Jam istirahat telah berbunyi, semua siswa kelas IPA 1 tepatnya kelas Icha sudah berhamburan keluar kelas, hanya ada dua orang yang didalam kelas tersebut. Tak lain adalah Icha dan Nayla.
Nayla sudah sangat penasaran sekali dengan apa yang akan dibicarakan ole Icha.
"Cepetan Cha, ntar kita gak sempet makan kalo kamu lama," perintah Nayla
Icha melihat sekitar memastikan hanya ada dirinya dan Nayla saja dikelas tersebut.
"Nay emm.... sebenarnya...sebenarnya aku udah nikah..." belum selesai Icha menjelaskan sudah dipotong oleh keterkejutan Nayla.
"Apa?! Kamu bercanda kan?" Nayla merasa sahabatnya itu sedang bercanda.
"Gak lucu candaan mu itu," tambah Nayla lagi.
"Aku serius, apa kamu nelihat aku seperti bercanda? Enggak kan?"
Nayla meneliti raut wajah Icha, benar sahabatnya sedang serius dan tidak terlihat kalau bercanda.
"Aku jelasin, jangan dipotong," ucap Icha.
"Aku udah nikah jum'at kemarin, makanya kemarin aku ijin tidak masuk sekolah. Kenapa bisa menikah secepat ini, karena itu permintaan Mama mertuaku yang sedang sakit dan harus berobat d LN. Beliau mau d bawa ke Singapur kalau kita memenuhi permintaannya, yaitu menikah. Meskipun sebenarnya aku gak mau, tapi ini demi mertuaku, karena mertuaku itu sahabat Mamaku sejak dulu. Apa aku tega melihat Mama bersedih, aku juga gak akan tega melihat mertuaku menderita karena penyakitnya. Jadilah kami menikah," jelas Icha panjang lebar.
"Terus suamimu siapa? Dari tadi kamu gak nyebutin namanya," ternyata Nayla belum puas, karena belum tau siapa suami Icha.
"Kamu mengenalnya," ucap Icha santai.
"Jangan buat sahabatmu ini mati penasaran, beritahu saja, gak usah main teka-teki deh Cha," protes Nayla.
"Vicky Al Ghifari," Icha menyebut nama lengkap Al. Karena disekolah Al dan Alvian sering dijuluki duo Al.
"What? Beneran si Algojo itu suamimu?" tanya Nayla tak percaya.
"Ssst, namanya bukan Algojo, suka banget ganti nama orang," Icha memang selalu seperti itu ketika Nayla menyebut nama seseorang dengan julukannya.
"Ciee dibelain," goda Nayla setelah menetralkan wajahnya dari keterkejutan.
"Bukannya aku belain Nay, tapi ganti nama orang sembarangan itu gak baik, kasian orang tuanya sudah memberikan nama yang baik malah orang lain manggilnya dengan sebutan yang buruk," jelas Icha.
"Iya deh, eh tunggu, kamu pernah bilang kalau dijodohin sejak dulu, jadi dia yang dijodohin sama kamu Cha?" Nayla seperti wartawan mengintrogasi.
Icha hanya mengagguk saja.
"Bukannya dia punya pacar ya, itu si cewek idola sekolah kita, si Martha?" lagi-lagi Icha hanya mengangguk, seakan topik yang dibicarakan tidak menarik.
"Apa dia tau kalo Al udah nikah sama kamu?" masih saja Nayla bertanya.
"Gak ada yang tahu, cuma kamu aja yang tahu, udah gak usah tanya-tanya lagi, aku dah lapar ayo kekantin sebelum bel berbunyi," ajak Icha.
Lalu dia berdiri dari kursi yang ia duduki dan berjalan keluar kelas diikuti oleh Nayla.
"Emang...." ucapan Nayla dipotong langsung oleh Icha, karena Icha tahu Nayla pasti masih membahas masalah pernikahan.
"Kapan-kapan aku jelasin lagi, sekarang kita harus ke kantin," putus Icha tanpa meminta pendapat Nayla.
Sesampainya di kantin Icha memesan makanan dan Nayla duduk di meja yang masih kosong, dia menunggu Icha kembali.
"Nich bakso pesenan mu," Icha meletakkan dua mangkok bakso dimeja, disusul dua jus jeruk.
"Liatin apa sih? Ayo makan Nay, sepuluh menit lagi bel masuk," ucap Icha lagi karena Nayla hanya diam tak menyentuh makanannya.
"Cha lia deh," Nayla menunjuk objek yang sejak tadi dia perhatikan dengan ekor matanya.
Icha mengikuti arah mata Nayla, lalu dia mengernyitkan dahinya. "Kenapa?" tanyanya setelah melihat apa yg diperhatikan Nayla.
"Kamu gak cemburu gitu, liat dia bermesraan sana pacarnya?" sengaja Nayla tak menyebut nama orang tersebut karena didekat mereka masih banyak orang.
"Gak, biarkan saja," sebenarnya ada rasa nyeri dihati kecil Icha, saat melihat Al menyuapi Martha pacarnya, tapi segera dia tepis perasaan itu.
