CHAPTER 16

Setelah acara makan malam yang berantakan itu berakhir, Miya berpamitan padaku dan Ibunya untuk pergi ke suatu tempat karena ingin dibiarkan sendiri. Aku yang merasa sangat ketakutan memutuskan untuk membuntutinya, dan ternyata ia pergi ke kediaman temannya, Ramsey.

"Hei, kekasihmu sudah menunggu di bawah sana selama tiga jam. Dia bisa mati kehabisan napas karena terus berada di dalam mobil," ujar Ramsey sambil menutup tirai kamarnya.

"Dia bukan kekasihku. Hubungan kami tidak seperti itu," balas Miya.

"Siapa pun yang melihat kalian bersama pasti akan langsung menganggap kalian sebagai sepasang kekasih."

Miya menarik selimutnya. "Matikan saja lampunya dan cepat tidur."

Ramsey menggeleng. "Wah, kau benar-benar berubah menjadi sangat tega saat sedang kesal. Dia pasti sangat lelah dan lapar. Kasihan sekali."

Waktu telah menunjukkan pukul satu pagi. Aku, Jeff dan Paul masih berdiam di depan kediaman Ramsey. Sudah ratusan kali aku menyuruh Jeff dan Paul kembali ke dorm, namun mereka langsung menolak dengan tegas. Aku tahu mereka tetap bersamaku karena khawatir aku akan berbuat gila pada sekitar, terutama pada Ayahku.

"Hei di sana," ucap Paul sambil menunjuk sesuatu."

Jeff menghembuskan napas lega. "Hah, akhirnya."

Terlihat Miya sedang berjalan menghampiri mobil kami. Spontan aku turun dari mobil dan berlari secepat kilat menuju Miya yang menghentikan langkahnya di depan pagar kediaman Ramsey. Ia tak mengatakan apa-apa padaku, hanya menyodorkan tas jinjingnya dan sebuah plastik putih besar.

Aku pun memutuskan membawa Miya ke dorm. Setibanya di dorm Miya langsung menggiring kami semua ke meja makan. Miya lalu membuka plastik putih yang ternyata berisi nasi goreng pedas dan tamagoyaki buatannya. Kami semua langsung menyantap makanan itu dengan lahap.

"Gila, ini sangat lezat," teriak Jess tiba-tiba.

Eli memukul kepala Jess dengan sumpit. "Kau bisa tersedak. Idiot!"

Seusai makan malam kami tak langsung pergi tidur, kami mengobrol di dekat api unggun. Aku tidur di pangkuan Miya, sambil menikmati usapan tangannya di kepalaku. Mataku mulai terasa berat. Aku pun terlelap dalam damai karena usapan tangan lembut Miya yang menenteramkan.

"Orang gila sialan ini benar-benar akan mati jika kau sampai meninggalkannya."

"Benar sekali. Baginya, kehilanganmu lebih menakutkan daripada dikepung musuh di medan perang," timpal Paul pada Jeff.

Miya tersenyum sambil berkata, "tapi sepertinya cobaan untuk hubungan kami ke depan akan semakin berat."

Jess merangkul Miya. "Hei, jangan terlalu khawatir. Terus maju saja. Aku ada di pihak kalian."

Eli berdeham, "aku juga akan ada di pihak kalian sampai akhir."

...***...

Saat ini Miya sedang duduk di mobil Susan. Miya bertemu Susan saat ia sedang menunggu bis di halte sekitaran universitasnya. Awalnya Miya menolak tawaran Susan yang ingin memberinya tumpangan, tapi akhirnya Miya menerima tawaran tersebut karena Susan berkata jika tempat yang mereka tuju sama, dorm Kingston.

"Jadi kau bertengkar dengan Ibumu dan tinggal sementara di dorm Kingston?"

Miya mengangguk pada Susan. "Aku berencana pulang ke rumah besok."

"Ya, segeralah pulang. Ibumu pasti sudah sa--"

KRUYUK.. KRUYUK..

Spontan Susan terbahak ketika mendengar suara perut Miya, ia pun menawari Miya makan siang namun dengan segera Miya menolak. Suara perut Miya yang semakin berisik, membuat Miya lagi-lagi menerima tawaran dari Susan. Kini mereka sedang duduk berhadapan di sebuah kedai sambil menyantap semangkuk ramen yang masih mengepul.

"Apa selama ini kau sadar jika diawasi?" tanya Susan.

Miya mengangguk. "Mungkinkah itu perintah dari Paman Aldrich?"

"Begitulah. Mereka adalah orang-orangku. Aku memerintahkan mereka untuk mengawasimu selama 24 jam."

"Aku mengerti. Sekali pun tidak nyaman diawasi, kurasa tidak ada yang bisa kulakukan selain menerima," jawab Miya pada Susan.

Susan menatap Miya dengan iba. Tiba-tiba Susan teringat akan perintah yang diberikan Aldrich padanya. Aldrich memintanya untuk menyampaikan secara langsung pada Kingston jika mulai minggu depan, Aldrich akan mengatur perjodohan untuk Kingston.

"Apa yang akan kau lakukan jika Kingston dijodohkan?"

