Setibanya di ruang makan, mereka disambut dengan senyuman.
"Kakak disini juga?" tanya Icha setelah melihat ada Farhan disana.
"Iya, Papa yang panggil, biar sekalian makan malam bersama," bukan Farhan yang jawab tetapi Davit.
"Ayo sekarang kita makan," tambahnya lagi.
Icha mengambilkan nasi untuk Al dan juga kakanya yang berada dikursi sebelahnya. Sedangkan Dina dan Davit berada didepan mereka bertiga.
Mereka mulai menyantap makanan yang berada didepannya.
"Ini pasti kamu yang masak kan Cha Kakak hafal banget masakan kamu," celetuk Farhan setelah menyuapi makanan kemulutnya.
Icha hanya tersenyum dan mengagguk.
"Pantesan beda dari biasanya, ternyata masakan kamu sayang?" tanya Dina memastikan.
"Iya Ma," jawab Icha malu-malu.
"Pinter kamu Cha, Mama gak salah pilih menantu," ucap Dina lagi.
"Makasih Ma," timpal Icha dengan tersenyum.
Mereka pun melanjutkan makan malam kembali. Setelah selesai makan, mereka meninggalkan meja makan kecuali Icha. Dia memberaskan bekas makanan bersama Mbok Jum. Setelah selesai dia langsung menyusul Al dan Farhan yang ada diruang keluarga sedang menonton TV.
"Mama sama Papa mana?" tanyanya pada Al saat tak melihat kedua mertuanya disana.
"Dikamar, Mama harus istirahat," jawab Al.
Lalu ketiganya mengobrol santai sambil nonton TV. Satu jam berlalu, Icha merasa jenuh mendengar obrolan kedua pemuda tersebut, entah apa yang mereka obrolkan sampai-sampai tak kehabisan topik yang dibahas, alis nyambung terus. Icha memutuskan untuk masuk kekamr dulu, mau melaksanakan sholat Isya'.
"Aku mau kekamar dulu ya, kalian lanjut aja ngobrolnya," pamit Icha.
"Jadi ngusir Kakak nich ceritanya? Bilang aja kalau mau berduaan," ucapa Farhan sambil mengedip-ngedipkan sebelah matanya.
Sebelum Icha atau Al menjawab, Farhan bersuara lebih dulu.
"Yaudah Kakak mau balik aja. Nasib bener sih jadi jomblo," tambah Farhan dengan muka dibuat sesedih mungkin.
Lalu dia keluar dan kembali keaparteme nya.
Setelah kepergian Farhan, Icha langsung masuk kekamar tanpa menunggu Al. Karena sepertinya Al masih enggan untuk beranjak dari sofa. Tetapi dia merasa bosan juga menonton TV sendirian, dia pun memutuskan untuk masuk kedalam kamar.
Setibanya dikamar, Al mendapati Icha sedang sholat isya' dia pun langsung menuju kamar mandi untuk mengambil air wudhu, sebelum melaksanakan sholat.
Setelah selesai sholat, Al melihat Icha yang sudah berada diatas ranjang sedang memainkan ponselnya. Dia jadi teringat sejak sampai di Singapur dia belum memegang ponselnya, sampai lupa juga dimana letak ponselnya.
"Cha, lo tau ponsel gue dimana?" Tanya Al sambil mencari keberadaan ponselnya.
"Di tasku itu, kamu tadi siang nitip ke aku waktu di pesawat kan?" Ucap Icha sambil menunjuk tas selempangnya yang berada diatas meja.
Tanpa sepatah kata pun, Al langsung mengambil ponselnya yang berada didalam tas Icha. Dia tadi menonaktifkan ponselnya saat dipesawat. Saat ponsel tersebut menyala, betapa terkejutnya dia melihat ratusan chat dari satu orang, siapa lagi kalau buka Martha. Ada beberapa panggilan juga disana.
Saat akan menghubungi Martha, Al tersadar dimana dia sekarang, jadi dia mengurungkan niatnya untuk memanggil Martha. Dia juga bingung mau membalas pesan Martha gimana, akhirnya dia putuskan untuk meletakkan ponselnya yang sudah dia silent.
"Kenapa kamu lesu gitu?" tanya Icha penasaran karena setelah melihat ponsel muka Al berubah jadi muram.
"Gak apa-apa, gue mau tidur aja," jawab Al.
"Yaudah, silahkan aku juga mau tidur. Awas jangan peluk-peluk," Icha memperingati.
"Gue mau peluk istri sendiri masak gak boleh, yaudah gak apa-apa, besok gue peluk Martha aja kalo gitu," ucap Al dengan tersenyum, dia sengaja menggoda Icha.
