Satria

Satria Eka Prawira adalah seorang manager pemasaran di sebuah perusahaan ekspor impor di Jakarta. Hari itu adalah hari pertamanya bekerja, ia sebelumnya tinggal dan menetap di Jogjakarta selama hampir 7 tahun.

Ia pindah kuliah ke Jogja dan bekerja di sana.

Dan setelah 7 tahun ia memutuskan untuk menerima tawaran dari sahabatnya untuk bekerja di perusahaan nya.

Ia mendapatkan rekomendasi bekerja di sana dari sahabatnya yang juga anak pemilik perusahaan tersebut. Dan ternyata langkah yang di ambil olehnya saat itu menjadi suatu berkah baginya.

Tanpa di sangka, kesempatan bekerja tersebut mengantarkan dirinya untuk bertemu dengan perempuan yang selama ini selalu ia rindukan.

Setitik kebahagiaan perlahan mengisi dan mulai memenuhi hatinya. Bolehkah ia sedikit berharap jika ia bisa mendapatkan hati gadis pujaannya itu kembali seperti dulu.

Mengingat seberapa besar kesalahannya dulu, semua pengharapan yang sekejap ia bangun itu pun perlahan menyusut.

Ia harus sadar, jika itu hal yang terlalu serakah untuknya berharap bisa mendapatkan gadis itu kembali di sisinya.

Dengan hanya bisa melihatnya pun sungguh sebuah keajaiban untuknya yang sudah ia tunggu selama 8 tahun.

8 tahun gadis itu menghilang dari hidupnya, bahkan ia telah memblokir semua kontak dan akun sosial medianya . Arin benar-benar sangat tidak ingin mengingat Satria sedikit pun dalam hatinya.

Satria sangat sadar tentang hal itu, tidak ada tatapan lembut dan penuh cinta seperti dulu lagi. Hanya ada rasa benci dan jijik dalam raut wajahnya yang dengan mudah terbaca.

Satria sedang mencari ruangannya di antar oleh seorang asisten dari wakil direktur yang tidak lain adalah sahabatnya sejak masa kuliah.

Namun tiba-tiba seorang perempuan bertubuh tinggi dan ramping, berambut panjang berwarna kecoklatan itu menabraknya di depan lift yang ada di lantai 10.

Dia sangat terburu-buru sampai tidak menyadari keberadaan Satria yang berada di hadapannya. Sejak pintu lift terbuka, jantungku mendadak terasa berhenti berdetak melihat wajahnya.

Ingin rasanya Satria berlari menghambur memeluknya untuk melepaskan kerinduan yang selalu ia simpan di hatinya selama 8 tahun lamanya. Tapi Satria tahu jika ia tidak berhak melakukan nya.

Satria pun membantunya merapikan barang-barangnya yang jatuh berserakan di lantai, sementara ia hanya diam mematung dengan ekspresi terkejutnya.

Saat satria menyerahkan semua barang-barangnya dan tatapan mereka bertemu sesaat, ia dengan cepat mengalihkan pandangannya ke arah lain.

Sungguh rasa sakit tiba-tiba saja menyeruak mengisi hatinya bercampur rindu pada Arinda .

Arinda bergegas pergi menuju ruang rapat yang berada tidak jauh dari ruangan wakil direktur. Satria pun melanjutkan langkahnya menuju ruangan yang ia tuju.

Tok, tok , tok.

"Permisi pak Bayu, saya mengantarkan pak Satria." ucap Angga sang asisten.

"Masuk." ucap sosok wakil direktur yang telah mengundangnya bekerja di sana.

Ceklek,

Angga membukakan pintu dan mempersilahkan Satria untuk memasuki ruangan. Sudah ada Bayu yang sedang berjalan ke arahnya dengan senyum mengembang.

"Satria, akhirnya lo datang juga." sapa Bayu santai sambil berjabat tangan lalu saling merangkul dengan gaya yang seperti biasa mereka lakukan ketika bertemu.

Bayu Wardana adalah sahabat baik Satria, dan ia jugalah yang akhirnya menjadi jalan pembuka dimana Satria akhirnya bisa melihat Arinda nya lagi. Angga pun langsung undur diri dan membiarkan kedua sahabat itu saling melepas kerinduan masing-masing.

