Pagi-pagi sekali Liora bangun dari tidurnya. Di sisi sampingnya Max tertidur pulas. Liora memindahkan tangan Max yang berada di perutnya. Liora turun dari ranjang menuju kamar mandi.
Liora memutar kran air lalu membasuh wajahnya di depan cermin wastafel. Lio membuka pakaiannya. Dia berdecak melihat tubuhnya penuh dengan tanda merah.
Liora meringis sakit saat bagian sensitifnya terluka. Max membuat bagian bulat berwarna pink itu menjadi lecet.
"Apa Max itu tidak pernah minum susu? Dia membuatnya terluka," gumam Liora kesal.
Liora mematikan kran air. Dia berjalan keluar dari dalam kamar. Liora duduk di tepi ranjang samping Max. Dia mengusap serta mencium kening kekasihnya itu.
"Aku pulang, sayang," ucap Liora.
Liora keluar dari dalam kamar Max. Dia mengambil tas serta kunci mobil yang dia letakan di meja bar. Terlihat kaca botol masih berserakan.
Liora melirik jam di pergelangan tangannya. Jam menunjukan pukul 6 pagi. Pelayan paruh waktu, sebentar lagi akan datang ke rumah Max. Liora tidak sempat membersihkannya. Dia harus pulang dan pergi ke kantor.
Liora keluar dari dalam rumah. Kebetulan pelayan wanita yang bekerja di rumah Max telah datang.
"Selamat pagi, Nona," ucap pelayan itu.
"Pagi juga." Liora tersenyum pada pelayan itu. "Di dekat meja bar, ada pecahan botol. Kamu bersihkan itu, jangan sampai Max terluka karna kaca itu."
Pelayan itu mengangguk. "Baik, Nona."
Liora masuk ke dalam mobil. Dia menyalakan mesin dan berlalu dari sana. Mobil melaju menuju mansion keluarga Alexander.
Satpam penjaga membuka gerbang saat melihat mobil majikannya datang. Liora masuk ke dalam perkarangan rumahnya. Terlihat Larry juga baru pulang dari luar.
Liora mematikan mesin mobil dan segera keluar. "Larry ... kamu baru pulang?"
Larry mengangguk. "Iya ... kamu tidak tahu aku saja." Larry menatap penampilan Liora. "Apa kamu bermalam dengan Varo?"
Liora terkesiap akan pertanyaan dari adiknya. "Apa maksudmu?"
"Di lehermu penuh bekas kecupan," jawab Larry.
Liora kaget bukan kepalang. Dia melepas ikatan rambut dan membiarkan rambutnya terurai. Liora juga merapikan pakaiannya sebelum masuk ke dalam rumah.
"Lio ... sudah dua hari kamu pulang pagi. Sebelumnya kamu tidak begini. Apa kamu bermalam dengan Varo atau dengan pria lain?" tanya Larry.
"Larry ... aku tidak ikut campur dengan urusanmu. Kamu ingin bermalam dengan siapa, aku juga tidak bertanya," kesal Liora.
Liora meninggalkan adiknya dan masuk ke dalam rumah. Larry mengaruk kepalanya yang tidak gatal. Apa salahnya jika dia hanya bertanya.
"Apa Liora lagi dapat, yah?" gumam Larry yang heran kakaknya itu marah-marah.
Liora langsung saja menuju kamarnya. Dia memutar handel pintu dan masuk. Liora melempar tas yang dia bawa ke atas ranjang kasur. Lio menutup serta mengunci pintu kamar.
Dia membuka lemari pakaian mengambil handuk. Liora masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri.
Larry masuk dengan memutar kunci mobil di tangannya. Dia hendak menuju kamar, namun suara Alex menghentikan langkah kakinya.
"Larry ... kamu baru pulang?" tanya Alex.
Larry membalikkan tubuhnya. Dia menyengir kuda saat Alex bertanya. "Iya Dad, Larry hanya bermain game online saja di rumah teman."
"Kamu itu bermain game atau bermain bersama pacarmu?" tanya Alex lagi
"Hanya bermain game saja," ucap Larry.
"Ingat Larry ... jangan sampai nilai kuliahmu menjadi anjlok karna terus bermain," ucap Alex.
"Iya ... Dad," ucap Larry.
Alex pergi meninggalkan Larry. Dia menuju ruang makan untuk sarapan. Di ruang makan, sudah ada sang istri yang tengah menata sarapan untuk suami dan anaknya.
Alex mengecup pipi Berli. "Pagi sayang!"
"Pagi juga," ucap Berli.
