eps 13 ( Yahh Ketauan )
14
eps 14 ( Diganggu Juga )
15
eps 15 ( Kenangan Buruk )
16
eps 16 ( Ketemu Lagi )
17
eps 17 ( Tambah ? )
18
eps 18 ( Sedih Atau Bahagia )
19
eps 19 ( Jerri )
20
eps 20 ( Hati-hati )
21
eps 21 ( Membuka Hati )
22
eps 22 ( Triple Date ? )
23
eps 23 ( Refreshing )
24
eps 24 ( Minta Ijin )
25
eps 25 ( Pernikahan Dewi )
26
eps 26 ( Berangkat )
27
eps 27 ( Nenek Asti )
28
eps 28 ( Kesempatan Baru )
29
eps 29 ( Tempat Baru )
30
eps 30 ( Mulai Dari Awal Lagi )
31
eps 31 ( Penghuni Senior )
32
eps 32 ( Shift Malam )
33
eps 33 ( Diangkat )
34
eps 34 ( Ga Tahan )
35
eps 35 ( Pulang... )
36
eps 36 ( Dimusuhi )
37
eps 37 ( Menunggu )
38
eps 38 ( Ada Yang Aneh )
39
eps 39 ( Malunya...)
40
eps 40 ( Kamar Terlarang )
41
eps 41 ( Berubah )
42
eps 42 ( Sakit )
43
eps 43 ( Sofia..., Oh Sofia )
44
eps 44 ( Lelah )
45
eps 45 ( Ikhtiar )
46
eps 46 ( Siapkan Amunisi )
47
eps 47 ( Mencekam )
48
eps 48 ( Maaf )
49
eps 49 ( Lari Jauh )
50
eps 50 ( Kangen )
51
eps 51 ( Syukuran )
52
eps 52 ( Kembali )
53
eps 53 ( Berita Duka )
54
eps 54 ( Ada Rival )
55
eps 55 ( Berjuang )
56
eps 56 ( Menikahimu )
57
eps 57 ( Ini Tentang Kita )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!