DMS 2

"Al kamu udah datang? Ayo sini nak, Mama mau bicara sama kamu dan Icha," ucap Dina ketika melihat putranya masuk kedalam ruang rawat tersebut.

Icha pun menoleh melihat siapa yang dipanggil Al oleh Dina. Saat Icha melihat ke belakang tatapannya bertemu dengan Al, mereka saling pandang dalam beberapa detik kemudian secara bersamaan memalingkan wajahnya.

Al berjalan mendekati Mamanya dan Icha berniat pindah dari tempatnya duduk. Sebelum Icha berdiri tangannya sudah pegang oleh Dina, menandakan Icha tak boleh beranjak. Karena Icha tidak jadi pergi, Al pun menghentikan langkahnya.

"Kok malah berhenti disitu Nak, ayo sini, Mama mau bicara sama kalian berdua," ucap Dina saat melihat putranya berhenti.

"Mau bicara apa Ma? Kenapa harus sama dia?" Al menunjuk Icha dengan dagunya.

"Mama punya satu permintaan buat kalian," Dina memandang mereka berdua.

"Kalian sudah tau kan kalau dijodohkan sejak bayi?" Tanya Dina

Mereka berdua hanya mengangguk secara bersamaan tapi belum mengerti apa maksud ucapan Dina tersebut.

"Al dan Icha sudah kita jodohkan sejak bayi, jadi Mama minta kalian untuk nikah, karena Mama mau melihat anak semata wayang Mama menikah. Mama tidak tahu sampai kapan umur Mama, makanya sebelum Mama pergi kalian harus menikah dulu. Memang dulu kita sepakat menjodohkan kalian saat nanti kalian sudah lulus kuliah, tapi karena penyakit yang Mama derita, Mama takut enggak bisa lihat kalian berdua menikah, jadi Mama harap kalian turuti permintaan Mama kali ini," ucap Dina panjang lebar.

Mereka berdua terlihat syok. Seperti tak bisa menerima kenyataan yang ada.

"Kenapa harus dia sih Ma yang di jodohkan sama aku? Gak ada cewek lain yang lebih baik dari dia apa?" ucap Al frustasi.

Karena Icha sama sekali bukan tipenya, dia pendiam, penampilan culun dengan kacama tebalnya, lalu cara berpakaian pun tidak modern sama sekali.

"Sttt... kamu gak boleh ngomong gitu, Icha gadis yang baik, cantik juga," Dina membela Icha.

Davit mendekat dan menghampiri mereka bertiga.

"Al, ini permintaan Mamamu, tolong dipenuhi ya, karena Mama harus berobat ke luar negri, dan mengajukan syarat tersebut. Kami para orang tua sudah menyepakati persyaratan Mamamu," jelas Davit pada anaknya.

"Emang Mama sakit apa Pa? Sampai harus dibawa ke luar negri segala?" karena syok dengan permintaan Mamanya, Al sampai lupa menanyakan penyakit sang Mama.

Davit menyerahkan hasil laborat pada Al. Lalu dengan gesit Al membuka amplop tersebut, setelah mengetahui isi amplop itu, seketika tubuh Al terasa lemas dan tak kuasa menahan tubuhnya. Dia pun terduduk di lantai, tanpa ijin air matanya pun menetes.

"Ini pasti bohong, enggak mungkin Mama sakit kanker darah," lirih Al dengan sendu.

Icha dan keluarga hanya diam menyaksikan tanpa bisa berkomentar apa-apa. Sebenarnya isi kepala Icha memikirkan permintaan Dina, dia membayangkan harus hidup dengan cowok playboy seperti Al. Dia suka gonta-ganti pacar ketika sudah bosan.

Al mencoba menguatkan dirinya, lalu ia berdiri dan mendekat ke Mamanya.

"Mama harus sembuh, apapun syaratnya Al akan penuhi, asal Mama mau berobat ke luar negri," putus Al akhirnya, meskipun dia berat jika harus menikah saat masih SMA seperti sekarang ini, apalagi nikahnya dengan orang yang tak dia harapkan.

"Makasih Nak, kamu mau turutin permintaan Mama, doakan Mama semoga cepat sembuh ya, dan kita bisa kumpul lagi," ucap Dina lalu mengelus punggung putranya.

