eps 11 ( Hubungan Toxic )

Seolah sadar dirinya sedang diamati Aris, Indira pun menoleh.

" Kenapa, apa yang Gue bilang tadi bener ?" tanya Indira sambil menatap Aris.

" Yaa ... gitu deh," sahut Aris sambil mengalihkan tatapannya kearah lain karena tak sanggup berlama-lama menatap wajah Indira.

" Artinya laki-laki brengs*k yang memperkosa dan membunuh cewek itu udah ketangkep dong ?" tanya Indira.

" Bukan ketengkep tapi nyerahin diri lebih tepatnya," sahut Aris.

" Kok bisa ?" tanya Indira tak mengerti.

" Ya bisa lah. Kan hantu cewek itu terus nerror para pembunuhnya. Karena ga kuat, akhirnya mereka nyerahin diri ke Polisi. Mereka udah dihukum juga ga tau berapa lama," sahut Aris.

Indira pun mengangguk sambil menghela nafas lega.

" Setelahnya tanah itu dikelola pemerintah, dijual ke para pengusaha terus dibangun pabrik- pabrik. Nah tempat mayat perempuan itu ditemuin persis berada di kawasan pabrik tempat Kita kerja sekarang," kata Aris.

" Pantesan Gue sama temen-temen sering nyium harum bunga di divisi Gue," kata Indira.

" Artinya dia lagi lewat. Mungkin dia ga sadar kalo dirinya udah mati, makanya masih sering seliweran di sana buat nyari cowoknya," sahut Aris.

" Lo pernah liat dia ga ?" tanya Indira.

" Pernah," sahut Aris singkat.

" Kapan ...?" tanya Indira penasaran.

" Pas lembur di shift malem. Waktu itu Gue sama Yanyan disuruh mandor ambil barang ke gudang. Sambil jalan ga sengaja Gue ngeliat kearah kursi panjang yang sering dipake duduk di jam istirahat. Nah disana Gue liat ada cewek lagi duduk sendirian sambil nyisir rambut. Gue baru mau kasih tau Yanyan, tapi pas nengok lagi tuh cewek udah ga ada," sahut Aris.

" Jadi Yanyan ga liat dong," kata Indira.

" Belom sempet liat, tapi Gue ceritain. Tau ga gimana expresinya ?" tanya Aris menahan tawa.

" Gimana ?" tanya Indira penasaran.

" Dia narik tangan Gue sambil lari cepet banget, terus sampe ngompol dikit di celana saking takutnya," sahut Aris sambil tertawa.

Indira pun ikut tertawa membayangkan Yanyan ketakutan hingga 'ngompol' di cel*na.

" Emang Lo ga takut ?" tanya Indira sesaat kemudian.

" Bo'ong kalo Gue ga takut. Takut juga lah. Cuma karena si Yanyan lebih takut dari Gue, jadi Gue berani deh. Bayangin aja, di jam selarut itu ada cewek duduk sendirian sambil nyisir. Apa ga horror tuh," sahut Aris sambil tersenyum.

" Mungkin itu karyawati yang kebetulan istirahat karena capek," kata Indira.

" Tapi waktu itu cuma divisi Gue yang lembur Dir. Dan Lo tau kan kalo divisi Gue ga ada ceweknya," sahut Aris.

Indira pun mengangguk. Wajahnya pun menegang karena yakin perempuan yang diceritakan Aris adalah sosok yang sama dengan yang pernah dia lihat.

\=\=\=\=\=\=

Kedekatan Indira dan Aris semakin intens. Meskipun tak ada 'ikrar' apapun diantara mereka berdua, tapi semua orang yang melihatnya sudah bisa merasakan ada sesuatu yang lebih dalam hubungan mereka. Dan itu cukup ampuh bagi Aris untuk menyingkirkan rival-rivalnya.

Indira sendiri masih bingung dengan perasaannya, mau menerima permintaan Aris ataukah tetap bersahabat. Tapi kepada kelompoknya Indira selalu mengatakan dia dan Aris hanya bersahabat.

