Pagi harinya mereka sarapan bersama, di sana terlihat ada orang lain yaitu satu teman Raffa, dia menginap dirumahnya, dengan paksaan Sinta anak kelas tiga SMP itu akhirnya mau ikut sarapan bersama keluarga Icha.
Icha mengambilkan nasi di piring Al yang duduk disebelahnya, dan mengambilkan satu telur mata sapi kedalam piring Al. Menu sarapan pagi ini nasi goreng dengan telur mata sapi buatan Icha.
Mereka sarapan dengan khidmat, hanya suara dentingan sendok yang memenuhi ruang makan pagi ini.
Selesai sarapan Icha dan Al berpamitan pulang, karena mereka akan mampir ke pusat perbelanjaan terlebih dahulu sebelum pulang. Bermaksud membeli beberapa pakaian buat kerja Al, karena dia memang belum memiliki banyak kemeja yang pantas untuk bekerja.
Sesampainya di mall mereka langsung ketempat tujuan, mencari pakaian pria. Tak butuh waktu lama mereka sudah memilih beberapa kemeja dan juga jas serta sepatu fantofel.
Saat mereka berjalan untuk keluar dari mall, tiba-tiba ada seseorang yang menyerukan nama Al.
"Al!" seru orang tersebut, Al pun langsung mencari sumber suara itu. Ternyata seseorang yang pernah menjadi kekasihnya dulu.
"Oh jadi lo putusin Martha demi cewek ini, ck ck ck, gue gak nyangka aja, selera lo turun drastis. Gue dulu terima lo putusin gue karena lebih milih Martha, tapi sekarang lihat lo putusin Martha demi cewek kya gini, jauh dari gue sama Martha," gadis itu langsung mengomel setelah berada dihadapan Al dan Icha.
"Jaga omongan lo ya, gue mau milih siapa pun dalam hidup gue, itu bukan urusan lo Nasita!" ucap Al dengan geram.
"Ayo kita pergi," Al meraih tangan Icha lalu pergi meninggalkan gadis bernama Nasita itu bersama satu temannya.
"Gak usah dengerin omongan dia, Nasita itu emang gitu kalo ngomong," tutur Al setelah jauh dari Nasita.
"Tapi bener juga omongan gadis itu Al, aku gak ada apa-apanya dibanding dia dan Martha, mereka sama-sama cantik," ucap Icha tanpa beban, dia membenarkan ucapan Nasita.
"Sudah gak usah bahas mereka lagi, mereka masa lalu," ucap Al
Kini keduanya sudah berada diparkiran, Al meletakkan belanjaannya ke kursi mobil belakang sedangkan Icha langsung memasuki mobil. Setelah selesai Al juga ikut memasuki mobil. Lalu dia mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang.
"Itu tadi salah satu mantan kamu Al?" tanya Icha yang penasaran, karena setau dia gadis tadi tidak satu SMA dengannya.
"Iya, dia anak SMA sebelah, dia dulu temanku waktu SMP," jawab Al.
"Kok tau Martha?" tanya Icha lagi.
"Aku ceritain ya, dulu aku pacaran sama dia aku juga jadian sama Martha, entah ini kebetulan atau apa, ternyata mereka itu sepupu, mungin mereka saling curhat dan menunjukkan pacar mereka dan saat tahu ternyata pacar mereka sama, salah satu dari mereka mengajak ku bertemu," Al menjeda kalimatnya.
"Saat aku menunggu kedatangan Nasita waktu itu yang janjian sama aku, ternyata Nasita datang sama Martha, mereka menyuruh supaya aku memilih salah satunya, entah kenapa aku milih Martha, seperti itu lah kejadiannya, aku bener-bener udah nyakitin keduanya Cha," jelas Al.
"Tapi apa sih alasan kamu mempermainkan cewek kaya gitu?" tanya Icha, dia merasa geram juga dengan sikap Al.
"Entahlah Cha, sejak Mama bilang ke aku kalau ternyata aku sudah di jodohkan dan akan dipertemukan dengan jodohku itu ketika kita akan menikah, aku jadi manfaatin kesempatan untuk berpacaran dengan beberapa gadis, ya itu cuma main-main aja, gak ada satu pun yang aku sukai," Al berkata jujur.
"Asal kamu tau ya, walaupun aku berpacaran dengan beberapa gadis tapi aku gak pernah menyentuhnya, mencium pipinya saja gak pernah Cha, mungkin cuma pegangan tangan dan kebanyakan mereka yang agresif suka nyosor duluan," tambahnya lagi.
"Tapi kamu suka kan dicium mereka?" tanya Icha seperti mengejek.
"Gak! Biasa aja," jawab Al.
"Keliatan kalo bohong," Icha tak percaya dengan jawaban Al.