"Icha, kamu mau kan turutin permintaan Tente? Kamu mau kan nikah sama Al saat ini?" Dina menatap Icha.

Icha yang di tatap seperti itu, dia menundukkan pandangannya, lalu beralih menoleh kedua orang tuanya yang entah sejak kapan sudah berdiri disampingnya.

"Papa harap kamu turutin permintaan Tante Dina," ucap Bayu pada putrinya itu.

Lalu Icha mengangguk, "Insyaallah aku mau, jika memang ini yang terbaik," putus Icha pada akhirnya.

"Alhamdulilah," ucap para orang tua bersamaan.

"Karena Mama harus segera dibawa ke Singapur, jadi kalian akan menikah tiga hari lagi, sebelum Mama pergi. Semua akan kami persiapkan, kalian tidak usah bingung," terang Davit.

Al dan Icha terkejut mendengar penuturan Davit.

"Harus secepat itu?" tanya mereka bersamaan.

Davit tersenyum, lalu mengangguk sebagai jawaban.

Icha dan Al hanya bisa pasrah, mereka berdua terlihat lesu setelah mendengar penuturan Davit.

"Sekarang kalian berdua ikut Mama, untuk fitting baju, karena waktunya sudah mepet," ajak Sinta mama Icha, pada Al dan Icha.

"Mama tadi sudah hubungin butik langganan Mama," tambah Sinta.

"Aku disini aja ya Tan, Tante sama Icha aja," Al berusaha menolak ajakan Sinta.

"Gak boleh gitu dong Nak, yang akan nikah kalian berdua, kamu harus ikut ya," bujuk Dina pada putranya.

"Baiklah, biar aku naik motor aja, nanti aku ikutin tante," putus Al pada akhirnya.

Mereka bertiga pun berpamitan untuk ke sebuah butik yang sudah ditentukan oleh Sinta. Tak lama Bayu pun pamit untuk kembali ke kantornya lagi.

▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎

Setelah perjalanan kurang lebih setengah jam, karena jalanan macet. Mereka pun sampai disebuah butik yang dituju.

"Selamat siang Bu Sinta, Ibu sudah ditunggu oleh Bu Mita, tunggu sebentar ya Bu, saya panggilkan Bu Mita dulu," ucap penjaga butik tersebut, karena memang sudah hafal dengan Sinta.

"Iya silahkan, saya akan tunggu di sini," penjaga butik itupun meninggalkan mereka menuju ruang Bosnya.

Tak berapa lama pun Mita datang dan langsung menghampiri Sinta.

"Icha yang mau nikah? Aku kira Farhan kakaknya," ucap Mita karena memang sudah mengenal mereka.

"Iya mereka yang akan nikah, ini permintaan Dina supaya pernikahan mereka dilakukan sekarang," terang Sinta, karena mereka bertiga memang beteman.

"Oh gitu. Sekarang Icha coba yang ini ya." Ucap Mita sambil menyodorkan sebuah kebaya berwarna putih yang masih terlipat pada Icha.

"Ini anaknya Dina? Ganteng banget, aku enggak pernah melihat, Dina sih gak pernah ajak dia kesini," ucap Mita lagi.

"Kamu coba yang ini." Mita menyodorkan paper bag pada Al. Dan Al menerimanya.

Karena ruang ganti di butik tersebut tidak hanya satu, mereka berdua masuk kedalam ruang ganti secara bersamaan. Beberapa menit kemudian Al lebih dulu keluar ruangan, kemudian disusul oleh Icha.

Icha terlihat cantik dengan kebayanya, meskipun jilbab yang ia kenakan masih memakai jilbab SMA nya, tapi kebaya tersebut pas ditubuhnya yang tinggi dan ramping. Begitu juga dengan Al, tuxedo yang dia kenakan juga pas dan tidak terlihat kebesaran.

"Perfect," ucap Mita saat melihat keduanya.

Sinta pun tersenyum dan mengaggukan kepala tanda setuju dengan Mita.

Setelah acara fitting baju, mereka pun kembali.

"Al Tante minta tolong antar Icha ya, soalnya Tante ada urusan sebentar, gak apa-apa kan?" tanya Sinta pada Al.

"Aku pulang naik taksi aja Ma," bukan Al yang menjawab, tapi Icha.

