Liora membawa Max masuk ke dalam kamar. Dia merebahkan kepala Max di atas bantal. Liora masih mengusap pelan wajah yang terluka itu.
"Aku menginginkan sesuatu darimu," pinta Liora.
Maxim mengengam tangan Lio dan meletakannya di pipi sebelah kanan. "Kamu menginginkan apa?"
"Aku ingin dirimu." Liora menatap intens wajah Max. Dia membelai lembut setiap jengkal wajah tampan Max.
"Aku memang milikmu," ucap Max.
Liora mendekat pada Max. Dia membuka habis kain yang melekat di tubuhnya. Liora membuka pita yang mengikat rambutnya.
Max menelan ludahnya sendiri. Liora begitu indah menggoda. Tubuh indah tanpa cela kini berdiri di depannya. Max mengambil selimut. Dia bangkit dari rebahannya.
"Apa yang kamu lakukan, Liora. Jangan seperti ini, aku tidak ingin merusakmu." Max menyelimuti tubuh Liora dengan selimut tebal.
Liora membuang selimut tebal itu. Dia mendekat pada tubuh berotot Max. Liora ingin Max menyentuhnya untuk yang pertama kali.
"Ku mohon, aku menginginkan ini darimu," lirih Liora.
Max merasa heran. "Ada apa, sayang? Kenapa kamu jadi begini?"
Liora mengeleng. "Aku hanya ingin dirimu saja. Aku ingin kamu menjadi milikku. Bukankah hal ini wajar di lakukan oleh pasangan yang saling mencintai."
"Aku akan melakukannya saat kita sudah menikah nanti," ucap Maxim.
Liora mengeleng. "Aku ingin sekarang, sayang."
Kita tidak akan pernah bersatu Max, batin Liora.
Liora mengusap rahang tegas Max dan mulai mengecupnya. Tangan Liora juga sudah membuka kancing kemeja Maxim. Liora memberi godaan agar kekasihnya itu mau melakukannya.
Max tidak kuasa menahannya. Dia melakukan apa yang diminta oleh sang kekasih. Malam itu menjadi malam panjang bagi keduanya memadu kasih.
Max terbaring lelah disamping kekasihnya. Dia bahagia karena ini pertama kalinya untuknya dan juga Liora.
Sejak dulu Max menahan dirinya untuk menyentuh wanita lain. Max menjaga tubuhnya hanya untuk Liora seorang.
Saat di luar negeri, banyak sekali wanita yang merayu dirinya. Para wanita itu bahkan rela memberikan tubuh mereka cuma-cuma. Namun Max sama sekali tidak tertarik.
Wajah cantik Liora selalu menghantui dirinya. Dia hanya bergelora saat melihat foto masa kecil kekasihnya. Setiap hari foto Liora yang selalu menjadi penyemangatnya.
Max memeluk sang kekasih. "Liora ... apa kamu tidak menyesal?"
"Kenapa aku harus menyesal?" tanya Liora.
"Ini pertama kalinya untukmu," jawab Max.
"Aku mencintaimu. Tentu saja seluruh hidupku akan aku berikan kepadamu."
"Apa kamu benar-benar mencintaiku?" tanya Max.
"Apa lagi yang harus kubuktikan?" Liora bangkit duduk dari tidurnya.
"Entah kenapa ... aku merasa ada yang kamu sembunyikan," ucap Max.
Liora terdiam. Dia memalingkan wajahnya ke arah lain. Memang benar yang dicurigai Maxim. Dia memang melakukan ini demi daddynya.
Saat pagi besok, Liora harus memutuskan hubungannya bersama Max. Untuk kali ini biarlah dia menghabiskan malamnya bersama pria yang dia cintai.
Max meraih wajah Liora. "Katakan padaku, Liora. Apa yang sebenarnya terjadi?"
Liora meraih tangan Max dan mengecupnya. "Sayang ... aku ingin menjadi milikmu seutuhnya. Jangan berpikir yang macam-macam. Kamu percaya padaku, kan?"
Maxim tersenyum. "Aku percaya padamu, Sayang."
Liora merebahkan kepalanya di tubuh bidang Max. Tangannya membentuk pola-pola abstrak. Hal itu membangkitkan gelora panas dalam diri Max.
"Kamu ingin lagi?" tanya Max.
Liora mengangguk. "Aku ingin lagi."
"Apa tidak terasa sakit?" tanya Max.
Sang kekasih mengeleng. "Rasanya sangat nikmat."
Max tersenyum dan kembali melakukan tugasnya sebagai seorang pria sejati. Suara-suara serak dan berat mengalun indah di dalam kamar.
