Liora bangun dari tidurnya. Dia turun dari ranjang lalu menuju kamar mandi. Liora bersiap-siap untuk segera pergi ke kantor. Seperti biasanya, Liora memakai baju formal serta merias sedikit wajah cantiknya.
Liora keluar dari kamar menuju ruang makan. Di sana sudah ada orang tuanya serta adiknya Larry.
"Pagi semuanya," sapa Liora.
"Pagi Kak," jawab Larry.
"Pagi sayang," ucap Berli.
Namun Alex tidak menyapa putrinya. Dia masih marah karna pertengkaran semalam. Liora menarik kursi lalu duduk. Berli dengan segera mengambilkan putrinya itu sarapan.
Liora merasa tidak bernapsu untuk sarapan. Daddynya marah kepadanya. Liora hanya makan sedikit lalu beranjak dari duduknya.
"Sudah selesai sarapannya?" tanya Berli yang merasa heran karna Lio tidak menghabiskan makanannya.
"Sudah Mom ... sudah kenyang," jawabnya.
Liora menghampiri Mommynya lalu memberi kecupan di pipi. Liora juga mengecup pipi Alex namun tidak ada respon dari Alex sendiri.
"Mom, Dad ... Liora pergi duluan," pamit Liora.
"Hati-hati sayang," ucap Berli.
Liora berjalan keluar rumah dengan tas di bahunya. Larry juga sudah selesai dengan sarapannya. Dia juga beranjak pamit pada orang tuanya.
Larry segera berlari menyusul sang kakak. Dia ingin bicara tentang masalah pertengkaran semalam. Liora hendak masuk ke dalam mobil, tapi Larry memanggilnya.
"Liora ... tunggu sebentar," panggil Larry.
"Larry ... ada apa?" tanya Liora.
"Lio ... kenapa kamu tidak mau di jodohkan?" tanya Larry.
Liora bersedekap tangan. "Kamu menguping pembicaraan semalam?"
Larry mengusap tengkuk belakangnya. "Aku hanya mendengarnya sedikit."
"Kamu juga dengar, kan? Kamu juga akan di jodohkan dengan anak dari paman Brian," tutur Liora.
"Kenapa Daddy jadi kolot begitu?" tanya Larry yang heran akan tingkah daddy Alex.
Liora mengedikan bahu. "Entahlah ... aku juga bingung. Mungkin karna daddy bersahabat dengan paman Vino dan paman Brian."
"Jadi ... apa keputusan kamu?" tanya Larry.
"Aku tidak tahu. Yang jelas ... ini hidupku, maka aku sendiri yang akan menentukannya," jawab Liora.
Larry hanya menganggukan kepala. Liora masuk ke dalam mobil. Begitu juga dengan Larry. Mereka berlalu dari mansion menuju arah masing-masing.
Berli menatap Alex yang sudah selesai dengan sarapannya. Berli tidak mengerti akan pikiran dari suaminya. Seharusnya Alex bersikap terbuka. Karna memang dulunya Alex bersikap bebas.
"Apa kamu masih menginginkan perjodohan Liora?" tanya Berli.
Alex mengangguk. "Tentu saja ... aku ingin hubungan sahabat menjadi keluarga."
Berli menghela. "Aku heran dengan pemikiran kamu. Dulu kamu tidak begini."
"Sayang ... aku tidak mau bertengkar pagi ini." Alex bangkit dari duduknya. Dia menghampiri sang istri. Alex memberi kecupan sayang di kening dan bibir Berli. "Aku berangkat ke kantor."
Alex mengambil tas kantornya dan melangkah pergi. Berli hanya menatap kepergian sang suami.
"Apa karna faktor usia, pemikiran Alex jadi berubah," gumam Berli.
...****************...
Liora seperti biasa mengerjakan tugasnya sebagai karyawan Alex. Jika di kantor maka Alex dan Liora bersikap profesional. Keduanya akan berganti status menjadi atasan dan bawahan.
Liora di sibukkan dengan file-file di atas meja kerjanya. Dia begitu tidak semangat hari ini. Pertengkaran semalam serta situasi saat pagi tadi, membuat mood Liora menjadi buruk.
Liora tersandar di badan kursi. Dia menghela lalu memejamkan matanya. Pintu ruangan Liora di ketuk dari luar. Lio berdecak kesal karna ada yang menganggu dirinya.
"Masuk," pekik Liora dari dalam.
Seorang office girl masuk dengan membawa sebuket bunga mawar putih di tangannya. "Nona ... ada kiriman paket bunga." office girl itu memberikan Liora bunga mawar.