"Udah biar dianter Al, sebentar lagi kalian kan akan nikah, biar saling mengenal, kamu mau kan Al?" tanya wanita berhijab maroon yang tak lain adalah Sinta.

"Iya Tan, enggak apa-apa biar Icha aku yang antar pulang," jawab Al.

Sinta memasuki mobilnya, kemudian bergantian dengan Al menaiki motornya. Tetapi Icha diam tak berniat untuk naik motor Al.

"Lo mau pulang enggak sih? Kok malah diem?" tanya Al

"Aku pulang naik taksi aja," Icha berniat meninggalkan Al, tetapi ia urungkan karena ucapan Al.

"Keras kepala banget sih lo, gue juga ogah sebenarnya nganter lo pulang, tapi kalo sampe Tante Sinta tau gue yang bakal disalahin, dikira ninggalin lo sendiri," ucap Al sedikit emosi.

"Urusan Mama biar aku yang tanggung," Icha masih bersikukuh tidak mau diantar pulang oleh Al.

"Ikut gue cepetan!" Seru Al lalu menarik tangan Icha dengan paksa.

"Lepas Al!" Seru Icha dan berusaha melepas tangannya dari cengkraman Al, tapi nihil, tak terlepas juga, sampai mereka berada disamping motor Al.

"Aku risih naik motor sama cowok," ucap Icha kemudian.

"Gue juga risih naik motor sama cewek kaya lo, kalo enggak terpaksa ogah gue," ucap Al dengan sinis. "Cepetan naik!" perintan Al.

Dengan terpaksa Icha naik ke atas motor, dengan penghalang ransel Al yang ditaruh di punggung. Sepanjang perjalanan Icha hanya berpegangan dengan tas Al, sebenarnya tak ingin berpegangan, tetapi karena Al melajukan motornya dengan kecepatan di atas rata-rata, terpaksa Icha berpegangan.

Setelah dua puluh menit, mereka pun sampai di rumah Icha, lalu Icha turun dan masuk rumah tanpa mengucapkan terimakasih pada Al. Begitu pun Al, setelah menurunkan Icha dia langsung tancap gas tanpa peduli dengan Icha.

Bersambung.....

Yuk mampir di karya temenku,

Terpopuler

Comments

⏤͟͟͞R❦🍾⃝ͩɢᷞᴇͧᴇᷡ☠ᵏᵋᶜᶟ ࿐ᷧ

⏤͟͟͞R❦🍾⃝ͩɢᷞᴇͧᴇᷡ☠ᵏᵋᶜᶟ ࿐ᷧ

apakahh nanti icha bakalan kena batinn karna sikapnya al hmm, apalagi kalo pacarnya al tau kalo al boncenggg icha

