Semua orang-orang yang memenuhi halaman Istana Kekaisaran merasakan nafasnya sesak. Mereka merasa punggungnya di taruh sebuah batu yang besar. Keringat mulai membasahi pakaian mereka.
Terlebih lagi keluarga Kaisar Wei An sendiri.
Shin Shui berjalan perlahan. Setiap hentakkan kakinya menimbulkan bekas yang cukup dalam. Ia sudah kehilangan kesabaran.
"Aku memberimu muka, aku memberitahu hal yang membahayakan Kekaisaran Wei, jauh-jauh aku datang kemari hanya untuk menyampaikan hal ini. Tapi inikah caramu berterimakasih? Baik, jangan salahkan aku jika berlaku tidak sopan terhadapmu," kata Shin Shui sambil menatap tajam kepada Kaisar Wei An.
Auranya semakin menyala terang. Kekuatan seorang Pendekar Dewa tahap tujuh akhir, kini bisa di rasakan semua orang. Udara di sana mulai tertekan. Alam semesta berubah. Angin berhembus kencang. Langit cerah berubah mendung seperti akan turun hujan.
Mungkin memang benar akan turun hujan. Tapi bukan hujan air.
Melainkan hujan halilintar!
"Jangan banyak membual. Aku hanya ingin supaya kau minta maaf, tapi kau tetap keras kepala. Itu tandanya memang kau ingin mencari masalah denganku,"
"Terserah apa katamu. Kau pun tahu bahwa aku seorang yang keras kepala. Lagi pula, apa yang aku sampaikan adalah kebenaran,"
"Tutup mulutmu!!!" bentak Kaisar dengan marah. "Jangan kau pikir bahwa aku takut kepadamu hanya karena kau orang nomor satu di dunia persilatan. Aku sama sekali tidak takut,"
Shin Shui semakin panas. Darahnya bergejolak naik ke wajah. Amarahnya bergelora seperti lahar gunung berapi.
"Bagus, jadi aku tidak segan lagi. Jangan pernah berpikir aku takut kepadamu hanya karena kau seorang Kaisar. Tidak seujung kuku pun,"
Perkataan Shin Shui semakin tajam. Setiap perkataannya, mampu menggetarkan bumi. Tidak ada yang berani bicara. Jangankan bicara, rasanya bernafas pun tidak berani.
"Jika di sini ada yang tidak terima dan tidak percaya terhadap ucapanku tadi, silahkan maju sekarang juga. Biar sekalian aku tidak perlu repot," ucap Shin Shui dengan suara yang mengguntur.
Namun walaupun sudah ditunggu beberapa saat, satu pun tidak ada yang berani melompat ke arena. Lagi pula, siapa yang cukup bodoh untuk bertarung melawan Shin Shui.
Kaisar Wei An tidak banyak bicara lagi. Dengan satu suara bentakan nyaring, dirinya kembali menerjang Shin Shui dengan kecepatan kilat. Tangannya terjulur ke depan. Sebelum kedua tangan itu sampai, dua buah sinar merah sebesar pohon kelapa sudah melesat lebih dulu.
"Wushhh …"
Shin Shui sudah marah kali ini. Karena itu, hanya dengan kibasan tangan kiri, kedua sinar tersebut langsung berubah arah jadi membalik ke arah Kaisar. Dia kaget, sebab serangannya berbalik bahkan lebih besar lagi. Ia melompat tinggi ke udara untuk menghindari serangannya sendiri.
"Duarr …"
Halaman kosong menjadi sasaran dua sinar tadi. Dua buah lubang berdiameter cukup besar seketika terbentuk.
Belum sempat Kaisar Wei An menginjakkan kaki di tanah, Shin Shui sudah lebih dulu mengejarnya ke atas. Ia menghentakkan kakinya lalu meluncur.
Sebuah energi berwarna biru pekat melesat ke arah Kaisar Wei An. Energi itu berbentuk pintu yang lebar, kemungkinan untuk menghindari sangatlah kecil.
Maka dengan nekad Kaisar Wei An menyambut serangan energi tersebut dengan energinya sendiri. Tubuhnya kini di selimuti aura berwarna merah darah.
"Bola Api Neraka "
"Wushh …"
Kedua tangannya di hentakkan secara bersamaan. Dua buah energi berbentuk bola membara menyambut serangan Shin Shui. Kedua tenaga besar dan dahsyat itu bertemu di tengah udara hingga menimbulkan ledakan yang amat keras.
"Duarr …"
Bumi bergetar. Langi bergemuruh. Keadaan semakin kacau.
Kaisar Wei An kini sudah turun ke tanah. Tapi sayangnya Shin Shui tidak memberikan kesempatan untuk beristirahat.
Dengan gerakan secepat kilat, ia sudah tiba di hadapan Kaisar Wei An. Tubuhnya meluncur cepat. Ia melayangkan serangan jarak jauh yang mengandung tenaga dalam sangat tinggi.
