Arinda, Cinta Pertama

Arinda, Cinta Pertama

Arinda

Jakarta, 20 Maret 2020.

Pagi hari di kota Jakarta yang selalu terlihat padat di setiap sudutnya. Beberapa pekerja, mahasiswa, dan para pelajar yang terlihat berdesakan menunggu antrean busway di setiap halte menjadi pemandangan yang biasa.

Arinda Hanania adalah salah seorang karyawan di salah satu perusahaan di bidang ekspor import, di usianya yang kini berusia 25 tahun ia belum tertarik untuk berkeluarga seperti teman-temannya.

Beberapa kali menjalin hubungan dengan seorang pria, namun Arinda tak pernah bisa meyakinkan hatinya untuk segera memiliki hubungan ke jenjang yang lebih serius dari sekedar berpacaran.

Kisah cintanya di masa SMA menjadikan ia seorang yang selalu waspada. Ia sedikit merasa trauma dengan laki-laki, hingga kini bahkan jika ada kekasihnya ada yang berani untuk melamarnya, bukannya merasa senang ia justru merasa kecewa.

Ia tidak bisa terlalu percaya dengan keseriusan seorang laki-laki padanya. Dari pada menolak lamaran saja, Arinda malah akan meminta untuk putus dengan kekasihnya.

Hatinya yang baru pertama kali mengenal cinta ketika SMA harus berakhir dengan mendapatkan kecewa yang teramat dalamnya .

Hingga akhirnya ia memutuskan untuk tidak terlalu percaya dengan cinta dan berkomitmen dalam sebuah hubungan. Ia hanya akan mencintai kekasihnya sewajarnya dan sekedarnya.

Ia tak ingin jatuh lagi di lubang yang sama, lubang yang menyeretnya tenggelam dalam sakit, kecewa dan putus asa yang tak berkesudahan.

Sudah 4 tahun ia bekerja, dan ini merupakan tahun ke 8 nya ia tinggal sendiri di Jakarta.

Arinda merupakan salah satu warga kota Bogor, Kota yang terkenal sebagai kota hujan.

Jaraknya hanya 2 jam menempuh perjalanan dengan kereta.

Setelah lulus SMA ia memilih untuk kuliah di Jakarta dan tinggal di kos-kosan bersama teman-teman kuliahnya. Namun setelah lulus pun ia memilih untuk tetap menetap di Jakarta dan bekerja di sana.

Ia terlalu takut untuk tinggal di kota kelahirannya. Selain karena takut bertemu dengan seseorang dari masa lalunya itu, Arin juga takut mengingat setiap kenangan yang ada di sana.

Terlalu banyak kenangan yang mengingatkannya dengan sosok cinta pertamanya. Laki-laki yang membuatnya pertama kali mengenal arti cinta sekaligus menorehkan banyak luka.

Arinda tidak ingin lagi mengingat namanya, ataupun hal yang menyangkut dirinya. Ia memutuskan untuk mengubur semua ingatan tentang kisah cinta dan masa remajanya dalam-dalam.

Arinda benar-benar menghilang dari dunia masa lalunya, bahkan ia tidak pernah berkomunikasi dengan teman-teman sekolahnya dulu karena tidak ingin mendengar kabar apapun tentang nya.

Ia memulai hidupnya yang baru sebagai seorang Mahasiswi di kota Metropolitan tersebut. Hingga akhirnya setelah ia menyelesaikan pendidikannya pun ia memilih untuk tidak kembali ke kota hujan, kota kelahirannya.

****

Pagi itu Arinda berangkat untuk bekerja dengan tergesa-gesa. Kebetulan sepeda motor matic yang biasa menemaninya setiap hari menjelajahi setiap sudut kota Jakarta tiba-tiba saja mogok.

Karena ada meeting penting di kantornya jam 8 pagi itu, Arinda memilih untuk memesan ojek online karena kesal menuggu antrean busway yang semakin lama semakin menyita waktu berharganya.

Setelah menunggu tidak sampai 5 menit sebuah motor N-max berwarna putih menghampirinya. Ia pun langsung bergegas dan tepat 10 menit sebelum meeting di mulai ia pun sampai di depan kantor.

Dengan penampilan sedikit berantakan, sambil berlari menuju lift agar bisa sampai di lantai 10. Arinda merapikan pakaian dan rambutnya yang tertiup angin ketika di motor tadi.

Brukk,

Semua file yang sudah tersusun rapi tiba-tiba saja saja jatuh berhamburan ketika ia secara tidak sengaja menabrak seseorang sesaat setelah ia keluar dari lift.

Seorang pria mengenakan setelan jas cukup mahal langsung membungkuk untuk membantu mengambil dan merapikan semua barang-barang Arinda yang terjatuh.

