OBSESI DAN CINTA
Semua anak-anak hadir merayakan ulang tahun yang ke 7 Liora. Acara itu di adakan di tepi kolam renang. Liora juga sudah memakai gaun ala princess cinderella kesukaannya.
Namun sayang, gadis cantik bermata biru itu tidak bahagia. Liora masih menunggu seseorang yang akan memberinya sepatu kaca.
Liora menatap pintu untuk menunggu seseorang yang spesial menurutnya. Sudah hampir 1 jam acara di tunda. Tapi tamu spesial itu belum juga menampakan batang hidungnya.
Anak-anak sebaya Liora sudah asyik dengan bermain air dan balon-balon. Sepupu Liora yaitu Jason juga hadir bersama papa dan mamanya.
Berli menghampiri putrinya yang duduk termenung menatap pintu masuk kolam renang rumahnya. "Lio ... ayo kita tiup lilinnya. Sudah 1 jam kita menunda."
Liora masih menatap pintu. Dia berharap sekali orang itu cepat datang. Liora mengangguk mengiyakan perkataan mommy nya.
Kue bertema princess sudah berada di meja. Semua juga sudah berkumpul. Daddy Alex memasang api di lilin kue ulang tahun.
Alex mengusap rambut panjang putrinya. "Lio ... kita nyanyi dulu, setelah itu kita tiup lilinnya."
Para teman sebaya Liora mulai bernyanyi lagu selamat ulang tahun. Liora tidak semangat untuk moment ini. Lio meniup lilin setelah teman nya selesai bernyanyi.
Berli membantu putrinya memotong kue. Lio memberi potongan kue itu kepada daddy dan mommy nya. Para teman Lio juga menikmati hidangan yang ada.
Jason dan larry seperti berlomba untuk makan. Larry adalah adik Liora yang masih berusia balita.
"Jason ... kamu itu jangan banyak makan. Tidak ada wanita yang akan menyukai pria gendut," ujar Jo papa Jason.
Jason mengeleng. "Kue ini sangat enak. Aku tidak bisa menahannya." Jason berbicara dengan mulut penuh makanan.
"Larry ... masukan makanannya sedikit-sedikit ke dalam mulut. Jangan banyak-banyak," ucap Jo yang membantu mengelap bibir keponakannya.
"No ...." Larry belum lancar bicara. Dia bicara dengan suara khas balita.
Jo berdecak kesal saat Jason menyuapi krim kue ke mulut Larry. Putranya itu sangat jahil. Larry menangis karna ulah Jason. Segera Jo memberikan Larry kepada pengasuhnya.
Liora pergi melangkah ke pintu depan. Dia ingin melihat apakah orang yang dia tunggu sudah datang atau belum. Lagi-lagi Liora menatap kecewa ke arah pintu masuk rumah.
"Liora," panggil Berli.
"Mommy ... apa paman Max tidak akan datang?" tanya Liora sedih
"Paman Max sibuk, sayang," jawab Berli.
"Tapi ... paman Max bilang akan datang dan memberiku sepatu kaca," ucap Liora.
"Paman Max masih di luar negeri. Kita kembali ke dalam dan lanjutkan acaranya," ucap Berli yang membawa putrinya kembali ke tempat acara.
...****************...
Maxim tergesa-gesa mencari taksi. Dia baru saja tiba dari luar negeri. Max ada suatu pekerjaan di sana. Di tangannya sudah ada hadiah untuk gadis kecilnya.
Max menghentikan taksi dan segera masuk. Dia menyuruh supir untuk mengebut agar cepat sampai di mansion Alex. Dia sudah sangat terlambat untuk menghadiri acara ulang tahun Liora.
"Lio ... maafkan aku. Kali ini aku terlambat untuk datang," gumam Maxim.
Max kembali memerintahkan supir taksi agar melajukan mobil dengan cepat. Gadis kecilnya itu pasti sudah sangat merajuk. Baru kali ini Max datang terlambat ke acara ulang tahun Liora.
Taksi sampai di gerbang mansion kediaman Alex. Di mansion sudah terlihat sepi. Acara sudah selesai setengah jam yang lalu. Max keluar dari dalam mobil taksi.
Segera saja dia berlari menuju pintu mansion. Suasana mansion sudah sepi. Max menuju kolam renang. Di sana masih ada Liora yang dengan setia menunggu kedatangan Maxim.
