Episode 17

"My deepest heart trembles softly."

\~\~\~\~\~\~

"Ok, begini sudah cukup."

Ariya mengangkat hasil buku yang ia pilih itu dengan rasa bangga. Ia memang tampak kesusahan untuk memeluk semuanya, namun Ariya tetap bersikeras untuk mengambil seluruhnya.

Yazel yang melihat itu hanya terkekeh geli. Ia menatap lurus ke arah buku-buku yang diambil oleh Ariya, lalu menghitungnya dengan teliti. Di detik selanjutnya, Yazel melebarkan matanya.

"Dua puluh buku?" Yazel bertanya dengan alis yang terangkat.

Ariya mengangguk semangat. Diletakkannya setumpuk buku tersebut di atas lantai, kemudian melipat kedua tangannya di depan dada. "Aku bisa membaca semua ini dalam sehari saja."

"Serius?" Yazel berdiri, kemudian memandangi Ariya dengan tatapan heran.

"Iya." Ariya mengangguk dengan percaya dirinya. "Sekarang, kita akan pergi ke mana lagi?"

Yazel mengelus dagunya yang sedikit di tumbuhi oleh rambut-rambut halus, tampak berpikir sejenak. "Ke bioskop pribadiku? Untuk menikmati waktu?"

"Bioskop?"

"Iya."

Di detik selanjutnya, Yazel menjentikkan jarinya, sebelum tiba-tiba saja dua orang lelaki langsung mengetuk pintu ruangan dan masuk ke dalam. Ariya yang melihat itu hanya melebarkan matanya sedikit kagum. Ia menaruh seluruh buku tersebut di atas lantai begitu saja.

"Angkat dan bawa semua buku ini ke dalam kamarku," titah Yazel ketika kedua pria tersebut menundukkan kepalanya.

"Baik, Tuan."

Sepersekian detik selanjutnya, kedua lelaki itu langsung berjalan ke arah Ariya dan mengangkat setumpuk buku tebal tersebut. Setelah selesai, mereka segera bangkit dan keluar dari ruangan itu.

"Wow, kau bisa memanggil mereka hanya dalam satu jentikkan jari?"

Ariya bertanya dengan tatapan yang menunjukkan tanda tidak percayanya. Ia memandangi Yazel yang sedang berjalan ke arahnya dengan santai.

"Iya. Dan, sepertinya aku berencana untuk membuatmu mematuhiku seperti apa yang mereka lakukan padaku."

Mendengar itu, Ariya spontan mencebik dan mengubah tatapannya menjadi sorot yang tajam. "Oh, apa yang kau harapkan itu tidak mungkin terjadi, jerk!"

Yazel mengangkat alisnya sedikit tertarik, lalu menghentikan langkahnya di depan Ariya. "Oh, benarkah? Mari kita lihat saja, nanti."

Ariya memutar kedua bola matanya. "Jangan terlalu percaya diri."

"Ya, tapi ada satu hal yang perlu kau ketahui juga, Ariya."

Yazel mengeluarkan sihirnya, membuat Ariya bergerak secara otomatis ke samping Yazel. Pria itu kemudian berjalan, sementara Ariya mengikutinya dari samping.

"Apa! Bisakah kau melepaskan sihirmu itu? Dasar menyebalkan!" rutuk Ariya dan berusaha meronta.

Jujur saja, ia sudah muak dengan segala kelebihan milik Yazel. Pria itu bisa memaksanya melakukan sesuatu yang tidak disukainya, dan yang lebih parahnya lagi, Ariya tidak bisa melawan sedikit pun.

Kalau saja kekuatannya tidak diambil oleh Yazel secara paksa, Ariya pasti sudah menghancurkan pria itu hingga ke akar-akarnya.

Yazel hanya menunjukkan senyuman tipisnya, sebelum pria itu akhirnya memutuskan untuk melepaskan sihirnya dalam goyangan jari.

Ish, bahkan sekarang Ariya sudah merasa iri dengan kekuatan hebat yang dimiliki oleh para Dreta sepertinya. Rasanya dunia ini sangat tidak adil, mengingat makhluk jahat seperti mereka-lah yang malah memperoleh kekuatan yang sungguh luar biasa ini.

Sepertinya Tuhan sedang mengantuk saat sedang menciptakan makhluk-makhluk di dunia ini. Mungkin saja Sang Pencipta tanpa sengaja menjatuhkan cairan terkutuk yang luar biasa di tempat Dreta, sehingga akhirnya menciptakan makhluk buruk rupa yang sangat ditakuti oleh seluruh makhluk di dunia ini.

"Para maid yang bekerja di rumahku ini seluruhnya adalah makhluk yang pernah kuburu sebelumnya," jelas Yazel secara tiba-tiba saat mereka keluar dari ruangan, membuat Ariya sontak mengerutkan dahinya dan menoleh ke arah pria tersebut.

Tuh kan, mereka itu kejam.

Namun, sesaat setelah menyadari sesuatu, dahi Ariya semakin berkerut dalam. Tunggu dulu...

