Setelah makan malam, mereka berdua tidak kembali kerumah Al melainkan ke rumah Icha. Mereka sudah membawakan oleh-oleh dari Singapura yang sempat mereka beli sebelum pulang.
Keduanya memasuki rumah disambut oleh kedua orang tua Icha dan juga adiknya Raffa.
"Apakabar kalian berdua?" tanya Sinta saat memeluk anak gadisnya.
"Alhamdulillah baik Ma, Mama dan Papa gimana kabarnya?" tanya balik Icha.
"Alhamdulillah kami juga baik sayang, ayo duduk dulu," Sinta membawa keduanya duduk di sofa ruang tamu.
"Kalian mau menginap disini kan?" tanya Bayu.
"Iya Pa, udah lama aku gak nginep disini, kangen sama kamarku," ucap Icha.
Memang setelah menikah keduanya belum pernah menginap dirumah keluarga Icha. Mereka biasanya hanya berkunjung disiang hari dan langsung pulang.
"Kalo sama kita nggak kangen?" tanya Bayu.
"Kangen lah, kangen banget sama Mama dan Papa," Icha beranjak dan mendekati Papanya lalu memluknya dengan erat.
"Ohya Pa, Ma, Raffa mana kok gak keliatan?" tanyanya setelah melepas pelukannya.
"Ada, biasa adikmu lagi main PS sama temannya, dikamar," jawab sang Mama.
"Mau aku samperin ah," ucap Icha lalu pergi menuju kamar Raffa.
Setelah kepergian Icha, Sinta pun pergi kedapur membuatkan kopi untuk kedua lelaki itu.
"Sudah makan Al?" tanya Bayu setelah ditinggal Sinta dan Icha.
"Alhamdulillah sudah Pa, sebelum kesini kita makan di restoran dulu," jawab Al menjelaskan.
Bayu mengangguk sebagai jawaban mengerti.
"Al kamu maklumin ya, Icha memang kadang manja seperti tadi, yang sabar aja ngadepin dia. Icha memang manja, tapi dia tidak banyak maunya, kadang kalo gak kami kasih sesutau dia gak akan meminta, jadi kita yang harus peka kalo sama Icha," ucap Bayu, menjelaskan tentang anak gadisnya itu.
"Iya Pa, Al ngerti," ucap Al dengan tersenyum.
Mereka melanjutkan mengobrol, Al bertanya banyak hal tentang perusahaan dan meminta supaya Bayu mengajarinya. Dia juga mengatakan kalau besok hari senin dia harus datang keperusahaan karena permintaan Papanya. Dan Bayu pun mengerti, dia bersedia membantu menantunya itu.
"Ayo diminum kopinya Al, ini sudah Mama buatkan," ucap Sinta menjeda obrolan mereka.
"Iya Ma," jawa Al.
Sampai kopi Al habis, tapi Icha tidak kunjung turun, mungkin dia sudah berada didalam kamarnya.
"Al kamu susul Icha aja kekamar kalo sudah ngantuk, Icha pasti sudah tidur," ucap Sinta saat tau ternyata Al menunggu Icha turun.
"Kamu masih ingat kan kamarnya?" tanya Sinta.
"Iya Ma, yaudah aku naik dulu ya Pa, Ma, selamat malam," pamit Al pada kedua mertuanya, lalu dia berjalan menuju kamar Icha.
Saat memasuki kamar, Al tak mendapati Icha dikamar. Kamarnya kosong, ranjang masih rapi, tas Icha pun tidak ada disana. Al berfikir pasti Icha masih berada dikamar Raffa. Mau menyusul dia tidak tahu dimana kamar Raffa, akhirnya dia memilih untuk menelfon Icha dan langsung diterima oleh Icha.
"Kenapa telfon? Masih satu rumah juga," protes Icha setelah menerima telfon dari Al.
"Kamu dimana sih? Kok gak ada dikamar? Aku udah dikamar kamu nich,"
Tidak ada jawaban dari Icha, tapi sambungan malah terputus.
Tak lama Icha pun masuk kedalam kamar dengan menyengir.
"Maaf, tadi aku keasyikan dikamar Raffa," ucap Icha setelah menutup pintu kamar.
"Ngapain?" selidik Al.
"Main PS," jawab Icha sekenanya.
Al menatap Icha dengan mengernyitkan dahinya.
"Gak usah natap aku gitu dong, masak anak cowok aja yang boleh main PS? Aku sudah biasa kalo libur main PS sama Raffa kadang sama Kak Farhan," jelas Icha.
"Hm," Al hanya menjawab dengan deheman saja.
Icha memutar bola matanya, sudah dijelaskan panjang lebar malah jawabnya cuma seperti itu, pikir Icha.
