Setelah makan malam, Icha sengaja belajar dikamar tamu yang dia pakai kemarin malam, karena tidak mau di ganggu oleh Al.
Sedangkan Al belajar dikamarnya.
Saat Icha sedang serius membuat tugas, pintu kamar diketuk dari luar, sengaja dia mengunci pintu takut kejadian kemarin terulang lagi.
Icha membukakan pintu dan nampak Al didepan pintu tersebut.
"Ada apa? Ada yang bisa ku bantu?" tanya Icha setelah membuka pintu.
"Kamu tadi bilang apa sama Mama? Kok Mama marah-marah?" tanya Al.
"Tadi Mama cuma nanyain kamu, ya aku jawab jujur, kalo kami belum pulang," jawab Icha dengan santai, karena memang dia tak bersalah pikirnya.
"Pantes aja Mama marah, lain kali pake alasan apa gitu. Mama kira gue nelantarin lo," jelas Al.
"Tapi aku udah jelasin alasannya kok," bela Icha.
"Ya, tetap aja Mama gak terima alasan apapun, Mama maunya kita berangkat dan pulang sekolah bareng," ucap Al.
"Kenapa gitu? Kalo satu sekolah tau kita udah nikah gimana kalo kita berangkat bareng?" tanya Icha heran.
"Ya jangan sampai tau lah, yaudah besok berangakat bareng, ntar lo gue turunin diperempatan dekat sekolah," putus Al
"Iya deh aku ngikut aja," jawab Icha.
Lalu Al berbalik kembali ke kamarnya, tapi dia jadi teringat sesuatu dan kembali menuju kamar Icha.
"Tunggu Cha," ucap Al dengan sedikit teriak
"Apa lagi si?" Icha mengurungkan niatnya untuk menutup pintu.
"Bantuin gue ngerjain tugas Matematika ya, gue paling males pelajaran itu, tapi gurunya paling nyeremin," Al memohon pada Icha.
Icha tersenyum mendengar ucapan Al yang seperti anak kecil. Lalu dia mengagguk.
"Baik lah, mau dimana ngerjainnya?" tanya Icha.
"Dikamar gue aja," ucap Al lalu dia jalan lebih dulu, sedangkan Icha kekamar sebelah untuk mengambil bukunya, karena tugasnya juga belum selesai.
Meskipun jurusan mereka berbeda IPA dan IPS tetapi Icha dengan mudah mempelajari Matematika anak IPS. Setelah dia sendiri memahami, dia pun mulai menjelaskan pada Al. Dan Al disuruh mengerjakan tugasnya sendiri setelah faham penjelasan Icha.
Kenapa Al tidak faham ketika dijelaskan guru dikelas? Karena dia selalu tidak fokus dengan pelajaran yang dia tidak suka itu. Saat dijelaskan Icha, dia langsung faham karena penyampaian Icha yang simpel dan mudah difahami.
Waktu menunjukkan pukul sembilan malam, dan tugas Al belum juga selesai, Icha masih setia menunggu meskipun tugasnya sudah selesai.
Deringan ponsel Al mengganggu konsentrasi belajar mereka. Lalu Al mengambil ponselnya tersebut, sebelum dia menggeser tombol hijau dilayar, Icha lebih dulu berucap.
"Dari siapa? Kalau bukan dari Papa atau Mama, nanti aja, selesain tugas kamu dulu," ucap Icha mencegah Al mengangkat telfon.
"Masih banyak waktu Al buat telfonan sama pacar kamu," seakan Icha tahu siapa yang menelfon Al.
"Ntar gue angkat sebentar, biar gak telfon lagi," ucap Al.
Lalu dia mengangkat telfon tersebut, mengatakan kalau masih mengerjakan tugas, dan orang disebrang sana memakluminya. Dan Al memutuskan sambungan telfonnya, lalu kembali mengerjakan tugas sekolahnya.
Satu jam kemudian, Al pun sudah selesai mengerjakan tugasnya, dia melihat kearah Icha, ternyata gadis itu sudah tertidur sambil duduk, kepalanya dia letakkan diatas sofa. Al yang melihat itu merasa kasihan pada Icha, karena menunggunya menyelesaikan tugas Icha sampai tertidur pulas.
"Cha bangun, gue udah selesa nih. Cha, Cha," Al menggoyang-goyangkan tubuh Icha.
Lalu Icha membuka matanya dengan perlahan.
"Aku ngantuk banget, maaf ya. Kalo kamu udah selesai, aku tidur dulu ya," ucapnya lalu berdiri dan melangkahkan kakinya menuju ranjang.
"Al kamu yang tidur disebelah ya, aku males mau kesana," gumam Icha yang masih didengar oleh Al.
