"Eits mau ngapain?" tanya Al
"Mau tidurlah," jawab Icha sekenanya.
Baru pukul sembilan malam, tapi Icha sudah merasa mengantuk. Karena setelah mengobrol dengan mertuanya siang tadi, dia langsung mengemasi pakaiannya juga punya Al. Makanya tubuhnya sedikit kelelahan.
"Siapa yang suruh lo tidur disini?" tanya Al dengan menaikkan satu alisnya.
"Terus aku tidur dimana dong?" bukan menjawab Icha malah kembali bertanya.
Al menunjukkan jarinya kearah sofa panjang yang berada di kamarnya. "Di sana,"
"Kemarin kamu aja aku ijinin tidur di ranjangku, kenapa sekarang aku harus tidur di sofa?" gerutu Icha, tapi dia tetap menuruti apa kata Al.
"Itu sebagai hukuman tadi pagi," ucap Al mengingat kejadian tadi pagi yang membuat kekasihnya marah.
"Jadi dia masih inget aja kejadian tadi pagi? Menyebalkan harus tidur di sofa begini, apa badanku gak remuk entar," gerutu Icha yang tidak didengar oleh Al.
Meskipun merasa dongkol, tetap saja Icha tidur di sofa dan tidak butuh waktu lama Icha pun sudah terlelap.
Sedangkan Al, dia sedang beremsraan di telfon dengan kekasihnya. Sebenarnya dia menyuruh Icha tidur di sofa karena tidak mau ketahuan oleh kekasihnya saat mereka videocall. Sudah menjadi kebiasaan Al ketika malam selalu videocallan dengan pacarnya.
Sampai hampir tengah malam, Al masih saja bertelfon mesra dengan kekasihnya. Tiba-tiba terdengar suara benda jatuh.
Bugh
"Akhhh!" teriak Icha, karena dia terjatuh ke lantai. Lalu dia bangun seraya memegangi kepalanya yang terasa ngilu karena mencium lantai.
Sedangkan Al, dia sedikit bingung mau menjelaskan apa pada kekasihnya, saat mendengar teriakan Icha. Setelah beralasan yang membuat pacarnya percaya, Al pun mematikan ponselnya dan menghampiri Icha dengan tawa menghiasi bibirnya.
"Rasain, itu balasan tadi pagi," ucap Al masih menertawakan Icha.
"Al, aku tidur disana ya please, nanti kalo jatuh lagi kan enggak lucu Al," ucap Icha memelas.
"Lo itu di sekolah aja pendiam, padahal aslinya crewet ya," bukannya mengomentari ucapan Icha, Al justru mengomentari hal lain. Lalu Al berjalan melewati Icha dan masuk kamar mandi.
Kesempatan buat Icha untuk pindah ke ranjang, karena Al tidak ada di sana. Icha segera berlari ke arah ranjang dan memberi bantal guling ditengahnya, lalu dia menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut. Padahal dia tidur sudah memakai jilbab, pasti rasanya panas banget.
Saat Al keluar dari kamar mandi dia terkejut melihat Icha sudah pindah keranjang tanpa seijinnya.
"Siapa suruh lo tidur disini woy!" seru Al seraya menarik selimut Icha, tapi tidak berhasil.
"Cha, gue tau lo belom tidur, ayo pindah, gue mau vecenan sama pacar gue lagi." Al masih setia menarik selimut Icha.
"Bodoamat," hanya itu kata yang keluar dari mulut Icha di dalam selimut.
"Ck, terserah lo lah," akhirnya Al nyerah dan Icha bisa bernafas lega mendengar ucapan Al.
Tanpa banyak kata, Icha pun langsung tidur, dan Al dia mengurungkan niatnya menghubungi kekasihnya lagi, dia lebih memilih berkirim pesan saja.
▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎
Pagi harinya setelah sarapan, meraka pun pergi ke bandara untuk mengantar kedua orang tua mereka yang akan ke Singapur. Di bandara sudah terlihat ada Papa, Mama serta kakak dan adiknya Icha. Karena ini hari minggu jadi Raffa adiknya Icha tidak sekolah, eh termasuk juga Icha dan Al tentunya.
"Al jaga Icha ya, sekarang dia tanggungjawab kamu, jangan sekali-kali kamu menyakiti hatinya," pesan Davit pada putranya.
"Iya Pa, aku akan jagain Icha," jawab Al.
"Dan ingat ya Nak, kalian masih sekolah jadi jangan melakukan hal itu dulu," tambah Davit.