Bayu langsung mengajak Satria untuk duduk di sofa yang ada di ruangannya agar bisa berbincang lebih santai.

"Gimana bro kabar lo?" tanya Bayu sambil menyodorkan minuman soda yang ia ambil dari kulkas kecil yang ada di ruangannya.

"Alhamdulillah, seperti yang lo lihat sekarang." jawab satria tersenyum simpul lalu menghembuskan nafas dalam.

"Lo kenapa sat?" tanya Bayu terheran.

"Gak apa-apa, gue cuma ngerasa masih agak capek dikit aja." ucapnya berkilah.

"Sat, berapa lama sih kita saling kenal. Udah lah bro gue tahu lo tuh lesu kayak gini karena ingat mantan lo itu kan?" ucap Bayu yang menebak langsung dengan tepat.

Satria pun langsung merebahkan tubuhnya untuk bersandar ke sofa sambil memejamkan matanya sesaat. Mengingat kembali pertemuannya beberapa menit lalu dengan Arinda.

"Gue ketemu mantan gue di depan lift tadi." ucap Satria jujur sambil membuka matanya melihat langit-langit ruangan Bayu

uhuk-uhuk ,

Sontak Bayu tersedak minuman soda yang tengah ia teguk saat itu. Bayu terkejut mendengar penuturan Sahabatnya itu.

"Lo serius?" tanya Bayu penasaran.

"Iya." jawab Satria singkat.

"Berarti tuh cewek juga kerja di sini dong?" tanya Bayu sementara Satria hanya mengendikkan bahunya sebagai jawaban.

Bayu sangat tahu jika Satria tidak pernah berhubungan dengan gadis manapun selain mantannya itu.

Satria pindah kuliah ke Jogja setelah putus dengan gadis tersebut. Dan setelah itu, sampai saat ini pun Satria tidak pernah terdengar berhubungan lagi dengan wanita lain.

Satria sering terlihat galau ketika memikirkan Arin. Sebenarnya Bayu sangat penasaran dengan wajah mantan kekasih sahabatnya itu, tapi Satria tidak pernah mau menunjukan foto gadis tersebut.

Walaupun sudah berulang kali Bayu merayunya agar ia bisa melihat wajah dari gadis yang sanggup membuat sahabatnya itu galau setengah mati.

Tapi Satria bersikeras dan tidak pernah menunjukannya, ia hanya senang menatap foto mantan kekasihnya itu sendiri penuh kegalauan.

Bayu pun sangat tahu jika Satria tidak pernah berminat untuk menjalin hubungan dengan gadis lain sekali pun sejak dulu .Padahal banyak gadis yang mendekati nya dulu ketika kuliah. Ia pikir setelah lulus kuliah dan bekerja Satria susah move on, tapi lagi-lagi ia salah.

Sudah 4 tahun Bayu kembali ke Jakarta untuk bekerja di perusahaan ayahnya. Semenjak itu mereka hampir tidak pernah bertemu dalam 4 tahun. Dan ketika ada posisi yang kosong dan terlihat cocok untuk Satria, Bayu pun memberikan penawaran untuknya.

Bayu menawarkan Satria untuk bekerja di perusahaan ayahnya di Jakarta. Walaupun di Jogja sendiri pun Satria adalah seorang karyawan sebuah perusahaan yang cukup besar.

Walaupun sebenarnya ia tidak terlalu yakin jika Satria akan bersedia bekerja di perusahaannya. Tapi Bayu terus berusaha membujuk Satria agar menerima tawaran nya tersebut.

Lagi pula semua keluarga Satria sudah berada di Jakarta. Ia hanya tinggal dengan eyangnya di Jogja. Mungkin karena itu juga Satria merasa berat untuk pergi. Iya sangat menyayangi neneknya itu dan tidak tega meninggalkan nya sendiri.

Hubungan Bayu dan Satria sangat dekat sejak dulu. Bahkan sudah seperti saudara, dan kedua keluarga mereka pun sudah saling mengenal satu sama lain.

tok, tok, tok.

"Masuk." ucap Bayu

"Permisi pak, sebentar lagi rapat bulanan kita akan segera di mulai. semua sudah menunggu bapak untuk memimpin rapat." jelas Angga sang asisten yang merangkap menjadi sekretarisnya juga di kantor.

