Fredella Story II

"SUREPRISEEEEEEEE" Kejut kedua orang tua Fredella yang berdiri di depan pintu saat Fredella keluar dari rumah.

Fredella yang kaget pun melotot lalu berteriak.

"Mommy Daddy, kalian akan membuatku mati muda kalau begini caranya".

"Maafkan kami Honey, kami terlalu berantusias memberikan kado untuk ulang tahunmu kali ini" ucap Dorothi sambil memeluk Fredella dengan bahagia.

"Taraaaaaa, mobil ini untukmu agar kau tak kesulitan berada di kota besar, sayang" Fredella melongo tidak percaya akan hadiah ulang tahun ke-21 nya.

"Ini gila, Sedan Ford Focus seharga 30 Ribu Dollar" Ucap Fredella dalam hati.

"Mom Dad, bangunkan aku Mom, Help me Please, aku tidak sanggup memimpikan ini. Moooooommmmm Daaaaadddd" Teriak Fredella

"Astaga, kenapa kakiku lemas sekali. Kenapa ini?" Fredella terduduk lemas

"Awwwww kenapa tamparan ini terasa nyata sekali" Fredella menampar dirinya sendiri dua kali.

"Oh sayangku, kau senang hadiah dari kami?" ucap Raymond melihat Dorothi membantu Fredella berdiri. Fredella yang masih Shock menengok ke arah orang tuanya seakan tak percaya.

Dia mengira dia akan pergi ke kota menggunakan mini bus kuno milik Daddy nya.

"Oh My God, bagaimana aku tidak senang Dad, ini luar biasa ini..ini..ohhhh aku bahagia sekali" jerit Fredella sambil melompat-lompat kegirangan.

"Untuk barang yang akan kau bawa biar Daddy yang urus menggunakan Mobil jasa pindahan agar kau tak terlalu membawa banyak barang bawaan dalam mobil ini" Ucap Raymond

"Kau sudah menemukan tempat tinggal, Honey? Tanya Dorothi pada Fredella.

"Sudah mom, walaupun sederhana tapi cukup untukku. Akupun sudah menemukan pekerjaan yang layak untuk aku menyambung hidup di kota nanti" Jawab Fredella

"Kau tak perlu bekerja, Honey. Daddy masih sanggup memberimu uang untuk memenuhi segala keperluanmu di kota" Ucap Raymond dengan tatapan sendunya.

"Daddy mu benar sayang, kau fokus saja pada Study mu. Mom dan Daddy masih sanggup melakukan semuanya" suara Dorothi bergetar menahan tangis karna akan ditinggalkan anaknya untuk melakukan Study Pasca-Sarjana

"No Mommy, BIG NO!!! Aku tak tau apa yang kalian korbankan untuk sebuah mobil dihadapanku sekarang. Beri putri cantikmu ini kesempatan agar kalian tahu bahwa aku akan membuat kalian bangga dan tidak sia-sia sudah membesarkanku"

Dorothi seketika menangis kencang "Sayaaaanggggkuuu, Tidak suamiku lihatlah anak kita sudah besar sekarang. Aku tidak sanggup dengan ini semua, Fredella-ku sudah tidak bisa aku gendong seperti dulu dia sudah tidak akan aku suapi lagi. Bagaimana ini Raymond? Hatiku sakit"

Fredella yang melihat Mommy nya menangis langsung tidak tega melihatnya, ia menghampiri mommynya dan memeluknya.

"No, Mom. I still your little Princess", dibumbui dengan kebebasan sedikit karena memang aku bukan Little Princess anymore" ucap Fredella dengan senyum menyesal lalu Dorothi kembali menangis

"Lihat dia suamikuu, lihat anak kita. Dia memang sudah besar" Menangis lebih keras karena memang tidak sanggup mengalami kesepian yang disebabkan kepergian puteri semata wayangnya ke kota besar.

"Bye Mom Dad, Kita bertemu di apartemenku besok. Jangan lupa iga asam manis nya mom, karena aku akan menangis kencang seperti yang Mom lakukan tadi jika Mommy sampai lupa memasakkan itu untukku" Ucap Fredella memeluk Mommy nya sebelum masuk mobil.

"Hati-hati Honey, kabari Mom and Dad saat kau tiba di Kota" Ucap Raymond dibalas anggukan dan acungan jempol oleh Fredella.

Selepas mobil yang dibawa Fredella menghilang dari tatapan mata tak diduga Dorothi kembali menangis kencang.

"Suamikuuuuuu, hatiku sakit. Bagaimana ini? Apakah kita juga harus ikut tinggal bersama dia di Kota? Aku belum sanggup melepasnya, huuuuaaaaaaaaaaa Anakkuuuuuuu hhhuuuuuuuaaaaaaa"

Tangis Dorothi membuat Raymond menjadi pening dan sekaligus malu mengetahui ternyata istrinya masih bisa menangis seperti bocah yang kehilangan permen.

 

Sesampainya di Kota, Fredella merasa gugup karna ia akan menjalani hidup di Kota Besar dan semuanya pasti akan berbeda dari kehidupannya di Desa.

"Oke Tariik nafas dan buang. C'mon Fredella kau harus tetap pintar tetap tenang dan tetap cantik seperti biasanya" ucap Fredella menenangkan dirinya sendiri namun berbeda dengan Luana yang terlihat tenang dan menyebutkan arah pada Fredella.

Luana adalah teman Fredella di Desa, mereka sebaya dan teman sekolah saat di sekolah menengah namun Luana tidak seberuntung Fredella untuk melanjutkan studi.