Deg,

Arinda hanya diam mematung, hatinya mendadak merasakan sesak dan sakit secara bersamaan.

Entah kenapa tiba-tiba bayangan masa lalu berputar-putar di otaknya bagaikan proyektor yang sedang memutarkan adegan dalam film.

Pria bertubuh tinggi dan berkulit sawo matang tersebut menyerahkan semua barang-barang Arinda yang jatuh berserakan di lantai.

"Maaf." ucap laki-laki tersebut dengan suara parau dan tatapan yang dalam.

Tidak ada kata yang bisa Arinda ucapkan saat itu, lidahnya terasa kelu dan bibirnya mendadak terkunci rapat.

Sekilas pandangan mereka bertemu, Arinda langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain. Ia sungguh-sungguh tidak sanggup menatap seseorang yang saat itu berdiri di hadapannya.

Arinda memutuskan untuk pergi dan meninggalkan laki-laki itu begitu saja tanpa mengucapkan satu patah kata pun. Walaupun sudah 8 tahun, Arin masih bisa mengingat jelas wajah seseorang yang begitu ia benci setengah mati.

Sementara laki-laki tersebut terus menerus menatap ke arah punggung Arin yang semakin menjauh dari tempatnya berdiri. Kakinya seakan tertancap kuat membuatnya bahkan tak bisa menggerakkan kakinya untuk mengejar gadis yang selama ini ia rindukan.

Tatapan matanya sangat dalam dan penuh kerinduan. Ia begitu terkejut sekaligus bahagia melihat gadis yang telah memiliki hatinya sejak lama, saat itu ada di hadapannya.

Selama ini ia hanya bisa membayangkan akan seperti apa Arinda nya setelah 8 tahun. Tidak hanya cantik, Arin terlihat lebih menawan dengan penampilan dan make up nya yang membuat ia terlihat dewasa.

Ia tidak merasa marah dengan sikap Arin yang hanya mengacuhkannya. Karena ia sangat sadar kesalahannya di masa lalu membuatnya sangat pantas untuk diperlakukan seperti itu.

Ia telah begitu menyakiti hati perempuan yang ia cintai dengan sungguh-sungguh.

"jika ini salah satu jalan dari Tuhan untuk mempertemukan kita lagi, aku sangat bersyukur dan berterima kasih." gumamnya dalam hati

Ia pun hanya bisa menghembuskan nafasnya dalam untuk menenangkan hati dan pikirannya yang mendadak menjadi kacau. Ya, saat itu takdir kembali mempertemukan mereka kembali setelah 8 tahun lamanya.

Episodes
1 Arinda
2 Satria
3 Bersikap profesional
4 Teringat masa lalu
5 Pulang
6 Bumil terkepo
7 Kencan bersama Dean
8 Happy time
9 Perempuan dari masa lalu
10 Curhat
11 Menghindar
12 Tidak bisa melupakannya
13 Kegaduhan
14 Penyesalan Satria
15 Kesalahpahaman
16 Tamu tak di undang
17 Pertemuan tak di sengaja
18 Dokter Raka
19 Pacar baru
20 Rasa yang mungkin masih sama
21 Teman Lama
22 Pulang ke Bogor part 1
23 Pulang ke Bogor part 2
24 Masa lalu part 1
25 Masa lalu part 2
26 Luka yang terulang kembali
27 Pagi-pagi buta
28 Kenyataan lainnya
29 Sahabat
30 Kebenaran yang terpendam
31 Pengumuman
32 Kembali bersemangat
33 Pertemuan
34 Mari saling memaafkan
35 Kecurigaan Bayu
36 Kekecewaan Bayu
37 Menghindar
38 Hancur
39 Arslan, anak ku
40 Ke Rumah Sakit
41 Istri khayalan
42 Masih saling mencintai
43 Isi hati yang terpendam
44 Insta Dairy
45 Bahan Gibah
46 Surat pengunduran diri
47 Makan siang bersama
48 Gadis cantik di pesta
49 Dilema
50 Perjalanan part 1
51 Perjalanan part 2
52 Perjalanan part 3
53 Makan malam
54 kebenaran tentang arslan
55 Wahana Outbound part 1
56 Arinda, Satu-satunya cinta
57 Selamat tinggal
58 Sebuah Awal
59 kehidupan baru Satria
60 Surat untuk Raka
61 Kedatangan Dean
62 Kekhawatiran Dean
63 Sherina
64 Kedatangan Raka
65 Terpesona
66 Kebimbangan
67 Pengumuman
68 Penolakan
69 sebuah kebetulan atau takdir?
70 Teman baru
71 Sepiring ketoprak
72 Jalan-jalan
73 Sherina's birthday
74 Kejutan
75 Makan malam
76 Karaoke
77 Sebuah pesan perpisahan
78 Gelisah
79 Kedai bakso part 1
80 Kedai bakso part 2
81 Harapan baru Satria
82 Interview
83 Sherina Jatuh sakit
84 Terimakasih Raka
85 Makan siang Tim
86 Mak comblang
87 Hanya salah paham
88 Calon istri
89 Gosip
90 Pulang
91 Rencana Satria
92 Patah hati bersama
93 Terpergok Dean
94 Sambutan Adrian
95 Penolakan orangtua Arinda
96 Pengakuan mengejutkan Raka
97 Sebuah permintaan
98 Kedatangan Arin
99 Perasaan bersalah Satria
100 Harapan orangtua Satria
101 Harapan
102 Bab 101
103 Bab 102
104 Bab 103
105 Bab 104
106 Bab 105
107 Bab 106
108 Bab 107
109 Bab 108
110 Bab 109
111 Bab 110
112 Bab 111
113 Bab 112
114 Bab 113
115 Bab 114
116 Bab 115
117 Bab 116
118 Bab 117
119 Bab 118
120 Bab 119
121 Bab 120
122 Bab 121
123 Bab 122
124 Bab 123
Episodes