"Tapak Amarah Dewa …"
"Wushh …"
Gelombang berwarna emas membentuk tapak raksasa menyerang Kaisar Wei An dalam jarak dua puluh tombak. Kaisar itu berniat untuk menyambut serangan Shun Shui. Sayangnya ia telat dua tarikan nafas.
Dalam pertarungan pendekar kelas atas, terlambat sedikit saja bisa menentukan mati atau hidup.
Serangan Shin Shui dengan telak menghantam tubuhnya. Kaisar terpental sejauh lima belas tombak.
Kaisar Wei An memuntahkan darah segar. Tubuhnya benar-benar sakit. Ia berusaha bangkit berdiri lalu mengumpulkan tenaga dalam dengan jumlah besar. Setelah selesai, ia bersiap untuk menyerang sambil berteriak.
"Cahaya Matahari Menembus Surga …"
"Wushh …"
Serangan energi yang lima kali lebih kuat itu, melesat cepat bagaikan anak panah lebih dari busur. Di belakangnya terdapat Kaisar Wei An yang siap untuk menyerang Shin Shui kapan saja.
"Tapak Penghalang Badai …"
"Wushh …"
Shin Shui menjulurkan kedua tangannya. Dari tangan itu, keluar cahaya emas yang mengincar Kaisar Wei An.
Untungnya ia sudah mengetahui hal ini akan terjadi. Sehingga Kaisar Wei An pun menyambut serangan dahsyat Shin Shui dan membuat pertahanan dua lapis.
"Duarr …"
Ledakan barusan terdengar jauh besar beberapa kali lipat daripada sebelumnya. Shin Shui terpental sepuluh tombak, namun segera berdiri kembali. Sedangkan Kaisar Wei An sendiri terlempar lima belas tombak, ia masih berusaha untuk membuat kakinya bisa berdiri lagi.
Wajah Kaisar Wei An sedikit memucat. Sepertinya dia terluka dalam yang lumayan parah. Tetapi walaupun begitu, Kaisar Wei An tetap tidak mau mengalah. Justru menurutnya, Shin Shui sengaja mempermalukannya di depan banyak orang.
Dengan amarah yang sudah sebesar gunung itu, Kaisar Wei An mengeluarkan jurusnya yang sangat berbahaya. Jurus ini jarang ia gunakan sebab terlalu berbahaya. Tapi di depan Shin Shui, tanpa malu lagi ia segera mengeluarkan jurus tersebut.
"Burung Neraka Menghancurkan Bumi …"
"Wushh …"
Energi semerah darah mengarah kepada Shin Shui. Batu-batu kerikil beterbangan ke udara saat jurus itu keluar.
Shin Shui tidak mau tinggal diam lagi. Menghindar tidak bisa, mundur apalagi.
Pendekar Halilintar mulai menunjukkan taringnya. Ia berniat menyambut atau bahkan mungkin menyerang balik Kaisar Wei An.
"Tapak Bumi Halilintar…"
"Wushh …"
Semua orang menahan nafas. Mereka tahu bahwa ini adalah salah satu jurus gabungan dari Kitab Tapak Penghancur dan Kitab Halilintar. Tidak ada yang tidak merasa ngeri melihat kemarahan Shin Shui ini.
Bumi bergetar hebat. Gemuruh halilintar semakin terdengar menyeramkan. Kekuatan Tapak dan Halilintar bersatu, menerbangkan bebatuan. Setiap inci tanah yang terlewati, akan terangkat berkumpul menjadi satu kekuatan yang mengerikan.
Kaisar Wei An sendiri bergidik ngeri. Ia mengeluarkan delapan puluh persen tenaga dalamnya untuk menahan jurus dahsyat tersebut. Jurus yang lebih dahsyat daripada sebelumnya dia keluarkan lagi sebagai benteng pertahanan terkahir.
"Api Amarah Dewa …"
"Wushh …"
Sebuah jurus berwarna merah menyala muncul membentuk benteng setinggi puluhan tombak. Hawa panasnya terasa oleh semua orang.
"Glegarrr …"
Langit dan bumi lagi-lagi berguncang. Bagaikan badai yang besar, semua yang ada di halaman, hancur luluh berantakan. Benteng Kekaisaran roboh tidak karuan. Cekungan besar terjadi.
Kaisar Wei An terpental sejauh tiga puluh tombak. Tubuhnya berada di cekungan yang lebih besar. Bajunya koyak. Tubuhnya dipenuhi luka. Untung bahwa Shin Shui hanya mengeluarkan tenaganya sebanyak tujuh puluh persen, andai dia keluarkan semuanya, maka bisa di pastikan Kaisar Wei An sudah menemui Raja Akhirat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 447 Episodes
Comments
zevs
14
2024-04-09
0
arfan
818
2021-07-27
2
Revan Putra Necha
kaisar tidak tahu berterima kasih
2021-04-27
1