Fredella Ava Elvarette
"Aku titipkan anak ini padamu, ekonomiku dan suamiku belum stabil dan kami belum mampu untuk menafkahi anak ini jika salah satu dari kami tidak bekerja"
"Jagalah dia semampumu, sebisa mungkin aku akan mengirimkan uang untuk kebutuhannya disini" Ucap wanita muda berusia 30 Tahun di ruang tamu.
Ia adalah Mariana ibunda Fredella yang kala itu bertekad menitipkan anaknya yang berusia 7 tahun ke sahabatnya,
"Pergilah, aku tau kau tidak akan pernah kembali untuk Aileen karna aku pun tau pria yang kau sebut suami itu sudah tidak bersamamu lagi" ucap Dorothi sahabat dari Mariana.
Mariana pun menunduk tak berkutik dan mencengkram roknya mendengar ucapan Dorothi.
"Benar! Kau benar Dorothi aku salah aku tidak mendengar apapun yang kau ucapkan dan sekarang aku menyesal-" teriak Mariana "Dan penyesalanmu berakhir dengan Aileen yang kini disini untuk hidup bersamaku?"
Dorothi memotong ucapan Mariana, Fredella yang kala itu mendengar dari balik pintu yang tidak tertutup pun hanya diam mematung.
Ia mendengar seluruh obrolan dua sahabat tersebut lalu berlari keluar rumah.
Sesaat obrolan itu usai, Mariana berjalan keluar rumah disusul oleh Dorothi dibelakangnya. Mariana mulai mengatakan sesuatu pada Fredella kecil.
"Sayangku Aileen, tunggu mommy disini ya jadilah anak hebat dan pintar seperti biasanya jangan merepotkan Bibi Dorothi oke? Mommy sangat menyayangimu"
Tanpa ciuman, tanpa belaian perpisahan Mariana meninggalkan Fredella kecil kepada Dorothi.
Mariana menghilang tanpa tolehan kebelakang sedikitpun sekedar untuk melihat Fredella yang menahan tangis dan amarah dalam diri seorang anak kecil.
Dorothi berjongkok mengusap dan memeluk Fredella kecil lalu berkata "Sayangku, Ailee-"...Dorothi terhenti seketika saat Fredella kecil memotong ucapannya.
" I'm not Aileen anymore, wanita itu tidak menginginkanku lagi jadi bisakah kau mengganti namaku dan anggap aku anak kandungmu, Mommy?"
Dorothi yang tidak percaya akan ucapan gadis kecil tersebut membelalak dan seketika menangis.
Karna ia dengan senang hati dia akan merawat gadis cerdas itu memberikan yang terbaik dan seluruh kasih sayangnya.
Disinilah gadis kecil itu tinggal dirumah berdinding dan berlantai kayu dengan padang rumput luas membentang
Dan kebun sayuran di belakang rumah, tepat saat dia ditinggalkan ia langsung tidak sungkan lagi pada Dorothi.
Setelah membereskan kamar yang akan ditempati Fredella, dia pun membantu mengerjakan pekerjaan rumah dengan riang tertawa bersama Dorothi hingga petang.
"Tok..Tok..Tok" terdengar pintu diketuk, "Sayang, tunggu Mommy disini ya" dibalas anggukan oleh Fredella kecil.
Dorothi yang kala itu sedang menyiapkan malam berhambur keluar menyambut sang suami.
"Akhirnya kau datang" ucap Dorothi "Aku sangat lelah, 2 sapi kita akhirnya melahirkan anak-anaknya" ucap Raymond Dominic Elvarette, suami dari Dorothi.
"Aku ada kejutan untukmu" ucap Dorothi dengan mata berbinar dan senyum sangat lebar kepada suaminya.
"Apa hari ini hari special? Aku bahkan tidak mengingat apapun" ucap Raymond sambil berjalan ke dapur dan terkejut melihat Fredella kecil "Aile-".... ucapan Raymond tersekat saat Dorothi menempelkan jari telunjuknya pada bibir Raymond.
"Sekarang dia bukan Aileen lagi, dia anak kita sayang dia akan kita rawat sepenuh hati seperti aku yang melahirkannya, dan sekarang mari kita beri ia nama baru, Daddy"
Raymond yang seketika mengerti arti ucapan istrinya langsung memeluk Fredella kecil mengusap kepala dan berkali-kali memeluk gadis kecil itu.
"Fredella Ava Elvarette, aku bahkan diberi kesempatan memberi nama seorang anak" Suara Raymond bergetar menahan tangis bahagianya memeluk Fredella dan Dorothi bersamaan.
"Terima kasih, Tuhan atas kebahagiaan yang kau limpahkan" ucap Raymond dalam hati.
"Jadi sekarang namaku Fredella? Dad, Mom?" Ucap anak kecil itu.
"Ya, Sayang sekarang kau Fredella kami" ucap Raymond yang tak kuat lagi menahan air mata dengan kabahagiaan yang membuncah menyambut Fredella.