"Bukannya seluruh korban yang telah kalian buru itu pasti akan dibunuh?" tanya Ariya tidak mengerti. Well, mungkin begitulah kabar burung yang ia dengar selama ini. Setahunya itu, makhluk yang diculik oleh para Dreta tidak akan pernah selamat ataupun ditemukan lagi.

"Tidak. Beberapa korban yang aku rasa bermanfaat akan kutarik dan melatih mereka untuk mematuhi segala perintahku," jelas Yazel. "Seperti dua pria yang kau lihat tadi barusan. Mereka merupakan makhluk dari kaum werewolf yang sebenarnya sudah punah di dunia ini."

"Werewolf?" seru Ariya tanpa bisa menyebutkan rasa terkejutnya. Setahunya, kaum werewolf sudah punah sekitar lima puluh tahun yang lalu. Ada kabar juga jika penyebab kepunahan tersebut adalah perbuatan dari para Dreta.

"Iya. Kaum lemah yang pernah diburu olehku dulu," ucap Yazel dengan santai. "Aku mencabut semua kekuatan mereka karena aku merasa mereka adalah kaum yang cukup berguna bagiku."

Ariya sontak menggelengkan kepalanya dengan tidak percaya. Ternyata berita-berita tentang kepunahan werewolf dulu yang disebabkan oleh para Dreta memang benar. Sempat juga untuk beberapa waktu setelah kepunahan satu kaum itu, para makhluk yang lain panik, takut kalau kaum mereka-lah yang akan diserang oleh Dreta selanjutnya.

Dan, ternyata kepanikan tersebut sepertinya turun ke kaum peri. Ya, sesaat setelah kaum werewolf punah, nafsu para Dreta malah beralih ke kaum peri. Mereka tertarik dengan kecantikan dan kelemahan milik peri.

Setahun sejak kepanikan itu terus melanda para makhluk hidup, satu per satu peri di desa Ariya perlahan mulai menghilang. Kepanikan yang selama ini bergelayut manja di setiap kaum lain, ternyata dirasakan oleh kaum peri. Ada beberapa dari mereka yang diculik dan sudah dibunuh, bahkan ada kabar yang beredar jika darah peri tersebut diminum sampai habis tanpa menggunakan perasaaan sedikit pun.

Dan, mungkin itulah yang akan dirasakan oleh Ariya nantinya.

"Kenapa kau mencabut kekuatan mereka? Dan kekuatanku juga?" tanya Ariya dengan aneh. Ia sangat penasaran. Gadis itu tidak peduli lagi jika dirinya bisa saja mati di tangan seorang Dreta saat ini juga karena telah terlalu kepo.

"Entahlah." Yazel mengangkat bahunya dengan santai. "Cuma untuk koleksi saja."

Ariya seketika mendengus mendengar jawaban Yazel. Ternyata seorang Dreta sangatlah mudah untuk mengucapkan suatu kalimat, walaupun itu sudah menyangkut kematian seseorang.

Alih-alih merasa kesal, Ariya melemparkan pandangannya ke arah sekitar. Mereka masih saja berjalan, membuat Ariya mulai bertanya-tanya sebenarnya seberapa lebar kediaman milik Yazel ini.

Jujur saja, mereka sudah berjalan sedari tadi, namun entah kenapa mereka masih saja belum sampai di tempat tujuan yang dikatakan oleh Yazel barusan.

Baru saja Ariya hendak kembali bertanya, suara asing dari arah lain terdengar, membuat langkah mereka berdua terhenti. Ariya menoleh ke asal suara, begitu juga dengan Yazel.

"Yazel! I am home!"

Ariya mengerjapkan matanya sekali. Ia memandangi lelaki tersebut dengan tatapan heran. Setelahnya, ia melirik ke arah Yazel yang tiba-tiba terlihat sedang mematung di tempat.

"Kapan kau berada di dalam kediamanku?" tanya Yazel dengan nada yang dingin, membuat Ariya bertanya-tanya dalam hati apa yang membuat pria tersebut bersikap seperti itu.

"Barusan," ucap lelaki tersebut dan tersenyum manis. Ariya yang melihat itu seketika merasakan hatinya meleleh. Ia tidak pernah melihat laki-laki setampan dan semanis itu!

"Dan, oh? Siapa ini?"

Lelaki asing itu bertanya ketika menyadari kehadiran Ariya, membuat Ariya menggaruk kepalanya salah tingkah. Tatapannya terkunci pada wajah pria tersebut. Dari rambut, bentuk wajah, hingga mata hitamnya itu bahkan tercipta dengan sempurna.

Oh...

"Perempuan ini cantik juga. Aku mau dia."

Ariya seolah-olah kehilangan harga dirinya. Matanya tidak bisa berhenti menatap ke arah pria tampan tersebut. Mulutnya tanpa sadar terbuka dengan lebar, membuat pria itu terkekeh kecil melihatnya.

Uh, bahkan suara pria tersebut bisa membuat hati Ariya yang paling dalam bergetar dengan lembut.

"Aku juga mau kamu," balas Ariya tanpa sadar, membuat Yazel langsung melirik perempuan tersebut dengan tatapan tajam.

Ups.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!