Miya menoleh pada Susan. "Apakah Paman Aldrich berniat untuk menjodohkan Kingston?"

Susan mengangguk sembari meletakkan sumpit makannya. Susan membalas sorotan tajam dari bola mata abu-abu itu, yang terlihat sangat menanti penjelasannya. Setelah menghela napasnya beberapa kali, Susan pun akhirnya menceritakan tentang perjodohan itu.

"Begitu. Aku khawatir Kingston akan melukai Paman Aldrich lagi."

"Bukankah seharusnya kau mengkhawatirkan dirimu sendiri?" balas Susan pada Miya.

Miya tersenyum. "Aku tidak akan terluka."

"Bagaimana bisa kau tidak akan terluka melihat orang yang kau cintai dijodohkan dengan gadis lain? Dan bagaimana jika Kingston jatuh cinta pada gadis itu?"

Miya kembali tersenyum. Senyum yang langsung membuat Susan penasaran bukan main. Susan tampak sudah sangat tidak sabar mendapatkan jawaban atas pertanyaannya itu, namun Miya tak kunjung membuka suara.

"Karena nama anak-anak itu sudah tertulis di punggung kami," jawab Miya akhirnya.

...***...

Sepanjang hari ini aku hanya memandangi layar ponselku, menunggu telepon atau pesan singkat dari Miya. Siang tadi, aku langsung beranjak dari ranjangku dengan perasaan takut karena tidak kudapati Miya ada di sampingku. Aku berlari keluar kamar dan mencarinya seperti orang gila.

DRRTTT.. DRRTTT..

"Halo? Sudah selesai? Kau dimana? Mau kujemput? Ah, kukira kau Miya. Ada masalah apa?"

Suara tawa Jeff, Paul, Eli dan Jess langsung terdengar bersahutan satu demi satu memenuhi ruang tamu dorm kami. Aku yang sejak beberapa jam lalu hanya berbaring malas di sofa, langsung beranjak penuh semangat dan mengangkat telepon yang ternyata dari Susan.

"Tadi Miya bersamaku. Kami juga makan siang bersama. Tapi di tengah jalan mobilku mogok. Miya lalu kembali dengan taksi," terang Susan.

Aku menoleh pada jam dinding di belakangku. "Benarkah? Tapi kenapa dia belum juga kembali?"

"Mungkin sebentar lagi. Ah, aku akan ke tempatmu hari ini. Ada pesan dari Ayahmu yang harus kusampaikan secara langsung."

"Sampaikan sekarang saja," jawabku pada Susan.

Mendengar pesan mengerikan dari Ayahku yang disampaikan lewat Susan, sontak membuatku bergidik. Jika tidak teringat dengan nasihat dari Miya yang memintaku untuk tidak sembarangan melukai orang, sudah sejak kemarin malam aku mendatangi Ayahku dan melubangi jantungnya dengan puluhan peluru.

"Aku tahu kau akan menolak perjodohan ini, tapi lakukan saja meski nanti kau mengacaukannya. Miya juga terlihat tidak marah."

"Apa? Kau memberi tahunya soal perjodohan ini?" tanyaku dengan nada setengah berteriak.

KLEK!

Terlihat Miya kembali dengan menenteng sebuah plastik belanjaan berisi sayuran. Aku pun langsung memutus panggilan itu padahal Susan terdengar masih berbicara. Ingin rasanya aku segera menghampiri Miya, namun entah kenapa aku merasakan kaki-kaki ini takut untuk melangkah.

"Aku akan masak untuk makan siang," ucap Miya sambil tersenyum paksa.

"Hah, sialan. Tidak marah apanya. Kurasa kali ini ia akan menjambakku sampai botak," gumamku dalam hati.

Terpopuler

Comments

Lyn [🐧]

Lyn [🐧]

Aku baca suara perut Miya jadi kukuruyuk. 😂

2021-06-01

0

Ika Sartika

Ika Sartika

next

2021-04-02

0

YonhiarCY (Hiatus)

YonhiarCY (Hiatus)

mau temen, mau sahabat kalo dia tuh cowo, pasti di anggep pacar😆 saudara cowo aja bisa di bilang pacar
ga cuma itu, kadang kalo adik cewe punya abang cowok dianggepnya doi😂😅