"Tapi dia suami kamu Cha, meskipun kalian gak saling cinta seenggaknya dia menghargai pernikahan kalian kan? Dia sama saja berselingkuh namanya, didalam agama berselingkuh itu bukannya haram ya? Ada yang halal kenapa milih yang haram coba?" Nayla memang mengetahui tentang agama, sama seperti Icha.
"Emang bener sih apa yang kamu katakan, tapi aku harus gimana? Datengin mereka dan misahin mereka gitu? Kan gak lucu kalo nanti pas aku datengin mereka malah aku yang kena omel, Martha gak tau kalo Al sudah nikah," Icha membenarkan kata-kata Nayla, tapi dia juga bingung harus berbuat apa.
"Menurutku sih seenggaknya kamu nasehatin dia gitu, yang penting kan usaha dulu Cha, siapa tau dia mau nurutin apa katamu," saran Nayla.
"Iya nanti aku coba deh," putus Icha.
Lalu Icha menoleh lagi ketempat yang diduduki Al dan Martha. Saat itu ternyata Al juga sedang memperhatikan Icha, manik mata keduanya bertemu, lalu Icha segera mengalihkan pandangannya. Dia tidak mau dikira mematai-matai kegiatan Al.
Sedangkan ditempat Al duduk, Martha heran karena Al sejak tadi matanya fokus memandang arah belakangnya. Dia pun melihat arah pandangan Al, tapi tak mendapati siapapun yang dipandang Al, karena Icha sudah pergi setelah menyelesaikan makannya.
"Liatin apa sih Al?" tanya Martha.
"Gue gak liat apa-apa," jawab Al.
"Tapi gue perhatiin lo liatai arah samping mulu dari tadi," Martha penasaran.
"Gue cuman lagi kepikirab Nyokap aja, dari kemarin belom ada kabar," Al beralasan dan mencoba membuat Martha percaya.
"Ditelfon dong," saran Marhta.
"Iya entat deh gue telfon, ayo Tha kita kembali, bel sebentar lagi bunyi," ajak Al sebenarnya dia sengaja menghindar supaya Martha tidak bertanya-tanya lagi.
Mereka berdua keluar dari kantin dengan bergandengan tangan menuju kelas mereka IPS 1. Biasanya mereka bertiga dengan Alvian tetapi hari ini Alvian tidak kesekolah, alasannya sakit.
"Al kita jenguk Vian yuk, setelah pulang sekolah nanti," ajak Martha, mereka saat ini sudah berada didalam kelas.
"Boleh juga, gue mau mastiin dia beneran sakit atau alasan saja," Al menyetujui permintaan Martha.
"Yaudah sayang, aku kembali kemejaku ya," Martha meninggalkan Al. Dan Al hanya mengangguk sebagai jawaban.
Al sebenarnya merasa kesepian kalau Alvian tidak sekolah, meskipun ada Martha, tetap saja dia masih kesepian.
▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎
Jam pulang sudah berbunyi lima menit yang lalu, Icha sedang mengemas alat tulisnya, karena dia baru saja menyelesaikan catatannya.
"Eh Nay, pulang bareng aku aja ya, bilang sama sopirmu gak usah jemput gitu. Aku pengen main kerumah mu," pinta Icha pada Nayla.
"Oke deh, kita ntar mampir ke minimarket dulu yah, aku mau beli cemilan, persediaan dirumah udah habis," ucap Nayla.
"Oke lah, ayo pulang," ajak Icha.
Mereka pun bejalan keluar kelas menuju parkiran. Saat diparkiran Icha tak sengaja melihat Al memboncengkan Martha di motornya, Martha memeluk punggung Al dan mereka melaju meninggalkan kelas.
Rasa nyeri itu hadir kembali didalam hati kecilnya. Apakah Icha cemburu? Ah tidak, dia tidak menyukai Al kenapa harus cemburu.
"Cha liatian apa sih? Kok malah melamun?" tanya Nayla saat mendapati Icha tak kunjung masuk mobil, malah melamun.
"Gak apa-apa kok, ayo kamu yang nyetir ya, nich." Icha menyerahkan kunci mobilnya. Padahal tadi dia sudah berada disamping pintu mobil sebelah kanan. Tapi mendadak perasaannya tak enak jadi dia memutuskan biar Nayla saja yang menyetir mobilnya.
"Oke," jawab Nayla singkat, lalu dia masuk kedalam mobil diikuti Icha.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
Maura
visualnya dong
2023-06-23
0
☠ᵏᵋᶜᶟ⏤͟͟͞R❦🍾⃝ͩɢᷞᴇͧᴇᷡ ࿐ᷧ
huffft al masih belum bisa terima icha, sedangkan icha udah mulai membuka hati buat al. walaupunn dia tau bakalan sakit rasanya
2022-10-06
0
Yati Rosmiyati
sekarang Icha yang sakit hati cemburu tar giliran kamu Al yang cemburu lihat Icha siap siap ya Al dan semoga segera hadir cowok yang suka sama icha
2022-05-18
0