Hingga akhirnya Indira menjatuhkan pilihan pada pria lain yang usianya lebih muda tiga tahun darinya. Teman sepabrik juga hanya beda divisi. Pria itu bernama Thoriq. Indira menyukainya karena Thoriq 'lebih berani' memperlihatkan ketertarikannya termasuk saat mengungkapkan perasaannya.

Hubungan Indira dan Thoriq ditentang oleh kelompoknya tapi Indira tak peduli. Dan ketika Aris mengetahui kenyataan bahwa Indira lebih memilih Thoriq menjadi pacarnya, Aris pun kecewa. Meski begitu Aris tak membenci Indira. Dia tetap ramah dan bersikap layaknya sahabat.

Indira dan Thoriq mulai menjalani hubungan yang unik. Usia Thoriq yang lebih muda dari Indira tidak membuatnya menjadi sosok yang penurut. Thoriq tetap menunjukkan posisinya sebagai pria. Thoriq juga tipikal cowok posesif dan pencemburu. Hal ini membuat Indira sedikit merasa dibatasi dalam pergaulannya.

Awalnya Indira nampak berusaha maklum dan menghargai sikap Thoriq. Dia menganggap itu sebagai bentuk kasih sayang Thoriq padanya. Tapi lama kelamaan Indira lelah juga dan mulai mengajukan protes seperti hari ini.

" Kita makan bareng di tempat biasa pulang kerja nanti yuk," ajak Thoriq.

" Ok. Ajak temen Aku juga yaa ...," kata Indira.

" Kebiasaan banget sih Ra. Kalo diajak jalan pasti selalu ngajak temen. Emang kenapa sih kalo pergi berdua sama Aku aja ? tanya Thoriq agak kesal.

" Ga selalu kok, kan sesekali aja," sahut Indira.

" Iya, tapi kenapa ?" tanya Thoriq.

" Biar seru aja," sahut Indira.

" Biar seru Kamu bilang. Jadi menurut Kamu jalan berdua sama Aku tuh ga seru, gitu ya ?!" kata Thoriq dengan nada tinggi.

" Kamu nih kenapa sih, ga usah marah bisa ga. Aku kan ajak temen biar tambah rame, biar Kamu juga bisa lebih kenal sama temen Aku, ga ada maksud laen kok !" sahut Indira tak kalah lantang.

" Aku ga ngerti sama jalan pikiran Kamu Ra. Diajak ngedate kok malah emosi. Pake bawa-bawa temen segala, bingung Aku," kata Thoriq sambil menggelengkan kepala.

Indira pun terdiam karena lelah dengan sikap posesif yang ditunjukkan Thoriq.

Dilihat dari penampilan luarnya Thoriq memang lebih dewasa dari usianya. Makanya Indira terkejut saat mengetahui usia Thoriq lebih muda darinya. Indira kesal karena merasa dibohongi. Apalagi setelah Thoriq membatasi interaksinya dengan teman-teman termasuk teman sedivisinya. Indira yang marah pun berniat mengakhiri hubungan mereka.

Dua hari setelah pertengkaran Indira pun menemui Thoriq dan mengakhiri hubungan mereka. Awalnya Thoriq tak terima. Dia mulai mengamuk bahkan memukul tiang di hadapannya hingga patah. Indira yang terkejut mengetahui sifat asli Thoriq pun membulatkan tekadnya untuk mengakhiri hubungan.

" Maafin Aku ya Sayang. Aku janji ga akan larang Kamu lagi berteman sama siapapun. Tapi Kamu jangan putusin Aku ya, please," pinta Thoriq.

" Maaf, ini udah kesekian kalinya Kamu melanggar janji. Aku capek Riq. Kita temenan aja ya. Bisa kan ...," kata Indira hati-hati.

