Legend Of Lightning Warriors II: Mata Dewa
Sepuluh tahun sudah berlalu semenjak peristiwa perang besar yang terjadi dalam sejarah kekaisaran Wei. Perang sepuluh tahun lalu itu merupakan perang terbesar dan perang terdahsyat yang pernah terjadi sepanjang catatan sejarah.
Tapi dalam sejarah itu pula baru tercatat seorang pendekar yang mampu menggemparkan beberapa negara tetangga Kekaisaran Wei. Seorang pendekar yang mengguncangkan langit dan bumi. Sampai akhir dunia sekalipun, nama pendekar itu takkan pernah dilupakan oleh seluruh rakyat Kekaisaran Wei.
Siapa lagi kalau bukan Shin Shui si Pendekar Halilintar? Hanya dia saja yang mampu melakukan hal-hal di luar jangkauan manusia. Setelah kejadian perang itu, Shin Shui disebut-sebut sebagai jelmaan dewa karena kekuatannya yang sangat mengerikan.
Jangankan untuk bertarung dengannya, mendengar namanya saja akan membuat bulu kuduk berdiri.
Sekarang ini sekte Bukit Halilintar sudah berkembang dengan pesat. Bahkan sekte itu memiliki murid terbanyak dari sekte lainnya.
Yashou sudah meninggal tiga tahun silam. Dia terserang sakit keras, hampir sebulan tidak sadarkan diri, lalu akhirnya dia meninggal. Yashou di semayamkan di Bukit Awan. Berdekatan bersama sahabatnya, Manusia Batu, seperti apa yang dia minta sebelum meninggal.
"Jika aku meninggal, aku ingin di semayamkan di dekat sahabatku si Manusia Batu," kata Yashou sebelum meninggal.
Meskipun semua murid merasa bersedih hati, tapi semua itu bisa segera terobati karena adanya Shin Shui dan Yun Mei Xiaoruan. Sepasang suami istri itu memimpin sekte Bukit Halilintar dengan adil.
Sehingga siapa pun menaruh hormat padanya. Nama Shin Shui harum di mana-mana. Meskipun dia jarang turun gunung, tapi siapa saja yang mendengar nama Pendekar Halilintar, maka pasti akan segan.
Kejahatan sudah berhasil di netralisir. Sehingga kehidupan menjadi aman tentram, paling hanya ada kejahatan-kejahatan kecil saja yang dilakukan oleh orang-orang tak bermoral. Tapi semua itu bukanlah sebuah ancaman.
Anak Shin Shui dari hasil perkawinan dengannya diberi nama Shin Chen Li. Shin mengambil nama dari ayahnya, Chen berarti laki-laki yang dermawan dan pemberani. Sangat menggambarkan sosok anak Shin Shui. Sedangkan Li, bermakna kekuatan.
"Laki-laki dermawan dan pemberani, serta memiliki kekuatan."
Saat ini Chen Li baru berusia sepuluh tahun. Tapi kegagahan dirinya semakin tampak jelas. Wajah yang merupakan perpaduan antara kecantikan ibunya dan ketampanan ayahnya, semakin terlihat.
Semua murid sekte Bukit Halilintar sangat menghormati dirinya. Tapi sama seperti ayah dan ibunya, dia bukanlah anak yang gila akan kehormatan. Apalagi dengan harta. Chen Li bergaul dengan siapa saja, bahkan dia tidak merasa tinggi hati meskipun ayahnya seorang tokoh nomor satu dalam dunia persilatan Kekaisaran Wei.
Selain itu, Chen Li juga merupakan anak yang berbakti kepada kedua orang tuanya. Karena itulah dia semakin di sayang oleh semua orang.
Meskipun usianya baru sepuluh tahun, tapi dia sudah di gembleng ilmu bela diri oleh Shin Shui sendiri di luar jam kerjanya di sekte Bukit Halilintar.
Tidak ada kata tidak latihan dalam setiap harinya. Setiap hari dia harus melakukan latihan. Shin Shui sengaja mendisiplinkan anaknya, apalagi Chen Li merupakan anak laki-laki satu-satunya.
Seperti saat ini, waktu sudah menunjukkan sore hari. Tapi Chen Li masih disuruh untuk terus berlatih. Dia sedang berlatih jurus-jurus yang sudah diturunkan oleh ayahnya.
"Chen Li, sudahi latihanmu. Segera bersihkan diri kemudian kau beristirahatlah. Ayah dan ibu akan ke tempat biasa (tempat bicara santai di belakang sekte)," kata Shin Shui sambil menghampiri anaknya yang sudah mandi keringat.
