Bersikap profesional

Rapat itu akhirnya selesai tepat pukul 10 pagi. Arinda bergegas untuk kembali ke ruangannya. Ia sudah tidak tahan jika harus berlama-lama lagi berada di samping Satria.

Semua orang mulai keluar satu persatu dari ruang rapat, dan ketika Arin beranjak hendak pergi Bayu pun memanggilnya dan menghentikannya.

"Arin, tunggu sebentar." panggil Bayu dengan lembut.

"Ada apa ya pak?" jawab Arinda setelah membalikkan tubuhnya menatap ke arah Bayu

"Tolong kamu tunjukkan ya ruangan pak Satria, sekalian kalian bisa saling memperkenalkan diri. Bagaimanapun kalian kan satu team." ujar Bayu tersenyum ramah

Melihat Bayu berbicara dengan Arinda, Satria pun hanya bisa memperhatikan gelagat dari keduanya. Hati Satria sedikit merasa tercubit melihat bagaimana cara Bayu bicara dan menatap Arinda saat itu.

"Sepertinya Bayu menyukai kamu rin." gumam satria dalam hati

Sedangkan Arinda merasa sedikit terkejut dengan perintah bosnya itu. Bagaimana mungkin ia harus bicara dan mengantar laki-laki itu ke ruangannya.

Terjadi pergolakan di dalam hatinya, otaknya terus berpikir jika ia tidak boleh menunjukkan sikap yang tidak baik di depan bosnya. Ia harus bisa bersikap profesional dan anggap saja jika mereka tidak saling mengenal.

Namun hatinya bertentangan dengan semua akal sehatnya, ia merasa benci sekaligus jijik hanya dengan melihat wajahnya. Bagaimana mungkin mereka bisa bekerja bersama.

Arin pun terdiam sesaat setelah memenangkan hatinya agar bisa bersikap profesional. Ia tampak mengambil nafas dalam sebelum mengajak Satria untuk pergi.

"Mari pak, silahkan saya antar ke ruangan bapak." ajak Arin dengan senyum yang di paksakan.

Mendengar Arin berbicara dengannya, Satria sedikit terkejut. Karena ia pikir Arinda tidak akan bisa bersikap seprofesional itu untuk bicara dengannya.

"B.. baiklah." ucap Satria terbata

Satria pun menyusul Arin yang sudah lebih dulu melangkah meninggalkan ruang rapat.

Ruangan mereka terletak di lantai 8, akhirnya Arinda menekan tombol lift. Setelah beberapa saat pintu lift terbuka dan tanpa bicara Arin langsung masuk dan Satria pun mengikutinya.

Walaupun sejak tadi Arinda tidak mengajaknya bicara sama sekali namun ia cukup senang karena setidaknya Arinl tidak menunjukkan kebenciannya di depan orang lain.

Setelah sampai di ruangan yang di tuju, Arinda langsung membukakan pintu tersebut.

"Ini adalah ruangan anda, semoga kita bisa bekerjasama dengan baik. Permisi." ucap Arinda dingin.

"Terimakasih." ucap Satria tersenyum teduh.

"Tunggu, Arin." panggil Satria ketika Arin hendak keluar dari ruangannya.

"Maaf pak, sebaiknya bersikaplah dengan baik dan buat saya nyaman. Karena saya sudah bekerja disini cukup lama, jangan sampai karena anda saya harus meninggalkan perusahaan ini." jawab Arin dengan nada yang tidak enak di dengar.

Satria hanya bisa menghembuskan nafas kasar menghadapi sikap Arinda yang seperti itu. itu adalah hal yang sangat berat bagi Satria karena Arin begitu membencinya.

Ia terus menerus mengumpat pada dirinya sendiri dalam hati untuk semua kesalahan yang pernah ia lakukan di masa lalu. Tapi nasi sudah jadi bubur, ia juga tidak bisa mengembalikan dirinya ke masa lalu sebesar apapun ia menyimpan penyesalan.

Untuk mengusir kegalauannya itu Satria memilih langsung bekerja agar hatinya bisa sedikit teralihkan. Seperti yang selama ini ia lakukan, bekerja membuatnya tidak terlalu larut dengan pikirannya sendiri.

