DMS 7

"Al," Al menoleh kearah sumber suara dan terkejut saat tahu siapa yang memanggilnya.

"Alvian?" Al terlihat gugup setelah melihat keberadaan sahabtnya itu. Yang membuatnya gugup karena ada Icha diantara mereka, setahu Alvian dia dan Icha tidak begitu dekat, bahkan Al sering mengomentari penampilan Icha yang kampungan, bahkan suka membully gadis itu.

"Kok sama dia?" bisik Alvian yang tentunya hanya didengar oleh Al.

"Mereka anak teman Papa," jawab Al, tidak salah bukan jika Al berkata demikian? Karena memang mereka anak teman Papanya. Lalu dia memperkenalkan satu sama lain. Tentunya selain Icha karena sudah pasti Icha mengenal Alvian.

"Ikut gabung sini aja, biar tambah rame," ajak Farhan pada Alvian.

"Makasih Mas," jawab Alvian lalu dia duduk dikursi dekat Al.

"Jangan panggil gue Mas, geli dengernya, hahaha," ucapan itu pernah juga didengar oleh Al.

"Dia paling gak suka dipanggil Mas, mungkin nanti istrinya saja yang boleh panggil Mas," celetuk Al asal bicara.

"Nah itu yang gue maksud," Farhan pun membenarkan ucapan Al.

Alvian hanya nyengir saja menanggapi ocehan keduanya, juga merasa sedikit heran karena Al terlihat akrab dengan Farhan. Selama berteman dengan Al, dia tidak pernah mendengar nama Farhan sebelumnya. Alvian jadi kepo.

"Betewe lo kesini sendiri? Ngapain?" tanya Al pada Alvian.

"Gue enhgak sendiri, biasa ngantar nyokap sama adek gue nyalon, dari pada gue harus nunggu mereka di salon mending gue cari makan aja, bisa jamuran kalo nunggu mereka," jawab Alvian panjang lebar.

"Gue kira lo kencan sama pacar lo, ha-ha," Al tertawa mengejek Alvian.

"Sialan lo!" seru Alvian seraya menendang kaki Al dibawah meja.

"Duh," bukan Al yang mengaduh melainkan Raffa.

"Eh, maaf salah tendang ya, padahal kaki gue punya mata, tapi kok bisa salah tendang sih," Alvian menyengir.

Ha-ha-ha-ha ...

Al menertawakan sahabatnya itu.

Icha dari tadi hanya diam menyimak tiga pemuda itu bercanda, dan kadang mengolok. Sedangkan Raffa dia asyik memainkan ponselnya, entah apa yang sedang ia lakukan? Berbalas pesan dengan temannya atau ngegame, tidak ada yang tahu.

Di tengah-tengah obrolan mereka, ponsel Alvian berbunyi dan setelah mengangkat telfon Alvian pun berpamitan, karena Mama dan adiknya sudah selesai nyalon.

Setelah kepergian Alvian, mereka berempat pun memutuskan untuk pulang, karena hari sudah semakin sore.

Malam harinya, setelah berkutat dengan buku pelajaran, karena besok mereka harus sekolah. Icha pun mendekati Al.

"Al kamar sebelah itu biasanya siapa yang nempatin?" tanya Icha saat sudah berada didekat Al.

"Gak ada, itu kamar tamu," jawab Al tanpa menoleh, ia masih sibuk dengan ponselnya.

Tanpa membalas ucapan Al, Icha pun bergegas keluar kamar dan menuju kamar sebelah yang katanya kamar tamu. Dia berniat buat tidur di kamar itu, karena dia tidak mau mengulang kejadian semalam. Icha berani tidur di sana juga karena orang tua Al tidak ada dirumah, kalu mertuanya ada sudah dipastikan Icha lebih memilih tidur disofa yang sempit itu.

Al mendengar kepergian Icha, karena terdengar suara pintu di buka. Tetapi dia tidak memperdulikan, dia pikir Icha akan kedapur untuk mengambil minum. Tapi setelah beberapa lama tak mendapati Icha masuk kamar, Al pun jadi kepikiran, kemana perginya Icha?

Lalu Al bangkit dan keluar kamar, ia akan menuruni anak tangga berniat mencari Icha. Tapi niatnya dia urungkan saat mendengar ada suara di dalam kamar tamu sebelah kamarnya.