"Baik ayah. Chen'er akan segera melaksanakan perintah ayah," kata Chen Li kecil.
Anak itu pun berlari sambil bergembira, senyuman selalu ada dalam setiap dia bicara. Betapa bahagianya orang tua yang memiliki anak penurut. Tapi sayang, tidak semua anak selalu nurut perkataan orang tua ketika masih kecil, apalagi jika sudah dewasa. Hal ini wajar, karena semakin dewasa maka pikiran akan semakin terbuka.
Setelah dipastikan anaknya melaksanakan apa yang dia suruh, Shin Shui pun lalu pergi ke tempat bersantai para kepala tetua ditemani oleh istrinya.
###
Kekaisaran Wei saat ini sudah jauh berbeda. Saat ini masih dibawah pemerintahan Kekaisaran Wei An, negara itu begitu subur dan makmur.
Ekonomi berjalan lancar. Rakyat hidup dalam kebahagiaan karena Kaisar itu memerintah dengan penuh rasa keadilan dan penuh kasih sayang. Tidak ada rakyat yang tidak diperhatikan olehnya. Semuanya diperhatikan.
Jangankan kota besar, desa-desa pelosok saja dia perhatikan. Jalur perdagangan dibuka lebar-lebar, sehingga semakin banyak saja para pedagang besar yang datang dari berbagai negara tetangga.
Kehidupan di istana kekaisaran begitu damai. Kaisar Wei An dianugerahi satu orang puteri yang cantik jelita. Usianya baru sekitar sembilan tahun. Beda setahun dengan anak Shin Shui.
Tapi meskipun masih terbilang kecil, kecantikan ibunya sudah nampak pada anak itu. Kelembutan dan keberanian ayahnya sudah tergambar jelas padanya. Anak itu diberi nama Wei Annchi. Annchi berarti seorang bidadari yang cantik. Sesuai dengan pemilik namanya.
Wei Annchi, nama yang indah, seperti pemilik namanya. Anak itu dikenal seorang periang, tutur katanya halus dan senyuman tak pernah hilang darinya. Wei Annchi tidak tumbuh menjadi seorang putri yang manja, meskipun dia hidup serba dalam kemewahan.
Sebaliknya, Wei Annchi justru menjelma menjadi anak yang rajin membantu ibunya dan pandai membuat tersenyum kedua orang tuanya.
Seperti sekarang ini misalnya, Wei Annchi sedang belajar membaca dan menulis bersama ibunya.
"Chi'er, ayo belajarnya sambil makan. Sini ibu suapin," kata istri kaisar Wei An.
"Tidak mau ibu. Aku maunya di suapin oleh ayah … ayah … ibu nakal," kata Annchi sambil berlari menghampiri kaisar Wei An yang daritadi melihat istri dan anaknya sambil tersenyum.
"Kasian anak ayah … sini ayah suapin, makan yang banyak ya. Nanti ibu … ayah pukul, ayo Chi'er buka mulutnya," bujuk kaisar Wei An.
Melihat ini, istri kaisar Wei An yang bernama Lin Hua hanya tersenyum gemas. Anaknya memang suka manja seperti itu. Meskipun sepasang suami istri itu merupakan orang paling dihormati di Kekaisaran Wei, tapi jika dihadapan puteri kecilnya, keduanya bukanlah apa-apa selain hanya menjalankan peran sebagai ayah dan ibu.
Begitulah, semenjak kejadian paling bersejarah sepuluh tahun silam itu, kehidupan di Kekaisaran Wei semakin damai dan tenteram.
Baik dalam kehidupan bernegaranya, maupun dalam kehidupan dunia persilatannya.
Andaikan kehidupan nyata ini damai seperti kehidupan mereka. Pasti siapa pun akan berbahagia. Tidak ada lagi kesedihan, tidak ada lagi kekhawatiran. Akan tetapi, mustahil semua itu akan terjadi. Apalagi manusia terkenal dengan sifat yang sangat berambisi.
Agaknya, kehidupan di Kekaisaran Wei pun akan mengalami lagi kekacauan. Karena tidak akan ada yang namanya perdamaian abadi, semuanya sudah ada pasangan. Inilah kehidupan didunia.
Selamat datang di kehidupan baru. Di dunia yang keras dan penuh dengan gelombang. Di saat terjadi kekacauan, saat itulah akan muncul pendekar baru. Penerus baru. Seorang pahlawan yang baru pula.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 445 Episodes
Comments
zevs
mulai maraton
2024-04-08
0
Dzikir Ari
kucoba mampir Tor ... semoga Alurnya bagus...🙏🙏
2023-04-27
1
Sudiwan 234
semoga lancar thor ceritanya
2023-01-09
0