Liora mengambil bunga itu. "Terima kasih!"
"Saya permisi, Nona," ucap office girl berbaju biru.
Liora mengambil kertas pesan yang di tempel. Dia membuka serta membacanya.
~ Aku menunggu di tempat biasa. Datanglah sore nanti.
Liora mengernyit setelah membaca pesan itu. "Siapa yang mengirimkan bunga ini. Apa paman Max sudah kembali?" Liora memeriksa kembali bunga yang dia pegang. Mungkin saja ada petunjuk lagi.
Liora menghirup aroma bunga yang wangi itu. Perasaannya menjadi tenang setelahnya. Mood Liora menjadi lebih baik sekarang.
"Paman ... apa kamu sudah kembali. Aku akan pergi ke tempat biasa kita bertemu," gumam Liora dengan menatap bunga mawar putih itu.
Liora secepatnya mengerjakan tugas kantornya. Dia sudah tidak sabar untuk pergi ke danau tempat pertemuannya bersama Maxim.
...****************...
Jam sudah menujukkan pukul 5 sore. Liora bergegas untuk keluar dari kantornya. Namun langkah kakinya di hentikan oleh Alex.
"Liora," panggil Alex.
Lio menghentikan langkah kakinya. Dia menoleh pada sang ayah. "Daddy .... "
"Lio ... kamu ikut Daddy sekarang. Kita makan malam di luar," ucap Alex.
"Liora ada urusan sebentar. Lain kali saja," ucap Liora.
"Tidak bisa ... kamu harus ikut sekarang," ucap Alex dengan tatapan tajamnya.
"Baiklah ... aku akan ikut," lirih Liora.
Liora dan Alex masuk ke dalam mobil. Supir segera menjalankan mobil menuju ke butik. Di sana sudah ada Berli yang menunggu putrinya. Mereka akan makan malam dengan keluarga Vino.
Mobil sampai di butik. Liora dan Alex keluar dari dalam mobil. Mereka masuk ke dalam butik. Di sana sudah ada Larry dan Berli.
"Mommy disini?" tanya Liora heran.
"Iya ... kita akan makan malam dengan keluarga Varo," ucap Berli.
Liora di giring untuk ganti baju dan berdandan. Malam ini sepertinya akan menjadi malam spesial untuk dua keluarga. Semuanya telah berganti pakaian. Liora juga sudah siap dengan memakai gaun malam.
"Semua sudah siap?" tanya Alex.
"Sudah ... kita berangkat sekarang," ucap Berli.
Liora ikut bersama orang tuanya satu mobil. sedangkan Larry, dia mengendarai mobilnya sendiri. Supir melajukan mobil menuju sebuah restoran mewah.
Liora masih belum tahu, ada apa sebenarnya. Dia serta keluarganya berdandan dengan rapi. Liora keluar dari dalam mobil di susul kedua orang tuanya.
"Kita masuk," ujar Alex.
Larry juga sudah sampai dengan mobilnya. Dia juga ikut masuk ke dalam restoran menyusul kakak serta orang tuanya. Alex dan lainnya menuju meja bulat yang sudah di pesan. Di sana sudah ada keluarga Vino.
"Sudah lama datangnya?" tanya Alex.
"Baru sampai," jawab Vino.
Masing-masing telah duduk di kursi. Pelayan datang dengan membawa makanan yang memang sudah di pesan. Semuanya makan malam bersama dahulu. Setelah selesai, barulah mereka kembali berbincang.
"Vin ... aku ingin secepatnya anak kita bertunangan," ucap Alex.
"Terserah kamu saja. Kami siap untuk itu," ucap Vino.
"Bagaimana kalau bulan depan saja," ucap Elena.
"Boleh ... kita akan melaksanakan acaranya di hotel kita saja," jawab Alex.
Liora sedih karna harus bertunangan dengan Varo. Dia tidak ingin di jodohkan. Tapi, menolak pun percuma saja. Alex akan tetap menjodohkan dirinya dengan Varo.
Semuanya sudah sepakat jika bertunangan Liora akan di laksanakan bulan depan. Liora hanya pasrah saja dengan nasibnya. Dia menjaga hatinya hanya untuk satu orang. Tetapi, sampai sekarang pria itu masih belum kembali.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Zamie Assyakur
papa Alex egois bgt....
2023-03-10
0
Meta Lia
penantian yg panjang
2022-03-13
0
Yani Maryani
perjodohan turun temurun
2021-12-28
1