Seperti biasa saat pagi Fredella sudah bangun dan bersiap untuk Workout dan Jogging ringan di sekitar apartemen.
Ia selalu menyapa para staff kebersihan yang tiap kali terlihat.
Fredella memang terkenal ramah dan sopan di lingkungan Apartemen, ia selalu membagikan sesuatu sekedar untuk sarapan pada para bagian kebersihan dan berbagai cemilan untuk para staff keamanan.
Dari kejauhan ada Damien yang mengulas senyum melihat wanita itu memberi sebungkus roti dan susu kemasan kepada 3 petugas kebersihan yang Fredella temui,
"Mengapa aku baru tahu jika wanita itu bekerja di Perusahaanku" Batin Damien, sambil berjalanpun dia kembali berfikir
"Aku bahkan baru menginjakkan kaki di perusahaan, bagaimana aku bisa tahu jika wanita itu bekerja disana, kau bodoh".
Ia melirik jam tangan mewahnya dan meneguk air di botol yang ia bawa lalu berjalan meninggalkan Fredella yang terlihat masih berlari kecil.
Jam di tangan Fredella menunjukan pukul tujuh pagi ia langsung pergi meninggalkan Jogging Track untuk bersiap mempercantik diri dan lalu bekerja.
Sesampainya Fredella di kantor, ia dikejutkan oleh atasannya yang sudah duduk di kursi miliknya.
"Untuk apa dia disini?" batin Fredella, dengan langkah yang mantap ia menghampiri Damien
"Selamat pagi, Tuan" sapa Fredella. Damien pun berdiri lalu menyilangkan kedua tangannya di dada
"Selamat pagi, apa kau selalu berangkat pagi seperti ini?" Tanya Damien.
"Oh tidak, bahkan sekarang saya sangat malu karena saya terlambat datang pagi dari pada anda, Tuan" jawabnya.
Damien pun menyeringai mendengar ucapan Fredella, Pria itu berjalan mendekati pintu dan berkata bahwa Damien menunggunya di ruangan CEO miliknya.
"Ayolah, ini masih pagi untuk membuatku kesal!" batin Fredella
Sesaat pria keluar dari ruangannya ia langsung mengekori Damien dibelakangnya dan memasuki lift yang sama.
"Apa kau melakukan diet ketat?" ucap Damien membuka percakapan, Fredella melirik ke sebelah kanan dan menatap Damien
"Tidak, Tuan. Saya hanya melakukan gaya hidup sehat" jawabnya singkat
"Hmm..." hanya itu balasan yg Fredella dengar dari mulut Damien.
Lift pun terbuka dan mereka masuk bersama ke dalam ruangan milik Damien.
"Aku hanya mau kau yang menjadi sekretarisku karena aku melihat Kualifikasi mu bagus dan prestasimu di perusahaan" ucap Damien sambil berjalan dan lalu duduk di kursi miliknya.
"Saya merasa terhormat untuk itu, Tuan" senyum Fredella.
"Tapi kenapa kemarin kau terlihat sangat marah dengan penawaranku?" tanyanya.
Fredella pun menahan kesal lagi dia marah karena lelaki itu yang duluan memakinya namun sepertinya ia akan menurunkan ego sedikit demi gaji 3x lipat.
"Maafkan atas kelancangan saya, Tuan" ucap Fredella.
"Apakah kau sudah menemukan kandidat yang akan menggantikanmu?" tanya Damien.
"Sudah, saya akan digantikan oleh Asisten saya sendiri yang sudah banyak tahu dan paham dengan pekerjaannya" Jawab Fredella.
"Baiklah, kalau begitu kau bisa bekerja besok menjadi Sekretarisku?" Ucapnya dengan senyum seringai.
Ia masih menatap wajah Fredella yang terkejut dengan ucapannya.
Sekuat tenaga ia menahan tawa karena melihat ekspresi lucu calon Sekretarisnya itu.
"Bukankah waktu yang anda berikan itu 3 hari dan itu masih tersisa 2 hari lagi?" Gemas Fredella
"Masa bodoh, sekarang keluarlah dan persiapkan segala keperluanmu sendiri"
Fredella pun merapatkan bibirnya dan menekan gigi karena merasa sangat sangat kesal dibuatnya.
"Sesuai permintaan anda, Tuan. Kalau begitu saya undur diri" ucap Fredella dan tanpa jawaban dari Damien pun ia meninggalkan ruangan tersebut.
"Dia seenaknya lagi? Mengapa ada orang yang begitu menyebalkan?"
Kesalnya sambil menoleh ke belakang dan dengan langkah yang cepat memasuki lift untuk turun ke lantai ruangannya.
Setelah lift terbuka ia melihat salah satu petinggi perusahaan yang hendak masuk lift juga.