Sementara Arin memilih untuk pergi ke toilet sebelum kembali ke ruangan nya. Ia terlalu sesak saat itu, dan hanya dengan menangis lah ia bisa menumpahkan perasaannya. Ia menangis dalam diam menyumpal kuat mulut nya agar tangis dan isakan tidak keluar dari mulut nya.

Dengan suara tertahan ia berusaha untuk tenang dan menetralisir rasa sakit dan sesak yang kini memenuhi hatinya. Beberapa kali ia mencoba mengatur nafasnya agar ia bisa merasa lebih baik.

Sekitar 20 menit Arin baru bisa menghentikan air mata yang dengan tanpa seizinnya terus menerus mengalir di kedua pipinya.

Flashback,

8 tahun lalu, Arinda dan Satria berpacaran. Satria adalah kakak kelas Arinda di SMA, ketika Satria kelas 12 , Arinda adalah siswi baru di kelas 10.

Selama 1 tahun mereka saling mengenal namun tidak ada sesuatu yang berarti di hubungan mereka.

Saat itu Satria masih memiliki pacar yang masih 1 kelas dengannya. Baru setelah 2 tahun berlalu, Arinda duduk di bangku kelas 12, dan Satria sedang kuliah mereka mulai dekat.

Berawal dari Satria yang mengirimkan chat melalui akun sosial medianya mengomentari sebuah foto yang Arinda posting.

Begitulah mereka mulai bertukar kabar hingga akhirnya bertukar nomor ponsel .

Selama 3 bulan mereka hanya berkomunikasi melalui ponsel.

Tidak pernah bertemu walaupun mereka tinggal di 1 kota, dan jarak rumah mereka tidak sampai 1 jam.

Setelah 3 bulan akhirnya mereka memutuskan untuk bertemu. Setelah 2 tahun lebih tidak bertemu akhirnya mereka sepakat bertemu di sebuah mall di pusat kota Bogor.

Keduanya sepakat untuk pergi menonton film di bioskop bersama, lalu menghabiskan waktu di cafe beberapa saat.

Dan setelah pertemuan pertama itu, mereka pun semakin dekat dan Satria pun menyatakan perasaannya pada Arinda.

Arinda yang memiliki perasaan yang sama dengan Satria pun akhirnya menerimanya hingga akhirnya mereka menyatakan diri berpacaran.

Tidak banyak orang yang tahu tentang hubungan mereka, karena keduanya tidak terlalu suka dengan mempublikasikan suatu hubungan.

Arinda pun tersadar dari lamunannya tentang masa lalunya itu. Bagaimana mereka saling mengenal dan akhirnya berpacaran.

Cepat-cepat ia membasuh wajahnya dengan air dingin. Untuk mengembalikan kesadaran dan kewarasannya. Ia sudah cukup mengalami kesulitan melupakan masa lalunya.

Ia tidak ingin terjebak lagi dengan masa lalu yang hanya bisa menyakitinya. Ia tidak boleh mengingat-ingat hubungannya lagi dengan Satria yang sudah lama berlalu.

Arinda berusaha berpikir jernih, ia pun meyakinkan dirinya sendiri bahwa ia harus bisa bersikap profesional.

Satria hanya masa lalu yang sudah ia lupakan, ia tidak boleh lagi ada di hati dan pikiran Arinda saat ini.

Arinda pun merapikan make up-nya kembali agar mata yang sedikit sembab itu bisa tertutupi.

Setelah merasa cukup, ia pun kembali ke ruangannya. Cukup lama ia berada di toilet, dan ketika kembali seseorang pun menyambutnya dengan sebuah cibiran pedas.

"Enak ya, bisa santai. Berasa kantor milik sendiri sih ya." ujar Ike pedas mencibir Arinda yang baru duduk di kursinya.

"Ike, tolong jangan memancing keributan." ujar Andi menengahi.

"Tahu nih ke, bikin suasana panas aja sukanya."timpal Herti.