Mereka makan malam dengan riang mendengar cerita Fredella dengan teman-teman di sekolah sebelumnya.
Mereka tertawa bahagia hingga kedua pasangan tersebut mengantar Fredella masuk kamar untuk tidur.
"Sayang, segeralah tidur besok Mommy akan mengantarkanmu sekolah" ucap Dorothi.
"Daddy, pun akan ikut mengantarmu sekolah bahkan menjemputmu lepas pulang sekolah sayang" ucap Raymond.
Fredella kecil yang mendengar itu langsung berbinar bahagia berjingkak dengan senyum lebar.
"Benarkah? Mommy dan Daddy akan mengantar dan menjemputku dari sekolah? Setiap hari?" girang Fredella.
"Yes, Pretty Honey. As you wish, sekarang tidurlah dan beri Mommy dan Daddymu ini kecupan selamat tidur" ucap Raymond sambil berjongkok untuk menyamai tinggi Fredella.
Gadis kecil itu mencium pipi Raymon dan mencium kedua pipi Dorothi lalu memeluk Mommy nya itu.
"Hei Honey, kenapa aku hanya diberi satu kecupan?" ucap Raymond yang iri melihat kemesraan Ibu dan Anak tersebut.
"Sudahlah sayang" ucap Dorothi sambil mengusap pundak suaminya.
"Tidurlah Princess, mimpi indah sayang" mengusap kembali puncak kepala Fredella
"Good Night Mommy, Daddy" ucap Fredella
"Good Night Sweetheart" ucap Raymond sambil menutup pintu kamar Fredella
Hari berganti menjadi minggu, Minggu berganti bulan dan Bulan berganti tahun.
Fredella memang anak yang cerdas dengan sederet prestasi dari sekolah dasar hingga ia lulus sarjana dan lagi dia mendapat beasiswa untuk pasca-sarjana nya.
Namun, dia harus meninggalkan kedua orangtua nya untuk menimba study di kota besar.
"Sayang, tidakkah kau ingin meminta sesuatu pada kami?" ucap Raymond yang sedang duduk di teras rumah bersama istri dan anaknya menikmati senja.
"Daddy, apa yang harus aku pinta? Kalian merawatku sejak usiaku 7 tahun, aku tidak mau merepotkan kalian jika aku manja meminta segalanya" ucap Fredella.
"No Honey, kami bahkan menghitung jika kau hanya 3x meminta pada kami. Pertama, ketika kau ingin dikursuskan bela diri. Kedua, saat kau ingin kursus 4 Bahasa. Dan yang terakhir, yaitu kau meminta Handphone yang bahkan tidak kau ganti semenjak kelulusan sekolah menengahmu hingga saat ini" Ucap Dorothi sambil mengelus rambut panjang Fredella.
"Kapan kau berangkat untuk Pasca-Sarjana mu?" Fredella menoleh mendengar Daddy nya berbicara
"Lusa Dad, aku akan pergi bersama Luana untuk mencari tempat tinggal dan tempat bekerja, aku berusaha untuk tidak merepotkan kalian bahkan jika perlu aku akan mengirimi uang untuk kalian. Mommy dan Daddy tidak perlu lagi bersusah payah mencari uang"
Raymond dan Dorothi yang mendengar ucapan anak semata wayangnya tersebut terharu dan tersadar jika Fredella kecilnya sudah dewasa.
Raymond menghela nafas dan berkata "Lusa juga adalah ulang tahunmu ke 21, right?" Tanya Raymond
"Yes, Daddy" Fredella mengangguk
"Kami ada kejutan untukmu" ucap Dorothi
"Ayolah Mom Dad, aku bukan anak kecil lagi yang harus diberi kejutan ulang tahun" keluh Fredella
"Tapi kau tetap gadis kecil kami sayang" balas Raymond
Fredella menghirup nafas panjang lalu berkata "Terserah kalian, aku tidak akan menolak kasih sayang kalian" ucapnya sambil memeluk Dorothi
"Karna kau anak kami, Fredella". Balas Raymond sambil menepuk kepala Fredella dengan bangga dan haru.
"Aku ingin iga asam manismu Mommy" celetuk Fredella.
"Baiklah kita masak bersama sayang" ucap Dorothi lalu menoleh pada sang suami "Sayang, bisakah kau memetik beberapa paprika di ladang?",
"Baiklah, aku akan cepat" ucap Raymond diikuti kecupan dikening Dorothi.
To Be Continue
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
JW🦅MA
cantikk dan tampan visualnya
lanjut ya
2023-12-11
2
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🥑⃟🇩ᵉʷᶦbunga🌀🖌
ada ya ibu tak menginginkan anak nya
2023-12-08
2
Dina⏤͟͟͞R
terharu bacanya🥺🥺fredela kecil ditinggal sejal kecil dan menjadi wanita tangguh keknya
2023-12-08
2