Pagi yang damai. Tak ada teriakan, makian cabul, jambakan rambut, dan juga bantal maupun benda lainnya yang dilemparkan ke arahku. Aku terjaga sepanjang malam karena hanya memandangi wajah mungil Miya yang sedang tertidur pulas.
"Aku memang idiot," gumamku sambil tersenyum.
Aku baru merasakan kantuk ketika suara kicauan burung mulai terdengar. Namun belum lama mataku terpejam, terasa ada yang menyibak rambutku. Aroma bunga yang tercium samar-samar, membuatku tahu siapa yang sedang ada di dekatku sekarang.
"Kau harus berlutut."
"Akan kulakukan meski aku harus berlutut seumur hidupku," balasku pada Miya.
Spontan Miya jatuh terduduk. Aku terpingkal melihat wajahnya yang sangat terkejut itu. Kuulurkan tanganku untuk membantunya bangun, namun dengan cepat ia menepisnya dan langsung berdiri sambil mengipasi wajahnya yang tiba-tiba memerah.
TOK.. TOK.. TOK..
"Miya? Kau sudah bangun?"
"Ah, Ibu. Ibu sudah kembali?" tanya Miya setengah berteriak.
"Ya. Apa semalam kau minum-minum?Ramsey tertidur di sofa, sepertinya dia mabuk berat. Boleh Ibu masuk?"
Mendengar Ibunya mengatakan itu Miya langsung menarikku. Ia semakin panik, dan mencoba menyembunyikanku di segala tempat. Wajah paniknya yang sangat menggemaskan itu membuatku kembali terpingkal.
"Miya? Suara apa itu?"
Miya membungkam mulutku sambil berkata, "ah itu, aku sedang menonton film. Aku akan segera keluar, Bu."
"Wah, ternyata kau pandai berbohong," bisikku.
"Diam dan sembunyi di sini sebentar."
KLEK!
Feriha langsung menghambur memeluk Miya ketika Miya membuka pintu. Terasa oleh Miya kerinduan Ibunya yang teramat dalam padanya. Cukup lama mereka berpelukan, hingga akhirnya Feriha melepaskan pelukan itu sambil meledeknya.
"Sepertinya berat badanmu bertambah. Mungkinkah kau senang jika Ibu pergi lebih lama?"
"Ibu, tidak seperti itu."
Feriha tertawa, "Ibu hanya bercanda. Tapi Ibu senang karena kau terlihat lebih segar. Baiklah, cepat mandi. Ibu akan siapkan makan siang."
...***...
Miya dan Feriha sedang menikmati makan siang bersama, sementara Ramsey masih tergeletak tak sadarkan diri di sofa. Feriha menggeleng memandangi gaya tidur Ramsey yang sangat buruk itu.
"Jadi apa saja yang kau lakukan selama Ibu tidak ada?"
"Hm? Hanya menjalani kegiatanku seperti biasanya."
"Apa kau sedang menyukai seseorang?"
Spontan Miya tersedak. Feriha tertawa sambil menuangkan segelas air. Feriha terus mendesak tentang siapa orang yang disukai putrinya itu, namun Miya mengatakan dengan tegas jika dirinya sedang tidak menyukai siapa pun.
"Padahal Ibu sangat berharap kau memiliki seseorang yang kau sukai. Akhir-akhir ini perasaan Ibu tidak enak. Ibu juga terus bermimpi buruk tentangmu dan anak itu."
DEG!
"Ibu bermimpi anak itu memisahkanmu dengan Ibu, lalu membawamu pergi sangat jauh."
"Mmm itu hanya mim--"
Feriha menyela, "bukankah sudah lima tahun? Berarti anak itu sudah menyelesaikan pelatihan tentaranya dan kembali ke Korea, dan saat anak itu tahu kau tidak ada di sana, pasti anak itu akan langsung mencarimu."
DEG! DEG!
"Lalu jika anak itu menemukanmu, mimpi buruk Ibu akan langsung menjadi kenyataan. Miya, kau tidak melupakan janjimu, bukan?"