"Apaan sih Pa, jangan dibahas lagi, itu kan sudah kita bicarakan," ucap Al.
Sedangkan Icha, dia tidak paham dengan apa yang sedang dibicarakan suaminya dengan Papa mertuanya. Jadi dia memilih diam saja.
"Cha kalo Al nyakitin kamu, bilang sama Mama dan Papa ya," ucap Dina lalu mengelus kepala Icha yang tertutup jilbab.
"Iya Ma, Mama di sana semangat berobatnya ya, supaya cepat sembuh dan kita bisa kumpul lagi," ucap Icha penuh harap.
"Pasti Cha, Mama juga pengen liahat cucu Mama, pengen main sama mereka suatu saat nanti," ucap Dina, seketika membuat wajah Icha memerah karena malu.
"Tapi jangan sekarang, nanti kalau sudah lulus sekolahnya ya," tambah Dina lagi.
"He-he, iya Ma," jawab Icha masih malu-malu.
"Sebentar lagi pesawat kita akan terbang, jadi kami harus masuk dulu untuk cek in. Kalian baik-baik di rumah ya," ucap Davit
Kemudian mereka pun saling bersalaman dan berpelukan, terlihat ada sedikit kesedihan diwajah Al dan Icha menyadari akan hal itu. Dia pun ikut sedih, tapi pastinya tak sesedih Al.
Setelah selesai bersalam-salaman dan berpelukan, ke empat orang tua mereka pun masuk ke dalam bandara, sedangkan anak-anak mereka masih setia berdiri disana, sampai omongan seseorang mengalihkan pandangan mereka.
"Ayo pulang, kita nonton aja gue yang traktir deh," ucap Farhan mengajak mereka pergi dari bandara.
"Males ah, aku mau pulang aja, silahkan kalo Kak Farhan mau nonton, kita pulang ya Al," bujuk Icha pada Al.
"Gue mau ikut Kak Farhan aja, dari pada ngapain dirumah," ternyaya Al malah menyetujui penawaran Farhan.
"Dek, anter Kak Icha ke gramed yuk, biar mereka berdua aja yang nonton," pinta Icha pada adiknya Raffa.
"Males ah, Kak Icha suka lama kalo ke gramed aku sampai jamuran nungguinnya," ternyata tidak ada yang mendukung rencan Icha.
Icha pun pasrah mengikuti mereka kesebuah mall menuju bioskop untuk menonton film. Sebenarnya Icha tidak begitu suka dengan film, tapi mau bagaimana lagi, dari pada dia pulang sendirian.
Selama acara film berlangsung, Icha hanya memainkan ponselnya tidak berani menatap layar besar didepannya, karena ternyata yang ditonton mereka adalah film horor. Mana Icha berani nonton film seperti itu.
Farhan tertawa melihat ekspresi adiknya yang cemberut dan tidak berani melihat layar, karena dia tahu kalau Icha paling takut film horor.
Sedangkan Al hanya bisa menerka-nerka apa yang terjadi pada Icha, dia berfikir kalau Icha masih bete karena tidak di antar ke gramed.
Setelah film selesai mereka semua menuju ke sebuah restoran yang berada didalam mall tersebut, berniat untuk makan siang karena memang ini waktunya sudah siang dan mereka semua sudah kelaparan.
"Setelah makan antar aku ke gramed ya Al, please. Aku tau kalo ajak Kak Farhan pasti nolak," ucap Icha setelah mereka memesan makanan.
"Jangan mau Al, biar dia sendiri aja kesananya, paling yang dia pilih novel, sambil milih sambil baca jadi lama," ucap Farhan.
Icha hanya mendengus sebagai tanda kekesalannya pada Kakak tercintanya. Lalu dia diam tanpa mau berkata sambil mendengarkan Al dan Farhan mengobrol ringan.
Tak berapa lama pun makanan sudah disajikan diatas meja oleh pelayan restoran. Kemudian mereka pun makan siang bersama.
Tiba-tiba ada seseorang yang menghampiri mereka.
"Al," Al menoleh ke arah sumber suara dan terkejut saat tahu siapa yang memanggilnya.
Bersambung......
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Mohon dukungannya ya, dengan cara Like dan komen. Makasih...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
☠ᵏᵋᶜᶟ⏤͟͟͞R❦🍾⃝ͩɢᷞᴇͧᴇᷡ ࿐ᷧ
nah lohhh pacarnya al nihhh pastii datangg🤣🤣
2022-10-06
0
Rizal dody Zakaria
next
2022-05-24
0
Rusminisuyitno
siapa tu yang datang????
2022-01-04
0