"Baiklah, sebentar lagi saya akan kesana. kamu bisa pergi lebih dulu." ucap Bayu santai.

"Sat, kita rapat dulu. Sekalian gue kenalin lo di rapat aja nanti. Bokap gue udah mulai sakit-sakitan jadi beliau lebih banyak di rumah, jadi gue harus mimpin rapat sekarang." jelas Bayu sambil mengajak Satria untuk pergi ke ruang rapat.

"Baiklah." ucap Satria seraya bangkit dari sofa.

Di ruang Rapat,

"Selamat pagi semuanya." ucap Bayu yang kini tengah berdiri di depan kursi direktur

Satria berdiri di sampingnya, dan Bayu pun segera memperkenalkan sahabatnya itu sebagai manager pemasaran yang baru.

Setelah satria memberikan salam memperkenalkan dirinya, Bayu pun menunjukan kursi yang kosong untuknya.

Tanpa berbasa-basi lagi Bayu pun langsung memimpin jalannya rapat dengan begitu lugas dan tegas.

Di hadapan para karyawannya ia terlihat sangat berkarisma sangat berbeda dengan kepribadiannya yang sebenarnya santai.

Dan di sisi lain ada Arinda yang mendadak merasa terkejut sekaligus gelisah karena harus duduk berdampingan dengan mantan kekasihnya ketika SMA itu.

Bahkan sekarang laki-laki itu pun harus menjadi atasannya, entah kesialan apa yang akan terjadi padanya setelah semua ini. Arinda terlihat tidak bisa fokus walaupun ia sudah berusaha dengan sekuat tenaga agar bisa mengikuti jalannya rapat.

Episodes
1 Arinda
2 Satria
3 Bersikap profesional
4 Teringat masa lalu
5 Pulang
6 Bumil terkepo
7 Kencan bersama Dean
8 Happy time
9 Perempuan dari masa lalu
10 Curhat
11 Menghindar
12 Tidak bisa melupakannya
13 Kegaduhan
14 Penyesalan Satria
15 Kesalahpahaman
16 Tamu tak di undang
17 Pertemuan tak di sengaja
18 Dokter Raka
19 Pacar baru
20 Rasa yang mungkin masih sama
21 Teman Lama
22 Pulang ke Bogor part 1
23 Pulang ke Bogor part 2
24 Masa lalu part 1
25 Masa lalu part 2
26 Luka yang terulang kembali
27 Pagi-pagi buta
28 Kenyataan lainnya
29 Sahabat
30 Kebenaran yang terpendam
31 Pengumuman
32 Kembali bersemangat
33 Pertemuan
34 Mari saling memaafkan
35 Kecurigaan Bayu
36 Kekecewaan Bayu
37 Menghindar
38 Hancur
39 Arslan, anak ku
40 Ke Rumah Sakit
41 Istri khayalan
42 Masih saling mencintai
43 Isi hati yang terpendam
44 Insta Dairy
45 Bahan Gibah
46 Surat pengunduran diri
47 Makan siang bersama
48 Gadis cantik di pesta
49 Dilema
50 Perjalanan part 1
51 Perjalanan part 2
52 Perjalanan part 3
53 Makan malam
54 kebenaran tentang arslan
55 Wahana Outbound part 1
56 Arinda, Satu-satunya cinta
57 Selamat tinggal
58 Sebuah Awal
59 kehidupan baru Satria
60 Surat untuk Raka
61 Kedatangan Dean
62 Kekhawatiran Dean
63 Sherina
64 Kedatangan Raka
65 Terpesona
66 Kebimbangan
67 Pengumuman
68 Penolakan
69 sebuah kebetulan atau takdir?
70 Teman baru
71 Sepiring ketoprak
72 Jalan-jalan
73 Sherina's birthday
74 Kejutan
75 Makan malam
76 Karaoke
77 Sebuah pesan perpisahan
78 Gelisah
79 Kedai bakso part 1
80 Kedai bakso part 2
81 Harapan baru Satria
82 Interview
83 Sherina Jatuh sakit
84 Terimakasih Raka
85 Makan siang Tim
86 Mak comblang
87 Hanya salah paham
88 Calon istri
89 Gosip
90 Pulang
91 Rencana Satria
92 Patah hati bersama
93 Terpergok Dean
94 Sambutan Adrian
95 Penolakan orangtua Arinda
96 Pengakuan mengejutkan Raka
97 Sebuah permintaan
98 Kedatangan Arin
99 Perasaan bersalah Satria
100 Harapan orangtua Satria
101 Harapan
102 Bab 101
103 Bab 102
104 Bab 103
105 Bab 104
106 Bab 105
107 Bab 106
108 Bab 107
109 Bab 108
110 Bab 109
111 Bab 110
112 Bab 111
113 Bab 112
114 Bab 113
115 Bab 114
116 Bab 115
117 Bab 116
118 Bab 117
119 Bab 118
120 Bab 119
121 Bab 120
122 Bab 121
123 Bab 122
124 Bab 123
Episodes