"Eh, kamu cemburu ya? Ngaku aja deh," Al melirik Icha sekilas sambil tersenyum.
"Mana ada? Gak ya, pede banget kamu," jawab Icha tenang, memang dia tak cemburu. Masalalu kenapa harus dicemburui, pikirnya.
"Berapa banyak gadis yang sudah kamu mainin Al?" tanya Icha sebelum Al kembali menggodanya.
"Entahlah aku lupa Cha, yang aku inget aku punya pacar sekaligus dua, terahir sama Nasita dan Martha itu, setelah itu aku terus nikah sama kamu," jawab Al.
"Dasar buaya," ucap Icha lalu memukul pundak Al dengan tas selempangnya.
Bugh
Pukulan itu tak berart apa-apa buat Al. Karena Icha memukul memang tidak keras.
"Eits jangan salah Cha, buaya itu lambang kesetiaan lho, di negara kita ini ada adat yang menggunakan roti buaya sebagai lambang kesetiaan saat acara adat pernikahan," Al memberi tahu.
"Masak sih?" Icha bertanya seakan tak percaya.
"Coba kamu cek di Internet, kalo gak percaya," titah Al.
"Nanti aja lah, males bukak hape," ucap Icha.
Keduanya pun melanjutkan bercerita sampai Al memberhentikan mobilnya, tetapi tidak didepan rumah melainkan di tempat lain.
"Kok berhenti disini Al?" tanya Icha heran.
"Kita mampir di taman aja dulu, di rumah mau ngapain coba, baru jam sepuluh," ucap Al lalu keluar dari mobil diikuti oleh Icha.
Keduanya duduk di kursi taman yang berada dibawah pohon, suasana yang panas menjadi sejuk karena banyak pepohonan di taman itu.
"Mau beli apa buat nemenin kita ngobrol disini?" tanya Al.
Icha mengedarkan pandangannya, mencari penjual makanan yang dia inginkan.
"Beli es cream enak sepertinya," ucap Icha.
"Boleh, kamu beli es cream satu aja, aku gak usah, aku mau ke sana beli makanan lain." Al menunjuk arah lain selain penjual es cream.
Keduanya pun membeli makanan di tempat yang berbeda. Setelah mendapatkan makanan yang mereka inginkan mereka kembali ke kursi taman yang tadi mereka duduki.
"Beneran kamu gak mau es creamnya Al?" tanya Icha.
"Iya, aku gak suka es cream Cha, es cream bahan dasarnya kan susu, sedangkan aku gak suka sama susu," jelas Al. Karena dia memang tidak menyukai susu sejak kecil.
"Oh gitu, beneran ini enak lho Al," Icha menyodorkan es creamnya kearah Al, tapi Al menutup mulutnya sambil geleng-geleng, saat mencium bau es cream tersebut.
"Maaf deh Al," ucap Icha menyesal.
Al mengangguk dan tersenyum.
"Kamu beli apa? Banyak banget?" tanya Icha saat melihat makanan yang di beli oleh Al.
"Lihat aja, aku beli buat kita berdua," ucap Al sambil mengambil sesuatu yang ada didalam kresek.
"Sosis bakar, kamu suka kan?" ucap Al sambil menyodorkan makanan itu pada Icha.
"Iya, makasih ya. Kita seperti piknik aja, banyak banget makanan yang kamu beli," ucap Icha.
"Anggap aja kita piknik saat ini," ucap Al sambil memakan sosis bakar yang dia beli.
"Tetep aja beda Al, kalo piknik gak di taman kota seperti ini, enaknya di taman yang lebih sejuk dari ini," ucap Icha.
"Kapan-kapan deh kita piknik yang sungguhan, ini buat refresing aja, dari pada kita di rumah, bosen kan?"
"Iya juga sih," Icha menyetujui pendapat Al.
"Cha makanan yang kamu suka dan nggak kamu suka apa?" tanya Al ingin tahu.
"Makanan apa aja aku suka, satu yang gak aku suka, kambing, semua makanan yang dari kambing aku gak suka Al, bahkan baunya saja aku sudah pusing," jawab Icha.
"Kalau aku gak suka susunya, kamu gak suka dagingnya ya," ucap Al.
Keduanya berbicara panjang lebar, bercerita tentang kehidupan mereka dahulu, mengenal satu sama lain. Canda tawa menghiasi perbincangan mereka. Tanpa mereka sadari ada sepasang mata yang melihat kedekatan mereka dengan linangan air mata.
Bersambung......
Buat yang suka karyaku mohon dukungannya dengan like dan komen ditiap Bab ya. Terimakasih atas dukungan kalian.😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
Nurlaela Ella
icha rubah penampilannya suoaya al jd bucin
2022-11-05
0
Devi Novitasari
👍👍👍
2022-03-01
0
Rusminisuyitno
Marta ngintip ya
2022-01-04
0