Setelah acara makan siang bersama usai, masing-masing para kerabat kembali ke kediaman masing-masing. Kini hanya tinggal keluarga Icha saja. Mereka terlihat masih ngobrol santai di ruang keluarga. Al terlihat akrab dengan Farhan, karena memang Farhan orangnya mudah akrab dengan orang baru.
Sedangkan Icha, dimana dia? Tak terlihat diruang keluarga, ternyata Icha berada dikamarnya sedang berkutat dengan buku dan bolpoin. Entah apa yang sedang dia kerjakan, mungkin tugas sekolah atau dia hanya menulis curhatannya dibuku, entahlah. Tadi dia pergi ke kamar setelah para kerabat pamit undur diri.
▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎
Malam harinya, setelah makan malam Al langsung saja masuk ke dalam kamar Icha, karena dia merasa lelah setelah melewati kegiatan hari ini. Al tidur diranjang tanpa permisi, karena dia bingung juga mau tidur dimana jika tidak diranjang? Masak harus tidur dilantai kan enggak mungkin, tidur di sofa? Enggak mungkin juga karena di dalam kamar Icha tidak ada sofa, hanya ada meja rias dan meja belajar. Masak harus tidur di meja belajar? Kan enggak lucu, jadi dia putuskan tidur diranjang saja.
Beberapa menit kemudian ternyata Icha juga memasuki kamarnya. Icha sedikit terkejut melihat Al sudah tertidur diranjang. Tapi dia tidak peduli biarkan saja, pikirnya. Lalu Icha menuju meja belajar dan dia memutuskan untuk belajar sebelum tidur. Meskipun besok dia masih libur, karena hari sabtu, tetap saja dia harus belajar.
Setelah dirasa sudah lelah dan mengantuk, Icha pun berniat untuk tidur. Tapi dia bingung harus tidur dimana? Sedangkan diranjang sudah ada Al. Lalu terlintas dalam pikirannya, dia akan tidur dikamar tamu saja, sebelum dia keluar menuju kamar tamu terlebih dahulu dia menyelimuti tubuh Al secara hati-hati, takut sang empunya terbangun.
Baru saja dia akan memasuki ruang tamu suara seseorang mengurungkan niatnya.
"Kamu mau apa ke kamar tamu Dek?" tanya Farhan pada Icha, karena saat itu Farhan dan Papanya masih berada di ruang keluarga, yang letaknya didepan kamar tamu.
"Mau tidurlah Kak, udah ya aku ngantuk," jawab Icha.
"Lho kok malah tidur di kamar tamu sih Cha?" tanya Bayu heran.
"Di kamarku ada Al Pa, masak iya aku harus tidur bareng dia," ucap Icha.
"Ya emang gitu kan? Diakan suami kamu sekarang Cha, sana naik ke atas kembali lagi ke kamarmu, jangan tidur di kamar tamu," ucap Bayu panjang lebar.
Gadis berjilbab purple itu terpaksa menaiki anak tangga lagi menuju kamarnya. Saat setelah sampai dikamar dia bingung, harus tidur dimana? Di ranjang rasanya tak mungkin karena Al tidur tepat berada di tengah-tengah. Mau membangunkannya juga bingung, takut Al marah.
Setelah berfikir lama, akhirnya dia putuskan untuk membangunkan Al, dari pada harus tidur di lantai.
"Al geser dong tidurnya, aku juga mau tidur." Ucap Icha seraya menggoyang-goyangkan tubuh Al. Tetapi setelah beberapa saat dia menggoyangkan tubuh Al tak ada hasilnya. Icha terlihat kesal.
Lalu dia punya ide, menggelitiki tubuh Al supaya terbangun. Dan benar saja Al terlihat membuka matanya, saat merasakan ada yang menggelitikinya.
"Ngapain sih ganggu orang tidur aja," ucap Al dengan sewot.
"Aku juga mau tidur, geser sana," perintah Icha.
Al pun menuruti apa mau Icha, menggeser tubuhnya ke sisi sebelelah kanan ranjang, lalu tidur lagi tanpa memperdulikan Icha.
"Aku kasih pembatas tengahnya, jangan sampaia lewatin pembatas!" Perintah Icha pada Al. Lalu Icha meletakkan guling ditengah-tengah antara dirinya dan Al.
"Iya bawel, gue juga ogah deket-deket lo," ucap Al dengan sewot, tanpa melihat Icha karena matanya terpejam.
Icha hanya mendengus, lalu merebahkan dirinya di sisi kiri ranjang dan membelakangi Al. Menutup tubuhnya dengan selimut, tanpa melepas jilbabnya saat tidur. Karena dia tidak terbiasa melepas jilbab di depan laki-laki lain.