Updated 124 Episodes

1
Arinda
2
Satria
3
Bersikap profesional
4
Teringat masa lalu
5
Pulang
6
Bumil terkepo
7
Kencan bersama Dean
8
Happy time
9
Perempuan dari masa lalu
10
Curhat
11
Menghindar
12
Tidak bisa melupakannya
13
Kegaduhan
14
Penyesalan Satria
15
Kesalahpahaman
16
Tamu tak di undang
17
Pertemuan tak di sengaja
18
Dokter Raka
19
Pacar baru
20
Rasa yang mungkin masih sama
21
Teman Lama
22
Pulang ke Bogor part 1
23
Pulang ke Bogor part 2
24
Masa lalu part 1
25
Masa lalu part 2
26
Luka yang terulang kembali
27
Pagi-pagi buta
28
Kenyataan lainnya
29
Sahabat
30
Kebenaran yang terpendam
31
Pengumuman
32
Kembali bersemangat
33
Pertemuan
34
Mari saling memaafkan
35
Kecurigaan Bayu
36
Kekecewaan Bayu
37
Menghindar
38
Hancur
39
Arslan, anak ku
40
Ke Rumah Sakit
41
Istri khayalan
42
Masih saling mencintai
43
Isi hati yang terpendam
44
Insta Dairy
45
Bahan Gibah
46
Surat pengunduran diri
47
Makan siang bersama
48
Gadis cantik di pesta
49
Dilema
50
Perjalanan part 1
51
Perjalanan part 2
52
Perjalanan part 3
53
Makan malam
54
kebenaran tentang arslan
55
Wahana Outbound part 1
56
Arinda, Satu-satunya cinta
57
Selamat tinggal
58
Sebuah Awal
59
kehidupan baru Satria
60
Surat untuk Raka
61
Kedatangan Dean
62
Kekhawatiran Dean
63
Sherina
64
Kedatangan Raka
65
Terpesona
66
Kebimbangan
67
Pengumuman
68
Penolakan
69
sebuah kebetulan atau takdir?
70
Teman baru
71
Sepiring ketoprak
72
Jalan-jalan
73
Sherina's birthday
74
Kejutan
75
Makan malam
76
Karaoke
77
Sebuah pesan perpisahan
78
Gelisah
79
Kedai bakso part 1
80
Kedai bakso part 2
81
Harapan baru Satria
82
Interview
83
Sherina Jatuh sakit
84
Terimakasih Raka
85
Makan siang Tim
86
Mak comblang
87
Hanya salah paham
88
Calon istri
89
Gosip
90
Pulang
91
Rencana Satria
92
Patah hati bersama
93
Terpergok Dean
94
Sambutan Adrian
95
Penolakan orangtua Arinda
96
Pengakuan mengejutkan Raka
97
Sebuah permintaan
98
Kedatangan Arin
99
Perasaan bersalah Satria
100
Harapan orangtua Satria
101
Harapan
102
Bab 101
103
Bab 102
104
Bab 103
105
Bab 104
106
Bab 105
107
Bab 106
108
Bab 107
109
Bab 108
110
Bab 109
111
Bab 110
112
Bab 111
113
Bab 112
114
Bab 113
115
Bab 114
116
Bab 115
117
Bab 116
118
Bab 117
119
Bab 118
120
Bab 119
121
Bab 120
122
Bab 121
123
Bab 122
124
Bab 123

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!