Jadi setelah Lulus dari Sekolah Menengah, Luana pergi ke Kota untuk bekerja dan membantu ekonomi keluarganya.

"Belok kiri, dan sampai" ucap Luana. Fredella memakirkan mobilnya didepan sebuah halaman apartemen.

Apartemen kecil hanya 4 lantai tidak ada lift untuk mencapai lantai atas, mereka menaiki tangga untuk mencapai unit masing-masing.

"Ini kamarku dan dua lantai diatas adalah kamarmu, ayo aku bantu membawa barangmu" tawar Luana pada Fredella dan dijawab dengan anggukan.

"Kau tak apa tinggal di tempat seperti ini, Baby?" tanya Luana dan Fredella menoleh kesamping kiri seketika mendengar Luana berbicara.

"Ayolah aku bukan anak manja kau tahu? Berhenti mengkhawatirkan hal tak penting" Jawab Fredella.

Mendengar ucapan Fredella pun membuat Luana tersenyum lega dan mereka masuk untuk merapikan ruangan agar nyaman ditinggali.

"Ah aku sangat lapar Luana" Keluh Fredella yang sedang terduduk lemas bersandar di dinding.

Sama hal nya dengan Luana yang sudah menghabiskan satu liter air mineralnya karena kelelahan membereskan kamar. Bukan, gudang tepatnya.

Fredella melihat sekeliling kamar yang sudah hampir selesai di bersihkan lalu berkata "Ayolah, aku tak sanggup lagi jika harus bekerja dengan rasa lapar!"

Fredella membanting kain yang ia gunakan sebelumnya untuk mengelap kaca jendela, "Baby come on, aku tunjukan tempat makanan enak yang bisa memanjakan lidahmu" ucap Luana,

"Hei aku sudah mengeluh sejak tadi. Tunggu apa lagi? Ayo kita Mukbang" Seru Fredella

Di sela-sela makan Fredella tiba-tiba terkejut karena ia lupa mengabari orang tua nya padahal ia sudah sampai di Kota 5 Jam yang lalu.

"Astaga, aku lupa mengabari Mommy dan Daddy ku"

Tak lama ia mengambil Handphone lalu mendial nomor Mommy nya dan menempelkannya pada telinga.

"Hallo, Mommy?"

"Maafkan aku Mom, sesampai apartemen aku langsung merapikan kamar"

"Yes Mom aku mengerti"

"Aku sedang makan malam bersama Luana"

"I Miss You So Much"

"Mom dan Dad jangan begadang"

"Bye". Setidaknya itu yang Luana dengar dari percakapan Fredella dan kedua orang tuanya.

Luana membuka percakapan "Apa rencanamu besok?" Fredella yang sedang mengunyah pun menelan dulu makanannya lalu menolah pada Luana dan menjawab.

"Aku akan pergi ke Universitas dulu besok pagi menyelesaikan urusan Administrasi, lalu aku akan mengambil surat rekomendasi dari kampus ke tempat aku akan bekerja"

Luana mengangguk mengerti.

Kehidupan Kota sangat membuat Fredella berubah, ia sangat menginginkan segalanya karena melihat sekelilingnya yang serba mewah dan mahal.

Untuk itu ia mulai mencari cara agar cepat kaya dan mengenakan barang-barang branded.

Dari menggunakan kecantikannya untuk menggaet Pria kaya hingga saat ini, ia menjual para pelacur kenalannya sendiri hanya untuk kesenangannya membeli kebutuhan tersier tak penting.

Ia bahkan mendekati para petinggi perusahaan dan mengeruk harta mereka, tapi apa kalian pikir Fredella adalah Wanita Jal*ang murahan? Jawabannya No! Karena sampai saat ini ia Still Virgin.

Yaps dia berani mengajak para petinggi perusahaan Check In Hotel untuk menikmati 'Lubang Buaya' yang Fredella miliki, kalian tau Fredella kan kalau ia sangat pintar.

Ia selalu membuat para pria hidung belang sampai mabuk atau memasukkan obat sebelum beraksi.

Fredella menggunakan jasa para pelacu*r untuk aksinya, dan membayar untuk hasil kerja keras mereka yang bisa mereka anggap lumayan.

Ia menggunakan hasil uang Haram tersebut untuk menunjang Gaya Hidupnya seperti Apartemen mewah, perawatan, mentraktir bawahannya dan untuk barang-barang branded.

Bagaimana dengan gaji yang ia dapat di perusahaan? Tentunya ia gunakan sesukanya.

Disinilah Fredella mulai ketagihan menjalani aksinya selama bertahun-tahun tanpa ketahuan.

Ia mulai berdandan cantik layaknya sosialita, menggunakan barang mewah demi kelancaran kedok 'bisnis' nya itu.

Dan dari situlah ia mengenal para pelacu*r dan dia 'bantu' untuk mendapatkan uang yang lebih banyak.

To Be Continue

Jangan Lupa Like, Komen, dan Votenya temen-temen.

Terpopuler

Comments

ihh sukakkk cewe nya gk lemah lemes2an yg gampang di tindas...keren kak othor🤸‍♂️

2023-12-11

3

🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🥑⃟🇩ᵉʷᶦbunga🌀🖌

🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🥑⃟🇩ᵉʷᶦbunga🌀🖌

belum ketemu jalan cerita nya

2023-12-11

1

alfy

alfy

ceritanya keerennn 👍🏻🙏🏻

2023-12-11

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!