"Meluk wanita yang bukan muhrimnya itu dosa," ucapan macam apa itu, seakan-akan Icha melarang Al untuk melakukan hal tersebut. Dia langsung membekap mulutnya, karena ucapannya tersebut.
"Nah itu tau, jadi?" Al menaik turunkan alisnya, sambil tersenyum penuh arti.
"Gak taulah, aku ngantuk," ucap Icha salah tingkah lalu dia menutup seluruh tubuhnya dengan selimut.
Hahahaha
Al tertawa mendengar ucapan Icha yang terlihat gugup tersebut, dia merasa kalau Icha sudah mulai mencintainya. Melihat Icha seperti itu, Al jadi ingin terus menggoda Icha. Dia langsung mendekati Icha dan memeluk Icha dari belakang, yang tertutup oleh selimut.
"Al lepasin aku engap nich," Icha meronta-ronta ingin melepaskan diri dari pelukan Al yang begitu erat.
"Gak akan gue lepasin Cha, sebelum lo bukak nich selimut," Ucap Al penuh kemenangan.
Akhirnya Icha membuka selimutnya bagian atas.
"Udah nih, lepas dong Al," pinta Icha.
"Beneran minta dilepas? Bukannya lebih enak kalo gini kan?" tanya Al, dia masih saja menggoda Icha.
"Aku teriak kalo kamu gak mau lepas," ancam Icha.
"Teriak aja, biar Papa sama Mama tau, kalo istriku gak mau dipeluk sama suaminya," ucap Al dengan santai.
Icha hanya mendengus mendengar ucapan Al, dia mencoba melepaskan diri dari pelukan Al, tapi nihil tidak bisa karena tenaga Al lebih kuat. Akhirnya dia menyerah, biarkan saja Al memeluknya seperti itu, pikirnya.
Sebenarnya Icha merasa tenang dipeluk seperti itu oleh Al, tapi dia enggan untuk mengakuinya, bisa-bisa Al jadi Gr kalo dia ngaku. Icha mikirnya Al itu hanya menggoda dia, melakukan itu bukan karena Al sudah mulai mencintainya. Karena selama ini yang Icha tahu, Al adalah cowok playboy yang suka gonta-ganti pacar, jadi mudah buat dia mbaperin cewek.
"Nah kalo nurut kan lebih baik, sekarang tidur atau mau aku cium dulu sebelum tidur," ucap Al dengan menaikkan satu alaisnya. Tapi Icha tida melihat karena dia membelakangi Al.
"Gak," jawab Icha singkat.
Hahahaha
Lagi-lagi Al tertawa menanggapinya.
Tak lama Icha pun tertidur dengan posisi itu, sedangkan Al dia masih saja belum memejamkan matanya, saat tau kalau Icha sudah tertidur dia langsung melepaskan pelukannya dengan pelan, supaya tak membangunkan Icha.
"Anak manis, kena kamu aku kerjain, maaf ya," ucap Al dengan tersenyum senang karena berhasil mengerjai Icha.
Setelah Icha tertidur, dia menguhubungi seseorang melalui ponselnya.
"Maaf ya, gue baru aja buka hape, tadi ada Papa sama Mama jadi gak enak kalo angkat telpon dari lo Tha," ternyata Al menghubungi Martha pacarnya.
Dia sebenarnya tadi gak enak sama Icha, saat akan menelfon Martha karena teringat akan ucapan Alvian tadi pagi dirumahnya. Takut kalau Icha sakit hati melihat dia telfonan dengan Martha. Karena selama tiga bulan ini mereka jarang sekali tidur satu kamar, jadi Al leluasa buat telfonan sama Martha saat malam hari.
"Video Call ya Al," pinta Martha dari sebrang sana.
"Jangan dulu ya Tha, takut Mama atau Papa tau," Al beralasan, padahal dia sengaja sedkit menghindari Martha.
Akhirnya mereka tidak melakukan Video Call.
Bersambung......
Apa benar Al sudah menyukai Icha? atau dia hanya bermain-main saja? ikuti kelanjutannya ya..
Segini dulu ya, makasih buat yang udah like dan komen😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
Alvika cahyawati
iya benar bikin icha jual mahar donk biar si Al buat kejar2 icha buat dptin cintanya
2023-03-11
5
Nurlaela Ella
buat al bucin thor sama icha
2022-11-05
1
☠ᵏᵋᶜᶟ⏤͟͟͞R❦🍾⃝ͩɢᷞᴇͧᴇᷡ ࿐ᷧ
etdalahhh al masih aee belomannn sadar
2022-10-06
0