Al tidak menjawab, membiarkan Icha tidur di kamarnya, karena merasa kasihan sudah membantunya sampai tertidur. Al membereskan perlengkapan sekolahnya lalu menuju ranjang.
Melihat Icha yang sudah kembali tidur dengan pulas, dia menyelimuti tubuh Icha sampai ke dadanya, lalu dia tidur disebelah gadis itu. Dia jadi teringat ucapan Mamanya tadi saat menelfon.
Al kamu harus memperlakukan Icha dengan baik, dia Istrimu sekarang, dia juga tanggung jawabmu Al. Kalau Icha kenapa-kenapa pasti kamu orang pertama yang dimintai pertanggungjawaban. Mama tau kalian belum saling mencintai, tapi belajarlah untuk saling mencintai satu sama lain, terutama kamu. Mama juga tau kamu punya pacar, tolong tinggalkan dia demi Mama, karena sejak dulu Mama sudah memberitahu kamu kalau kamu sudah kita dijodohkan bukan? Jadi jika kamu punya pacar itu kesalahan kamu sendiri.
Perkataan itulah yang masih terngiang-ngiang di otak Al. Tapi dia bingung, alasan apa jika mau memutuskan kekasihnya yang sepertinya sangat mencintai Al. Berbeda dengan Al, dia tidak begitu mencintai Martha, karena dia hanya ingin mendapatkan gadis idola sekolahnya yang katanya sulit untuk didekati. Tapi nyatanya Martha bertekuk lutut dengan pesona Al, meskipun Al terkenal suka gonta-ganti pacar alias playboy.
Al mencoba memejamkan matanya, tapi sulit sekali. Dia melirik Icha disebelahnya yang sudah tertidur dengan pulas. Al tersenyum melihat wajah polos Icha saat tidur.
"Ternyata dia cantik juga kalo diperhatikan," gumam Al
"Mikir apa sih Al," ucapnya setelah menyadari ucapannya tadi. Lalu dia kembali keposisi awal yaitu membelakangi Icha.
Biasanya Al sebelum tidur selalu bertelfon dengan Martha, tapi tadi dia sengaja mematikan ponselnya, dia berusaha untuk menuruti kata-kata Mamanya. Dengan cara sedikit cuek dengan Martha mungkin gadis itu akan melupakannya.
▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎
Pagi harinya Icha terbangun saat mendengar adzan dari ponselnya. Dia mengerjapkan matanya, merasakan tubuhnya sesak seperti ada beban berat yang menindihnya. Dan benar saja dia melihat ada tangan dan kaki seseorang yang berada diatas tubuhnya, tak lain adalah tangan dan kaki Al, seperti bantal guling saja pikirnya. Lalu Icha memindahkan kaki dan tangan tersebut dengan amat pelan sekali, takut membangunkan Al.
Semalam Al sampai larut malam tidak bisa memejamkan mata, dengan sengaja dia memeluk Icha dari belakang, dia merasa nyaman dan akhirnya tertidur sampai pagi.
Setelah selesai melaksanakan sholat subuh, ternyata Al masih pulas dengan tidurnya. Icha pun berniat membangunkan Al karena takut Al terlambat sholat subuh.
"Al bangun sudah siang nih, Al, Al, Al." Icha menggoyang-goyangkan tubuh Al.
"Ntar Ma, aku masih ngantuk," gumam Al yang masih didengar oleh Icha.
"Aku Icha Al, bukan Mama, ayo bangun atau aku siram pakai air nih kalo gak bangun," ancam Icha.
Al membuka matanya, dan yang pertama dia lihat adalah senyum Icha. Tanpa sadar Al pun membalas senyuman Icha tersebut.
"Sholat dulu Al, subuh sudah lewat dari tadi, nanti kamu kesiangan," titah Icha pada suaminya itu.
"Iya, makasih ya udah bangunin," ucap Al, lalu dia turun dari ranjang dan menuju kamar mandi untuk wudhu.
Sedangkan Icha dia duduk diatas ranjang, membaca Al-Qur'an di ponsel pintarnya.
Bersambung.....
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Mohon dukungannya ya, dengan cara like dan komen serta rate. Makasih yang udah menyempatkan membaca karya ecek-ecek saya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
☠ᵏᵋᶜᶟ⏤͟͟͞R❦🍾⃝ͩɢᷞᴇͧᴇᷡ ࿐ᷧ
ichaa ituhh masya allah bangettt siiii ya ampunnn
2022-10-06
0
sakura senja
ngapa baca ni novel bayangan AQ Icha n Al itu kaya ricis n Ryan ya🤭🤭
2022-03-24
0
Lisdayanti Londak
kayak dah muai meleleh nih
2021-12-10
0