Updated 124 Episodes

1
Arinda
2
Satria
3
Bersikap profesional
4
Teringat masa lalu
5
Pulang
6
Bumil terkepo
7
Kencan bersama Dean
8
Happy time
9
Perempuan dari masa lalu
10
Curhat
11
Menghindar
12
Tidak bisa melupakannya
13
Kegaduhan
14
Penyesalan Satria
15
Kesalahpahaman
16
Tamu tak di undang
17
Pertemuan tak di sengaja
18
Dokter Raka
19
Pacar baru
20
Rasa yang mungkin masih sama
21
Teman Lama
22
Pulang ke Bogor part 1
23
Pulang ke Bogor part 2
24
Masa lalu part 1
25
Masa lalu part 2
26
Luka yang terulang kembali
27
Pagi-pagi buta
28
Kenyataan lainnya
29
Sahabat
30
Kebenaran yang terpendam
31
Pengumuman
32
Kembali bersemangat
33
Pertemuan
34
Mari saling memaafkan
35
Kecurigaan Bayu
36
Kekecewaan Bayu
37
Menghindar
38
Hancur
39
Arslan, anak ku
40
Ke Rumah Sakit
41
Istri khayalan
42
Masih saling mencintai
43
Isi hati yang terpendam
44
Insta Dairy
45
Bahan Gibah
46
Surat pengunduran diri
47
Makan siang bersama
48
Gadis cantik di pesta
49
Dilema
50
Perjalanan part 1
51
Perjalanan part 2
52
Perjalanan part 3
53
Makan malam
54
kebenaran tentang arslan
55
Wahana Outbound part 1
56
Arinda, Satu-satunya cinta
57
Selamat tinggal
58
Sebuah Awal
59
kehidupan baru Satria
60
Surat untuk Raka
61
Kedatangan Dean
62
Kekhawatiran Dean
63
Sherina
64
Kedatangan Raka
65
Terpesona
66
Kebimbangan
67
Pengumuman
68
Penolakan
69
sebuah kebetulan atau takdir?
70
Teman baru
71
Sepiring ketoprak
72
Jalan-jalan
73
Sherina's birthday
74
Kejutan
75
Makan malam
76
Karaoke
77
Sebuah pesan perpisahan
78
Gelisah
79
Kedai bakso part 1
80
Kedai bakso part 2
81
Harapan baru Satria
82
Interview
83
Sherina Jatuh sakit
84
Terimakasih Raka
85
Makan siang Tim
86
Mak comblang
87
Hanya salah paham
88
Calon istri
89
Gosip
90
Pulang
91
Rencana Satria
92
Patah hati bersama
93
Terpergok Dean
94
Sambutan Adrian
95
Penolakan orangtua Arinda
96
Pengakuan mengejutkan Raka
97
Sebuah permintaan
98
Kedatangan Arin
99
Perasaan bersalah Satria
100
Harapan orangtua Satria
101
Harapan
102
Bab 101
103
Bab 102
104
Bab 103
105
Bab 104
106
Bab 105
107
Bab 106
108
Bab 107
109
Bab 108
110
Bab 109
111
Bab 110
112
Bab 111
113
Bab 112
114
Bab 113
115
Bab 114
116
Bab 115
117
Bab 116
118
Bab 117
119
Bab 118
120
Bab 119
121
Bab 120
122
Bab 121
123
Bab 122
124
Bab 123

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!