"Iya Pa, kami baik-baik disini, jangan cemas, salam buat yang lain ya Pa, Wa'alaikumsalam,"

Sepenggal ucapan Icha yang didengar oleh Al, lalu dia membuka pintu kamar tersebut dan mendapati Icha tidak berjilbab dan hanya memakai celana di atas lutut serta kaos pendek.

Tadi Icha sebelum keluar kamar memang mengabil baju ganti dulu, karena merasa gerah jika harus tidur berjilbab, seperti yang dia lakukan kemarin saat tidur satu kamar dengan Al. Di kamar ini Icha terlihat bebas, karena tidak ada Al, di kamar hanya ada dia saja.

Icha belum menyadari keberadaan Al, karena dia duduk memunggunginya. Saat Icha melepas ikatan rambutnya yang hitam dan panjang, saat itu juga Al bersuara.

"Ngapain lo disini?" tanya Al.

Icha kaget mendengar ada orang yang berbicara dibelakangnya, sontak dia langsung menoleh dan mendapati Al berdiri dengan jarak dua meter dari dirinya.

"Al... Ngapain kamu masuk? Aaaa..." Teriak Icha histeris, karena dia malu dengan penampilannya sekarang.

"Brisik, diem!" seru Al, karena Icha masih saja menjerit.

"Aku sudah ternodai, aaaa...." teriak Icha lagu.

"Cha diam!" seru Al.

Mendengar nada yang begitu tinggi keluar dari bibir Al, Icha pun menghentikan jeritannya, lalu dia meraih selimuat dan menutupi tubuhnya dengan selimut.

"Jangan lebay deh lo, gue enggak nafsu liat lo," ucap Al

Icha hanya diam, masih di dalam selimutnya.

"Lo mau tidur disini?" tanya Al sambil menaikkan sebelah alisnya.

"Iya," ucap Icha singkat dan jelas.

"Terserah lo lah, tapi inget boleh tidur sini kalo enggak ada orang tua gue, kalo ada harus tidur di kamar, gue enggak mau disalahin sama mereka," Al memperingati.

"Iya aku tau, udah sana kamu keluar," usir Icha pada Al.

Al pun keluar kamar itu dan kembali kekamarnya.

▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎

Pagi harinya, mereka pun bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah. Al baru sadar saat melihat penampilan Icha, berbeda dengan saat di rumah. Disekolah Icha terlihat cupu karena kacamata yang dia kenakan, sedangkan dirumah Icha terlihat tidak mengenakan kaca mata. Ternyata Al baru menyadari sekarang.

"Jelek banget sih penampilan lo," Al mengomentari penampilan Icha.

Sedangkan Icha, dia bingung apanya yang jelek, saat ke sekolah penampilannya seperti itu.

Seakan mengerti dengan kebingungan Icha, Al pun berkata, "Kacamata lo itu." Al menunjuk kacamata Icha dengan telunjuknya.

Lalu hal tak terduga pun terjadi, Al mendekati Icha dan mengambil kacamatanya.

"Nah gini kan lebih baik. Ini bukan kacamata mines, kan?" tanya Al sambil menggoyang-goyangkan kacamata ditangannya.

"Bukan, sini ah aku enggak pede tanpa itu," Icha berusaha mengambil kacamata tersebut, tapi nihil karena Al mengangkatnya tinggi-tinggi.

"Gak usah dipake, jangan protes!"

Lalu Al memasukkan kacamata tesebut ke dalam tempat sampah. Icha yang melihat itu hanya bisa melonggo, karena tidak bisa menyelamatkan kacamatanya.

"Satu lagi, kesekolah lo berangkat sendiri, gue enggak mau semua anak tau kalo kita udah nikah," ucap Al sewot.

"Iya ya, siapa juga yang mau berangakt bareng kamu? Aku mau berangkat sendiri naik angkot," balas Icha tak kalah sewot.

"Di sini enggak ada angkot, kalo mau naik angkot jalan dulu satu kilo dari sini," ternyata Al masih mempedulikan Icha, karena mau memberitahu kebenaran.

"Lo pake mobil aja, mobil lo juga di sini kan?" tambahnya lagi.

"Iya deh, makasih udah kasih tau," suara Icha sudah terdengar biasa tidak sinis lagi.

Lalu keduanya turun dan sarapan bersama. Karena makanan sudah disiapkan oleh pembantu.