" Kamu gampang banget sih bilang putus. Kita kan janji bakal sama-sama terus. Belum apa-apa aja Kamu udah nyerah Ra !" kata Thoriq kesal.

" Udah cukup Riq, Aku ga bisa lagi. Kita temenan aja, makasih buat semua yang Kita lalui bersama. Maaf belum bisa jadi seperti apa yang Kamu mau," sahut Indira sambil melepaskan tautan jarinya dengan Thoriq.

" Kamu pasti udah punya yang lain kan Ra," tuduh Thoriq.

" Ga usah fitnah Riq. Gue ga menjalin hubungan sama siapa-siapa selama Kita pacaran ya," sahut Indira kesal.

" Terus gimana sama Aris ?!" tanya Thoriq lantang.

" Kenapa sama Aris. Dia juga sama kaya yang lain, cuma temen. Kecurigaan Lo yang terus menerus lah yang bikin hubungan Kita ga sehat dan sulit untuk bertahan !" sahut Indira sambil berlalu.

Thoriq pun terdiam sambil menatap punggung Indira yang menjauh. Kedua tangannya nampak masih terkepal seolah dia masih ingin melampiaskan kemarahannya.

Dan saat melihat Indira masuk ke dalam bus, Thoriq pun menghela nafas panjang.

\=\=\=\=\=

Keputusan Indira ternyata didukung oleh keluarganya. Amar, Ali dan Adi nampak bersorak gembira saat mendengar Indira mengatakan hubungannya dengan Thoriq telah berakhir.

" Bagus Dir. Gue setuju Lo putus sama dia !" kata Amar antusias.

" Iya Mas. Capek Gue ...," sahut Indira.

" Capek kenapa Mbak. Bukannya Lo sayang banget ya sama Thoriq," sindir Ali.

" Ck, ga usah ngungkit itu bisa ga sih," sahut Indira sambil melotot.

Amar, Ali dan Adi pun tertawa melihat kekesalan Indira.

" Gimana ga capek kalo harus momong bocah. Covernya ok, ga taunya isinya zonk," kata Adi di sela tawanya.

Meski kesal mendengar ucapan adiknya, Indira pun ikut tertawa. Dalam hati Indira merasa lega karena bisa lepas dari hubungan yang tak sehat dengan Thoriq. Indira berharap Thoriq bisa menerima keputusannya dan mau berteman dengannya lagi seperti sebelumnya.

\=\=\=\=\=

Terpopuler

Comments

Nawan Damanik

Nawan Damanik

ini cerita horror apa romantisme? sory ya thor,,,kusumpahi jadi cowo terganteng ato cewek tercantik se dunia novel

2021-03-06

1

lihat semua
Episodes
1 eps 1 (Indira)
2 eps 2 ( Kerusuhan Massal )
3 eps 3 ( Tentang Reformasi )
4 eps 4 ( Dijodohin )
5 eps 5 ( Pupus )
6 eps 6 ( Mencoba Bangkit )
7 eps 7 ( Ngeliat Kuntilanak )
8 eps 8 ( Harus Lembur )
9 eps 9 ( Aris Makin Dekat )
10 eps 10 ( Pengakuan Aris )
11 eps 11 ( Hubungan Toxic )
12 eps 12 ( Kecolongan )
13 eps 13 ( Traktiran )
14 eps 14 ( Diganggu Juga )
15 eps 15 ( Kenangan Buruk )
16 eps 16 ( Ketemu Lagi )
17 eps 17 ( Tambah ? )
18 eps 18 ( Sedih Atau Bahagia )
19 eps 19 ( Jerri )
20 eps 20 ( Hati-hati )
21 eps 21 ( Membuka Hati )
22 eps 22 ( Triple Date ? )
23 eps 23 ( Refreshing )
24 eps 24 ( Minta Ijin )
25 eps 25 ( Pernikahan Dewi )
26 eps 26 ( Berangkat )
27 eps 27 ( Nenek Asti )
28 eps 28 ( Kesempatan Baru )
29 eps 29 ( Tempat Baru )
30 eps 30 ( Mulai Dari Awal Lagi )
31 eps 31 ( Penghuni Senior )
32 eps 32 ( Shift Malam )
33 eps 33 ( Diangkat )
34 eps 34 ( Ga Tahan )
35 eps 35 ( Pulang... )
36 eps 36 ( Dimusuhi )
37 eps 37 ( Menunggu )
38 eps 38 ( Ada Yang Aneh )
39 eps 39 ( Malunya...)
40 eps 40 ( Kamar Terlarang )
41 eps 41 ( Berubah )
42 eps 42 ( Sakit )
43 eps 43 ( Sofia..., Oh Sofia )
44 eps 44 ( Lelah )
45 eps 45 ( Ikhtiar )
46 eps 46 ( Siapkan Amunisi )
47 eps 47 ( Mencekam )
48 eps 48 ( Maaf )
49 eps 49 ( Lari Jauh )
50 eps 50 ( Kangen )
51 eps 51 ( Syukuran )
52 eps 52 ( Kembali )
53 eps 53 ( Berita Duka )
54 eps 54 ( Ada Rival )
55 eps 55 ( Berjuang )
56 eps 56 ( Menikahimu )
57 eps 57 ( Ini Tentang Kita )
Episodes