Berli yang melihat Max datang, tersenyum. Liora sudah merajuk dan susah untuk di rayu. Berli sudah merayu Lio untuk masuk ke dalam rumah. Tetapi Liora tidak mau. Dia masih ingin menunggu Maxim datang.
"Max ... aku kira kamu tidak akan datang," ujar Berli.
"Kalau aku tidak datang, maka cinderella nya akan marah," ucap Maxim.
Liora memasang wajah cemberut. Dia tidak ingin melihat wajah Max. Gadis itu telah lelah duduk hanya untuk menunggu Max. Berli meninggalkan putrinya bersama Maxim dan kembali menemui Alex dan Larry.
Maxim menghampiri Liora. Dia duduk berjongkok. Maxim mengeluarkan sepatu kaca dari kotak hadiah yang dia bawa. Max memasangkan sepatu itu di kedua kaki Liora.
"Sekarang ... kamu sudah menjadi cinderella," ucap Max.
Liora tersenyum. "Paman akan jadi pangerannya."
Max mengusap lembut rambut Liora. "Tentu saja ... aku akan menjadi pangeran untukmu."
Liora berhambur memeluk Maxim dan juga mencium bibir Max. "I love you."
Max kaget akan perlakuan Liora. Gadis kecil itu mengatakan i love you. Lebih kagetnya lagi, Liora mencium bibir Maxim.
"Li-Liora ... siapa yang mengajarimu melakukan ini pada Paman?" tanya Max.
"Aku menyayangi Paman. Biasa mommy dan daddy akan melakukan itu. Karna daddy dan mommy saling mencintai," tutur Liora.
Dasar Alex dan Berli, ciuman saja harus di depan anak-anak, batin Max.
"Lio ... jangan lakukan hal tadi kepada orang lain. Cukup pada Paman saja, oke," ucap Max.
Liora mengangguk. "Oke!"
Max beranjak duduk di samping Liora. Dia membelai wajah cantik dan imut itu. Max sangat menyukai dan menyayangi Liora. Saat melihat Liora lahir, Max sudah jatuh cinta padanya.
Perpaduan wajah Alex dan Berli menjadi satu. Liora berkulit putih, rambut hitam pekat dengan bola mata kebiruan seperti Alex. Sungguh siapa pun yang melihatnya akan terpesona.
"Liora ... Paman akan pergi ke luar negeri," ucap Max.
"Pergi kenapa?" tanya Liora.
"Paman akan bekerja di sana." Max membelai rambut panjang Lio.
"Paman kerja apa?" tanya Liora.
"Paman akan menjadi seorang pengusaha seperti daddy Alex. Paman ingin menjadi layak untukmu," tutur Max.
Liora mengernyit akan ucapan dari Maxim. Dia sungguh tidak mengerti. Liora menatap bingung wajah tampan Max.
Max tersenyum melihat wajah bingung Lio. "Apa kamu ingin menikah dengan Paman?"
"Yes ... Paman sudah berjanji untuk menikahiku, jika aku sudah besar," ucap Liora.
"Paman akan menunggu kamu besar dan kita akan menikah." Max memeluk tubuh kecil Liora. Dia juga mengecup kedua pipi Lio.
"Paman akan selalu datang di setiap hari ulang tahunmu. Kita akan selalu merayakan hari jadi kamu bersama-sama," ucap Max.
Liora mengangguk mengiyakan saja. Meski dia juga bingung apa maksud dari perkataan Maxim. Dari balik dinding kaca, Alex memperhatikan keduanya. Dia juga kaget saat Liora mencium bibir Max.
"Besok-besok ... aku tidak akan mencium Tasia di depan Liora dan Larry," gumam Alex.
Alex kembali memperhatikan keduanya yang asyik bicara dan bercanda. Alex sangat khawatir akan kedekatan Max dan Liora. Dia masih teringat perkataan Brian dan Jo yang mengatakan Maxim akan menunggu putrinya.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Mr. K5
tunggu ajj😂
2024-11-01
0
Zamie Assyakur
assalamualaikum mom apa kabarnya??? aku mampir lg di karya mu yg ke 8...
semoga sukses selalu...
2023-03-10
1
Ridha 💕
ya ampun itu anak tujuh tahun loh maxim sadar woyyy
2022-11-16
1