"Terus aja kalian belain dia. Biar dia jadi terus ngelunjak dan bisa leha-leha dengan pekerjaannya." jawab Ike dengan kesal.

"Her, Andi, please. Ike, maaf saya terlalu lama di toilet karena perut saya memang lagi agak sedikit gak enak." jelas Arinda beralasan.

"Rin kamu sudah minum obat belum? Kalau gak bisa di tahan jangan di paksakan, kamu bisa ijin pulang." saran mbak Herti.

Mereka adalah rekan 1 tim Arinda selama 4 tahun ini. Herti dan Andi baru 2 tahun bekerja di perusahaan tersebut sedangkan Ike dan Arinda hanya selisih beberapa bulan.

Persaingan di antara mereka berdua sejak dulu membuat Ike sangat tidak menyukai Arinda. Karena Arinda bisa terpilih sebagai ketua team mereka sedangkan ia tidak.

Semua orang selalu menyukai kepribadian maupun pekerjaan Arinda. Arinda yang selalu di puji oleh atasan mereka oleh rekan-rekan mereka sejak dulu.

Tapi walau bagaimanapun Arinda tidak pernah menanggapi sikap Ike yang terkadang kurang baik padanya. Arinda sangat tidak suka berdebat ataupun bertengkar dengan rekan kerjanya.

Karena itu ia lebih memilih untuk mengabaikannya apapun yang dilakukan Ike untuk membuatnya kesal. Selagi itu tidak mengganggu dan mengacaukan pekerjaannya.

Episodes
1 Arinda
2 Satria
3 Bersikap profesional
4 Teringat masa lalu
5 Pulang
6 Bumil terkepo
7 Kencan bersama Dean
8 Happy time
9 Perempuan dari masa lalu
10 Curhat
11 Menghindar
12 Tidak bisa melupakannya
13 Kegaduhan
14 Penyesalan Satria
15 Kesalahpahaman
16 Tamu tak di undang
17 Pertemuan tak di sengaja
18 Dokter Raka
19 Pacar baru
20 Rasa yang mungkin masih sama
21 Teman Lama
22 Pulang ke Bogor part 1
23 Pulang ke Bogor part 2
24 Masa lalu part 1
25 Masa lalu part 2
26 Luka yang terulang kembali
27 Pagi-pagi buta
28 Kenyataan lainnya
29 Sahabat
30 Kebenaran yang terpendam
31 Pengumuman
32 Kembali bersemangat
33 Pertemuan
34 Mari saling memaafkan
35 Kecurigaan Bayu
36 Kekecewaan Bayu
37 Menghindar
38 Hancur
39 Arslan, anak ku
40 Ke Rumah Sakit
41 Istri khayalan
42 Masih saling mencintai
43 Isi hati yang terpendam
44 Insta Dairy
45 Bahan Gibah
46 Surat pengunduran diri
47 Makan siang bersama
48 Gadis cantik di pesta
49 Dilema
50 Perjalanan part 1
51 Perjalanan part 2
52 Perjalanan part 3
53 Makan malam
54 kebenaran tentang arslan
55 Wahana Outbound part 1
56 Arinda, Satu-satunya cinta
57 Selamat tinggal
58 Sebuah Awal
59 kehidupan baru Satria
60 Surat untuk Raka
61 Kedatangan Dean
62 Kekhawatiran Dean
63 Sherina
64 Kedatangan Raka
65 Terpesona
66 Kebimbangan
67 Pengumuman
68 Penolakan
69 sebuah kebetulan atau takdir?
70 Teman baru
71 Sepiring ketoprak
72 Jalan-jalan
73 Sherina's birthday
74 Kejutan
75 Makan malam
76 Karaoke
77 Sebuah pesan perpisahan
78 Gelisah
79 Kedai bakso part 1
80 Kedai bakso part 2
81 Harapan baru Satria
82 Interview
83 Sherina Jatuh sakit
84 Terimakasih Raka
85 Makan siang Tim
86 Mak comblang
87 Hanya salah paham
88 Calon istri
89 Gosip
90 Pulang
91 Rencana Satria
92 Patah hati bersama
93 Terpergok Dean
94 Sambutan Adrian
95 Penolakan orangtua Arinda
96 Pengakuan mengejutkan Raka
97 Sebuah permintaan
98 Kedatangan Arin
99 Perasaan bersalah Satria
100 Harapan orangtua Satria
101 Harapan
102 Bab 101
103 Bab 102
104 Bab 103
105 Bab 104
106 Bab 105
107 Bab 106
108 Bab 107
109 Bab 108
110 Bab 109
111 Bab 110
112 Bab 111
113 Bab 112
114 Bab 113
115 Bab 114
116 Bab 115
117 Bab 116
118 Bab 117
119 Bab 118
120 Bab 119
121 Bab 120
122 Bab 121
123 Bab 122
124 Bab 123
Episodes