Setelah sarapan, mereka pun berangkat ke sekolah dengan mengendarai kendaraan masing-masing. Al memakai motor kesayangannya sedangkan Icha menggunakan mobil pemberian ayahnya yang jarang dia pakai.

Saat sampai disekolah, semua memandang Icha ketika dia turun dari mobil karena Icha memang tidak pernah kesekolah membawa mobilnya, dan lebih terkejut saat melihat penampilan Icha tanpa kacamata tebalnya.

"Nah gini kan cantik Cha," ucap Nayla mengomentari.

"Eh tumben lo bawa mobil sendiri? Kepo gue?" tanya Nayla penasaran.

"Di paksa," jawab Icha dengan singkat.

"Di paksa untuk kebaikan Cha, lepas kacamata juga di paksa?" tanya Nayla lagi.

Icha hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Siapa yang maksa?" Nayla penasaran juga, karena Icha mau menuruti kemauan orang itu.

"Sua... eh maksudku Mama, iya Mama yang maksa," ucap Icha gugup, hampir saja dia mengatakan suami.

Tapi Nayla bukan tipe cewek yang mudah percaya, apalagi Icha menjawab dengan gugup.

Nayla berhenti dan menarik Icha untuk berhadapan dengannya. Karena mereka sedari tadi mengobrol sambil berjalan. Sepanjang jalan banyak yang mengomentari penampilan baru Icha.

Nayla menatap mata Icha lekat, mencari kebenaran di dalam bola matanya.

"Cha, kamu buka tipe orang yang bisa berbohong, jawab jujur sama aku Cha," Nayla memaksa Icha buat berkata jujur.

Icha menghela nafas panjang, dia sudah bisa nebak sebelumnya, kalau Nayla tidak bisa dia bohongi. Mereka sudah cukup lama bersahabat tepatnya dari SMP.

"Ntar aku ceritain, sekarang kita ke kelas, ini sudah mau bel masuk," putus Icha karena tidak mau ketinggalan pelajaran, jika harus menjelaskan sekarang.

"Oke nanti saat istirahat, aku tunggu kejujuranmu," Nayla mengalah karena memang benar ucapan Icha kalau bel masuk akan segera berbunyi.

Bersambung.....