Alex menarik kursi lalu duduk. Berli segera melayani sang suami dengan mengambilkan makanan untuk sarapan.
Liora keluar dari dalam kamarnya. Dia sudah rapi dengan pakaian kantor yang melekat pas di tubuhnya. Hari ini Liora memakai pakaian berkerah turtle neck.
Liora sengaja memakai pakaian itu, untuk menutupi lehernya yang penuh tanda cinta dari Max. Jika memakai syal, akan lebih ribet dan aneh lagi. Liora melangkah menuju ruang makan.
"Pagi Daddy, Mommy," ucap Liora yang menarik kursi dan duduk.
"Pagi juga sayang," ucap Berli.
"Lio ... kamu tidak pulang semalam?" tanya Alex.
Alex dan Berli memang membebaskan kehidupan anak-anaknya. Mereka tidak mengekang apa pun yang ingin di lakukan Liora dan Larry. Asal perbuatan mereka tidak membuat malu nama besar keluarga.
"Liora menginap di rumah teman," ucapnya.
Berli memperhatikan penampilan Liora yang menurutnya sedikit aneh. Di musim panas begini Liora memakai baju dengan model kerah tinggi.
"Lio ... kamu tidak gerah dengan pakaian itu?" tanya Berli.
"T-tidak koq ... ini membuat Liora nyaman," ucapnya terbata-bata.
"Apa kamu sakit?" tanya Alex.
Liora mengeleng. "Tidak ... Liora baik-baik saja."
"Ya sudah ... kamu cepat sarapan," ucap Berli.
Liora mengambil menu sarapan yang telah tersedia. Alex serta Berli juga melanjutkan sarapan pagi mereka.
Alex selesai dengan sarapannya. "Sayang ... aku sudah selesai."
Alex beranjak dari kursinya dengan di ikuti oleh sang istri. Berli mengantar langkah Alex sampai ke pintu depan.
"Aku berangkat," ucap Alex dengan mengecup seluruh wajah istrinya.
"Hati-hati sayang," ucap Berli.
Alex masuk ke dalam mobil setelah pintu mobil di buka oleh supir pribadinya. Berli melambaikan tangannya saat mobil Alex berjalan keluar dari gerbang mansion.
Liora juga keluar dari dalam rumah. "Mom ... Lio berangkat dulu."
"Tunggu Liora," kata Berli.
Liora menghentikan langkahnya. "Ada apa, Mom?"
"Dengan siapa kamu bermalam?" tanya Berli.
"Maksud Mommy?" tanya Liora.
Berli mendekat pada putrinya. Dia menurunkan sedikit kerah baju Liora. Berli melihat ada banyak sekali tanda merah di sekitar leher putrinya.
"Kamu kira Mommy tidak tahu kenapa kamu memakai baju seperti ini," kata Berli.
"Bukankah Mommy dan daddy membebaskan kami semua," ujar Liora.
"Liora ... kamu sudah menjadi calon istri Varo. Jangan membuat malu keluarga kita," ucap Berli tegas.
"Aku hanya bermalam dengan kekasihku," ucap Liora.
Berli sedikit kaget akan ucapan dari putrinya. Pasalnya Berli tidak tahu jika Liora sudah punya kekasih. Selama ini Liora tidak bercerita apa-apa.
Liora selalu mengatakan jika dia tidak punya pasangan. Lalu sekarang, tiba-tiba saja Liora mengatakan jika dia punya kekasih.
"Liora ... kamu sudah punya Varo. Jangan berbuat ulah. Kamu tahu sendiri apa akibat dari membohongi Mommy dan daddy, bukan?" tutur Berli.
"Iya ... Liora mengerti," ucapnya.
Liora berjalan menuju mobilnya. Dia membuka pintu mobil dan masuk. Liora menyalakan mesin serta membunyikan klakson tanda berpamitan.
Mobil Liora keluar dari gerbang mansion dan melaju ke jalan raya. Berli hanya menatap mobil Liora yang mulai menjauh dari pandangan matanya.
TBC
Dukung Author dengan vote, like dan juga koment.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
linda ratju
karma alex on the way....
dulu alex suka celup2 cewek kan...sayang sekali karmanya bakal dituai anak gadisnya...
2021-12-17
1
Dewi Ayu Pandansari
emak2 itu pasti mencium gelagat aneh pd setiap tingkah laku anak2nyaaa...
2021-05-07
1
Yuniki E𝆯⃟🚀
Alex harusnya jgn trlalu d bebasin donk.
2021-05-04
0