2021-03-29

0

lihat semua
Episodes
1 PROLOGUE
2 CHAPTER 1
3 CHAPTER 2
4 CHAPTER 3
5 CHAPTER 4
6 CHAPTER 5
7 CHAPTER 6
8 CHAPTER 7
9 CHAPTER 8
10 CHAPTER 9
11 CHAPTER 10
12 CHAPTER 11
13 CHAPTER 12
14 CHAPTER 13
15 CHAPTER 14
16 CHAPTER 15
17 CHAPTER 16
18 CHAPTER 17
19 CHAPTER 18
20 CHAPTER 19
21 CHAPTER 20
22 CHAPTER 21
23 CHAPTER 22
24 CHAPTER 23
25 CHAPTER 24
26 CHAPTER 25
27 CHAPTER 26
28 CHAPTER 27
29 VISUAL
30 CHAPTER 28 - SPECIAL
31 CHAPTER 29
32 CHAPTER 30
33 CHAPTER 31
34 CHAPTER 32
35 CHAPTER 33
36 CHAPTER 34
37 CHAPTER 35
38 CHAPTER 36
39 CHAPTER 37
40 CHAPTER 38
41 CHAPTER 39
42 CHAPTER 40
43 CHAPTER 41
44 CHAPTER 42
45 CHAPTER 43 - BONUS VISUAL
46 CHAPTER 44
47 CHAPTER 45
48 CHAPTER 46 & PENGUMUMAN
49 CHAPTER 47
50 CHAPTER 48
51 CHAPTER 49
52 CHAPTER 50
53 CHAPTER 51
54 CHAPTER 52
55 CHAPTER 53
56 CHAPTER 54
57 CHAPTER 55
58 CHAPTER 56
59 CHAPTER 57
60 CHAPTER 58
61 CHAPTER 59
62 CHAPTER 60
63 CHAPTER 61
64 CHAPTER 62
65 CHAPTER 63
66 CHAPTER 64
67 CHAPTER 65
68 CHAPTER 66
69 CHAPTER 67
70 PENGUMUMAN
71 CHAPTER 68
72 CHAPTER 69 & PENGUMUMAN
73 CHAPTER 70
74 CHAPTER 71
75 CHAPTER 72
76 CHAPTER 73
77 CHAPTER 74
78 CHAPTER 75
79 CHAPTER 76
80 CHAPTER 77
81 CHAPTER 78
82 CHAPTER 79
83 CHAPTER 80
84 CHAPTER 81
85 CHAPTER 82
86 CHAPTER 83
87 CHAPTER 84
88 CHAPTER 85
89 CHAPTER 86
90 CHAPTER 87
91 CHAPTER 88
92 CHAPTER 89
93 CHAPTER 90
94 CHAPTER 91
95 CHAPTER 92
96 CHAPTER 93
97 CHAPTER 94
98 CHAPTER 95
99 CHAPTER 96
100 CHAPTER 97
101 CHAPTER 98
102 CHAPTER 99
103 CHAPTER 100
Episodes

Updated 103 Episodes

1
PROLOGUE
2
CHAPTER 1
3
CHAPTER 2
4
CHAPTER 3
5
CHAPTER 4
6
CHAPTER 5
7
CHAPTER 6
8
CHAPTER 7
9
CHAPTER 8
10
CHAPTER 9
11
CHAPTER 10
12
CHAPTER 11
13
CHAPTER 12
14
CHAPTER 13
15
CHAPTER 14
16
CHAPTER 15
17
CHAPTER 16
18
CHAPTER 17
19
CHAPTER 18
20
CHAPTER 19
21
CHAPTER 20
22
CHAPTER 21
23
CHAPTER 22
24
CHAPTER 23
25
CHAPTER 24
26
CHAPTER 25
27
CHAPTER 26
28
CHAPTER 27
29
VISUAL
30
CHAPTER 28 - SPECIAL
31
CHAPTER 29
32
CHAPTER 30
33
CHAPTER 31
34
CHAPTER 32
35
CHAPTER 33
36
CHAPTER 34
37
CHAPTER 35
38
CHAPTER 36
39
CHAPTER 37
40
CHAPTER 38
41
CHAPTER 39
42
CHAPTER 40
43
CHAPTER 41
44
CHAPTER 42
45
CHAPTER 43 - BONUS VISUAL
46
CHAPTER 44
47
CHAPTER 45
48
CHAPTER 46 & PENGUMUMAN
49
CHAPTER 47
50
CHAPTER 48
51
CHAPTER 49
52
CHAPTER 50
53
CHAPTER 51
54
CHAPTER 52
55
CHAPTER 53
56
CHAPTER 54
57
CHAPTER 55
58
CHAPTER 56
59
CHAPTER 57
60
CHAPTER 58
61
CHAPTER 59
62
CHAPTER 60
63
CHAPTER 61
64
CHAPTER 62
65
CHAPTER 63
66
CHAPTER 64
67
CHAPTER 65
68
CHAPTER 66
69
CHAPTER 67
70
PENGUMUMAN
71
CHAPTER 68
72
CHAPTER 69 & PENGUMUMAN
73
CHAPTER 70
74
CHAPTER 71
75
CHAPTER 72
76
CHAPTER 73
77
CHAPTER 74
78
CHAPTER 75
79
CHAPTER 76
80
CHAPTER 77
81
CHAPTER 78
82
CHAPTER 79
83
CHAPTER 80
84
CHAPTER 81
85
CHAPTER 82
86
CHAPTER 83
87
CHAPTER 84
88
CHAPTER 85
89
CHAPTER 86
90
CHAPTER 87
91
CHAPTER 88
92
CHAPTER 89
93
CHAPTER 90
94
CHAPTER 91
95
CHAPTER 92
96
CHAPTER 93
97
CHAPTER 94
98
CHAPTER 95
99
CHAPTER 96
100
CHAPTER 97
101
CHAPTER 98
102
CHAPTER 99
103
CHAPTER 100

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!