DEG! DEG! DEG!
"Ibu tidak mengizinkanmu bersama anak itu, sampai mati pun Ibu tidak akan rela."
PRANG!
"Ah maafkan aku. Mmm itu, aku tidak sengaja menabraknya," ujar Ramsey sambil menunjuk vas bunga yang hancur.
...***...
Malam ini aku masuk diam-diam lagi ke kamar Miya. Kamar yang sederhana namun terasa begitu nyaman, rapi, bersih, dan selalu tercium aroma manis di setiap sudutnya. Kurasa siapa pun bisa tidur nyenyak meski hanya berbaring di lantainya tanpa beralaskan apa-apa.
Aku tersenyum sambil bergumam dalam hati. "Kamar yang benar-benar menggambarkan dirimu."
Cat dinding berwarna pastel, puluhan memo warna-warni yang tertempel di atas meja belajar, tirai berenda merah muda, karpet dengan banyak buku-buku tebal berserakan di atasnya, dan langit-langit kamar yang berhiaskan kebun bunga matahari.
"Aku ingat sudah mengunci jendela."
Aku tersentak mendapati Miya yang tiba-tiba saja memergokiku yang kini sedang duduk santai di bibir jendela sambil menyelidik seluruh isi kamarnya.
"Kenapa belum tidur?"
Miya tak menjawab, hanya menatapku sebentar lalu kembali berbalik memunggungiku. Aku yang seolah bisa merasakan suasana hatinya yang kini sedang tidak bagus, spontan menyenandungkan sebuah lagu.
fill my heart with song..
let me sing forevermore..
you are all i long..
for all i worship and adore..
in other words..
please be true..
in other words..
i love you..
Terdengar Miya mengikutiku menyenandungkan lagu itu dengan malas. Aku tertawa, ingin rasanya kupeluk tubuh kecilnya dari belakang, namun kaki-kaki ranjangnya seolah meneriakiku untuk tidak mendekat dan menduduki mereka.
"Hei, kau tahu bagaimana hubungan orang tua kita, bukan?" tanya Miya.
"Ah, jadi kau masih terjaga karena memikirkan itu."
Tiba-tiba Miya berbalik. "Kau tidak memikirkannya?"
Aku beranjak dan terpaksa duduk di pinggiran ranjangnya. Kami saling bertatapan cukup lama. Tatapan tajamnya yang menodong jawaban itu sama sekali tidak berubah, masih sama dengan tatapannya ketika berumur lima tahun.
"Ayo kita menikah."
"Kau benar-benar hanya memperkeruh suasana hatiku. Pergi sana!" seru Miya sambil menyelimuti seluruh tubuhnya.
Aku tersenyum. "Kau pergi meninggalkanku karena menuruti Ibumu, aku bisa menemukanmu karena menentang Ayahku, dan kini kita bisa bersama karena mendengar kata hati kita masing-masing."
DEG!
"Aku tidak memintamu untuk menentang Ibumu. Cukup dengarkan kata hatimu saja, karena aku yakin hatimu akan selalu memihakku," imbuhku.
DEG! DEG!
"Saat aku telah siap nanti, aku benar-benar akan menikahimu. Tak peduli meski ada yang menentang, tak peduli meski aku harus menyeretmu ke hadapan pendeta," imbuhku lagi.
DEG! DEG! DEG!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
🌹Dina Yomaliana🌹
bakal sulit nih buat mu King, ibu nya Miya bahkan ngak ngizinin kamu nikah sama anaknya😫🤧 susah nih King, harus bawain martabak dulu biar ibunya luluh🤭
2021-11-07
0
USWA ,
wowww....terinspirasi dari mdna sih??
setisp kalimatnya penuh kekutan dan kasih sayang.
2021-09-15
0
INONK 😍😍
kerennn...sumpeh deh..sambil
baca aku serasa dejavu..ini seperti..aah sudah laah aku nikmatin aza deh..😀😀😀
2021-07-06
0