Updated 124 Episodes

1
Arinda
2
Satria
3
Bersikap profesional
4
Teringat masa lalu
5
Pulang
6
Bumil terkepo
7
Kencan bersama Dean
8
Happy time
9
Perempuan dari masa lalu
10
Curhat
11
Menghindar
12
Tidak bisa melupakannya
13
Kegaduhan
14
Penyesalan Satria
15
Kesalahpahaman
16
Tamu tak di undang
17
Pertemuan tak di sengaja
18
Dokter Raka
19
Pacar baru
20
Rasa yang mungkin masih sama
21
Teman Lama
22
Pulang ke Bogor part 1
23
Pulang ke Bogor part 2
24
Masa lalu part 1
25
Masa lalu part 2
26
Luka yang terulang kembali
27
Pagi-pagi buta
28
Kenyataan lainnya
29
Sahabat
30
Kebenaran yang terpendam
31
Pengumuman
32
Kembali bersemangat
33
Pertemuan
34
Mari saling memaafkan
35
Kecurigaan Bayu
36
Kekecewaan Bayu
37
Menghindar
38
Hancur
39
Arslan, anak ku
40
Ke Rumah Sakit
41
Istri khayalan
42
Masih saling mencintai
43
Isi hati yang terpendam
44
Insta Dairy
45
Bahan Gibah
46
Surat pengunduran diri
47
Makan siang bersama
48
Gadis cantik di pesta
49
Dilema
50
Perjalanan part 1
51
Perjalanan part 2
52
Perjalanan part 3
53
Makan malam
54
kebenaran tentang arslan
55
Wahana Outbound part 1
56
Arinda, Satu-satunya cinta
57
Selamat tinggal
58
Sebuah Awal
59
kehidupan baru Satria
60
Surat untuk Raka
61
Kedatangan Dean
62
Kekhawatiran Dean
63
Sherina
64
Kedatangan Raka
65
Terpesona
66
Kebimbangan
67
Pengumuman
68
Penolakan
69
sebuah kebetulan atau takdir?
70
Teman baru
71
Sepiring ketoprak
72
Jalan-jalan
73
Sherina's birthday
74
Kejutan
75
Makan malam
76
Karaoke
77
Sebuah pesan perpisahan
78
Gelisah
79
Kedai bakso part 1
80
Kedai bakso part 2
81
Harapan baru Satria
82
Interview
83
Sherina Jatuh sakit
84
Terimakasih Raka
85
Makan siang Tim
86
Mak comblang
87
Hanya salah paham
88
Calon istri
89
Gosip
90
Pulang
91
Rencana Satria
92
Patah hati bersama
93
Terpergok Dean
94
Sambutan Adrian
95
Penolakan orangtua Arinda
96
Pengakuan mengejutkan Raka
97
Sebuah permintaan
98
Kedatangan Arin
99
Perasaan bersalah Satria
100
Harapan orangtua Satria
101
Harapan
102
Bab 101
103
Bab 102
104
Bab 103
105
Bab 104
106
Bab 105
107
Bab 106
108
Bab 107
109
Bab 108
110
Bab 109
111
Bab 110
112
Bab 111
113
Bab 112
114
Bab 113
115
Bab 114
116
Bab 115
117
Bab 116
118
Bab 117
119
Bab 118
120
Bab 119
121
Bab 120
122
Bab 121
123
Bab 122
124
Bab 123

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!