Malam hari pun tiba, keduanya sudah bersiap-siap akan pergi menemui Martha. Al melakukan itu supaya Icha tahu kalu dia sudah benar-benar memutuskan pacarnya.
Keduanya sudah di tempat tujuan, yaitu disebuah kafe yang lumayan banyak pengunjungnya, mengingat malam ini adalah malam minggu. Terlihat banyak pengunjung yang berpasangsan ada juga yang datang bersama sahabat-sahabat mereka.
Lima belas menit berlalu, tapi Martha belum terlihat batang hidungnya. Selama menunggu mereka berdua ngobrol santai.
Martha yang baru masuk kafe terkejut melihat Al tidak sendiri, tapi bersama seorang gadis dia tidak tahu siapa gadis itu karena duduknya membelakangi pintu masuk. Dia berjalan mendekati Al dan tambah terkejut ketika tahu siapa yang bersama Al.
"Al, kok ada dia?" tanya Martha sambil menunjuk Icha dengan ekor matanya.
Al hanya mengangguk sebagai jawaban.
Setelah Martha duduk, Icha berniat meninggalkan keduanya, memberi waktu pada mereka supaya lebih leluasa untuk bicara berdua.
"Al aku tinggal sebentar, akan ku beri waktu kalian bicara berdua, selesaikan masalahmu dengannya, aku percaya padamu," bisik Icha pada Al, lalu menepuk pundaknya.
Al mengangguk sebagai jawaban.
"Maaf aku tinggal ketoilet dulu ya," pamir Icha pada keduanya.
Setelah kepergian Icha, Martha lebih dulu bertanya.
"Al apa maksudnya kamu ngajakin aku ketemu malah kamu ajak dia?" tanya Martha.
"Dan sejak kapan kalian sedekat itu?" sebelum Al menjawab Martha sudah bertanya lagi.
"Maaf ya Tha, gue mengajak ketemuan itu tujuannya untuk ...." Al memotong ucapannya.
"Apa Al?" Martha penasaran karena Al tak kujung menyelesaikan ucapannya.
"Gue mau kita mengahiri hubungan ini," ucap Al dengan jelas.
"Apa?" Martha terkejut mendengar ucapan Al.
"Tapi alasannya apa Al? Aku gak mau kita putus, please jangan putusin aku Al." Rengek Martha dengan menggenggam tangan Al.
"Apa karena cewek tadi? Kamu sudah jadian sama dia iya? Apa sih kelebihannya? Bahkan aku lebih segalanya dari dia Al," Martha masih saja merengek.
"Kelebihan dia cuma satu, dia istri gue Tha," jelas Al.
Ucapan Al itu membuat Martha bertambah terkejut dan tidak percaya dengan ucapan itu.
"Kamu bohong kan Al?" selidik Martha, wajahnya sudah dipenuhi air mata.
"Gak, gue jujur. Selama ini gue udah banyak nyakitin dia dengan pacaran sama lo, jadi mulai sekarang gue akan merubah segalanya, dia begitu baik sama gue Tha," ucap Al.
"Apa kamu mencintai dia Al, sampai mau mutusin aku segala?" Martha masih belum terima dengan kenyataan yang ada.
"Cinta apa enggak gue sama dia, tetap saja hubungan kita ini gak dibenarkan. Coba saja lo berfikir jadi dia Tha, lo pasti sakit hati kan? Lagian gue juga udah gak cinta sama lo Tha, maafin gue tentang hal ini," ucap Al panjang lebar.
Martha dia, dia berfikir benar juga apa yang dikatakan Al, tapi disini dia juga jadi korban, dia juga sakit hati. Lalu dia harus gimana? Egoiskan apa membiarkan Al bahagia bersama istrinya?
Setelah cukup lama diam, Martha bersuara lagi. "Kenapa kalian menikah kalau tidak saling mencintai, dan sejak kapan kalian menikah, kenapa aku baru tau Al? Oh aku tahu pantas aja beberapa kali kamu chat aku salah ucap Cha. Itu terulang beberpa kali, tapi kenapa kamu gak jujur dari awal Al?" Air mata Martha masih saja bercucuran.
"Gue nikah karna persyaratan Mama mau berobat keluar Tha, sekitar tiga bulan lalu. Saat itu gue belum siap buat mutusin lo, tapi seiring berjalannya waktu gue sadar, semakin lama gue pacaran sama lo, gue semakin dalam nyakitin hati Icha, jadi muali sekarang gue akan belajar untuk mencintai Icha, karena dia istri gue," ucap Al menjelaskan.
"Oke aku ngerti, semoga kalian bahagia, aku akan berusahan untuk melupakanmu Al, aku pergi," ucap Martha lalu dia beranjak pergi dari kafe.