Malam dingin ditambah pedingin ruangan tidak membuat sepasang kekasih itu kedinginan. Malah semakin membuat tubuh mereka menjadi panas karena saling bersentuhan.
Maxim terengah-engah setelah mencapainya. Dia kembali jatuh disamping Liora. Max menarik napas dan mengembuskannya secara perlahan.
"Kamu lelah?" tanya Liora.
"Sedikit," jawab Max.
"Istirahat dulu. Aku mau ke kamar mandi."
Liora turun dari ranjang. Dia berjalan dengan tertatih-tatih. Melihat hal itu, Max segera mengendong sang kekasih ala bridal style.
Max mendudukkan Liora di toilet. Dia mengisi air hangat di dalam bathtub. Setelah air penuh, Max meletakan tubuh Liora ke dalam bathtub.
Max mengambil shampoo lalu mencuci rambut panjang Liora. Dia memijit kepala Liora agar kekasihnya itu terasa rileks.
Liora memejamkan matanya menikmati pijatan itu. "Kamu sangat pintar memijit."
"Aku bisa segalanya," jawab Max.
Max juga mengosok tubuh sang kekasih dengan sabun. Liora diperlakukan seperti anak kecil saja. Selesai mandi, Max mengeringkan rambut sang kekasih yang basah.
Max menyisir dengan pelan rambut panjang kekasihnya. Liora diperlakukan bak Tuan putri. Dengan hati-hati Max menyisir dan memakaikan sang kekasih kemeja miliknya.
"Selesai," ucap Max.
Liora tersenyum. "Terima kasih."
"Tidurlah," kata Max.
Liora mengangguk. "Baiklah ...."
Liora naik ke atas tempat tidur. Sedangkan Max masuk ke kamar mandi membersihkan dirinya. Liora memejamkan matanya. Tidak berapa lama Max keluar dari kamar mandi.
Dia tersenyum melihat Liora sudah tertidur pulas. Max memakai celana training panjangnya. Dia ikut masuk ke dalam selimut dan tertidur lelap.
Liore membuka matanya. Dia belum tertidur. Dia hanya berpura-pura saja. Air mata menetes di pipinya. Rasanya Liora tidak sanggup harus memutuskan hubungannya bersama dengan Max.
Namun ancaman Alex membuatnya tidak bisa berbuat apa-apa. Liora tidak mau Max menderita. Tangisan Liora ternyata didengar oleh Max.
"Sayang ... kenapa kamu menangis? Apa milikmu terasa sakit?" tanya Max yang bangun dari tidurnya.
Liora mengeleng dan memeluk Max. "Aku takut kehilangan kamu."
Max mengusap rambut Liora. "Aku tidak akan kemana-mana. Tidak perlu takut."
"Aku hanya takut saja, Sayang. Aku sangat mencintaimu," lirih Liora.
"Aku juga mencintai kamu," balas Max.
"Aku ingin lagi," pinta Liora.
Maxim membuka sedikit bibirnya. "Kamu tidak lelah?"
Liora mengeleng. "Tidak."
"Kekasihku menjadi nakal dalam semalam." Max terkekeh.
"Kamu tidak suka ... punya kekasih nakal?" Liora semakin menggoda Max.
"Tentu saja aku sangat menyukainya."
Kembali Max dan Liora saling menyatu. Malam ini menjadi malam yang sangat panjang bagi sepasang kekasih yang dilanda kasmaran.
Sentuhan penuh cinta diberikan Max untuk kekasihnya. Liora dengan senang hati menyambutnya. Dengan sepenuh hati dia memberikan segalanya untuk Max.
Pria yang dia cintai dan dan dia tunggu sejak kecil. Tidak peduli jika besok dia harus berpisah. Malam ini Liora akan menyerahkan segalanya untuk Max.
Kembali Max tumbang karena kelelahan. Kali ini Max langsung tertidur lelap. Liora menyelimuti kekasihnya yang tertidur dengan selimut tebal. Dia mengecup kening pria yang begitu dia cintai.
"Tidurlah sayang. Aku mencintaimu. Sampai kapan pun ... aku akan tetap mencintai kamu."
Liora memejamkan matanya. Dia ikut menyusul Max yang tertidur lelap.
TBC
Dukung Author dengan vote, like dan juga koment.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Ney Maniez
waduhhh
2024-11-01
0
Argano Yovandra
Pak Ustadz.. lihat pak Ustadz.. mereka udah main kuda"an loo 🤣🤣🤣🤣
2024-10-07
1
its Gitachan>\\\<
ada pepatah mengatakan: pernikahan tak di restui, dedek bayi jadi solusi.
hoax guys, itu cmn kata2 gw doang. menyesatkan! jangan di contoh
2022-06-08
2