2022-10-06

0

Wanti Yo

Wanti Yo

babang Al...ku tunggu bucinmu ke Icha😃

2022-01-13

0

Rusminisuyitno

Rusminisuyitno

sama-sama jutek

2022-01-04

0

lihat semua
Episodes
1 DMS 1
2 DMS 2
3 DMS 3
4 DMS 4
5 DMS 5
6 DMS 6
7 DMS 7
8 DMS 8
9 DMS 9
10 DMS 10
11 DMS 11
12 DMS 12
13 DMS 13
14 DMS 14
15 DMS 15
16 DMS 16
17 DMS 17
18 DMS 18
19 DMS 19
20 DMS 20
21 DMS 21
22 DMS 22
23 DMS 23
24 DMS 24
25 DMS 25
26 DMS 26
27 DMS 27
28 DMS 28
29 DMS 29
30 DMS 30
31 DMS 31
32 DMS 32
33 DMS 33
34 DMS 34
35 DMS 35
36 DMS 36
37 DMS 37
38 DMS 38
39 DMS 39
40 DMS 40
41 DMS 41
42 DMS 42
43 DMS 43
44 DMS 44
45 DMS 45
46 DMS 46
47 DMS 47
48 DMS 48
49 DMS 49
50 DMS 50
51 DMS 51
52 DMS 52
53 DMS 53
54 DMS 54
55 DMS 55
56 DMS 56
57 DMS 57
58 DMS 58
59 DMS 59
60 DMS 60
61 DMS 61
62 DMS 62
63 DMS 63
64 DMS 64
65 DMS 65
66 DMS 66
67 DMS 67
68 DMS 68
69 DMS 69
70 DMS 70
71 DMS 71
72 DMS 72
73 DMS 73
74 DMS 74
75 DMS 75
76 DMS 76
77 DMS 77
78 DMS 78
79 DMS 79
80 DMS 80
81 DMS 81
82 DMS 82
83 DMS 83
84 DMS 84
85 DMS 85
86 DMS 86
87 DMS 87
88 DMS 88
89 DMS 89
90 DMS 90
91 DMS 91
92 DMS 92
93 DMS 93
94 DMS 94
95 DMS 95
96 DMS 96
97 DMS 97
98 DMS 98
99 DMS 99
100 DMS 100
101 DMS 101
102 DMS 102
103 DMS 103
104 DMS 104
105 DMS 105
106 DMS 106
107 DMS 107
108 DMS 108
109 DMS 109
110 DMS 110
111 DMS 111
112 Pengumuman
113 DMS 112
114 Extra Part 1
115 Extra Part 2
116 Extra Part 3
117 Extra Part 4
118 Extra Part 5
119 Extra Part 6
120 Extra Part 7
121 Extra Part 8
122 Surat Cinta
123 Extra Part 9
124 Curhat
125 Extra Part 10
126 Extra Part 11
127 Extra Part 12
128 Inpoh
129 SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI
130 NEW INFO
131 New Info
132 Bukan Noda Hitam
133 Langit Bumi
134 Segenggam Rasa
135 Novel Gratis Baru
Episodes

Updated 135 Episodes

1
DMS 1
2
DMS 2
3
DMS 3
4
DMS 4
5
DMS 5
6
DMS 6
7
DMS 7
8
DMS 8
9
DMS 9
10
DMS 10
11
DMS 11
12
DMS 12
13
DMS 13
14
DMS 14
15
DMS 15
16
DMS 16
17
DMS 17
18
DMS 18
19
DMS 19
20
DMS 20
21
DMS 21
22
DMS 22
23
DMS 23
24
DMS 24
25
DMS 25
26
DMS 26
27
DMS 27
28
DMS 28
29
DMS 29
30
DMS 30
31
DMS 31
32
DMS 32
33
DMS 33
34
DMS 34
35
DMS 35
36
DMS 36
37
DMS 37
38
DMS 38
39
DMS 39
40
DMS 40
41
DMS 41
42
DMS 42
43
DMS 43
44
DMS 44
45
DMS 45
46
DMS 46
47
DMS 47
48
DMS 48
49
DMS 49
50
DMS 50
51
DMS 51
52
DMS 52
53
DMS 53
54
DMS 54
55
DMS 55
56
DMS 56
57
DMS 57
58
DMS 58
59
DMS 59
60
DMS 60
61
DMS 61
62
DMS 62
63
DMS 63
64
DMS 64
65
DMS 65
66
DMS 66
67
DMS 67
68
DMS 68
69
DMS 69
70
DMS 70
71
DMS 71
72
DMS 72
73
DMS 73
74
DMS 74
75
DMS 75
76
DMS 76
77
DMS 77
78
DMS 78
79
DMS 79
80
DMS 80
81
DMS 81
82
DMS 82
83
DMS 83
84
DMS 84
85
DMS 85
86
DMS 86
87
DMS 87
88
DMS 88
89
DMS 89
90
DMS 90
91
DMS 91
92
DMS 92
93
DMS 93
94
DMS 94
95
DMS 95
96
DMS 96
97
DMS 97
98
DMS 98
99
DMS 99
100
DMS 100
101
DMS 101
102
DMS 102
103
DMS 103
104
DMS 104
105
DMS 105
106
DMS 106
107
DMS 107
108
DMS 108
109
DMS 109
110
DMS 110
111
DMS 111
112
Pengumuman
113
DMS 112
114
Extra Part 1
115
Extra Part 2
116
Extra Part 3
117
Extra Part 4
118
Extra Part 5
119
Extra Part 6
120
Extra Part 7
121
Extra Part 8
122
Surat Cinta
123
Extra Part 9
124
Curhat
125
Extra Part 10
126
Extra Part 11
127
Extra Part 12
128
Inpoh
129
SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI
130
NEW INFO
131
New Info
132
Bukan Noda Hitam
133
Langit Bumi
134
Segenggam Rasa
135
Novel Gratis Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!