Martha masih saja menangis saat berjalan kelaur kafe, diluar ada Alvian yang sengaja Al undang untuk menenangkan Martha.
"Martha!" Alvian memanggil Martha sambil melambaikan tangan, dan Martha pun langsung menghampiri Alvian, dia langsung memeluk Alvian.
"Lo yang sabar ya, gue tau ini berat Tha, kita sama, sama-sama patah hati," ucap Alvian menenangkan Martha.
Martha tidak menjawab, dia masih saja menangis, lalu Alvian menuntun Martha untuk masuk mobil dan mengantarnya pulang, karena tadi dia sengaja menaiki taksi supaya pulangnya diantar oleh Al. Tapi kenyataannya malah menyakitkan.
▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎
Disisi lain, setelah Martha pergi Icha yang sedari tadi duduk agak jauh melihat Al dan Martha dia pun kembali menghampiri Al.
"Aku tau kamu berat melakukan ini, kamu masih menyukai Martha kan? Gak papa aku ngerti, memang ini harus dilakukan, karena semkin lama kamu menundanya, maka sakitnya akan semakin dalam," ucap Icha setelah duduk disebelah Al. Tangannya mengelur punggung suaminya itu.
"Aku kan sudah bilang, aku gak menyukai Martha, aku cuma kasian aja sama dia, disini aku yang salah Cha, kalian yang jadi korban," ucap Al.
"Kenapa aku gak dari dulu berfikir seperti ini Cha, dulu aku selalu mempermainkan cewek, sekarang aku baru sadar setelah aku melihat kamu terluka," ucapnya lagi, karena waktu di Singapura itu Al tahu kalau Icha terluka karena sikapnya. Farhan juga mengatakan hal yang sama ketika mereka berdua berbicara sebelum pulang ke Indonesia.
"Kata siapa aku terluka?" tanya Icha heran.
"Gak udah bohong, aku tau Cha kamu cemburu kan?" ucap Al sambil menaik turunkan alisnya.
"Gak tu," Icha menggelengkan kepalanya.
"Kak Farhan sudah cerita semuanya," ucap Al, lalu menatap Icha dengan tersenyum.
Sedangkan Icha, mukanya memerah karena malu. Dia juga geram kenapa Farhan malah menceritakan semuanya pada Al.
"Udah gak usah malu gitu Cha, aku suka kalu kamu cemburu, itu tandanya kamu sayang sama aku. Makasih ya Cha, padahal aku selalu mengecewakanmu, tapi kamu masih mau menyayangiku. Kamu memang patut aku pertahankan Cha," ucap Al lalu dia meraih tangan Icha untuk digenggam.
Sedangkan Icha, dia merasa terharu mendengar ucapan Al, sekaligus bahagia. Meski Al mengatakan kalu dia belum menyukai Icha, tapi Icha merasa yakin kalau dihati kecil Al sudah ada rasa cinta untuknya.
"Kok malah nangis sih? Ada yang salah dari ucapanku?" tanya Al heran karena Icha malah meneteskan air mata.
Icha menggeleng lalu tersenyum.
"Aku menangis karena bahagia," ucapnya.
Lalu Icha memeluk Al, seakan dia tidak merasa jika mereka sekarang menjadi pusat perhatian banyak orang. Setelah sadar akan perbuatannya, Icha pun melepaskan pelukan tersebut.
"Kenapa?" tanya Al.
"Kita jadi artis dadakan, aku malu Al, ayo kita pergi sekarang," ucap Icha.
Al tersenyum saat melihat sekelilingnya, ternyata benar banyak yang memperhatikan keduanya.
"Kita lanjut dirumah ya," ucap Al.
Bugh
Icha memukul lengan Al, karena mendengar ucapannya. Sedangkan Al hanya tertawa, karena pukulan Icha tidak terasa apa-apa baginya.
"Yaudah, kita cari tempat lain untuk makan malam kalau kamu malu disini," ucap Al, lalu dia meraih tangan Icha, menuntunya keluar dari kafe tersebut.
Sebelum pergi, Al menaruh uang satu lembar ratusan ribu untuk membayar minuman mereka.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
Fitri Gendingan
gk seru... masa semudah itu martha mau d putusin..?
2024-05-26
0
Elizabeth Zulfa
lah kok Alvin juga ikutan patah hati sih Thor... dia suka ma Icha kah ??
2023-10-06
1
☠ᵏᵋᶜᶟ⏤͟͟͞R❦🍾⃝ͩɢᷞᴇͧᴇᷡ ࿐ᷧ
Sama² patah hati? alviannn demen ama ichaaaaaa kahhhh
2022-10-07
0