Pagi harinya Arinda pergi ke kantor seperti biasa. Ia tidak mau terlalu memikirkannya lagi, masa lalunya tidak boleh menghancurkan masa depan yang sedang ia jalani sekarang.
Tidak ada tempat untuk masa lalu di hidupnya walaupun sekedar untuk meratapinya. Arinda bertekad jika ia harus menjadi sangat kuat untuk bisa menghadapi masa lalunya.
Arinda tidak boleh terjebak dan terpuruk lagi, ia harus bisa bangkit dan menjalani hidupnya dengan sebaik mungkin.
"Aku harus bisa menghadapi mereka, jika mungkin mereka harus kembali datang di hidupku." gumam Arinda sambil memandang sebuah gedung yang tinggi menjulang di hadapannya.
Arinda memasuki gedung tempatnya bekerja dengan langkah tegas. Ia menampilkan senyum ramah setiap berpapasan dengan beberapa karyawan yang ia kenal.
Setelah sampai di ruangannya ia langsung menyapa semua rekan yang sudah datang lebih dulu dengan senyuman yang cerah.
Tidak tampak lagi Arinda yang kemarin malam menangis begitu menyedihkan di pinggir jalan. Ia kembali menjadi Arinda yang selalu menawan di mata orang lain.
**
Siang hari,
Bayu yang merasa sedikit khawatir dengan keadaan Arinda, berpura-pura ke ruangan Satria untuk sebuah pekerjaan. Padahal ia hanya ingin melihat Arinda dan memastikan keadaannya.
Sebelum ke ruangan Satria, Bayu melewati ruangan dimana Arinda tengah terlihat serius menatap layar laptopnya. Senyuman kelegaan langsung saja terurai kala melihat gadis tersebut baik-baik saja.
Sesampainya Bayu di ruangan Satria ia hanya diam sambil melamun dan sesekali tersenyum. Satria yang melihatnya merasa aneh, karena sikap Bayu yang tidak seperti biasanya.
Satria pun meninggalkan pekerjaannya dan menghampiri Bayu yang tengah duduk di sofa. Ia pun langsung menepuk kedua tangannya dengan keras di depan wajah Bayu yang sedang melamun.
Sontak saja Bayu langsung terperanjat bangun karena begitu terkejut dengan suara tepukan keras dari sahabatnya itu.
"Ah, bangkek emang lo!" umpat Bayu sambil menetralkan degup jantungnya yang melonjak drastis.
"Lagian lo aneh banget sih dateng ke ruangan gue cuma buat ngelamun sambil senyum-senyum gak jelas gitu." seloroh Satria tak merasa bersalah.
"Dasar lo temen gak ada akhlak ! Kalau gue punya penyakit jantung dan gue mati di tempat gimana? Gue gentayangin lo seumur hidup baru tahu rasa." Ujar Bayu masih merasa jengkel.
"Sorry-sorry, gue gak maksud kok. Abisnya Lo dari tadi gue panggil gak nyahut-nyahut. Dari pas dateng sampe sekarang cuma numpang bengong doang disini." jelas Satria lagi sambil terkekeh mengingat ekspresi Bayu yang menggelikan.
"Gue gak ada urusan sama lo, gue cuma mau numpang duduk doang disini sebentar lagi. Kalau lo mau kerja ya udah lanjutin aja, gak usah hiraukan gue disini. Anggap aja gue gak ada disini." jelas Bayu cengengesan.
"Ah gak jelas lo! Ya udah gue balik kerja lagi ah. Paling lo tuh kesini pengen ngeliat si Arinda aja di depan."ucap Satria asal beranjak menuju mejanya.
"Nah, itu lo tahu." jawab Bayu yang membuat langkah Satria terhenti dan menoleh kembali ke arah Bayu.
"Tahu gak lo, semalam balik dari club gue gak sengaja ketemu Arinda di jalan. Jadi deh gue bisa kencan sama dia semalam." jelas Bayu sambil tersenyum kasmaran.
Degg,
Mendadak Satria merasa ulu hatinya menjadi sangat sakit dan ngilu. Namun ia berusaha menyembunyikan perasaannya di hadapan Bayu dan bersikap biasa.
"Ah, lu tuh mimpi kali." cibir Satria pura-pura tertawa .
"Gue serius, sat." jawab Bayu singkat.