Terpopuler

Comments

⏤͟͟͞R❦🍾⃝ͩɢᷞᴇͧᴇᷡ☠ᵏᵋᶜᶟ ࿐ᷧ

⏤͟͟͞R❦🍾⃝ͩɢᷞᴇͧᴇᷡ☠ᵏᵋᶜᶟ ࿐ᷧ

lahhh tak kirainnn pacarnya al, taunyaaa lakikkk tohhh wkwk

2022-10-06

0

Bsaparudin

Bsaparudin

teringat kisah gita cinta anak SMA

2022-02-21

0

Lisdayanti Londak

Lisdayanti Londak

ntar bnyak cowok yg naksir ma Icha,, baru Al menyesal

2021-12-10

0

lihat semua
Episodes
1 DMS 1
2 DMS 2
3 DMS 3
4 DMS 4
5 DMS 5
6 DMS 6
7 DMS 7
8 DMS 8
9 DMS 9
10 DMS 10
11 DMS 11
12 DMS 12
13 DMS 13
14 DMS 14
15 DMS 15
16 DMS 16
17 DMS 17
18 DMS 18
19 DMS 19
20 DMS 20
21 DMS 21
22 DMS 22
23 DMS 23
24 DMS 24
25 DMS 25
26 DMS 26
27 DMS 27
28 DMS 28
29 DMS 29
30 DMS 30
31 DMS 31
32 DMS 32
33 DMS 33
34 DMS 34
35 DMS 35
36 DMS 36
37 DMS 37
38 DMS 38
39 DMS 39
40 DMS 40
41 DMS 41
42 DMS 42
43 DMS 43
44 DMS 44
45 DMS 45
46 DMS 46
47 DMS 47
48 DMS 48
49 DMS 49
50 DMS 50
51 DMS 51
52 DMS 52
53 DMS 53
54 DMS 54
55 DMS 55
56 DMS 56
57 DMS 57
58 DMS 58
59 DMS 59
60 DMS 60
61 DMS 61
62 DMS 62
63 DMS 63
64 DMS 64
65 DMS 65
66 DMS 66
67 DMS 67
68 DMS 68
69 DMS 69
70 DMS 70
71 DMS 71
72 DMS 72
73 DMS 73
74 DMS 74
75 DMS 75
76 DMS 76
77 DMS 77
78 DMS 78
79 DMS 79
80 DMS 80
81 DMS 81
82 DMS 82
83 DMS 83
84 DMS 84
85 DMS 85
86 DMS 86
87 DMS 87
88 DMS 88
89 DMS 89
90 DMS 90
91 DMS 91
92 DMS 92
93 DMS 93
94 DMS 94
95 DMS 95
96 DMS 96
97 DMS 97
98 DMS 98
99 DMS 99
100 DMS 100
101 DMS 101
102 DMS 102
103 DMS 103
104 DMS 104
105 DMS 105
106 DMS 106
107 DMS 107
108 DMS 108
109 DMS 109
110 DMS 110
111 DMS 111
112 Pengumuman
113 DMS 112
114 Extra Part 1
115 Extra Part 2
116 Extra Part 3
117 Extra Part 4
118 Extra Part 5
119 Extra Part 6
120 Extra Part 7
121 Extra Part 8
122 Surat Cinta
123 Extra Part 9
124 Curhat
125 Extra Part 10
126 Extra Part 11
127 Extra Part 12
128 Inpoh
129 SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI
130 NEW INFO
131 New Info
132 Bukan Noda Hitam
133 Langit Bumi
134 Segenggam Rasa
135 Novel Gratis Baru
Episodes

Updated 135 Episodes

1
DMS 1
2
DMS 2
3
DMS 3
4
DMS 4
5
DMS 5
6
DMS 6
7
DMS 7
8
DMS 8
9
DMS 9
10
DMS 10
11
DMS 11
12
DMS 12
13
DMS 13
14
DMS 14
15
DMS 15
16
DMS 16
17
DMS 17
18
DMS 18
19
DMS 19
20
DMS 20
21
DMS 21
22
DMS 22
23
DMS 23
24
DMS 24
25
DMS 25
26
DMS 26
27
DMS 27
28
DMS 28
29
DMS 29
30
DMS 30
31
DMS 31
32
DMS 32
33
DMS 33
34
DMS 34
35
DMS 35
36
DMS 36
37
DMS 37
38
DMS 38
39
DMS 39
40
DMS 40
41
DMS 41
42
DMS 42
43
DMS 43
44
DMS 44
45
DMS 45
46
DMS 46
47
DMS 47
48
DMS 48
49
DMS 49
50
DMS 50
51
DMS 51
52
DMS 52
53
DMS 53
54
DMS 54
55
DMS 55
56
DMS 56
57
DMS 57
58
DMS 58
59
DMS 59
60
DMS 60
61
DMS 61
62
DMS 62
63
DMS 63
64
DMS 64
65
DMS 65
66
DMS 66
67
DMS 67
68
DMS 68
69
DMS 69
70
DMS 70
71
DMS 71
72
DMS 72
73
DMS 73
74
DMS 74
75
DMS 75
76
DMS 76
77
DMS 77
78
DMS 78
79
DMS 79
80
DMS 80
81
DMS 81
82
DMS 82
83
DMS 83
84
DMS 84
85
DMS 85
86
DMS 86
87
DMS 87
88
DMS 88
89
DMS 89
90
DMS 90
91
DMS 91
92
DMS 92
93
DMS 93
94
DMS 94
95
DMS 95
96
DMS 96
97
DMS 97
98
DMS 98
99
DMS 99
100
DMS 100
101
DMS 101
102
DMS 102
103
DMS 103
104
DMS 104
105
DMS 105
106
DMS 106
107
DMS 107
108
DMS 108
109
DMS 109
110
DMS 110
111
DMS 111
112
Pengumuman
113
DMS 112
114
Extra Part 1
115
Extra Part 2
116
Extra Part 3
117
Extra Part 4
118
Extra Part 5
119
Extra Part 6
120
Extra Part 7
121
Extra Part 8
122
Surat Cinta
123
Extra Part 9
124
Curhat
125
Extra Part 10
126
Extra Part 11
127
Extra Part 12
128
Inpoh
129
SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI
130
NEW INFO
131
New Info
132
Bukan Noda Hitam
133
Langit Bumi
134
Segenggam Rasa
135
Novel Gratis Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!