Lalu Icha meninggalkan Al, dia mengambil pakain ganti dan masuk kedalam kamar mandi untuk mengganti baju. Setelah selesai dia keluar, mendekati Al dan bertanya.
"Bajunya mau di ganti nggak?" tanyanya.
"Hm," Al hanya berdehem sambil mengangguk.
Icha heran kenapa sejak tadi Al hanya menjawab ham hem? Lalu dia mengambilkan baju Al yang dulu sempat disimpan disana, tanpa menghiraukan Al yang aneh.
"Ini bajumu, sana ganti dulu," perintah Icha.
Al mengambil pakainnya dan menggantinya dikamar mandi.
Sedangkan Icha, dia menaiki ranjang, duduk bersandar kepala ranjang dan memainkan ponselnya. Entah apa yang sedang dia lihat.
Tak lama Al pun kelaur kamar mandi sudah berganti pakaian santai, dia pun menyusul Icha naik keatas ranjang.
"Udah tidur, jangan main hape mulu." Titah Al sambil merebut ponsel ditangan Icha.
"Balikin hape ku Al, nanggung," rengek Icha.
"Apa sih yang kamu lihat sejak tadi?" tanya Al lalu melihat layar ponsel Icha yang masih menyala.
"Kamu baca novel online? Astaga, sebelum tidur tuh bacanya Al-Qur'an kek, malah baca apa ini?" ucap Al heran.
"Kamu tu sudah tiga bulan lebih tinggal sama aku, baru tau aja kalo aku suka baca novel, emang bener gak perhatian," ucapan Icha sontak membuat Al merasa bersalah.
Al meletakkan ponsel Icha, lalu meraih kedua tangan Icha dan mengenggamnya, lalu dia berujar, "Maafin aku ya Cha, aku udah nyuekin kamu sejak pertama kita menikah," ucapnya dengan sendu.
"Iya udah aku maafin, dan janji gak melakukannya lagi, kalau sampai kamu seperti dulu lagi aku akan pergi ninggalin kamu," Icha memperingati Al.
"Iya aku janji, mulai sekarang aku akan berubah menjadi lebih baik lagi," ucap Al.
Icha mengangguk, "Iya aku percaya sama kamu Al," ucap Icha lalu dia beringsut memeluk Al. Al pun membalas pelukan Icha.
Ada perasaan tenang ketika dalam keadaan seperti itu, dan Icha rasanya enggan mengakhirinya.
Sedangkan Al, jantungnya serasa mau copot ketika lagi-lagi Icha memeluknya tanpa ijin seperti di kafe tadi.
"Kamu jadi suka peluk-peluk gitu sekarang," ucap Al dan seketika itu membuat Icha melepaskan pelukannya. Tetapi Al malah mempererat pelukan mereka, membuat Icha mengurungkan niatnya.
"Udah gak apa-apa, aku juga suka kalo kamu peluk," ucap Al dengan tersenyum, tetapi Icha tidak bisa melihat senyuman itu.
Cup
Cup
Setelah lama berpelukan, Al pun mengecup puncak kepala Icha. Lalu dia melepas pelukannya.
"Udah ayo sekarang kita tidur, dah malam," ucap Al mengajak Icha untuk tidur.
Icha mengagukan kepalanya sebagai jawaban menyetujui perjataan Al.
Cup
Al mengecup kening Icha sekilas. Seketika wajah Icha memerah seperti tomat.
"Ini sebagai tanda permintaan maafku," ucap Al setelah mengecup kening Icha, lalu dia menyelipkan anak rambut Icha kebelakang.
Icha pun tersenyum malu-malu, lalu dia merebahkan dirinya disusul oleh Al.
Icha jadi semakin yakin kalao Al menyayanginya, dengan semua perlakuan yang Al lakukan kapa Icha.
Setelah Icha berbaring Al pun menyusulnya, lalu dia memeluk Icha dari belakang.
"Bolehkan kalau kita tidur seperti ini," ucap Al meminta persetujuan.
Icha menanggapi dengan mengagguk, dia punbtersenyum bahagia. Hatinya berbunga-bunga karena perlakuan manis Al.
Keduanya terlelap dalam keadaan berpelukan.
Bersambung.....
**Jangan lupa like, komen dan rate ya Kakak.
Makasih buat yang sudah like dan komen😇**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
Alvika cahyawati
moga sich al tidak menyakitkan icha ya amien.
2023-03-12
2
☠ᵏᵋᶜᶟ⏤͟͟͞R❦🍾⃝ͩɢᷞᴇͧᴇᷡ ࿐ᷧ
sosweet bangettt al
2022-10-07
0
Devi Novitasari
👍👍👍👍
2022-02-18
0