Updated 57 Episodes

1
eps 1 (Indira)
2
eps 2 ( Kerusuhan Massal )
3
eps 3 ( Tentang Reformasi )
4
eps 4 ( Dijodohin )
5
eps 5 ( Pupus )
6
eps 6 ( Mencoba Bangkit )
7
eps 7 ( Ngeliat Kuntilanak )
8
eps 8 ( Harus Lembur )
9
eps 9 ( Aris Makin Dekat )
10
eps 10 ( Pengakuan Aris )
11
eps 11 ( Hubungan Toxic )
12
eps 12 ( Kecolongan )
13
eps 13 ( Traktiran )
14
eps 14 ( Diganggu Juga )
15
eps 15 ( Kenangan Buruk )
16
eps 16 ( Ketemu Lagi )
17
eps 17 ( Tambah ? )
18
eps 18 ( Sedih Atau Bahagia )
19
eps 19 ( Jerri )
20
eps 20 ( Hati-hati )
21
eps 21 ( Membuka Hati )
22
eps 22 ( Triple Date ? )
23
eps 23 ( Refreshing )
24
eps 24 ( Minta Ijin )
25
eps 25 ( Pernikahan Dewi )
26
eps 26 ( Berangkat )
27
eps 27 ( Nenek Asti )
28
eps 28 ( Kesempatan Baru )
29
eps 29 ( Tempat Baru )
30
eps 30 ( Mulai Dari Awal Lagi )
31
eps 31 ( Penghuni Senior )
32
eps 32 ( Shift Malam )
33
eps 33 ( Diangkat )
34
eps 34 ( Ga Tahan )
35
eps 35 ( Pulang... )
36
eps 36 ( Dimusuhi )
37
eps 37 ( Menunggu )
38
eps 38 ( Ada Yang Aneh )
39
eps 39 ( Malunya...)
40
eps 40 ( Kamar Terlarang )
41
eps 41 ( Berubah )
42
eps 42 ( Sakit )
43
eps 43 ( Sofia..., Oh Sofia )
44
eps 44 ( Lelah )
45
eps 45 ( Ikhtiar )
46
eps 46 ( Siapkan Amunisi )
47
eps 47 ( Mencekam )
48
eps 48 ( Maaf )
49
eps 49 ( Lari Jauh )
50
eps 50 ( Kangen )
51
eps 51 ( Syukuran )
52
eps 52 ( Kembali )
53
eps 53 ( Berita Duka )
54
eps 54 ( Ada Rival )
55
eps 55 ( Berjuang )
56
eps 56 ( Menikahimu )
57
eps 57 ( Ini Tentang Kita )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!