Pagi harinya, Al bangun terlebih dahulu karena dia mendengar suara adzan subuh dari ponselnya. Al sudah terbiasa bangun subuh sejak dulu. Dia merasa nyaman sekali tidurnya malam ini, saat membuka mata Al terkejut karena tangannya yang ia kira memeluk guling ternyata malah memeluk seseorang. Siapa lagi kalau bukan Icha, yang tidur masih tetap sama membelakanginya.
Lalu Al melepas pelukannya pada Icha dengan hati-hati, karena takut jika Icha bangun dan dia masih memeluknya, mau ditaruh di mana mukanya. Jelas-jelas sebelum tidur dia mengatakan tidak mungkin melewati batas, tapi ternyata dia berhianat malah memeluk Icha dengan nyaman.
Tanpa pikir panjang, Al pun masuk ke dalam kamar mandi, untuk wudhu dan melaksanakan sholat subuh. Saat keluar dari kamar mandi, dia mendapati Icha sudah terbangun dari tidurnya dan sudah duduk di sisi ranjang. Melihat Al keluar kamar mandi, Icha pun bergegas ke kamar mandi untuk cuci muka dan wudhu sebelum melaksanakan sholat subuh.
Setelah selesai sholat subuh, Icha bergegas turun kebawah akan membantu Mamanya di dapur. Itu sudah jadi kebiasaannya sejak lama. Saat akan keluar kamar langkahnya terhenti karena ucapan Al.
"Nanti lo ikut gue pulang, lebih baik siap-siap aja sekarang," ucap Al dengan nada memrintah.
"Harus hari ini?" tanya Icha.
"Iyalah, besok Mama mau pergi ke Singapur kalo lo lupa," jawab Al masih dengan nada tak bersahabat.
"Baiklah, aku akan kemas-kemas," putus Icha akhirnya.
Icha pun segera mengemas beberapa bajunya dan perlengkapan sekolah, memasukannya kedalam koper ukuran sedang. Setelahnya dia akan mengemasi pakaian milik Al, dia mengambil koper Al dan mengeluarkan sebagian isinya.
"Mau diapain barang-barang gue?" tanya Al saat melihat Icha yang akan membongkar kopernya.
"Sebagian bajumu mau aku simpan di lemari, biar nanti kalo ke sini kamu punya baju ganti," pengertian sekali bukan istrinya itu.
"Terserah," ucap Al sekenanya. Bukannya membantu dia malah asyik memainkan ponselnya dan terlihat senyum-senyum saat memandangi ponselnya, sepertinya dia sedang bertukar pesan dengan seseorang.
Lalu ponsel Al pun berbunyi, menandakan ada telpon masuk. Dia langsung mengangkatnya.
"Hallo, sayang," terdengar suara Al mengucapkan kata sayang. Lalu dia keluar menuju balkon menjauhi Icha.
"Kalo sama pacarnya aja manis, lah sama aku sewot banget," dengus Icha tiba-tiba.
"Biarinlah, terserah dia," Icha berbicara sendiri. Sebenarnya dia sedikit kesal pada suaminya itu.
Entah Al menganggap Icha sebagai istrinya atau bukan. Bahkan bertelfon mesra dengan pacarnya di depan Icha. Sebenarnya Icha tidak cemburu cuman merasa kesal saja karena sikap Al terhadapnya berbanding terbalik dengan sikap Al pada kekasihnya.
Tak mau memikirkan terlalu lama, Icha pun melanjutkan kegiatannya. Sampai Icha selesai dengan kegiatannya pun Al belum selesai bertelfon dengan kekasihnya. Lalu Icha berinisiatif untuk meneriaki Al, berniat mengerjai suaminya itu.
"Al, ayo turun sarapan dulu, aku udah selesai berkemasnya!" teriak Icha, dia berdiri dipintu balkon.
Terlihat Al gelagepan saat setelah Icha berucap, lalu dia menoleh ke arah Icha dan memelototkan bola matanya. Yang di pelototin, malah kabur.
"Itu suara Mama sayang," Al berbohong dengan orang disebrang sana.
"Beneran Mama," ucapnya lagi.
Icha sebenarnya masih di dalam kamar, dia tertawa setelah mendengar Al berusaha membujuk kekasihnya. Saat sedang asyik menertawakan Al, Icha tidak sadar jika suaminya sudah ada didepannya. Sorot matanya menatap Icha dengan tatapan membunuh.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
Elizabeth Zulfa
nyimak
2023-10-05
0
。.。:∞♡*♥
🤣🤣
2022-10-24
0
☠ᵏᵋᶜᶟ⏤͟͟͞R❦🍾⃝ͩɢᷞᴇͧᴇᷡ ࿐ᷧ
hahaha ichaaa kocakkkk bangetttt🤣🤣🤣
2022-10-06
0