"Katanya lo gak berani deketin dia, gimana ceritanya lo bisa tiba-tiba ngedate sama dia?" tanya Satria masih mencoba menetralisir jantungnya yang berdetak sangat cepat.
"Kalau itu Rahasia." ucap Bayu tersenyum konyol sambil mengingat momen ketika ia memeluk Arinda.
"Ah, basi lo! Ya udah deh sana lo pergi aja. Keberadaan lo disini cuma bikin gue gak konsen kerja."Usir Satria sambil berjalan meninggalkan Bayu dengan menahan sesak di dadanya.
"Tapi gue baru pertama kali sat lihat sisi lain dari dia. Gue rasa apa yang dia tunjukkin di depan orang-orang saat ini bukan dia yang sebenarnya." jelas Bayu terlihat lebih serius.
Satria nampak tertegun mendengar penuturan yang Bayu sampaikan. Jelas saja ia sangat tahu bahwa apa yang Bayu pikirkan itu adalah benar adanya.
Dirinyalah yang pantas untuk di salahkan untuk semua sikap Arinda saat ini. Dirinyalah yang telah membuat Arinda benar-benar terluka di masa lalu.
"Kenapa lo bisa bilang gitu?" tanya Satria sambil tetap berpura-pura fokus dengan pekerjaannya.
"Semalam, gue lihat dia benar-benar perempuan yang rapuh. Arinda tidak sekuat dan sekokoh yang terlihat." jawab Bayu meremang.
"Emang ada apa?" tanya Satria kembali.
"Sepulang dari club, gue liat dia lagi nangis di pinggir jalan. Dan itu tuh dia sampe yang bener-bener kaya sakit hati gitu sih menurut gue. Pokoknya beda banget, dia tuh kayaknya bener sampai udah gak peduli gitu semua orang mau liat dia kayak gimana." jelas Bayu yang membuat Satria benar-benar tertohok.
"Mungkinkah karena kehadiran aku di depan kamu." gumam Satria dalam hati.
"Terus lo samperin dia?" tanya Satria lagi setelah ia terdiam beberapa saat.
"Iyalah, gue samperin dia dan gue tanya dia kenapa? Tapi dia cuma nangis sampe sesenggukan gitu, ya udah gue peluk aja langsung sampai dia bener-bener tenang." jelas Bayu membuat hati Satria benar-benar ngilu.
"Lalu?" tanya Satria pelan.
"Ya gue tungguin sampai dia bener-bener tenang dan gue beliin dia ice cream aja sebelum gue antar dia pulang." jelas Bayu santai.
"Oh gitu aja." jelas Satria berpura-pura tidak peduli.
"Awalnya dia nolak gue beliin ice cream, katanya dia gak suka ice cream." jelas Bayu.
"Bohong." batin Satria.
"Tapi akhirnya dia mau setelah gue paksa, karena menurut gue dia tuh bukan gak suka ice cream tapi dia benci sama kenangan dari ice cream itu sendiri." jelas Bayu membayangkan bagaimana raut wajah Arinda semalam.
"Dia bilang, dia dulu pernah suka banget sama ice cream. Tapi sekarang udah gak lagi. Dia makan itu cuma buat ngehargain gue, dan sebagai bentuk ucapan terimakasih dia aja." jelas Bayu lagi.
"Sat? woy sat! Eh gue lagi curhat sekarang malah lo yang bengong !" ucap Bayu menyadarkan Satria dari lamunannya.
"Eh, sorry.. gue lagi kepikiran sesuatu."jelas Satria yang tiba-tiba teringat kenangan masa lalunya beberapa saat.
"Ya udah, gue balik ke ruangan gue. Sekretaris gue barusan telepon kalau gue harus balik ke ruangan gue sekarang. Ada berkas yang harus gue tanda tangan." pamit Bayu.
Selepas kepergian Bayu, Satria menjadi tidak tenang. Apakah mungkin ia harus memberitahukan jika Arinda adalah mantan kekasihnya dan gadis yang selalu ia ceritakan pada Bayu.
Di satu sisi, ia masih sangat mencintai Arinda namun di sisi lain ada sahabatnya yang juga sangat mencintai Arinda.
Satria bingung dengan apa yang harus ia lakukan. Bagaimana jika akhirnya Bayu bisa mendapatkan Arinda dan suatu saat nanti mengetahui tentang hubungan mereka di masa lalu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
Yana Reyra Hartono
lanjooott..
2020-12-27
0