Fredella berjalan keluar dan menghampiri pria berperut buncit yang berkata "Dimana kali ini kita akan menghabiskan malam?"
Fredella mengeluarkan senyum seksinya pun menjawab "20 ribu dollar dan Heels Louis V*itton, atau tidak sama sekali?"
Pria buncit itu tertawa keras dan menjawab "Ayolah, kau tahu siapa aku kan sayang? Apapun untukmu asal kau berikan yang sepadan"
Jawaban itu membuat Fredella senang lalu berkata "Aku akan mengirimkan alamatnya melalu pesan, Tuan.
Aku menunggumu disana" berlalu Fredella sambil meraba dasi yang pria buncit itu kenakan.
Fredella pun memasuki ruangan miliknya lalu duduk dan menyandarkan kepalanya.
Dia memegang ponselnya dan menekan nomor dan menghubungi asistennya untuk datang ke ruangannya.
Setibanya asisten Fredella datang tanpa basa-basi ia pun berkata, "Kau bisa menggantikanku mulai besok Bertha, aku tahu kau mampu melakukannya"
Bertha pun terhenyak antara rasa siap tidak siap dan rasa bahagia karena ia dipercaya oleh atasannya atas kerja kerasnya selama ini.
"Anda serius, Miss?" Tanya Bertha.
Fredella menghembuskan nafas pelan karena merasa pening, ia sudah nyaman akan pekerjaannya tapi Devil itu merusak semuanya karena keinginan tidak masuk akalnya.
"Mengapa harus aku? Walaupun aku benar benar tergiur akan 3x lipat uang yang aku hasilkan nanti, tapi aku nyaman dengan ini semua. Aku enggan berpisah dengan mereka yang memberikan tawa ceria dan cerita konyol saat berkumpul bersama" Batinnya.
Selama ia melamun ada Bertha yang kebingungan karena melihat ekspresi dari Fredella, atasannya sangat terlihat tidak rela dan saat itu juga Bertha yang merasa tidak enak pun berkata
"Anda bisa menggantikan saya dengan yang lain jika anda tidak percaya pada saya, Miss" ucapnya.
Fredella melihat pada Bertha lalu menjawab "No, bukan itu. Aku percaya seratus persen padamu Bertha, yang aku tidak rela kan adalah aku akan jarang bertemu kalian dan tidak akan lagi menghabiskan waktu bersama",
Bertha yang terharu akan ucapan Fredella pun sedikit menahan air mata dengan suara bergetar ia membalas perkataan Fredella
"Hanya jangan lupakan kami, Miss. Itu sudah sangat membuat kami bahagia".
Fredella sekuat tenaga menahan kekesalannya karena ia menjadi sedih jika saja bukan Devil itu yang memintanya menjadi sekretaris, tapi tetap saja ia masih tergiur dengan uang gaji 3x lipat yg ia dapat nanti.
"Aku akan keluar sebentar lagi untuk berpamitan pada kalian" ucapnya.
Fredella merapikan rambut dan pakaiannya untuk menemui seluruh karyawan yang berada di Divisinya untuk berpamitan.
Saat itu semuanya terlihat sedih karena Fredella adalah sosok Manajer idaman, ia tegas namun menyayangi semua karyawannya dengan mendidik dan bukan memarahi.
Ia sosok Manajer yang bukan hanya Friendly tapi ia juga sangat royal.
Tidak ada yang tidak menyayanginya, tidak ada yang merelakan kepergiannya walaupun berat namun tidak ada yang bisa diperbuat.
Dari kejauhan terlihat Damien yang di dampingi Greg memperhatikan Drama mengharukan terpampang di hadapannya.
"Sebenarnya sihir apa yang wanita itu punya, Greg?" Tanya Damien, asistennya itupun menjawab "Nona Fredella memang sangat baik hati kepada seluruh karyawannya, Tuan".
Mendengar jawaban Greg membuat Damien mengerutkan kening "Tapi, mengapa ia terlihat seperti singa betina saat melihatku?" Batin Damien.
Fredella yang merasa sedang diperhatikan menangkap sosok Damien dari arah lorong yang menuju lift
Ia lalu mengerutkan kening dan menatapnya tajam bercampur kesal "Sedang apa Devil menyebalkan itu disini?" Batin Fredella.
Dua pasang mata yang saling bertemu itu sama-sama membatin "Ekspresi macam apa itu? Apa aku memang semenyebalkan itu baginya?" pikir Damien.
To Be Continue
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞༄⍟Mᷤbᷡah_Atta࿐
Tetap semangat Thor 💪💪
2023-12-12
3
zsarul_
hai thorr aku mampir nihh
semangat
yuk baca lagi cerita aku yang judulnya CONVERGE!!
ada part baru lohh
mari saling support ❤️
thanks
2020-11-27
2
jenny
bikin damien bucin level dewa thor. . 😀😀😀
2020-11-21
1